Friday, September 5, 2008

Wabup Lutim Lantik 70 Pejabat Struktural

Thursday, 04 September 2008

MALILI (SINDO) – Wakil Bupati Luwu Timur Saldy Mansyur melantik dan mengambil sumpah sebanyak 70 orang pejabateselonIII, IV,danpejabat fungsional Pemkab di Ruang Pola Kantor Bupati Luwu Timur di Malili,kemarin.

Pelantikan ini masih merupakan bagian PP No 41/2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Hadir Ketua DPRD Lutim Andi Hasan dan Wakapolres Lutim Dantje Kapopo. Di antara yang dilantik ada yang mendapat promosi jabatan, namun ada pula yang mengalami pergeseran. Meski demikian, Saldy menyatakan bagi pejabat yang dipromosikan hendaknya momentum pelantikan tersebut menjadi motivasi untuk semakin meningkatkan kinerja.

Sebaliknya, bagi pejabat belum dipromosikan,atau ditempatkan pada jabatan yang tidak sesuai dengan harapan diminta mengintrospeksi diri. ”Kepada Pejabat yang baru dilantik Wakil Bupati Saldy Mansyur, mengingatkan bahwa profesi PNS yang telah menjadi pilihan tentu akan membawa manfaat, kebahagiaan tersendiri, sekaligus konsekuensi,yang harus siap untuk menjadi abdi negara, pelayan masyarakat, dan harapan masyarakat.

”Saya mengharapkan seluruh jajaran Pemkab Luwu Timur bekerja secara profesional, tanggap merespons, dan aspiratif terhadap isu-isu yang berkembang di tengah masyarakat. Jangan sampai pemerintah kehilangan makna dan harga diri,apabila ada masyarakat yang tidak sekolah lantaran terkendala biaya, atau apabila ada masyarakat yang meninggal akibat tidak mampu membeli makanan, serta apabila masyarakat yang sakit tidak berobat ke dokter karena tidak memiliki biaya,”kata Saldy.

Menurut dia, yang tidak kalah pentingnya adalah segera mempelajari dan memahami tugas pokok saudara, serta mengajak seluruh staf pada unit kerja saudara untuk segera beradaptasi dengan perubahan. (abdullah nicolha)

Wednesday, September 3, 2008

Pembunuh Rahma Diungkap

Wednesday, 03 September 2008

PALOPO(SINDO) – Kepolisian Resor (Polres) Luwu berhasil mengidentifikasi satu pelaku pembunuhan Rahmawati, 27, korban yang ditemukan di Desa Lare- Lare,Luwu,Januari 2007 lalu.

Kapolres Luwu Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Komisaris menyatakan,sesuai hasil pemeriksaan terhadap beberapa saksi dan bukti yang ada, maka penyidik mengidentifikasi satu pelaku. Sayangnya, Kapolres belum bisa membeberkan identitas yang dicurigai sebagai pelaku pembunuhan tersebut. Kapolres mengatakan, hingga kemarin kepolisian sudah menetapkan status tersangka terhadap orang yang dicurigai itu.

”Kami memang sudah mengidentifikasi satu orang pelaku yang langsung kami tetapkan sebagai tersangka. Tapi masih kami rahasiakan dulu identitasnya demi kelancaran penyidikan,” ungkap Kapolres yang dihubungi via ponselnya,kemarin. Kapolres juga enggan mengomentari soal modus pembunuhan terhadap mantan karyawan Divre Bulog itu.Termasukketerkaitannya dengan kasus korupsi Divre Bulog Palopo.”Semua kemungkinan bisa saja benar.

Namun kami masih menunggu hasil penyidikan yang dilakukan oleh tim yang dibentuk,kita tunggu saja hasilnya,”ujarnya. Di tempat terpisah,Kepala Sub Bulog Divre Palopo Prada Siahaan menuturkan, sejak diketahui Rahmawati hilang, dirinya telah menugaskan kepada mantan Kasi Pelayanan Publik Makmur Biding yang kini menjadi salah satu tersangka atas kasus korupsi Bulog Palopo tersebut. Hal itu untuk mengecek keberadaan Rahmawati di rumah keluarga korban yang diketahui tinggal di dekat gudang Bulog Lare-Lare,Luwu.

