Saturday, October 30, 2010

Gagal Berangkat, Petugas KBIH Disandera

Jumat, 12 NOvember 2010
MAKASSAR (SINDO) – Puluhan calon haji (calhaj) asal Kabupaten Pinrang yang gagal diberangkatkan ke Tanah Suci mengamuk dan menyandera pengurus Kelompok Bimbingan Manasik Haji (KBIH) di Hotel Transito,Maros, dini hari kemarin.

Calhaj itu mengaku kecewa dan meminta meminta penjelasan kenapa tidak bisa diberangkatkan padahal biaya haji telah dilunasi.

Kemarahan warga Pinrang yang berjumlah 52 orang itu memuncak setelah mendapat kepastian tidak akan diberangkatkan. Merasa tertipu, mereka mengamuk di Hotel Transito, tempat mereka diinapkan, dan menyandera pengurus KBIH bernama Salahuddin yang merupakan pengurus yang menghubungkan calhaj dengan travel yang ada di Jakarta.

Kemarahan mereka bertambah setelah mengetahui bahwa pihak biro yang ada di Jakarta bersikeras akan memotong dana yang telah mereka setor sebesar 10%.

“Jumlah uang yang kami bayarkan bervariasi.Saya sendiri membayar sebesar Rp52 juta, Rp45 juta, Rp56 juta, dan bahkan yang mencapai Rp60 juta,” kata seorang calhaj asal Pinrang bernama Andika.

Diceritakan Andika, mereka berangkat dari Pinrang pada hari Minggu (7/11) dan dijanjikan berangkat pada hari itu juga. Namun, hingga berakhir pemberangkatan haji regular, Rabu (10/11) mereka juga tak kunjung diberangkatkan.

“Kami diberi tahu bahwa akan berangkat ke Tanah Suci pada hari Selasa pukul 03.00 Wita bersamaan dengan calhaj Pinrang lainnya yang memang masuk dalam daftar tunggu Kementerian Agama,namun hingga saat ini belum juga berangkat,”ungkapnya.

Informasi yang dihimpun dari kalangan calhaj yang merasa ditipu ini bahwa pembayaran yang mereka lakukan tidak disertai dengan bukti pembayaran (kuitansi) karena telah memercayai pengurus tersebut.

“Calhaj memang melakukan pembayaran tanpa disertai dengan kuitansi, dan hanya bermodalkan kepercayaan, meskipun tidak mengetahui nama biro perjalanan tersebut,” ungkap Andika.

Pembayaran biaya tersebut dilakukan dengan mengangsur, dimana untuk tahap pertama,calhaj diminta untuk membayar biaya administrasi sebesar Rp10 juta. Calhaj ini juga mengancam akan mengadukan biro perjalanan haji tersebut kepada pihak yang berwajib jika tidak mengembalikan uang mereka secara utuh sesuai yang telah dibayarkan.

“Kami meminta agar uang kami dikembalikan 100% dan tidak ada potongan sedikit pun.Jika tidak,maka hal ini akan kami adukan kepada pihak berwajib,” tegas Andika disambut para calhaj lainnya sesaat setelah menyandera Salahuddin.

Saat disandera, Salahuddin diminta oleh pihak kepolisian itu untuk menjelaskan bagaimana solusinya agar masalah tersebut dapat diselesaikan. “Saya tetap mengacu pada biro di Jakarta dan tidak mengetahui berapa potongannya,” jelasnya. Dia juga mengaku bahwa pemilik biro perjalanan haji di Jakarta itu bernama Haji Udin.

Calhaj Asal Gowa
Nasib sama juga dialami warga Kabupaten Gowa yang menggunakan jasa KBIH Azka di Jakarta. Hingga tadi malam,warga Gowa itu masih berada Hotel Istana ratu,Jalan Jaksa,Jakarta Pusat.

Palallo, salah satu warga yang menjadi korban calhaj gagal diberangkatkan, mengatakan, dirinya bersama 14 orang kerabatnya tergabung dalam rombongan itu.Dia menceritakan,mereka berangkar dari Sungguminasa, Gowa sejak tanggal 5 November.

“Kami dijanjikan akan berangkat tanggal 10. Tapi,kata pengurusnya visa tujuan belum diterbitkan pihak Arab Saudi,” kata Palallo yang juga merupakan Kepala Desa Bori Sallo, Kecamatan Parangloe,Gowa. Khusus untuk kelompoknya, ada 380 orang yang gagal berangkat.

“Kemarin (tanggal 10), kita dikumpulkan di masjid di daerah Taman Mini Indonesia Indah.Disitu ada 380 jamaah. Semua gagal berangkat,” kata Palallo yang dihubungi melalui handphone-nya.

Melalui KBIH Azka itu, mereka dijanjikan dengan paket perjalanan dengan fasilitas ongkos naik haji (ONH) plus, dengan iming-iming berangkat lebih cepat dan fasilitas lebih bagus. Tiap orang pun dikenakan pembayaran Rp65 juta.

Palallo mengatakan, itu salah satu alasan yang membuat mereka tertarik setelah dihubungkan dengan kerabatnya yang tinggal di Jakarta tahun lalu. Selain itu, menurut dia, jika melalui jalur haji reguler dengan melihat daftar tunggu, kesempatan berhaji masih butuh waktu lama.

Selanjutnya, mereka dijanjikan akan diberangkatkan pada musim haji tahun depan.Sekadar diketahui,mereka rencana diberangkatkan melalui Jakarta ke Malaysia selanjutnya ke Mekkah.

Dia mengatakan, nasib nahas seperti ini tidak terjadi hanya pada rombongannya. KBIH Syekh Yusuf ada satu kloter yang tidak jadi berangkat karena persoalan yang sama. “Ada tante saya yang gagal berangkat.Katanya mereka demo ke rumah KBIH itu di Sungguminasa. Sampai dijaga polisi,” tutur Palallo.

Selain itu,katanya,rombongan dari Bulukumba dan Bantaeng juga gagal berangkat dan sudah lebih dipulang ke Sulsel.”Mungkin perkiraan saya hampir 3.000 calon jamaah yang gagal berangkat karena alasan ini,”katanya.

Tahun lalu, nasib yang sama juga dialami puluhan warga asal Gowa juga gagal diberangkatkan yang menggunakan jasa KBIH Syekh Yusuf. Mereka hanya sampai di Jakarta.

Kepala Bidang (Kabid) Haji, Zakat, dan Wakaf Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel A Syahrulyali R mengaku pihaknya tidak mengetahui pasti tentang masalah tersebut karena pengurusan haji seperti itu tidak masuk dalam laporan kementerian agama Sulsel.

“Untuk masalah itu saya tidak mengetahuinya secara pasti karena pengurusannya tidak masuk dalam Kemenag Sulsel,jadi kalau menanyakan masalah itu kami tidak tahu karena memang tidak kami tangani,” katanya singkat kepada SINDO,kemarin.

Kendati demikian, pihaknya mengaku mendengar bahwa ada sejumlah warga yang tertipu dengan adanya oknum yang mengatasnamakan biro perjalanan haji namun belum juga diberangkatkan ke tanah suci.“Memang saya dengar banyak yang tertipu,”ujarnya.

Sekretaris PPIH Embarkasi Makassar ini mengimbau agar warga yang berniat melaksanakan rukun Islam yang kelima itu mendaftarkan diri secara resmi di kantor kementerian agama agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang banyak terjadi saat ini.

“Makanya, kami mengimbau kepada seluruh warga yang ingin menunaikan ibadah haji agar mengikuti jalur resmi di Kantor Agama,karena itu dijamin aman,”imbaunya.

Syahrulyali menandaskan, terjadinya hal-hal seperti itu karena warga tidak sabar lagi ingin berhaji sehingga memilih jalur biro perjalanan haji agar bisa menjalankannya dengan cepat.

“Memang kalau melalui jalur resmi harus menunggu, makanya banyak yang mendaftarkan diri di biro perjalanan haji tetapi berisiko, seperti yang banyak terjadi saat ini,”tandasnya. (abdullah nicolha/herni amir/yakin achmad/ai pasinringi).

Calhaj Diimbau Tak Bawa Obat Kemasan

Saturday, 30 October 2010
MAKASSAR (SINDO) – Jamaah calon haji (calhaj) embarkasi Makassar diimbau tidak membawa obatobatan dalam kemasan.

Hal tersebut dikhawatirkan akan menghambat calhaj di Bandara King Abdul Aziz,Jeddah,Arab Saudi. Alasannya, Pemerintah Arab Saudi memberlakukan larangan membawa obat yang memiliki kadar alkohol sehingga jika obat yang dibawa dalam bentuk kemasan, akan mudah diketahui, terutama jenis obat-obatan yang namanya berakhiran “gin” .

“Sebenarnya kami di sini tidak melarang membawa obat semacam itu, apalagi mereka yang terbiasa mengonsumsinya.Karena itu,disarankan jika ingin membawa obat itu, kemasannya dibuka agar setelah tiba di sana tidak disita petugas,” kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Panitia Pemberangkatan Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Makassar dr Irwan kepada SINDO kemarin.

Konsumsi obat-obat tersebut memang tidak ada larangan di Indonesia. Namun,masalahnya terletak pada aturan di Arab Saudi melarang dan dipastikan akan disita petugas.

“Memang ada aturannya di sana, jadi obat-obat yang berakhiran ‘gin’ itu dianggap mengandung alkohol, di sini memang tidak dilarang, tapi di sana (Tanah Suci) pasti akan disita,”ujarnya.

Dr Irwan menambahkan, obatobatan yang dibawa para calhaj harus dilaporkan kepada dokter di masing-masing kloter dan dilaporkan kepada petugas untuk menghindari obat larangan itu.

“Semua obat yang dibawa jamaah dilapor untuk menghindari obat larangan itu,jamaah melaporkan ke dokter kloter dicatat dan ditandatangani. Obat yang dibawa itu semua tercatat dalam buku kesehatan,” tandasnya (abdullah nicolha)

Garuda Indonesia Sewa Dua Pesawat Asal Kanada

Saturday, 30 October 2010
MAKASSAR (SINDO) – Maskapai penerbangan Garuda Indonesia Airlines menyewa dua unit pesawat milik maskapai penerbangan Air Transat asal Kanada.

Dua pesawat tersebut digunakan memberangkatkan calon haji (calhaj) melalui embarkasi Makassar. Pesawat tersebut juga melayani calhaj dari embarkasi Padang dan Palembang. Station Manager Garuda Indonesia Makassar Toto Suwarto mengatakan, dua unit pesawat terbang yang disewa tersebut adalah jenis pesawat Airbus A332 yang memiliki estimasi berat ratarata 217 ton.

Penyewaan dua pesawat terbang ini dilakukan karena jumlah pesawat terbang yang dimiliki Garuda Indonesia tidak cukup menampung seluruh calhaj di Indonesia. “Pemberangkatan seluruh calhaj melalui embarkasi Makassar memang menggunakan dua pesawat terbang yang disewa sesuai jumlah kloter yang berangkat setiap hari,”tuturnya.

Jika memang jumlah kloter yang berangkat cukup banyak, seperti pada 10 November nanti yang mencapai empat kloter,tidak tertutup kemungkinan pihaknya akan menambah jumlah armada. Selama masa penyewaan, logo Garuda Indonesia akan ditempelkan pada badan pesawat terbang AirTransat.

“Untuk pemberangkatan calhaj melalui embarkasi Makassar, kami menggunakan pesawat terbang Air Transat ini selama dua tahun terakhir,”ujarnya.

Pihaknya masih menggunakan pesawat Air Transat ini karena memberikan pelayanan yang baik selama penyelenggaraan musim haji.“Kalau mengenai jumlah pesawat terbang yang digunakan di embarkasi tersebut, saya tidak begitu mengetahuinya,”ucapnya.

