Saturday, May 31, 2008

Jejak Dinosaurus

Tau ndak, ternyata, Semenanjung Arab yang selama ini tidak diketahui memiliki dinosaurus.Tim ilmuwan Belanda, Amerika Serikat (AS), dan Yaman mencatat sejarah karena menemukan jejak dinosaurus pertama di wilayah Semenanjung Arab, yaitu di Yaman.
Jejak itu adalah jejak dinosaurus ornithopoddan sauropod. “Sebelumnya, di wilayah ini tidak pernah ditemukan tanda-tanda bekas keberadaan dinosaurus. Dalam peta habitat dinosaurus dunia, Semenanjung Arab semula adalah wilayah kosong,” ujar ketua tim peneliti Anne Schulp, ilmuwan Maastricht Museum of Natural History, Belanda.
Jejak-jejak dinosaurus itu ditemukan di wilayah pantai Yaman.Pada zaman dinosaurus, wilayah itu diperkirakan memiliki permukaan berlumpur. Jejak-jejak kaki dinosaurus di wilayah itu kemudian mengering dan memfosil sehingga bisa bertahan hingga saat ini. Jejak yang ditemukan bukan merupakan jejak seekor dinosaurus tunggal.
Melainkan jejak kaki kawanan dinosaurus. Schulp mengungkapkan, jejak-jejak kaki yang ditemukan adalah jejak dari sedikitnya sebelas ekor dinosaurus. Schulp dan rekan-rekan berambisi memburu jejak dan fosil dinosaurus di Semenanjung Arab karena mereka tidak percaya Semenanjung Arab tidak pernah dihuni dinosaurus.
Beberapa tahun lalu, sepotong fosil tulang dinosaurus pernah ditemukan di Oman. Namun, tidak ada fosil lain yang ditemukan setelah itu.

Bintang Juga Mati

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, para astronom mampu menyaksikan sebuah bintang meledak menjadi supernova. Ledakan bintang itu terekam teleskop sinar X badan antariksa Amerika Serikat (AS) NASA yang bernama Swift.
“Selama bertahun-tahun, kami telah memimpikan peristiwa seperti ini.Pertama kali dalam sejarah, manusia mampu menyaksikan kematian sebuah bintang,”ujar ketua tim peneliti Alicia Soderberg, astronom dari Princeton University,AS. Ledakan bintang yang disaksikan Soderberg dan tim astronom internasional adalah ledakan bintang 2008D.
Bintang itu terletak di galaksi NGC 2770, yang berjarak 88 juta tahun perjalanan cahaya dari Bumi. Soderberg menjelaskan, ledakan bintang itu sesungguhnya terjadi pada 88 juta tahun silam.Namun,karena jarak bintang 2008D dengan Bumi sangat jauh,cahaya ledakan bintang itu baru “sampai”di Bumi baru-baru ini.
“Kita beruntung karena memiliki teleskop sinar X dan teleskop optik yang sangat kuat. Dengan teleskop-teleskop itu,kita akan mampu melihat proses evolusi alam semesta. Mulai kelahiran bintang hingga kematian bintang,” tutur rekan Soderberg, Edo Berger. Tim astronom yang dipimpin Soderberg berjumlah 38 orang.
Mereka mengamati angkasa luar dengan teleskop orbit dan teropong bintang yang ada di Bumi. Di antaranya Chandra X-ray Observatory, Hubble Space Telescope, Keck I telescope,Palomar Observatory, dan Very Large Array and Very Long Baseline Array. Namun,teleskop yang berhasil merekam ledakan bintang 2008D rupanya hanya teleskop antariksa yang berada pada satelit Swift.
Para astronom tersebut beruntung karena Soderberg sempat meminta NASA mengalihkan orientasi rekaman Swift sehingga mampu menangkap cahaya ledakan bintang 2008D. Bintang 2008D memiliki massa sekitar 30 kali lebih besar daripada Matahari.
Bintang sebesar itu meledak dan musnah dalam waktu hanya 530 detik. Ledakan bintang 2008D menyebabkan guncangan dahsyat pada galaksi NGC 2770. Bintang 2008D diperkirakan memiliki umur sekitar 10 juta tahun.