Dari hasil penelusuran itu, dia mendapatkan jawaban yang simpang siur, sebab ada yang menyebutkan jika Rahmawati berada di Kendari, Sulawesi Tenggara, ada pula yang menyebut berada di Balikpapan, Kalimantan Timur. ”Dia (Makmur Biding) yang banyak tahu tentang Rahmawati.Bahkan,sejak diketahui tidak pernah lagi masuk kerja, saya sudah perintahkan untuk mencari tahu keberadaannya. Tapi jawaban yang saya terima juga beragam,” ungkap Prada.

Untuk itu, dia tidak mau berasumsi mengenai keterkaitan Rahmawati terhadap kasus korupsi Bulog.”Biarlah polisi saja yang mengusut kasus ini hingga diketahui kejelasannya,” kata Prada. Namun,pernyataan Prada ini jauh berbeda dengan pernyataan keluarga korban.Abdullah, 25, adik korban menyebutkan, sejak hilangnya Rahmawati pihak keluarga tidak pernah dihubungi pihak Bulog sebagai perusahaan tempat korban bekerja.

”Kami hanya menerima telepon dari teman kerjanya yang menanyakan kenapa tidak pernah masuk kerja,tetapi setelah itu tidak pernah ada informasi dari Bulog,” ungkap Abdullah. Seperti diberitakan, Rahmawati ditemukan di sekitar lokasi gudang Bulog Lare-Lare tempat bekerja oleh warga yang sedang mencari kayu bakar, awal 2007 itu. Saat ditemukan, warga hanya mendapati onggokan tulang belulang yang terdiri dari tengkorak kepala,tulang paha,kaki, dan tangan yang terbungkus dalam karung goni.

Sedangkan dalam pemeriksaan hasil DNA kepolisian, dipastikan jasad yang ditemukan tersebut adalah Rahmawati dan dipastikan pula dia menjadi korban pembunuhan. (abdullah nicolha /asdhar)

Matahari Andalkan Incumbent

Wednesday, 03 September 2008

LUWU (SINDO) – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Luwu yang diusung Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN),Basmin Mattayang- Buhari Qahhar Mudzakkar yang lebih dikenal dengan nama paket Matahari, mengandalkan status incumbentyang disandangnya.

Basmin Mattayang menyebutkan contoh hasil Pemilu Wali Kota Parepare yang menempatkan calon incumbent Zain Katoe berpasangan Sjamsu Alam (ZK Bersalam). Strategi itu akhirnya berbuah pada dukungan suara terbanyak. Karena itu, Basmin tambah yakin akan bernasib sama dengan paket yang diusung Partai Golkar tersebut. ”Sudah banyak incumbent yang menjadi bupati-wali kota dua kali, seperti Bone, Kota Palopo,Parepare.Jadi,kenapa Luwu tidak bisa,” katanya dengan nada optimisme.

Dia mengakui,pasti semua kandidat memiliki rasa optimisme menjadi pemenang dalam Pemilu Bupati ini.”Saya pikir semua kandidat optimistis dan siapa pun yang berjuang, optimisme itu harus dapat ditumbuhkan,”katanya. Sementara Juru Bicara (Jubir) Matahari Azhar Mustamin Toputiri menyatakan, rasa optimisme semakin kuat setelah melihat dukungan masyarakat Luwu terhadap paket Matahari.

”Kami optimistis memenangkan pesta demokrasi Luwu, walaupun semua pasangan optimistis menang, kami punya nilai plus, yakni pernah memimpin Luwu selama kurang lebih empat tahun,” katanya kepada SINDO,kemarin. Menurut Koordinator Tim Basmin Mattayang Untuk Kita (Bangkit) ini, optimisme itu juga lahir dari pencabutan nomor urut 1,yang awalnya diyakini akan dicabut Matahari.

”Keyakinan nomor urut itu sama halnya dengan pemungutan suara nantinya yang kami yakini akan mendulang suara terbanyak,”tandasnya. Azhar juga menyebutkan, pihaknya pascapencabutan nomoruruttelahmenyosialisasikan Matahari hingga ke pelosok desa dan digerakkan sebagian besar anak muda. ”Setelah ini kami gencar menyosialisasi dan itu sudah kami lakukan guna meraih dukungan,”katanya.

Dia menyebut alasan mengapa memilih Matahari, yakni pasangan ini sangat cinta kemajuan daerah. ”Jadi, Pak Basmin nantinya tinggal melanjutkan pembangunan yang sudah dibangun selama kurang lebih empat tahun. Saat ini banyak kemajuan yang kami lihat,” ucapnya. (abdullah nicolha)

Kejari Belopa Bidik Komite Sekolah

Tuesday, 02 September 2008

LUWU(SINDO) – Kejaksaan Negeri (Kejari) Belopa segera memanggil Ketua Komite SMK Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu Abdullah,terkait pengadaan mebeler.