Calhaj Akan Ditimbang

Pihak maskapai Air Transat dalam penyewaan dua pesawat tersebut membutuhkan sampel untuk dibawa ke Kanada,yakni dengan menimbang berat badan 2.500 calhaj. Lokasi penimbangan itu akan ditempatkan di Asrama Haji Sudiang, bahkan dua orang utusan maskapai Air Transat telah meninjau langsung kondisi Asrama Haji Sudiang Makassar kemarin.

Koordinator Maskapai Garuda Indonesia Airlines di Asrama Haji Sudiang Makassar Jumhaerah mengatakan, penimbangan ini dilakukan berdasarkan permintaan maskapai Air Transat dari Kanada yang ikut mengangkut calhaj ke Tanah Suci.

Penimbangan calhaj ini rencananya akan dimulai Senin (1/11) dan dilakukan untuk tujuh kloter. Penimbangan calhaj tersebut untuk mengetahui detail berat badan calhaj yang akan diberangkatkan dan akan dijadikan sebagai bahan analisa bagi performance penerbangan melalui embarkasi Makassar.

Selama ini kapasitas berat yang digunakan maskapai penerbangan dihitung secara menyeluruh,yakni 75 kilogram untuk setiap calhaj, belum termasuk barang bawaan.

“Saat ini pihak maskapai hanya ingin mengetahui secara aktual mengenai berat badan calhaj khususnya dari embarkasi Makassar,”tandasnya. (abdullah nicolha)

PPIH Abaikan Daker Jeddah

Friday, 29 October 2010
MAKASSAR (SINDO) – Panitia Pemberangkatan Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Makassar mengabaikan imbauan yang dikeluarkan petugas haji Arab Saudi terkait penggunaan pakaian ihram sebelum berangkat ke Tanah Suci Mekkah.

Hingga pemberangkatan jamaah calon haji (calhaj) gelombang kedua, PPIH Embarkasi Makassar belum menginstruksikan para jamaah memakai pakaian ihram sebelum menuju ke Baitullah (Mekkah) untuk memudahkan para calhaj saat tiba di Tanah Suci.

Setiba di Bandara King Abdul Azis Jeddah,mereka langsung melanjutkan perjalanan ke Mekkah menunaikan umrah qudum dan akan memperlancar proses pemeriksaan imigrasi di Terminal Haji King Abdul Azis. “Setiba di bandara jamaah nanti tinggal wudu terus berniat umrah,” ujar Wakil Kepala Daker Jeddah Mas’ud Arib Mustary.

Sekretaris PPIH Embarkasi Makassar A Syahrulyali R yang dihubungi mengaku, pihaknya hingga kemarin belum menerima surat dari panitia di Arab Saudi yang meminta calhaj mengenakan pakaian ihram saat berangkat dari Tanah Air.

“Hingga kemarin, PPIH belum membaca ataupun menerima surat imbauan tersebut. Karena itu, belum ada imbauan yang disampaikan kepada para calhaj sebelum berangkat, jadi memang kami belum sampaikan,” katanya kepada SINDO kemarin.

Kendati belum diimbau, jika ada jamaah yang ingin mengenakan pakaian ihram tidak dilarang, begitu juga jika memakai pakaian biasa.“Kalau ada yang ingin memakainya tidak masalah tergantung jamaahnya, kami juga belum memberikan imbauan tentang itu,”tutur dia.

Padahal, pihak Daker Jeddah mengaku meminta petugas di tiap embarkasi melalui faksimile menginstruksikan jamaah menggunakan pakaian ihram karena akan memperpendek waktu di transit bandara Jeddah.

Jamaah tidak lagi harus bingung mandi-mandi atau bersihbersih badan lainnya.Apalagi dikhawatirkan pada gelombang kedua ini,penumpukan jamaah akan terjadi karena jamaah dari berbagai negara berdatangan. “Kami sudah kirimkan faksimile empat hari lalu,” ungkap Wakader Jeddah Bidang Ibadah dan Pelayanan Umum ini.

Sementara dari informasi yang dihimpun,kendati belum diimbau, calhaj asal Provinsi Gorontalo yang tergabung dalam kloter 22 pemberangkatan gelombang kedua yang diberangkatkan ke Baitullah,Selasa (26/10) malam lalu, menggunakan pakaian ihram saat akan diberangkatkan.

Koordinator Embarkasi Antara Zona Makassar Arfan Sery Yusuf mengatakan, ratusan calhaj asal Gorontalo yang tergabung dalam kloter 22 dan 25 saat akan diberangkatkan mengenakan pakaian ihram agar memudahkan mereka saat tiba di Tanah Suci.

“Calhaj kloter 22 dan 25 ini memakai pakaian ihram saat akan diberangkatkan dari Tanah Air ke Tanah Suci.Selain memakai pakaian ihram, mereka juga mengenakan jaket, hal itu untuk memudahkan mereka setibanya di sana,”tandasnya kemarin. (abdullah nicolha)

Puluhan Bungkus Minyak Goreng Disita

Friday, 29 October 2010
MAKASSAR (SINDO) – Panitia Pemberangkatan Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Makassar terpaksa menyita puluhan bungkus minyak goreng milik para calon haji (calhaj) asal Bulukumba yang masuk di Asrama Haji Sudiang kemarin.

Koordinator Seksi Penerimaan PPIH Embarkasi Makassar H Abd Rasyid Usman mengatakan, sejak diperketatnya pengawasan, pihaknya menyita hampir 100-an bungkus minyak goreng ukuran satu liter milik calhaj yang akan dibawa ke Tanah Suci.

“Sebelumnya sudah ada sekitar 30 bungkus minyak goreng yang disita, tadi (kemarin) dari Bulukumba juga ada sekitar 20 bungkus, belum termasuk yang awalawal,” katanya kepada SINDO di Asrama Haji Sudiang Makassar, seusai menerima calhaj asal Bulukumba kemarin.

Hal itu dilakukan sesuai arahan pihak Bea Cukai Arab Saudi yang meminta para calhaj tidak membawa barang bawaan yang tidak penting (aneh-aneh).Jika tidak,proses pemeriksaan di bandara membutuhkan waktu lama.

Dia juga menyebutkan pemeriksaan di bandara yang membutuhkan waktu sekitar 6-10 jam adalah barang bawaan seperti itu sehingga pihak Bandara King Abdul Azis meminta barang tersebut dilarang dibawa. Sejumlah calhaj yang kedapatan membawa minyak goreng beralasan bukan mereka yang memasukkan barang-barang tersebut, tetapi para keluarganya.

Hal itu juga disampaikan kepada para calhaj saat penerimaan kloter 26 asal Kabupaten Bulukumba dari pemerintah setempat ke PPIH Embarkasi Makassar yang meminta calhaj tidak membawa barangbarang, seperti minyak goreng, karena hanya akan menghambat proses di bandara. Selain minyak goreng,pihaknya juga mengimbau tidak membawa rokok dalam jumlah banyak karena akan disita di bandara.

Selain itu,di TanahSuciorangtidakbisamerokok di tempat sembarangan karena jika kedapatan merokok di tempat umum,akan didenda 200 riyal. “Jadi,kami minta jangan membawa minyak goreng, begitu juga rokok, jangan terlalu banyak karena di Tanah Suci jika kedapatan merokok di tempat umum akan didenda 200 riyal,”ungkapnya di hadapan ratusan calhaj Bulukumba di Aula Musdalifah Asrama Haji Sudiang kemarin.

Rasyid menambahkan,pada tahun- tahun sebelumnya pengawasan atas hal semacam itu memang tidak terlalu ketat sehingga banyak calhaj yang membawanya. Salah satunya rokok, tapi saat ini pengawasan atas barang bawaan calhaj diperketat.

Pelaksana tugas Bupati Bulukumba Asikin Sultan yang menyerahkan langsung kloter 26 itu meminta para calhaj, khususnya dari Bumi Panrita Lopi,menjaga kebersamaan antarjamaah.“Kami minta kebersamaan tetap dijaga,” ujarnya sesaat sebelum menyerahkan calhaj Bulukumba kemarin.

Hamil, Calhaj Batal Berangkat

Sementara itu, satu orang calhaj asal Lemoa,Kelurahan Bonto Langkasa, Kecamatan Bissappu, Bantaeng,Marina Binti Zaini batal berangkat ke tanah suci karena positif hamil. kehamilan Marina diketahui setelah tim dokter melakukan pemeriksaan kesehatan. Selain itu, ada dua calhaj yang pemberangkatannya dimutasi ke Makassar.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Bantaeng Baso Asdar mengatakan, batalnya ketiga Calhaj tersebut menjadikan jumlah Calhaj di Butta,dijadwalkan, hari ini, sebelumnya jumlahnya sebanyak 189 orang, kini berjumlah 186 orang.

Calhaj direncanakan akan dilepas oleh Bupati Bantaeng, Sabtu (30/10), hari ini di Masjid Agung Syeh Abdul Gani.

Untuk jamaah yang batal, Pemkab akan memprioritaskan pemberangkatannya pada musim haji 2011 dengan catatan Ongkos Naik Haji (ONH) tidak diambil dari bank. (abdullah nicolha)

Kebersihan Asrama Dikeluhkan

Thursday, 28 October 2010
MAKASSAR (SINDO) – Fasilitas yang ada di Asrama Haji Sudiang Makassar kembali dikeluhkan calon haji (calhaj).Kebersihan pemondokan dinilai belum memenuhi syarat dengan banyak tumpukan sampah yang berserakan di kawasan tersebut.

Sejumlah calhaj asal Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 24, menyatakan, kondisi jorok tersebut memunculkan kesan yang kurang baik bagi para calhaj yang masuk ke Asrama Haji.

Salah seorang calhaj asal Provinsi Sultra yang tinggal berdekatan dengan tempat pembuangan sampah yang berserakan tersebut, Laode Hamuri, 44, mengeluhkan kondisi kebersihan di Asrama Haji Sudiang.

“Kami memang hanya menginap di asrama ini satu hari.Namun, kondisi kebersihan ini memberikan kesan yang tidak baik,tidak hanya bagi kami,tetapi juga bagi calhaj dari daerah lain,” ungkapnya kepada wartawan kemarin.

Kondisi itu mengakibatkan calhaj juga merasa tidak nyaman,apalagi setiap saat harus mencium bau yang tidak sedap dari tempat pembuangan sampah.

Petugas kebersihan Asrama Haji seharusnya membersihkan seluruh kawasan setiap hari agar tidak ada sampah yang menumpuk berhari-hari,apalagi sampai berserakan.

“Seharusnya hal-hal seperti ini mendapatkan perhatian yang serius pihak pengelola asrama haji agar bisa memberikan kenyamanan kepada calhaj yang akan berangkat ke Tanah Suci,” tutur anggota DPRD Bau-Bau Sultra ini.

Kendati demikian, pada dasarnya tujuan para calhaj berada di Asrama Haji Sudiang adalah dalam rangka ibadah sehingga hal-hal seperti itu terpaksa harus dikesampingkan.

Dari pantauan SINDO,sampah berserakan di sejumlah titik di kawasan Asrama Haji Sudiang,seperti di depan dapur asrama dan di belakang Wisma Sembilan Hijril Ismail.

Sampah bungkus makanan dan minuman tersebut sudah berada sejak beberapa hari dan belum dibersihkan petugas dari Badan Pengelola Asrama Haji (BPAH) Sudiang.

Ironisnya, bak pembuangan sampah yang terdapat di bagian belakang Asrama Haji Sudiang justru tidak digunakan dan dalam masih dapat menampung sampah yang berserakan tersebut.

Senada diungkapkan sejumlah calhaj lainnya bahwa kondisi tersebut tidak hanya merusak pemandangan di kawasan Asrama Haji Sudiang, tetapi juga akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan bisa berdampak pada kesehatan calon haji yang akan berangkat ke Baitullah. (abdullah nicolha)

Tujuh Calhaj Sultra Batal Berangkat

Thursday, 28 October 2010
MAKASSAR (SINDO) – Tujuh calon haji (calhaj) asal Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Embarkasi Makassar batal diberangkatkan pada musim haji tahun ini.

“Untuk musim haji tahun ini, jumlah calon haji yang batal berangkat dari Sultra sebanyak tujuh orang,”ungkap Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sultra Abd Muis D di Asrama Haji Sudiang Makassar kemarin.

Ketujuh calon itu belum terdaftar dalam manifes pemberangkatan haji, tetapi sudah masuk dalam daftar kuota calhaj Sultra.Namun, saat pelunasan belum mampu atau tidak bersedia berangkat.

“Mereka sebenarnya belum terdaftar dalam manifes,tapi sebelumnya sudah masuk dalam daftar kuota haji,tapi belum siap berangkat,” ujarnya.

Ketujuh orang yang batal berangkat tersebut karena 3 orang meninggal dunia, 3 orang mengundurkan diri,dan 1 orang lainnya sakit.“ Satu orang ini belum bisa berjalan dan masih berada di rumah sakit,”ungkap Muis.

Muis berharap, tim medis yang ikut dalam penerbangan calhaj Sultra itu bekerja profesional dan mengutamakanpelayanankesehatanserta pelayanan prima kepada para calhaj. (abdullah nicolha)

Ratusan Warga Padati Asrama Haji

MACET : Puluhan mobil terlihat macet saat memasuki Asrama Haji Sudiang Makassar kemarin. Kondisi tersebut berlangsung sekitar setengah jam.

Selasa, 26 Oktober 2010
MAKASSAR (SINDO) – Ratusan warga yang merupakan kerabat keluarga calon haji (calhaj) asal Kota Makassar,Kota ParePare,dan Provinsi Papua memadati Asrama Haji Sudiang Makassar, kemarin.

Akibatnya, Jalan Sudiang Raya mengalami kemacetan. Pemadangan yang lazim ditemui setiap musim haji ini membuat arus lalu lintas sempat tersendat hingga 30 menit. Para pengantar ini dengan antusias mengiringi keluarganya yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 21 memasuki Asrama Haji Sudiang.

Dari pantauan SINDO, jalan menuju pondokan tersebut sempat dimacetkan oleh iring-iringan sekitar 100-an mobil pribadi yang harus antri keluar.

Kemacetan diperparah karena dalam waktu yang hampir bersamaan mobil bus yang mengangkut para calhaj asal daerah berjuluk Kota Bandar Madani dan dari Papua itu juga tiba di lokasi. Bahkan,saat kondisi macet tersebut hujan sempat mengguyur kawasan asrama hingga puluhan menit.

“Di luar sangat macet, dan saya menunggu sekitar 20 menit baru bisa masuk,hujan lagi,”keluh salah seorang keluarga calhaj Bahtiar kepada SINDO sesaat setelah memarkir motornya. Kemacetan tersebut terjadi sekira pukul 14.00-14.30 wita.

Hal ini tidak dapat dihindari, karena sebagian besar pengantar calhaj justru memarkir kendaraan pribadi yang digunakan di pinggir jalan yang berada di luar asrama haji,dengan alasan,mereka dapat dengan mudah keluar dan tidak terjebak macet lagi.

Salah seorang pengantar calhaj lainnya Armin yang ikut mengantar kerabat dekat yang akan berangkat ke Tanah Suci bersama dengan seluruh keluarga mengatakan, hal itu sudah menjadi kebiasaan dalam keluargnya untuk ikut mengantarkan kepergian kerabat dekat menunaikan Ibadah Haji di Tanah Suci.

Dirinya berharap, agar kerabatnya yang berangkat ke Tanah Suci bisa menunaikan ibadah Haji dengan baik dan bisa kembali ke Makassar dengan selamat. Sementara itu, kloter 21 yang merupakan kloter terakhir gelombang pertama itu terdiri calhaj dari Kota Makassar,Parepare,dan Papua.

“Sebanyak 133 orang dari Makassar, 24 orang adalah calhaj umum dan 110 adalah dari tiga KBH,” ungkap salah seorang staf Urusan Haji dan Umrah Kota Makassar Mahyaddin kepada SINDO sesaat sebelum penerimaan secara resmi ke pihak PPIH Embarkasi Makassar,kemarin.

Ketiga KBH tersebut yakni KBH Masjid Raya sebanyak 50 orang, Arraodah 47 orang dan Arafah Mabrur hanya 13 orang. (abdullah nicolha)

Pendarahan Otak Calhaj Ambon Meninggal

Selasa, 26 Oktober 2010
MAKASSAR (SINDO) – Calon haji (calhaj) asal Kota Ambon Provinsi Maluku Muhammad bin La Baringu ,80, meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo, Minggu (24/10).

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan PPIH Embarkasi Makassar dr Irwan mengatakan, calhaj asal Ambon itu meninggal setelah menjalani perawatan intensif akibat terkena stroke sesaat sebelum pesawat yang ditumpanginya dari Ambon mendarat di Bandara Internasional Hasanuddin.

“Dia (Muhammad) meninggal kemarin sore karena sakit yang dideritanya cukup parah, yakni stroke dan pendarahan di otak,” katanya kepada sejumlah wartawan di Asrama Haji Sudiang Makassar, kemarin.

Menurutnya, pendarahan di otak tersebut yang membuatnya mengalami stroke yang disebabkan tekanan darah tinggi. “Karena tekanan darah tinggi pembuluh darah pecah sehingga membuat orang lumpuh,” jelas Kabid Kesehatan PPIH Embarkasi Makassar ini.

Informasi yang dihimpun, selain menderita penyakit strock, Muhammad juga memiliki penyakit jantung namun saat diberangkatkan dari kota asal, dia dalam kondisi baik dan dapat diberangkatkan, namun tetap harus mendapatkan perhatian dari tim medis. “Memang dari riwayat kesehatannya, dia memiliki penyakit jantung,” pungkasnya.

Dr Irwan menyebutkan, calhaj asal Ambon Maluku itu telah dipulangkan ke kampung halamannya sekira pukul 09.00 wita pagi kemarin dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air.“Tadi (kemarin), dia sudah dipulangkan ke kampungnya diantar oleh keluarganya,”tandas dia.

Sementara itu,Tim medis Panitia PPIH Embarkasi Makassar kembali menunda pemberangkatan satu calhaj asal Maluku.Adalah Ibrahim ,56,yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 20 asal Provinsi Maluku menderita gangguan saluran kencing (hypertrophy prostat) dan terpaksa dirujuk ke RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar Minggu (24/10) malam.

“Memang ada satu calhaj asal Maluku yang dirujuk ke RS karena gangguan saluran kencing, hari ini (kemarin) harus mendapatkan perawatan serius dari pihak kesehatan karena kondisinya cukup parah dan bahkan mengeluarkan darah saat buang air kecil,”jelas dr Irwan.

Pihaknya menduga, Ibrahim juga mengalami gagal ginjal,karena mengalami kekurangan darah karena dirinya kelihatan sangat pucat. Selain itu, terdapat bercak darah pada air seni. (abdullah nicolha)

Stroke,Calhaj Maluku Dirujuk

Minggu, 24 Oktober 2010
MAKASSAR(SINDO) – Seorang calon haji (calhaj) kembali dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo.

Calhaj asal Kota Ambon Maluku, Muhammad bin La Baringu, 80, terpaksa dilarikan ke RS, sesaat setelah turun dari pesawat, Jumat (22/10).

Pasalnya, sesaat sebelum pesawat landingdi Bandara Internasional Hasanuddin Makassar, tubuh laki-laki paruh baya yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 18 itu tiba-tiba terserang stroke dan sekujur tubuh kaku.

“Jadi, saat tiba, dia (Muhammad) langsung dilarikan ke klinik KKP, kemudian langsung dibawa ke RSUP Wahidin,” ungkap Ketua Kloter 18 asal Maluku Rajad kepada SINDO di Asrama Haji Sudiang Makassar kemarin.

Menurut dia, kejadian tersebut bermula saat Muhammad hendak buang air kecil yang sudah lama ditahannya di pesawat dan bertepatan dengan peringatan bahwa pesawat akan segera landing. “Namun, saat menuju toilet, dia terjatuh karena ada guncangan,”ujarnya.

Saat itulah sekujur tubuh Muhammad terasa kaku tidak bisa bergerak seperti sebelumnya sehingga terpaksa dibopong dan didudukkan di bagian belakang. Melihat kondisi Muhammad yang saat ini masih dirawat di RS.

Dia mengaku akan sulit berangkat dalam kloter 18 karena kondisi tubuhnya yang tidak bisa bergerak leluasa seperti sebelumnya. Kendati demikian, Rajad berharap tetap bisa berangkat ke Tanah Suci pada musim haji tahun ini. (abdullahnicolha)

Calhaj Diminta Waspadai Cuaca Panas

Minggu, 24 Oktober 2010
Dokter Anjurkan Perbanyak Minum Air

MAKASSAR (SINDO) – Calon haji embarkasi Makassar diminta mempersiapkan fisik lebih baik. Pasalnya,kondisi cuaca Kota Mekkah sangat panas dengan suhu mencapai 36 derajat Celsius.

Kondisi tersebut terbalik dengan cuaca di Kota Madinah yang berkisar pada suhu 25.0 Celsius.Sementara kelembaban di Madinah minimal 22.0 Celsius dan maksimal 89.0
lebih tinggi dibanding di Mekkah, yakni minimal 29.0 Celsius atau maksimal 65.0 Celsius.

Kendati kelembaban lebih tinggi, pihak medis PPIH Embarkasi Makassar tetap menganjurkan para calon haji (calhaj) tetap memperbanyak minum air untuk meminimalisasi dehidrasi.

Alasannya, kelembaban yang ada di Arab Saudi rendah dan tidak mengandung air sehingga penguapan lebih banyak terjadi dan tanpa terasa orang akan haus. “Udara tidak panas,tapi kelembaban yang ada tidak mengandung air.

Akibatnya, calhaj akan merasa kering dan panas,” kata Kabid Kesehatan PPIH Embarkasi Makassar dr Irwan kepada SINDO kemarin.

Selain dianjurkan memperbanyak minum air,calhaj juga disarankan menggunakan masker yang selalu dibasahi air agar bibir tidak kering atau pecah-pecah.Apalagi,cuaca
di Mekkah dan Madinah sangat berbeda dengan iklim di Indonesia.

Salah seorang calhaj yang tergabung dalam kloter 13 Makassar, Kasim bin Wahab, yang dihubungi SINDO mengaku, cuaca yang dirasakan para jamaah di Madinah saat ini sangat panas.

Bahkan kondisi tersebut dirasakan dalam empat hari terakhir. “Madinah dalam empat hari terakhir sangat panas,” ujarnya kepada SINDO kemarin.

Dia juga mengaku, kondisi jamaah saat ini khususnya yang diberangkatkan dari embarkasi Makassar, tetap dalam keadaan sehat karena tim dokter sangat proaktif mendatangi jamaah di kamar penginapan.

“Saya sangat support dan memberi apresiasi positif kepada tim medis Sulsel di Madinah,” ujar dia.