”Insya Allah, besok (Kamis 4/9) kami akan panggil Ketua Komite Sekolah guna dimintai keterangannya,apakah pungutan itu melalui komite atau tidak,”kata Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Belopa Huntoro Cahyono kepada SINDO di ruang kerjanya, kemarin. ”Saya yakin setelah komite sekolah diperiksa,dapat dipastikan siapa saja yang menjadi tersangka,”tandasnya.

Dalam penyelesaian kasus pengadaan mebeler itu, pihaknya memerlukan data yang lengkap guna menetapkan tersangka utama. Pasalnya, masih ada beberapa orang akan diperiksa yang diduga terlibat. ”Kami menjadwalkan pada pekan depan mantan Kepala SMKN 2 Belopa akan kami panggil,”jelas kajari yang baru menjabat di Kabupaten Luwu ini. Dia berharap mereka yang diperiksa,memberikan keterangan yang jelas agar penanganan kasus ini dapat segera diselesaikan karena masih ada beberapa laporan kasus korupsi yang telah masuk.

Sebelumnya,Kejari Belopa juga telah memeriksa Kasubdin Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Luwu Idris Cawidu secara intensif.Pemeriksaan terhadap Idris tersebut sekaitan kasus pembangunan ruang kelas di SMKN 2 Belopa yang menggunakan dana block grant dari Anggaran Belanja Pendapatan Negara (ABPN) 2006 sebesar Rp250 juta.

Kejari juga akan memeriksa Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 2 Belopa Syahrul M dan mantan Kasek SMKN 2 Belopa. Selain itu, beberapa pihak terkait di Dinas Dikpora dan SMKN 2 juga dimintai keterangannya sebagai saksi. Sementara itu, Kasek SMKN 2 Belopa Syahrul M mengakui telah melakukan pungutan kepada siswa siswi barugunapengadaanmebeler di sekolah tersebut. ”Kami memang membebankan kepada semua siswa baru membayar pengadaan mebeler karena dana itu belum cair.Karena itu,kami meminta kepada orang tua siswa,” jelasnya.

Pungutan yang dibebankan kepada orangtua siswa merupakan hasil kesepakatan bersama komite sekolah dan orangtua siswa.”Mereka sepakatkamidenganpungutantersebut, dengancaratingkat A,B, dan C dari Rp300.000–500.000 per siswa,”tandasnya. (abdullah nicolha)

Atribut Calon yang Tak Lolos Ditertibkan

Tuesday, 02 September 2008

LUWU (SINDO) – Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Luwu menertibkan atribut dan alat peraga kampanye peserta Pemilu Kepala Daerah Luwu 29 Oktober mendatang.Penertiban hanya ditujukan kepada mereka yang tak lolos sebagai peserta dan yang tak ada nomor urutnya.

Aksi penertiban ini digelar bersama kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP).”Hingga hari terakhir penertiban, Panwaslu kabupaten paling banyak menertibkan atribut paket Matahari yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Luwu,” kata anggota Panwaslu Luwu Siming kepada SINDO di sekretariatnya, kemarin. Selama penertiban, pihaknya tidak menemukan kesulitan karena selain dibantu pihak kepolisian dan Satpol-PP, sejumlah masyarakat juga ikut membantu. ”Jadi, masyarakat antusias membantu kami dalam penertiban atribut kandidat,” tandasnya.

Secara umum penertiban itu merupakan kepentingan para calon dalam pengenalannya kepada masyarakat.” Selama ini kanyang ada hanya atribut tunggal tanpa ditemani pasangannya, jadi setelah ditertibkan akan lebih nampak pasangannya masing-masing,”katanya. Senadadiungkapkananggota Panwaslu lain,Sam Abdi menyatakan bahwa penertiban itu menciptakan keindahan kota serta mendukung terciptanya pemilu damai di daerah ini.

”Jadi, ini semata-mata guna keindahan kota dan memudahkan semua calon mengenalkan paket mereka ke masyarakat,” ungkapnya kepada SINDO. Pihaknya juga belum dapat merinci secara jelas titik mana saja yang dilarang. Pemkab,muspida,dan pelaksana pemilu belum melakukan rapat tentang hal itu. ”Yang jelas, titik larangan pemasangan atribut kandidat, di antaranya tempat ibadah, sarana pendidikan, rumah sakit,”ungkapnya. Selain itu,berapa jumlah atribut yang telah ditertibkan pun belum jelas. Alasannya, sampai saat ini belum ada berita acara.