Menyinggung kondisi cuaca di Asrama Haji Sudiang dalam empat hari terakhir diguyur hujan serta mengingat kelembaban di Tanah Suci mencapai 89.0 Celsius, pihak kesehatan embarkasi Makassar mengimbau memakai pakaian hangat, masker,dan tetap harus memperbanyak minum air,serta makan makanan sehat yang berimbang. (abdullah nicolha)

Stroke,Calhaj Maluku Dirujuk

Minggu, 24 Oktober 2010
MAKASSAR(SINDO) – Seorang calon haji (calhaj) kembali dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo.

Calhaj asal Kota Ambon Maluku, Muhammad bin La Baringu, 80, terpaksa dilarikan ke RS, sesaat setelah turun dari pesawat, Jumat (22/10).

Pasalnya, sesaat sebelum pesawat landingdi Bandara Internasional Hasanuddin Makassar, tubuh laki-laki paruh baya yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 18 itu tiba-tiba terserang stroke dan sekujur tubuh kaku.

“Jadi, saat tiba, dia (Muhammad) langsung dilarikan ke klinik KKP, kemudian langsung dibawa ke RSUP Wahidin,” ungkap Ketua Kloter 18 asal Maluku Rajad kepada SINDO di Asrama Haji Sudiang Makassar kemarin.

Menurut dia, kejadian tersebut bermula saat Muhammad hendak buang air kecil yang sudah lama ditahannya di pesawat dan bertepatan dengan peringatan bahwa pesawat akan segera landing. “Namun, saat menuju toilet, dia terjatuh karena ada guncangan,” ujarnya.

Saat itulah sekujur tubuh Muhammad terasa kaku tidak bisa bergerak seperti sebelumnya sehingga terpaksa dibopong dan didudukkan di bagian belakang. Melihat kondisi Muhammad yang saat ini masih dirawat di RS.

Dia mengaku akan sulit berangkat dalam kloter 18 karena kondisi tubuhnya yang tidak bisa bergerak leluasa seperti sebelumnya. Kendati demikian, Rajad berharap tetap bisa berangkat ke Tanah Suci pada musim haji tahun ini. (abdullahnicolha)

Satu Calhaj Wajo Dipulangkan

DIEVAKUASI : Paduppai bin Saleh calhaj asal Wajo saat pelepasan kloter 16 Embarkasi Makassar di Asrama Haji Sudiang, kemarin

Sabtu, 23 Oktober 2010
MAKASSAR (SINDO) – Seorang calon haji (calhaj) asal Bulucitta Kelurahan Mattirosompe, Kecamatan Tempe,Kabupaten Wajo,Bidawati binti Latif Passe, 31,yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 16,terpaksa dipulangkan ke kampung halamannya kemarin.

Calhaj tersebut ternyata mengandung sekitar empat pekan.Hal tersebut diketahui saat menjalani pemeriksaan kesehatan di Poliklinik Mustasyfa Asrama Haji Sudiang Makassar.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan PPIH Embarkasi Makassar dr Irwan menyebutkan, kehamilannya baru terdeteksi saat pemeriksaan di Asrama Haji karena umur kandungannya masih terlalu muda, yakni sekitar empat pekan.

“Jadi,baru terdeteksi di sini, saat pemeriksaan di daerah cenderung tidak terdeteksi karena jika pembuahan lambat, terdeteksinya juga lambat, begitu juga jika pembuahannya cepat, terdeteksinya juga cepat,” katanya kepada SINDO di Asrama Haji Sudiang Makassar, kemarin.

Dia juga membantah tim medis yang berada di daerah setempat kecolongan karena meloloskan calhaj yang sementara dalam keadaan hamil muda, dengan alasan bahwa saat pemeriksaan kesehatan di daerah, kehamilannya belum terdeteksi. “Jadi itu tadi, cenderung tidak terdeteksi,”ujarnya.

Ketua Kloter 16 Embarkasi Makassar HM Yunus Manda mengaku, anggotanya tersebut baru diketahui positif hamil setelah menjalani pemeriksaan Kamis (22/10) malam di Poliklinik Mustasyfa. Pihak medis Asrama Haji tidak memperbolehkan yang bersangkutan berangkat musim haji tahun ini.

“Ketahuan positif hamil baru tadi malam (kemarin) setelah diperiksa dokter, umur kehamilan sekitar 4-5 pekan,” ujarnya kepada SINDO, seusai salat Jumat di Asrama Haji Sudiang kemarin.

Dia juga menyebutkan bahwa saat pemeriksaan di daerah, kehamilannya tidak terdeteksi sehingga dinyatakan dapat diberangkatkan ke Asrama Haji Sudiang menuju Tanah Suci Mekkah.“Jadi,pembuahan terjadi setelah pemeriksaan kesehatan di daerah karena saat
diperiksa masih negatif,” pungkasnya.

Mendengar vonis dokter tersebut, Bidawati terlihat shock dan sedih karena terpaksa harus menunggu musim haji tahun depan untuk bisa berkunjung ke Baitullah (rumah Allah). “Terpaksa dia (Bidawati) batal berangkat dan menunggu tahun depan,”tandas dia.

Ketua Kloter 16 ini menyebutkan, Bidawati dipulangkan ke daerah asalnya Kota Sengkang, Kabupaten Wajo, dan diantar langsung Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Wajo Alamsyah kemarin. “Dia diantar langsung Kabag Kesra kembali ke Wajo,” tuturnya.

Dari pantauan, sesaat sebelum kloter 16 diberangkatkan ke Bandara Internasional Hasanuddin Makassar, salah seorang calhaj Wajo Paduppai bin Saleh,67,terpaksa dievakuasi ke Poliklinik Mustasyfa Asrama Haji karena mengalami sedikit pendarahan di bagian hidung (mimisan) dengan menggunakan kursi roda.

Namun, setelah pihak medis memeriksa kondisi laki-laki paruh baya itu, akhirnya dapat diberangkatkan bersama ratusan calhaj lainnya. Namun, pemberangkatannya ke bandara terpisah karena harus diantar menggunakan mobil ambulans.

“Setelah kami periksa,kondisinya baik,dari vital bagus,begitu juga ginjal tidak ada penyakit, memang sudah tua, tapi Insya Allah, dia tetap bisa diberangkatkan,” kata Ketua Tim Medis Kloter 16 Burhanuddin Iskandar, sesaat setelah memeriksa kondisi Paduppai
kemarin.

Dari informasi yang dihimpun, sebelum vonis dokter tersebut sehari sebelumnya atau sesaat setelah tiba di Asrama Haji Sudiang Makassar, Bidawati memeriksakan kesehatannya dan sempat terbaring di Poliklinik Mustasyfa karena mengeluhkan rasa sakit perutnya, dan setelah diperiksa oleh tim medis wanita berumur 31 tahun itu positif hamil dan dinyatakan batal diberangkatkan pada musim haji tahun ini.

Dengan vonis dokter tersebut, menambah daftar calhaj asal Kabupaten Wajo yang batal diberangkatkan ke Baitullah musim haji tahun ini menjadi empat orang.

Hatimah Gabung di Kloter 11

SEMENTARA itu, calhaj asal Kabupaten Bone, Hatimah binti Sattu, 41,yang mengalami penundaan pemberangkatan dalam kloter 2 embarkasi Makassar lalu diberangkatkan Senin (18/10) lalu dan tergabung dalam kloter 11.

“Dia dinyatakan sehat oleh dokter dan bisa diberangkatkan,” kata Kabid Kesehatan PPIH Embarkasi Makassar dr Irwan kepada SINDO di Asrama Haji Sudiang Makassar kemarin.

Kendati demikian, dia masih harus tetap mendapat perhatian lebih dari tim medis karena dikhawatirkan penyakit yang dideritanya kambuh sehingga dapat mengganggu jalannya ibadah haji. “Meski sudah dinyatakan sehat, masih harus selalu dikontrol tim medis,” ujarnya.

Berbeda dengan salah seorang calhaj asal Kabupaten Soppeng, warga Desa Labokong, Kecamatan Donri Donri, Masse binti Dafiside, 51, yang juga batal berangkat dalam
kelompok terbang (kloter) 5 karena menderita patah tulang di bagian kaki kirinya (fraktur tibia fibula) yang masih harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo Makassar.

“Masse,51,masih harus menjalani perawatan di RSUP Wahidin, kondisinya semakin membaik, tapi kakinya masih bengkak,” tutur dr Irwan kemarin. Kendati operasi
yang dilakukan dokter berhasil, tetap masih harus dirawat.

Dia juga belum bisa memastikan apakah nanti Masse, 51, bisa diberangkatkan pada musim haji tahun ini karena harus menunggu kakinya sembuh dan tidak bengkak lagi.

Keberangkatan Hatimah binti Sattu,41,sebelumnya tertunda karena kakinya tersiram air panas saat masih berada di kampung halamannya beberapa waktu lalu.

Sementara Masse binti Dafiside, 51, menderita patah tulang (fraktur tibia fibula) setelah terjatuh di sekitar rumahnya tiga hari sebelum jadwal pemberangkatan.

Masse bersama anaknya, Hj Salmah, yang ditemui di ruang perawatan Paviliun Palem Kamar 4 RSUP Wahidin, hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada Sang Khalik jika pada musim haji tahun ini belum bisa berangkat bersama dengan jamaah lain. (abdullah nicolha).

Lima Ciri Calhaj Asal Sulsel

Sabtu, 23 Oktober 2010
MAKASSAR (SINDO) – Calon jamaah haji (calhaj) asal embarkasi Makassar yang saat ini di Madinah memiliki enam ciri khas dibanding jamaah daerah dan negara lainnya.

Kendati karakter tersebut masih terlihat pada calhaj umumnya asal Indonesia dari berbagai daerah.Namun, yang paling terlihat adalah calhaj asal pemberangkatan embarkasi Makassar.

Kasim bin Wahab, salah seorang calhaj yang tergabung dalam kloter 13 Makassar, menyebutkan, calhaj Makassar memiliki ciri khas dan karakteristik tersendiri dari jamaah Indonesia.

Saat berada di Madinah, calhaj banyak yang memakai batik, banyak juga memakai sarung saat menuju ke masjid. “Mereka juga rajin pakai identitas negara dan daerah, dan
suka jalan bergerombol, serta memakai songkok hitam atau peci nasional,” katanya kepada SINDO via ponsel saat berada di Madinah,kemarin.

Sementaradarisegipopulasi, para calhaj asal Indonesia masih dominan dari seluruh yang ada di Madinah saat ini. “Dari segi populasi, kami dari Indonesia dominan, lalu jamaahTurki dan Afrika,”tutur dia. (abdullah nicolha)

Kloter 13 Makassar Telantar di Madinah

Jumat, 22 Oktober 2010
MAKASSAR (SINDO) – Sebanyak 315 calon haji (calhaj) asal Sulsel yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 13 embarkasi Makassar,telantar di Madinah selama enam jam.

Salah seorang jamaah kloter 13 asal Kota Makassar,Muh Kasim bin Wahab, yang saat ini berada di Tanah Suci Mekkah,mengaku,calhaj terpaksa beristirahat dan menyebar di jalan mulai pukul 24.00 dini hari hingga pukul 06.00 pagi waktu Madinah.

“Kondisi tersebut terjadi karena Hotel Jahwaratalfayroz yang telah dijanjikan Kementerian Agama Republik Indonesia (RI) dan sudah dibayar hingga kami tiba di Madinah,masih ditempati jamaah lain,”katanya kemarin.

Padahal,menurut Pengurus Haji Indonesia di Madinah, mengatakan bahwa semua sudah sepakat dan akan menempati Hotel Jahwaratalfayroz Madinah.Namun,pihak hotel hanya menyiapkan kamar yang hanya berkapasitas 200 jamaah.“Sementara kloter 13 Makassar
berjumlah 315 jamaah,”ujar dia.

Muhajir, salah seorang jamaah, mengatakan,antara pihak hotel dan pengurus hotel jamaah haji Indonesia sama-sama tidak konsisten karena jauh sebelumnya, telah sepakat,bahkan sudah bayar kamar.

“Pihak hotel tidak konsisten sehingga jamaah kloter 13 Makassar tercecer sekitar enam jam. Ini pengalaman pahit jamaah Makassar, mudah-mudahanke depantidak terulang lagi karena ini adalah gambaran buruk pengurusan jamaah haji Indonesia,”ungkapnya.

Karena alasan tidak mampu menampung satu kloter di hotel tersebut, kesepakatan pihak pengurus haji Indonesia dan pengurus kloter bersepakat memindahkan ke hotel lain dengan beberapa kesepakatan.

Salah satunya, satu hotel akan menampung satu kloter sejumlah 315. Namun, jamaah kloter 13 kembali harus kecewa karena hotel yang baru hanya mampu menampung
268 jamaah. “Jadi kembali tidak mampu menampung satu kloter,” ujar dia.

Ketua Kloter 13 Mujahid mengatakan, beruntung jamaah masih mampu menahan emosi karena dapat dibayangkan kondisi jamaah yang hampir drop setelah terbang selama 12 jam. Ditambah enam jam di pinggir jalan menunggu keputusan pihak hotel dan Pengurus
Haji Indonesia.“Bisa dibayangkan bagaimana kondisi fisik jamaah,”katanya.

Namun, setelah berembuk antara pengurus kloter,kelompok,dan rombongan, disepakati dengan pasrah. Mujahid mengungkapkan, tidak usah diperdebatkan siapa salah dan siapa benar,mari kembalikan ke Yang Mahakuasa. (abdullah nicolha)

Lima Bus Calhaj Wajo Tabrakan

TIBA DI ASRAMA: Calhaj asal Kabupaten Wajo yang tergabung dalam kloter 16 sesaat setelah tiba di Asrama Haji Sudiang kemarin.

Jumat, 22 Oktober 2010
MAKASSAR (SINDO) – Lima bus yang mengantar ratusan calon haji (calhaj) asal Kabupaten Wajo yang tergabung dalam kloter 16 embarkasi Makassar mengalami
tabrakan beruntun di Lapadde, Kabupaten Barru,kemarin.

Dari informasi yang dihimpun, tabrakan beruntun itu terjadi saat satu bus mengalami mati mesin.Empat bus yang berada di belakang, langsung menyeruduk mobil yang berada di depannya.

Salah seorang pengurus KBIH Darmawan Kabupaten Wajo H Kamal mengatakan, kejadian tersebut terjadi di Lapadde,Kabupaten Barru,yang mengakibatkan perjalanan
terhenti.“Selain lima bus itu, mobil yang dikendarai anggota dewan dan petugas medis juga ikut lecet,” katanya kepada SINDO di Asrama Haji Sudiang kemarin.

Kamal menyebutkan, ratusan calhaj asal Wajo itu menggunakan mobil bus lokal ukuran kecil yang tidak dilengkapi alat pendingin AC sehingga calhaj merasa tidak nyaman, apalagi dengan adanya beberapa masalah yang terjadi dalam perjalanan atas mobil pengangkut para calon haji itu.

Dia juga mengaku, mewakili para calhaj yang menyampaikan keluhannya atas fasilitas tersebut agar ke depan bisa lebih baik dan tidak digunakan lagi saat pemulangan calhaj mendatang.

“Kami mengharapkan dengan adanya kondisi ini, saat pemulangan tidak digunakan lagi
sehingga calhaj merasa nyaman,” ujarnya. Kamal juga merasa heran, pasalnya para calhaj dibebankan biaya transportasi Rp625.000.

Namun, fasilitas yang digunakan tidak sesuai pembayaran. Padahal dalam dua tahun terakhir biaya, transportasi calhaj Wajo ditanggung pemerintah dan tidak dibebankan kepada jamaah. (abdullah nicolha)

Gardu Listrik Asrama Haji Terbakar

TERBAKAR : Sejumlah teknisi PLN saat mengamati gardu induk listrik di Asrama Haji Sudiang Makassar yang terbakar kemarin.

Kamis, 21 Oktober 2010
MAKASSAR (SINDO) – Gardu induk listrik di Asrama Haji Sudiang Makassar terbakar sekitar pukul 17.30 Wita kemarin.Akibatnya, semua lampu yang ada lokasi pemondokan
jamaah padam.

Kendati tidak berlangsung lama, kejadian tersebut sempat membuat panik ratusan calon jamaah haji asal Papua yang sedang menjalani proses penerimaan di aula Muzdalifah dari pemerintah setempat ke Panitia Pemberangkatan Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Makassar.

Pasalnya,lampu yang berada di Asrama Haji tiba-tiba padam total, bahkan yang berada di luar langsung menjauh dari tempat kejadian karena gardu tersebut mengeluarkan
asap dan api.

Kejadian itu juga bertepatan dengan jadwal salat magrib dan hujan gerimis di asrama. “Tidak tahu persis karena langsung ada api di pusat listrik sehingga banyak yang langsung menjauh karena khawatir apinya membesar,” kata salah seorang pengantar calhaj, Syamsul.

Beruntung, kejadian tersebut tidak berlangsung lama karena pihak PLN sebelumnya telah standby di Asrama Haji untuk mengantisipasi masalah gangguan listrik yang dilengkapi genset berjalan dan segera membenahi listrik di asrama.

Dari informasi yang dihimpun, kebakaran gardu listrik ini karena beban listrik yang sangat besar dan mengakibatkan kabel listrik terbakar. Beruntung kabel yang terbakar
tersebut bisa segera dipadamkan dan tidak menimbulkan dampak yang lebih besar.

Dari pantauan, proses perbaikan gardu listrik pun sempat terhambat akibat hujan deras yang terus mengguyur kawasan Asrama Haji Sudiang Makassar. Meski perbaikan
belum dilakukan sepenuhnya, aliran listrik yang tersebar di ratusan kamar tersebut kembali normal.

Hingga tadi malam,petugas PLN masih terus memperbaiki gardu listrik dan masih mencari bagian gardu listrik yang mengalami kerusakan dan membutuhkan perbaikan.
(abdullah nicolha)

Warga Sulsel Dominasi Calhaj Jayapura

Kamis, 21 Oktober 2010
MAKASSAR(SINDO) – Jamaah calon haji (calhaj) asal Kota Jayapura Provinsi Papua masuk Asrama Haji Sudiang kemarin.Dari 355 calhaj yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 15, sekitar 90% merupakan warga asal Sulsel.

Mereka adalah perantau yang menetap di provinsi paling timur Indonesia. Selain itu, ada beberapa calhaj yang berasal dari Pulau Jawa dan beberapa daerah di sekitar Papua,termasuk penduduk setempat.

Kepala Urusan Haji dan Penyelenggara Ibadah Haji Kota Jayapura Provinsi Papua Mustari mengatakan,calhaj tersebut murni pendaftaran dari Kota Jayapura dan tidak menerima pendaftaran dari daerah lainnya.

“Jadi, 90% kloter 15 dari Kota Jayapura ini merupakan perantau dari Sulsel.Mereka telah lama menetap dan berhasil di perantauan,” ungkapnya kepada SINDO di Asrama Haji Sudiang Makassar kemarin.

“Tidak ada dari daerah lain yang mendaftar khusus untuk ikut pada kloter Jayapura, tapi mereka telah lama berdomisili dan menetap serta tercatat sebagai penduduk di sana,” pungkasnya.

Menyinggung tentang pengadaan embarkasi setempat, pihaknya mengaku hal tersebut belum dilakukan pemerintah pusat. Padahal, pihaknya mengusulkan ada embarkasi khusus pemberangkatan jamaah haji di daerah kelahiran Pahlawan Nasional Pattimura itu.

“Kami tidak tahu pastinya kenapa belum ada embarkasi khusus. Padahal kami telah ajukan kepada pemerintah pusat untuk pembentukannya, bahkan dari teknis lapangan terbang sudah cukup memadai,” tandasnya kepada SINDO kemarin.

Kepala Bidang (Kabid) Urais dan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemendag) Provinsi Papua Jamaluddin Iribaram
menyebutkan bahwa pemerintah belum menyediakan embarkasi khusus di Bumi Cendrawasih itu dengan alasan kuota haji belum mencukupi 7.000 orang.

“Masalah infrastruktur itu bisa dibangun,tapi jamaah haji kami di Papua belum mencukupi 7.000 orang,” katanya. Kendati demikian, kuota haji tahun ini mencapai 1.026 orang yang terbagi dalam empat kloter. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 542 orang.

Sementara itu, dua calhaj asal Sulawesi Barat (Sulbar) yang tergabung dalam kloter 14 kembali batal berangkat ke Tanah Suci. Pasalnya, kedua calhaj tersebut sakit sebelum jadwal pemberangkatan ke Asrama Haji Sudiang Makassar. Satu di antaranya calhaj asal Kabupaten Majene Asnar Lambaco Kaji bin Lambaco.

Ketua kloter 14 asal Sulbar Harwi Muhtar mengatakan, satu calhaj dari Kabupaten Majene batal berangkat bersama kloter 14 karena alasan sakit. Calhaj tersebut bernama Asnar Lambaco Kaji bin Lambaco.

Kendati demikian, kemungkinan Asnar akan diberangkatkan ke Tanah Suci Mekkah
dan bergabung dengan kloter 37 jika kondisinya membaik dan dapat diberangkatkan.

Sementara itu,dokter yang menangani calon haji asal Majene ini, dr Abjad, mengungkapkan, Asnar menderita penyakit kelainan kulit dan penyakit asma,sehari sebelum berangkat ke Asrama Haji Sudiang Makassar.

“Asnar tidak mampu berdiri sehingga dia batal berangkat bersama kloter 14,” ujarnya kepada wartawan kemarin. (abdullah nicolha)

Asrama Haji Perlu Pembenahan

Kamis, 21 Oktober 2010
MAKASSAR (SINDO) – Asrama Haji Sudiang Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel) yang saat ini melalui banyak pembenahan dan fasilitas yang cukup memadai dinilai masih perlu dibenahi.

Salah satunya kebersihan lingkungan asrama yang perlu perhatian pengelola asrama karena hal tersebut sangat menunjang kesehatan para calon haji yang masuk di Asrama Haji Sudiang Makassar.

Kepala Bidang Penyelenggara Haji Kanwil Depag Sulawesi Barat Haji Muhli mengungkapkan, fasilitas yang ada di Asrama Haji dinilai sudah cukup baik, tapi masih perlu pembenahan. Pasalnya dia melihat di kamar-kamar penginapan calon jamaah haji masih terlihat kotor.

“Kami mengakui fasilitas asrama sudah cukup baik, tapi perlu pembenahan karena dari
pengamatan kami, sejumlah kamar penginapan masih terlihat kotor,” katanya kepada wartawan sesaat setelah tiba di Asrama Haji Sudiang Makassar kemarin.

Sementara itu,Wakil Bupati Majene Itol Syaiful Tonra mengaku bahwa fasilitas yang ada di Asrama Haji Sudiang Makassar saat ini cukup memadai dan dari pantauan selama ini dari tahun ke tahun juga banyak mengalami pembenahan.

“Saya tidak berani terlalu banyak berkomentar terkait masalah itu karena apa saya belum memantau kamar-kamar yang ada di sini,tapi apa yang saya lihat sudah cukup memadai,” ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya masih menemukan adanya tempat tidur bersusun yang dinilai tidak layak bagi para calhaj usia lanjut.

Senada diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Urais dan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemendag) Provinsi Papua Jamaluddin Iribaram bahwa fasilitas yang ada di Asrama Haji Sudah Makassar cukup memadai,
tapi ada beberapa hal yang perlu dibenahi.