Apalagi, sampai saat ini KPU Luwu belum memutuskan masalah tersebut. Ketua KPU Luwu Zul Arrahman mengaku, hingga saat ini pihaknya dan pemerintah setempat belum menggelar rapat guna membahas titik lokasi mana saja yang diperbolehkan atau dilarang. (abdullah nicolha)

Polisi Panggil Rekan Rahma

Tuesday, 02 September 2008

LUWU(SINDO) – Kepolisian Resor (Polres) Luwu segera memanggil Dewi yang diketahui teman dekat Rahmawati ,27, guna dimintai keterangannya, terkait pembunuhan yang menimpa gadis asal Sidrap itu.

Pemanggilan terhadap rekan Rahmawati–yang ditemukan warga sudah berbentuk tulang belulang di dalam karung– guna menguak kematian misterius mantan karyawan Divre Bulog Palapo. ”Kami akan panggil teman terdekat korban guna mengetahui bagaimana Rahma– sapaan korban–sebelum dia menghilang. Teman-temannya itu akan kami telusuri hingga mendapatkan titik terang siapa saja yang terlibat kasus ini,” kata Plh Kasat Reskrim Polres Luwu Iptu Abdul Muthalib kepada SINDO di ruang kerjanya,kemarin.

Sebelum menyidiki, pihaknya akan menggelar perkara dengan beberapa tim khusus untuk membahas tugas dan seperti apa penyidikan kasus ini. ”Kami tunggu sampai gelar perkara selesai, baru kami akan mulai bekerja,” tandasnya. Dalam kasus ini nantinya, pihaknya akan melibatkan beberapa anggota khusus, yakni tim olah tempat kejadian perkara (TKP), tim penyidik, dan tim sidik.

”Tim yang akan menyidiki itu tidak terlalu banyak,kira-kira lima orang tiap tim,”katanya. ”Kami belum mengetahui pasti apa modusnya, yang jelas kematian korban tidak wajar,” jelas Wakil Kepala Polres (Wakapolres) Luwu Kompol Alberth Ully. Penyidik kini telah mendapatkan titik baru,yakni teman dekat Rahma yang tinggal di Jalan Mangga Kota Palopo bernama Dewi. ”Berdasarkan informasi yang kami dapat,Dewi adalah teman kos korban sebelum menghilang pada Agustus 2007 lalu. Itu akan kami kembangkan hingga pelakunya dapat ditangkap,” tandasnya.

Pihak kepolisian juga belum mengetahui pasti apakah ada kaitannya dengan kasus yang menimpa beberapa petinggi Divre Bulog Palopo.”Sejauh ini penyidikan kami belum dan tidak pernah mengarah ke sana karena kami fokus siapa Dewi dan asal usulnya, itu saja,”kata Muthalib. Informasi yang dihimpun SINDO menyebutkan, tidak menutup kemungkinan ada kaitannya dengan beberapa kasus di Divre Bulog Palopo karena kasus yang ada tersebut bertepatan dengan bergulirnya kasus Bulog itu.

”Kami tidak dapat pastikan itu karena penyidikan belum dilakukan, nanti setelah dilakukan baru dapat dipastikan terkait atau tidak.Yang jelas, kami akan selesaikan kasus ini hingga pelakunya ditangkap,” tuturnya. (abdullah nicolha)

Sunday, August 31, 2008

Rahmawati Diduga Korban Pembunuhan

Monday, 01 September 2008

LUWU(SINDO) – Kepolisian Resor (Polres) Luwu memastikan tulang belulang manusia dalam karung oleh warga Dusun Bosa,Desa Lare-Lare Kecamatan Bua Kabupaten Luwu pada Januari 2007 lalu adalah Rahmawati, 27, asal Kelurahan Pangkajene, Kecamatan Maritangngae, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap).

“Hasil pemeriksaan menyebutkan, tulang yang ditemukan itu berjenis kelamin perempuan dan anak dari Abasiyah ini dibuktikan dengan pemeriksaan DNA dari ibunya,” ungkap Wakil Kepala Kepolisian Resor (Polres) Luwu Komisaris Polisi (Kompol) Alberth Ully kepada SINDO di ruang kerjanya, kemarin. Menurut Alberth, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan petunjuk jelas mengenai kasus tersebut.

“Jadi, indikasi kriminalnya kuat, dan dapat dipastikan ini adalah pembunuhan karena meninggalnya tidak wajar. Kasus ini akan kita kembangkan ke teman-teman terdekatnya sehingga, kalau sudah pasti kita tidak ragu dalam menetapkan siapa pelakunya,” ujarnya.