“Salah satunya penyediaan ATM (anjungan tunai mandiri) karena untuk memberikan
kemudahan kepada para calhaj,” ungkapnya. (abdullah nicolha)

Satu Calhaj Malut Wafat di Madinah

Rabu, 20 Oktober 2010
MAKASSAR (SINDO) – Satu calon jamaah haji (calhaj) asal Maluku Utara (Malut),
Ibrahim Adam bin Adam Nafaur, 57, meninggal dunia di pemondokannya di Madinah sekitar pukul 03.10 waktu setempat pada 19 Oktober lalu.

Ibrahim diketahui adalah warga Desa Samat, Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara, dan dimakamkan di Baqi.

“Informasi yang diperoleh dari Mekkah, satu calhaj asal Maluku Utara meninggal dunia
pada Selasa (19/10), di pemondokannya di Madina,” kata Wakil Kepala Bidang (Wakabid) Dokumen Embarkasi Makassar Solihin kepada SINDO di ruang kerjanya kemarin.

Calhaj asal Malut tersebut dimakamkan di Baqi. Solihin menjelaskan, Ibrahim tergabung kelompok terbang (kloter) 8.

Informasi yang dihimpun, warga Desa Samat itu juga sebelum pemberangkatan tergolong berisiko tinggi (risti) atau menderita penyakit asma bronchial dan hipertensi dan ditangani dokter Ma’rifah Nadzar.

“Dari keterangan bahwa dia (Ibrahim) tergolong berisiko tinggi,” tuturnya. (abdullah nicolha)

Sehari,BRI Tukar Rp20 Juta

Penukaran Mata Uang Asing
Rabu, 20 Oktober 2010

MAKASSAR (SINDO) – Salah satu perbankan yang memberikan kemudahan
kepada para calon jamaah haji (calhaj) di Asrama Haji Sudiang Makassar adalah Bank
Rakyat Indonesia (BRI), yang menyediakan penukaran uang dari rupiah ke riyal.

Rata-rata setiap hari BRI menerima uang tunai Rp20 juta dari para calhaj yang ingin menukar uang mereka dari mata uang Indonesia ke riyal sebelum berangkat ke Tanah
Suci Mekkah.

Petugas penukaran uang BRI Kantor Cabang (Kanca) Ahmad Yani Makassar Massingkeru mengatakan, perwakilan BRI yang melayani penukaran uang di Asrama
Haji Sudiang,hanya untuk mata uang riyal dan tidak melayani pencairan dana tunai.

“Kami hanya menerima penukaran uang dan tidak melayani pencairan uang. Kami juga hanya melayani mata uang riyal dan tidak ada untuk penukaran dolar,” katanya kepada SINDO di stan penukaran uang BRI di Asrama Haji Sudiang baru-baru ini.

Kendati demikian, pihaknya dalam sehari mengaku menerima uang para calhaj dalam bentuk rupiah Rp20 juta atau 7.142 riyal per hari.“Sebenarnya tidak tentu karena kadang juga lebih,tapi jika dirata-ratakan dalam sehari ada Rp20 jutaan,”ungkapnya.

Selain BRI, sejumlah perbankan lain juga membuka layanan penukaran uang (money changer), di antaranya Bank Muamalat dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Selain itu, terdapat perusahaan yang melayani penukaran uang untuk riyal dan dolar, yakni
Haji Latunrung dan PT Bali Maspintjinra.

Petugas pelayanan penukaran uang di stan Haji Latunrung Asrama Haji Sudiang Makassar Ridha Latunrung yang ditanya terkait minat para calhaj menukar uang dan berapa jumlah uang yang ditukar dalam sehari selama pemberangkatan calhaj melalui
embarkasi Makassar, menolak berkomentar dan masih enggan membeberkannya. (abdullah nicolha).

Dua Calhaj Polman Batal Berangkat

Rabu, 20 Oktober 2010
MAKASSAR (SINDO) – Dua calon jamaah haji (calhaj) asal Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), yang tergabung dalam kloter 10, batal berangkat ke Tanah Suci Mekkah.

Alasannya, satu di antara mereka, yakni Sittiara binti Zain Katu, dinyatakan hamil. Sementaracalhaj lainnya,Suryati Latto binti Labenga, baru saja melahirkan.Pengurus haji setempat memutuskan membatalkan pemberangkatannya hingga musim haji tahun depan.

Tim kesehatan calhaj asal Kabupaten Polman Sulbar Sitti Aisyah Ibrahim mengatakan, keduanya terpaksa dibatalkan karena sedang dalam kondisi hamil dan baru saja melahirkan.

“Sesuai ketentuan,calhaj tidak diperbolehkan berangkat jika dalam kondisi hamil karena dapat mengganggu proses ibadah haji,” tuturnya.

Calhaj yang masih dalam kondisi hamil, bisa diberangkatkan jika masih dalam usia kandungan tertentu karena masih dianggap bisa melaksanakan ibadah haji.

Sementara calhaj yang baru saja melahirkan juga tidak diberangkatkan karena kondisi kesehatannya masih sangat rentan dan juga masih harus memberikan ASI (air susu ibu) kepada anaknya.

“Untuk dua kuota kedua calhaj yang batal berangkat itu belum diganti calon lainnya,” ungkapnya.

Pembatalan keberangkatan dua calhaj asal Polman ini sudah dilakukan sejak dalam proses oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Polman.

Dengan pembatalan keberangkatan dua calhaj ini,jumlah calhaj asal Sulbar yang telah diberangkatkan ke Tanah Suci mencapai 353orang,ditambah dengan lima tim medis dan petugas PPIH setempat. (abdullah nicolha)

Pengamanan Asrama Haji Diperketat

Rabu, 20 Oktober 2010
MAKASSAR(SINDO) – Pengamanan di Asrama Haji Sudiang Makassar semakin diperketat.Hal tersebut untuk memberikan kenyamanan kepada para calon jamaah haji (calhaj) yang berangkat melalui embarkasi Makassar.

Personel yang dikerahkan sebanyak satu satuan setingkat kompi (SSK) yang terdiri atas regu penjinak bom, satbrimob,provos, regu intelkam, dua peleton Pam Obvit Dit Sabara, Polairud, dan polisi pariwisata. Selain itu, pengamanan juga melibatkan Bandara Avition Security (Avsec).

“Kalau dikatakan diperketat boleh, tapi tentu kami memberikan pengamanan dan kenyamanan kepada para calhaj, intinya meningkatkan layanan pengamanan,” ungkap Direktur Samapta Polda Sulselbar Komisaris Besar (Kombes) Pol M Elia W Mastoko
kepada SINDO di Asrama Haji Sudiang kemarin.

Pamen Polda Sulselbar ini juga menyebutkan, pola pengamanan yang dilakukan di Asrama Haji, yakni pengamanan tertutup dan terbuka. Personel yang diterjunkan
berjumlah sekitar 114 orang dengan sistem pembagian regu jaga.

“114 personel atau all of pos itu tidak bisa di stasioner Asrama Haji, jadi dibagi, paling 40–50 personel dalam sehari,” kata Pimpinan Pengamanan Asrama Haji Sudiang Makassar Kombes M Elia MW ini kepada SINDO.

Meski diperketat, tidak ada kekhawatiran terjadi tindak kriminal. Pasalnya,hingga saat ini hal seperti itu belum terjadi di pemondokan haji ini. Meski demikian, pihaknya tetap waspada akan hal semacam itu.

“Alhamdulillah hingga saat ini tidak ada sifat kriminalitas yang berarti,paling tidak ada yang bersifat kecil, seperti kesalahpahaman antarpengunjung dengan pihak keamanan dan pengelola karena dilarang masuk, ada kerikil-kerikil, tapi tidak tajam,”katanya.

Menyinggung meningkatnya kriminalitas di Tanah Suci Mekkah terhadap jamaah haji, bahkan dari Indonesia,Elia mengaku,hal tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan yang ada di Asrama Haji Sudiang.Pengamanan hanya memeriksa bawaan jamaah terutama dari benda-benda tajam, seperti gunting,pisau,silet.

Diberitakan sebelumnya,tindak kriminalitas terhadap calhaj di Tanah Suci mulai meningkat, terutama asal Indonesia yang menjadi korban. Bahkan diduga kuat para pelaku adalah orang-orang Indonesia.

“Ini tidak ada kaitannya dengan kriminalitas di sana (Tanah Suci), tapi pengamanan yang kami lakukan adalah sebagai bentuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat,” pungkasnya.

Dia juga menyebutkan, pengamanan yang dilakukan musim haji tahun ini lebih banyak dibanding tahun lalu. (abdullah nicolha)

Calhaj Asal Wasior Meninggal

Selasa, 19 Oktober 2010

MAKASSAR (SINDO) – Banjir bandang yang menghantam Distrik (kecamatan) Wasior, KabupatenTeluk Wondama,Provinsi Papua Barat, dan menewaskan ratusan warga setempat 4 Oktober lalu, juga mengakibatkan satu orang calhaj asal Wasior, Hamzah
bin Mangiri,72,meninggal dunia. Niat almarhum menunaikan rukun Islam yang kelima itu gagal.

Kepala Seksi Urusan Agama Islam dan Penyelenggara Haji Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat Lahamid mengatakan, calhaj tersebut meninggal akibat terseret arus saat berada di pinggir sungai.

Karena batal diberangkatkan, biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) yang sudah dibayarkan yang bersangkutan akan dikembalikan kepada ahli waris. “Saat ini proses pengembalian BPIH yang sudah dilunasi almarhum kepada ahli warisnya sedang
dilakukan,”katanya kepada wartawan di Asrama Haji Sudiang Makassar sesaat setelah tiba kemarin.

Jumlah calhaj asal Wasior yang siap diberangkatkan ke Tanah Suci sebanyak 22 orang. Namun, ada satu yang meninggal dan dua lainnya batal sehingga menjadi 19 orang.

Kedua calhaj yang batal diberangkatkan itu pasangan suamiistri (pasutri), yaitu Suparno dan Sofya, yang tidak berangkat karena mengundurkan diri.Pasutri itu mengundurkan diri karena harus melaksanakan tugas dinas di luar daerah.

Kasi Urais dan Haji Kabupaten Teluk Wondama Lahamid juga mengatakan, koper dan buku kesehatan milik calhaj hilang akibat hanyut terbawa air. “Ada sebanyak tiga koper milik calhaj Wasior bernama Mokar Bau, Atika Norman Jaya, dan Aminah,yang hilang akibat banjir bandang tersebut,” paparnya.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Provinsi Papua Barat M Sanusi Rahaningmas juga mengaku bahwa bencana yang melanda Wasior beberapa waktu lalu, memang dahsyat dan bukan saja menelan ratusan korban, tetapi harta benda juga ikut hilang, termasuk satu calon haji kartu kesehatan dan koper milik calhaj. (abdullahnicolha)

206 Calhaj Polman Risiko Tinggi

Selasa, 19 Oktober 2010
MAKASSAR (SINDO) – Sebanyak 206 calon haji (calhaj) asal Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), dinyatakan risiko tinggi. Calhaj tersebut
tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 10 yang diberangkatkan kemarin.

Calhaj yang dinyatakan risiko tinggi tersebut mendapatkan pemantauan rutin tim kesehatan.Total calhaj asal Polman yang diberangkatkan sebanyak 353, ditambah lima petugas medis dan haji setempat itu.

“Dari jumlah calhaj kloter 10, yakni 353 orang, 206 orang di antaranya berisiko tinggi dan harus tetap dipantau atau jika ada keluhan dari mereka,” kata tim medis calhaj Polman dr Sitti Aisyah Ibrahim kepada wartawan di Asrama Haji Sudiang kemarin.

Kebanyakan calhaj berisiko tinggi itu memiliki penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) sebanyak 79 orang.“Jadi, mereka yang hipertensi harus dipantau rutin,” ungkap dia.

Jumlah calhaj Polman kloter 10 yang tergolong sehat hanya berjumlah 152 orang. Ada 23 jenis penyakit yang diderita calhaj berisiko tinggi tersebut salah satunya diabetes, hirotog, obesitas, sakit kepala. “Yang paling banyak adalah hipertensi karena bisa mengakibatkan
stroke,”pungkasnya.

Selain ratusan calhaj yang berisiko tinggi tersebut, satu di antara ratusan calhaj yang diberangkatkan kemarin,Basri bin Ece, 67, terpaksa menggunakan alat bantu (kursi roda) setelah menderita stroke ringan (prostrok) beberapa waktu lalu.

“Dia pernah terkena stroke ringan (prostrok), tapi sudah sembuh dan bisa diberangkatkan dengan alat bantu,tapi harus tetap dikontrol,” tandas tim medis yang juga ikut berangkat ke makkatul muqarramahini.

Bupati Polman Ali Baal Masdar di hadapan para calon haji saat pelepasan, menyampaikan beberapa pesan,antara lain pentingnya menjaga kesehatan,kesiapan fisik dan mental untuk melaksanakan rangkaian kegiatan ibadah haji di Tanah Suci.

Orang nomor satu di Polman ini juga mengharapkan para calhaj selalu memelihara kebersamaan sesama rombongan dan sesama umat Islam yang datang ke Tanah Suci, dengan tujuan yang sama menunaikan rukun Islam yang kelima.

“Yang sangat penting juga, para calhaj sebagai duta bangsa harus selalu menjaga nama baik daerah dan bangsa,” ujar Bupati dua periode ini saat melepas calhaj Polman
di masjid bersejarah warga Mandar, yakni Masjid Nuruttaubah Imam Lapeo.

Data yang dihimpun, calhaj asal Polman tahun ini berjumlah 529 orang yang akan diberangkatkan tiga tahap dari Polewali menuju embarkasi Makassar. Pertama tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 10 sebanyak 358 orang pada (17/10) kemarin.

Sementara dua kloter lainnya tergabung dengan beberapa daerah lain di Sulbar sebanyak 68 orang pada kloter 14 Selasa (19/10) dan 105 orang pada kloter 37 Minggu (7/11).(abdullah nicolha)

Fasilitas MCK Asrama Haji Dikeluhkan

Selasa, 19 Oktober 2010
MAKASSAR(SINDO) – Sejumlah calon jamaah haji (calhaj) asal Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar),mengeluhkan fasilitas mandi cuci kakus (MCK) di Asrama Haji Sudiang.Pasalnya, di sejumlah kamar,air tidak mengalir lancar.

Calhaj mengaku, mereka sangat kesulitan karena harus berpindah ke kamar hanya untuk mandi, buang hajat,dan berwudu.Kondisi tersebut terjadi di kamar 4 Wisma 8 yang mengakibatkan penghuni kamar mengeluh.

“Air tidak mengalir sehingga kami sangat kesulitan melaksanakan salat subuh dan mandi, serta buang air,” kata salah seorang calhaj Sukma, 50, kepada wartawan, kemarin.

Padahal, air merupakan kebutuhan mendasar yang harus disediakan pihak pengelola Asrama Haji Sudiang untuk keperluan calon haji.Bahkan,ada beberapa calhaj yang terpaksa tidak melaksanakan salat subuh tepat pada waktunya karena tidak mendapatkan
air untuk wudu.

Banyak juga calhaj yang terpaksa menumpang di kamar lain untuk mandi pagi. Ada pula yang menggunakan kamar mandi masjid.

Beruntung, persediaan air di sejumlah kamar dan masjid masih bisa digunakan wudu dan mandi. “Seharusnya pengelola asrama memperhatikan hal-hal semacam ini sehingga calon haji tidak mengalami kesulitan melaksanakan rutinitas,seperti salat dan mandi,”
ujarnya.

Fasilitas dan pelayanan lain di Asrama Haji Sudiang sudah cukup memadai, tapi membutuhkan sedikit perbaikan. “Secara keseluruhan fasilitas lain kondisinya cukup
baik. Hanya pengelola harus sudah melakukan perbaikan instalasi air agar calhaj yang akan masuk tidak lagi mengalami kesulitan serupa,”tandasnya.

Calhaj lainnya,Baharuddin,45, juga mengaku, terpaksa mandi di masjid karena air di kamarnya tidak mengalir lancar. (abdullah nicolha)

Calhaj Minati Kartu Perdana Arab

KARTU PERDANA: Nampak petugas konter yang menyediakan kartu perdana Arab sedang sibuk melayani para Calhaj yang meminati kartu perdana tersebut di kawasan Asrama Haji Sudiang, kemarin.

MAKASSAR (SINDO) — Kartu perdana operator seluler Arab Saudi yang tersedia di salah satu counter handphone di kawasan Asrama Haji Sudiang Makassar, diminati calon haji.Sejak pemberangkatan Kloter 1, counter tersebut tidak pernah sepi pembeli.

Salah seorang Calhaj asal Maluku Utara Nursiah ,42, mengaku, membeli kartu perdana Arab tersebut sebagai persiapan untuk berkomunikasi dengan keluarga yang ada di kampung halaman saat berada di Tanah Suci Mekkah.

Setelah mendapat penjelasan dari petugas counter akan kegunaan kartu perdana Arab Saudi tersebut dia mulai tertarik dan memutuskan membelinya. Meski harganya sedikit mahal dari kartu yang ada di Indonesia.

“Saat berada di Tanah Suci,saya harus tetap berkomunikasi dengan keluarga di Maluku Utara agar mereka juga bisa tetap mengetahui kondisi saya, jadi persiapan karena nanti kalau sudah disana pasti sibuk mencari untuk berkomunikasi dengan keluarga,”ucapnya.

Salmiah seorang Calhaj lainnya juga mengaku,pembelian kartu perdana Arab nanti akan sangat dibutuhkan saat berada di tanah suci.“Ini akan memudahkan menghubungi keluarga di rumah,”katanya.

Seorang petugas konter yang menyediakan kartu perdana Arab Ridho ,27, mengatakan, dalam sehari,jumlah kartu perdana yang terjual cukup bervariasi, mulai dari tiga kartu hingga 10 kartu.

“Jika dirata-ratakan, sejak awal pemberangkatan Haji ini, jumlah kartu perdana Arab yang sudah terjual mencapai 50-an kartu,” ungkapnya.

Dia juga mengaku, penjualan terbanyak terjadi dua hari yang lalu, saat pemberangkatan Calon Jamaah Haji Kloter VI asal Provinsi Maluku Utara. Ridho menyebutkan, kartu perdana Arab yang dijualnya seharga Rp180.000,yang didalamnya sudah terdapat pulsa sebesar 30 Riyal. (abdullah nicolha)

Posko Bencana Wasior di Asrama Haji

Senin, 18 Oktober 2010
MAKASSAR (SINDO) – Dompet Dhuafa Sulsel bekerja sama dengan Badan Amil Zakat (BAZ) setempat mendirikan posko penggalangan dana untuk korban banjir bandang Wasior Papua Barat di Asrama Haji Sudiang Makassar.

Manager Fundrasing Dompet Dhuafa Sulsel Isra Prasetya Idris mengatakan, posko ini didirikan sebagai tempat para calhaj yang ingin berpartisipasi menyumbangkan sedikit hartanya untuk korban banjir di Wasior.

“Mungkin banyak calhaj yang ingin menyumbangkan dana untuk meringankan beban korban banjir Wasior sehingga kami mengambil inisiatif untuk membuka posko di Asrama Haji Sudiang,” tuturnya kepada wartawan di Asarama Haji Sudiang Makassar
kemarin.

Menurut dia, posko penggalangan dana ini mulai dibuka sejak Rabu 13 Oktober lalu dan akan beroperasi hingga 9 November. Dia menambahkan, sejak beroperasi selama dua hari terakhir,sudah terdapat beberapa calhaj yang menyumbangkan dana untuk korban
banjir di Wasior.

“Hasil pengumpulan dana ini akan langsung disetorkan ke posko utama yang Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar untuk dikumpulkan bersama dengan hasil penggalangan dana di posko lain,” ucapnya. (abdullah nicolha)

Pengelola Asrama Janji Sediakan Fasilitas ATM

Senin, 18 Oktober 2010

MAKASSAR(SINDO) – Badan Pengelola Asrama Haji (BPAH) Embarkasi Makassar berjanji akan mengupayakan penyediaan fasilitas anjungan tunai mandiri (ATM) di Asrama Haji Sudiang Makassar.

Upaya tersebut untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para calon haji (calhaj) yang tiba di pemondokan dan berangkat melalui Embarkasi Makassar.Selain itu, sejumlah calhaj mengeluhkan sulitnya pencairan uang melalui ATM.

“Insya Allah kami akan mengupayakan untuk pengadaan fasilitas tersebut,tentu akan berkoordinasi dengan pihak bank yang ada di Makassar,” kata Wakil Bendahara BPAH Sudiang Makassar Ikbal Ismail kepada SINDO di Asrama Haji Sudiang kemarin.

Dia mengakui,salah satu kekurangan fasilitas di Asrama Haji, yakni tidak adanya fasilitas ATM tersebut. Kondisi itu diakuinya berdampak pada kenyamanan jamaah, baik saat masuk asrama maupun kepulangan dari Tanah Suci Mekkah.

“Memang kenyataannya masih ada yang kurang,yakni belum adanya fasilitas ATM dari pihak bank. Kami hanya pengelola dan kewenangan ada pada pihak bank, jadi kami hanya berupaya berkoordinasi,” pungkasnya.

Pihaknya juga mengaku bahwa pada musim haji tahun lalu, ada bank yang menyediakan fasilitas tersebut, namun dalam bentuk ATM mobile dan itu dapat memudahkan para calhaj.

“Tahun lalu memang ada ATM mobile,mudah-mudahan itu dapat diupayakan lagi agar memudahkan calhaj yang ingin menarik uang dari bank,” tandas Wakil Bendahara BPAH Sudiang Makassar ini.

Dari pantauan,di lokasi pondokan haji itu, ada beberapa kantor bank yang melayani penukaran uang dari rupiah ke riyal,tapi mereka hanya melakukan penukaran uang dan tidak melayani pencairan uang tunai.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah calhaj yang masuk pondokan Asrama Haji Sudiang Makassar mengeluhkan tidak tersedianya mesin ATM di lokasi asrama yang membuat sejumlah calhaj mengalami kesulitan dalam pencairan uang selama berada di pondokan. (abdullah nicolha)

Keluarga Hanya Bisa Pasrah

KISAH SEDIH CALHAJ ASAL SOPPENG (3/habis)
Senin, 18 Oktober 2010

“Harapan Masse ,51, untuk berangkat ke Makkatul Muqarramah bersama adiknya Warisa ,40,buyar saat pihak medis di Asrama Haji Sudiang Makassar yang langsung merujuknya ke RS Wahidin Sudirohusodo Makassar untuk menjalani perawatan intensif,”

MASSE binti Dafiside ,51, hanya bisa terbaring lemah dan pasrah di tempat pembaringan kamar 4 ruang perawatan paviliun palem Rumah Sakit (RS) Wahidin Sudirohusodo Makassar kemarin, karena tidak bisa berjalan seperti calon haji lainnya setelah mengalami kecelakaan kecil di sekitar rumahnya tiga hari sebelum pemberangkatan.