Dia juga menyebutkan, penanganan kasus tersebut sangat sulit karena tidak ada identitas yang melekat pada korban sehingga, pihaknya juga meminta bantuan pada keluarga korban untuk memberikan informasi siapa teman- teman terdekat korban. “Sebagian kerumitannya sudah terungkap, jadi tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan akan kita selidiki,” ungkap Alberth. Sementara itu, adik korban, Abdullah, 25, mengatakan, terakhir dia berkomunikasi dengan kakaknya tiga pekan sebelum dia menghilang pada Oktober 2007 lalu.

“Terakhir saya bicara dengan kakak (Rahmawati) pada saat dia dari Makassar singgah di depan rumah tapi tidak sempat naik, katanya buruburu karena natunggu mobil, hingga saat itu tidak ada lagi kabarnya,”katanya di Kantor Polres Luwu,kemarin. Menurut Abdullah, selama satu tahun terakhir, ibu korban Abasiyah, 70, belum mengetahui bagaimana keadaan Rahmawati karena dikhawatirkan apabila diketahui anaknya meninggal, penyakit jantungnya akan kambuh.

“ Jadi, selama ini ibu tidak pernah tahu bagaimana keadaannya (Rahmawati) karena kami tidak pernah menceritakan yang sebenarnya, takut jantungnya kambuh,” ujarnya dengan nada sedih. Amir, 32, kakak korban mengatakan, adiknya tersebut diketahui bekerja sebagai bendahara di Bulog Palopo dan kemudian dipindahkan ke Gudang Bulog di Desa Lare-Lare Kecamatan Bua.

“Yang kami ketahui dia bekerja sebagai Bendahara Bulog Palopo.Apakah benar atau tidak, yang jelas kami tahunya itu. Kami pun tidak pernah ke sana,”kata Amir. Abdullah menjelaskan, kecurigaan adiknya meninggal ketika salah seorang teman Rahma menelepon dan menanyakan kabar.“Dia menanyakan kenapa tidak pernah ke kantor sementara waktu gajian sudah tiba.

Saya bilang tidak ada di rumah, dari situ kami mulai curiga. Berselang beberapa minggu ada kabar kalau ada tulang manusia dalam karung dekat gudang Lare-Lare,kemudian saya ke Luwu,itu satu minggu sebelum bulan puasa 2007 lalu,” kata adik korban, Abdullah, 25, menceritakan awal kecurigaan tentang kakaknya. Hingga saat ini, pihak keluarga korban belum pernah menanyakan hal ini kepada pihak Bulog Palopo.

Dia juga berharap kepada pihak kepolisian agar segera menemukan pembunuh kakaknya dan diberikan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatannya. Pelaksana Harian (Plh) Kepala Satuan Reskrim Polres Luwu Iptu Abdul Muthalib mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum pernah menerima laporan dari pihak Bulog tentang hal ini.“Jadi, belum ada laporan dari Bulog apakah ada karyawannya yang hilang,”katanya kepada SINDO,kemarin.

Sementara itu, pihak Polres Luwu telah menyerahkan tengkorak dan tulang belulang Rahmawati tersebut ke pihak keluarga di Kelurahan Pangkajene,Kecamatan Maritangngae, Kabupaten Sidrap yang diantar langsung oleh Iptu Abdul Muthalib bersama dua saudara korban Amir dan Abdullah didampingi beberapa anggota Polres Luwu,kemarin.

Seperti diketahui, Nawirah adalah warga dusun setempat yang menemukan tulang belulang Rahmawati,27, yang terbungkus dalam sebuah karung goni di dekat gudang Lare-Lare sekitar pukul 10.00 Wita,Selasa (29/1) 2007 lalu. Onggokan tulang belulang terdiri dari tengkorak kepala,tulang paha,kaki,dan tangan. Dirinya menemukan tulang tersebut ketika hendak mencari kayu di kawasan rawa-rawa yang jaraknya sekitar satu kilometer dari rumah Nawirah.

”Saat mencari kayu, saya menemukan seonggok tulang belulang. Tak jauh dari tumpukan tulang itu,saya juga melihat sebuah karung. Saya lalu pergi panggil temanku Galib, dan ternyata ada tengkorak dengan rambut di dalamnya,” kata Nawirah yang saat itu langsung melapor ke Polisi Sektor (Polsek) setempat. (abdullah nicolha)