Disisinya, terlihat anaknya Hj Salmah setia menemani sang ibu yang yang divonis patah tulang dari petugas medis Panitia Pengelola Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Makassar.

Hingga kini, Masse masih terbaring RS Wahidin Sudirohusodo untuk mendapatkan perawatan dan menunda pemberangkatannya hingga kondisinya membaik.

Masse dan keluarganya hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada sang khaliq mendengar vonis tersebut.Terutama, jika memang pada musim haji tahun ini belum
bisa berangkat bersama dengan jamaah lain.

“Kami hanya bisa pasrah dan bersabar jika memang ALLAH SWT menghendaki saya belum bisa berangkat tahun ini, karena ini pasti ada hikmahnya,” kata Masse dengan nada parau kepada SINDO saat ditemui di ruang perawatannya, kemarin.

Kendati harus menjalani perawatan intensif,namun ibu dua anak ini mengaku bahwa saat ini dia merasa baik dan hanya bedanya dirinya tidak bisa berjalan dengan normal seperti orang pada umumnya dan harus menggunakan alat bantu atau dituntun.

“Kalau perasaan sangat baik nak,cuma itu saja kaki tidak bisa berjalan,”tuturnya. Meski begitu,dirinya tetap berharap bisa berangkat tahun ini,namun jika Tuhan belum mengijinkan harus menunggu.

Anaknya, Salmah juga mengaku hanya bisa pasrah atas kehendak Ilahi karena apa yang terjadi pada ibunya Masse merupakan kehendak-Nya dan tentu ada hikmah di balik kejadian itu.

“Ini pasti ada hikmahnya dan kami hanya bisa berdoa dan pasrah, karena jika belum dipanggil tahun ini mudah-mudahan tahun depan bisa,” ujarnya kepada SINDO, kemarin.
(abdullah nicolha)

Kepastian Berhaji Tunggu Hasil Operasi

KISAH SEDIH CALHAJ ASAL SOPPENG (2)
Sunday, 17 October 2010

Menjalankan ibadah haji tidak semata-mata hanya bertumpu pada kemampuan finansial seseorang.Terlebih dari itu,dibutuhkan fisik dan kesehatan untuk bisa menjalankan ibadah dengan sempurna.

Terakhir,panggilan ke Baitullah yang sepenuhnya ditentukan Allah. Hal inilah yang dialami calon jamaah haji (calhaj) asal Soppeng, Masse binti Dafiside.Seharusnya warga Desa Labokong, Kecamatan DonriDonri ini sudah berada di Tanah Suci, Mekkah, bersama jamaah lainnya sejak Kamis lalu.

Apa daya, akibat kecelakaan kecil tiga hari sebelum diberangkatkan, Masse yang tergabung dalam kloter V malah harus menjalani perawatan di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.Patah tulang pada kaki sebelah kiri untuk sementara menunda keinginannya berhaji.

Meski demikian,masih ada setitik harapan bagi perempuan berusia 51 tahun ini untuk menjalankan rukun Islam kelima. Tim dokter RSUP menyiapkan operasi menyambung tulang yang mengalami fraktur tibia fibula.

Rencananya, tim dokter akan melakukan operasi, Senin. Sukses atau tidaknya operasi pemasangan pelat besi atau gips, sepenuhnya menentukan keberangkatan Masse ke Tanah Suci. “Rencananya dia (Masse) akan dioperasi pada Senin (18/10) mendatang,” kata spesialis penyakit dalam, dr Chalid Saleh, kepada SINDO di RS Wahidin kemarin.

Dokter yang juga menjabat sebagai Direktur Medik dan Keperawatan RS Wahidin Sudirohusodo ini juga mengaku bahwa kesehatan pasien tersebut sudah membaik dan akan segera dioperasi.

“Jadi, tergantung hasil operasinya, jika hasil operasi kondisinya semakin membaik atau memungkinkan cepat sembuh, akan direkomendasikan diberangkatkan, tergantung gips atau plat besi yang akan dipasangkan di bagian patah,” tandasnya.

Tidak hanya Masse yang harus menunda keinginannya menginjakkan kaki di Baitullah. Seorang calhaj asal Kabupaten Bone, Hatimah binti Sattu,41,juga tertunda. Dia dinyatakan sakit menjelang pemberangkatan. Namun saat ini kondisinya mulai membaik dan kemungkinan besar dapat diberangkatkan ke Tanah Suci, Mekkah.

Kendati demikian, calhaj asal Bone yang tergabung dalam kloter II Embarkasi Makassar itu masih harus menunggu rekomendasi dokter setelah konsultasi terakhir yang akan dilakukan malam ini (kemarin).

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Panitia Pemberangkatan Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Makassar dr Irwan mengatakan, calhaj tersebut tinggal membutuhkan konsultasi dokter sekali lagi atas penyakit yang dideritanya setelah kakinya tersiram air panas saat masih berada di kampung halamannya beberapa waktu lalu.

“Kondisinya (Hatimah) mulai membaik dan kemungkinan besar dapat diberangkatkan ke Tanah Suci dalam waktu dekat, bahkan dia tinggal membutuhkan konsultasi dokter sekali lagi sebentar malam,” katanya kepada SINDO di Asrama Haji Sudiang,Makassar,kemarin.

Informasi tentang kesehatan calhaj asal Kabupaten Bone itu disampaikan dokter yang menanganinya dan hampir dipastikan dapat diberangkatkan pada kloter lain. Kendati demikian, pihak medis tetap memberikan kewenangan kepada pihak PPIH untuk mengatur pemberangkatannya nanti.

“Meski sudah ada rekomendasi dokter yang menanganinya, kami tetap akan menyerahkan sepenuhnya kepada panitia untuk mengatur pemberangkatannya,” pungkas dia.

Kendati demikian, pihaknya berharap semua calon haji dapat diberangkatkan sehingga harus menjalani pengecekan kesehatan. “Kami tetap berharap semua jamaah calon haji dapat berangkat. Kami anjurkan menjaga kesehatan dan stamina tubuh,” tandas Kabid Kesehatan PPIH Embarkasi Makassar ini.

Sekaitan dengan masalah pemberangkatan calhaj yang tertunda,Sekretaris PPIH Embarkasi Makassar A Syarulyali R mengungkapkan bahwa calhaj yang mengalami gangguan kesehatan, pihaknya hanya menerima rekomendasi pihak kesehatan tentang pemberangkatan mereka.

“Jadi, kalau pihak dokter atau bagian kesehatan merekomendasikan keberangkatannya, kami berangkatkan. Jika kesehatannya sudah membaik,yah kami berangkatkan, petugas haji hanya menerima rekomendasi dokter tentang itu,”katanya kepada wartawan. (abdullah nicolha/bersambung).

Tekad Berangkat Bersama Kakak Sirna

KISAH SEDIH CALHAJ ASAL SOPPENG (1)

Sabtu, 16 Oktober 2010
SEDIH: Nampak Warisa ,40, terlihat sedih dan menahan tangis sesaat setelah melepas kakaknya Masse ,51, yang dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo, Rabu lalu.

“Rabu 13 Oktober,sekitar pukul 05.30 Wita pagi di Kabupaten Soppeng tidak seperti biasanya.Ratusan warga berbondong-bondong menuju Stadion Andi Wana untuk mengantar sanak saudara mereka yang akan memenuhi panggilan Allah SWT menunaikan rukun Islam kelima”.

SAMA seperti musim haji tahuntahun sebelumnya, stadion kebanggaan warga di daerah berjuluk Kota Kalong itu pasti disesaki ribuan manusia yang ingin menyaksikan keluarga mereka berangkat ke Tanah Suci Mekkah. Di antara 261 calon haji tersebut satu diantaranya Masse, 51, yang diketahui berasal dari Desa Labokong,Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, terlihat berjalan agak sedikit berbeda dari calhaj lainnya.

Sebelumnya,wanita paruh baya itu mengalami kecelakaan kecil, yakni terjatuh di bawah
kolong rumahnya tiga hari sebelum jadwal pemberangkatan. Tidak ada yang menyangka kecelakaan tersebut mengakibatkan ibu dua anak itu terpaksa tertunda pemberangkatannya.

Tim medis PPIH Embarkasi Makassar seusai memeriksa kondisi Masse menyatakan harus menjalani perawatan karena mengalami patah tulang dan harus dirujuk ke Rumah
SakitWahidin Sudirohusodo.

“Untuk sementara, kami tunda pemberangkatannya karena harus menjalani perawatan
dan kepastiannya tunggu rekomendasi pihak rumah sakit,”ungkap Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan PPIH Embarkasi Makassar dr Irwan kepada wartawan, seusai melakukan pemeriksaan kesehatan para calhaj.

Sang adik Warisa,40,yang sejak awal pendaftaran haji berharap bisa berangkat bersama-sama dengan kakaknya,tidak kuasa menahan tangis kesedihannya saat tim dokter menyatakan Masse harus menjalani perawatan dan terpaksa pemberangkatannya ditunda hingga kesehatannya membaik.

Bahkan, saat sang kakak akan dibawa ke mobil ambulans,Warisa ngotot ingin ikut bersama kakaknya ke RS dan ingin tetap bersama kakaknya hingga kondisinya membaik. “Bisa tidak saya antar juga ke RS atau tunda mijuga pemberangkatanku karena mau kasama-sama berangkat,” kata Warisa, sambil menutup matanya sesaat sebelum kakaknya dibawa ke mobil ambulans.

Namun,tim medis berusaha dan sejumlah petugas haji asal Soppeng meyakinkan dirinya bahwa kondisi kakaknya akan segera membaik sehingga nanti bisa berangkat sama-sama dalam satu kloter.

Warisa pun merelakan kakaknya, Masse,dirujuk ke RS Wahidin tanpa ikut mendampinginya.Harapannya, kesehatan sang kakak dapat segera membaik. Sejak itu,
sang adik hanya bisa mengurung diri di dalam kamar asrama dan memanjatkan doa agar kakaknya bisa berangkat dalam satu kloter.

“Saya tetap berharap bisa berangkat sama-sama dengan kakak karena kalau nanti pisah tidak ada yang merawatnya nanti di sana (Mekkah),”ujarnya sambil menunduk saat di temui di Wisma 11 Asrama Haji Sudiang Makassar,Rabu (13/10) malam lalu.

Warisa menceritakan awal kecelakaan yang membuat dirinya harus terpisah kloter dengan kakaknya, Masse.Musibah itu terjadi di kolong rumahnya pada Sabtu (9/10) atau tiga hari sebelum jadwal pemberangkatan dari Soppeng ke Asrama Haji Sudiang Makassar.

“Saat itu, dia (Masse) sedang berada di kolong rumah dan saat berjalan tersandung di tembok kecil yang ada di kolong rumah, itulah mungkin yang mengakibatkan kakinya
patah,”ujarnya dengan nada sedih.

Sejumlah keluarga saat itu langsung membawanya ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan dan hingga jadwal pemberangkatan kondisinya tidak parah dan masih tetap bisa berjalan.

“Saya lihat kondisinya baikbaik saja, tapi setelah tiba di sini saya kaget karena harus dirujuk ke RS,saya tetap berharap bisa samasama berangkat,”tutur dia.

Namun, harapan hanya tinggal harapan, saat jadwal pemberangkatan tiba, ternyata tim medis memutuskan Masse masih harus menjalani perawatan di RS Wahidin Sudirohusodo dan menunda pemberangkatannya hingga kondisinya membaik.

Warisa merupakan satu-satunya orang yang berasal dari Desa Labokong,Kecamatan Donri Donri, Kabupaten Soppeng, dan tidak ada warga lain lagi asal desa tersebut
setelah kepastian penundaan pemberangkatan kakaknya, Masse, oleh tim medis. (abdullahnicolha/bersambung)