Thursday, February 4, 2010

Bocah 6 Tahun Mengaku Disiksa

Friday, 05 February 2010
MAMUJU(SI) – Seorang bocah perempuan berusia 6 tahun bernama Risma,diduga dianiaya ayah kandungnya dan ditelantarkan.Akibatnya,Risma yang berasal dari Tadui,Kecamatan/Kabupaten Mamuju,Sulawesi Barat (Sulbar),trauma dan memilih meninggalkan rumah.

Dari informasi yang dihimpun harian Seputar Indonesia (SI) di Mapolres Mamuju, tanda-tanda kekerasan terlihat di sekujur tubuh Risma.Tubuhnya tampak luka seperti kena benda tajam dan lebam akibat pukulan benda tumpul. Bahkan, lengan kiri Risma tidak dapat diluruskan lagi akibat keseleo.

Di hadapan petugas Kepolisian Resor (Polres) Mamuju,Risma mengaku semua luka itu akibat dianiaya ayahnya. Risma mengaku pernah ditarik keras dan dipukul dengan kayu oleh ayahnya.

“Ayahku memukuli empat kali sehari dengan kayu,” kata Risma terbata-bata saat ditemui di Satuan Reskrim Polres Mamuju, sambil menunjukkan bekas luka yang dialaminya.

Tak tahan mendapat perlakuan kasar, dia memilih meninggalkan rumah karena setiap hari ayahnya selalu menganiaya. Risma telah seminggu meninggalkan rumahnya dan telantar hidup di jalan.

Kaur Bin Ops Polres Mamuju AIPDA Ichsanuddin membenarkan kekerasan yang dialami bocah berusia enam tahun tersebut. Menurutnya, dari sejumlah luka lebam yang terlihat di sekujur tubuhnya, diduga kuat jika anak tersebut telah berkali-kali dianiaya.

“Benar kalau Risma sering mendapatkan kekerasan dari orang dewasa karena di sekujur tubuhnya terlihat lebam dan bekas luka robek akibat sayatan benda tajam. Karena itu, kami (Polres) sementara waktu memberikan perlindungan terhadap anak tersebut, sembari melakukan penyelidikan,”ujarnya kepada sejumlah wartawan,kemarin.

Sebelumnya, Risma ditemukan warga di Dusun Manalisse, Desa Tadui,Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju. Ketika itu dia nyaris tertabrak kendaraan yang melintas dan ditemukan warga.

Dia kemudian diserahkan ke polisi di Pos Polisi Lalu Lintas di Tadui. Kemudian, pada Rabu (3/2), anggota satuan lalu lintas yang bertugas di lokasi tersebut juga menyerahkan bocah itu ke Reskrim Polres Mamuju untuk mendapatkan perlindungan. Risma menolak dipulangkan karena takut mendapatkan perlakuan kekerasan lagi dari orangtuanya. (abdullah nicolha)

Mahasiswa-LSM Tagih Janji Dewan

Friday, 05 February 2010
MAMUJU (SI) – Puluhan aktivis lembagaswadaya masyarakat(LSM) danmahasiswa diKabupatenMamuju, Sulawesi Barat (Sulbar),menggelar demonstrasi untuk menagih janji anggota DPRD Mamuju,mengusut defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp130 miliar. Bahkan,mereka menuntut Dewan membentuk panitia khusus (pansus).

Koordinator aksi,Amri Tumbuh, menegaskan,pihaknya mendatangi DPRD Mamuju karena sebelumnya telah dijanjikan Dewan mengusut defisit anggaran dengan membentuk pansus.Ketika itu Badan Anggaran DPRD Mamuju yang menerima juga berjanji menyelesaikan masalah gaji kontrak sebesar Rp18 miliar yang belum dibayarkan sejak Agustus–Desember 2009.

“Kami telah dijanjikan Badan Anggaran membentuk pansus defisit dan gaji kontrak. Namun, setelah sekian lama menunggu,pansus juga belum terbentuk.Karena itu, kami datang lagi menagih janji itu,”tuturnya kemarin.

Unjuk rasa tersebut sempat diwarnai ketegangan antara pengunjuk rasa dan aparat Satuan Polisi Pamong Praja (PP).Penyebabnya, ketika pengunjuk rasa memasuki halaman Kantor DPRD Mamuju, tiba- tiba dihadang Satpol PP sehingga mereka terlibat aksi saling dorong.

Aksi saling dorong tersebut berakhir setelah Ketua DPRD Mamuju Sugianto bersedia menerima para pengunjuk rasa untuk berdialog. Pertemuan antara Koalisi LSM dan mahasiswa berlangsung di ruang rapat lantai 2 DPRD Mamuju.

Legislator Partai Golkar tersebut meminta pengunjuk rasa bersabar karena pembentukan pansus sedang dikaji anggota DPRD. “Pansus tetap akan terbentuk jika memang itu diperlukan,” ujarnya di hadapan puluhan aktivis LSM dan mahasiswa.

Aksi itu pun berakhir dengan tertib, setelah mendengar jawaban dan janji Ketua DPRD Mamuju itu. Anggota LSM dan mahasiswa berjanji akan kembali menagih janji jika pansus belum terealisasi. (abdullah nicolha)

Wednesday, February 3, 2010

Panwaslu Soppeng Peringatkan KPU

Thursday, 04 February 2010
WATANSOPPENG(SI) – Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Soppeng memperingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait berkas dukungan yang diajukan dua bakal calon pasangan bupati-wakil bupati dari jalur perseorangan.

Peringatan itu disampaikan,setelah panwaslu menemukan beberapa bukti di lapangan tentang adanya indikasi pemalsuan tanda tangan dalam surat pernyataan dukungan yang diajukan ke KPU Soppeng beberapa waktu lalu.

Ketua Panwaslu Kabupaten Soppeng FAS Rachmat Kami mengungkapkan, dari penelusuran yang dilakukan,ditemukan adanya indikasi pemalsuan tanda tangan dalam surat dukungan yang disampaikan dua balon perseorangan,yakni Saudarata dan ATM.

“Kami telah menemukan bukti- bukti dukungan yang memuat tanda tangan berbeda dengan yang ada di KTP.Itu hampir merata di setiap kecamatan yang ada di Soppeng,” ungkapnya kepada Seputar Indonesia (SI) di Sekretariat sementara Panwaslu Kabupaten Soppeng, Jalan Kemakmuran, Watansoppeng,kemarin.

Menurut dia, selain menemukan bukti tanda tangan yang tidak sesuai kartu tanda penduduk (KTP),panwaslu juga menemukan adanya sejumlah panitia pemungutan suara (PPS) yang memberikan dukungan kepada salah satu calon. “Namun, setelah kami tanya, mereka mengaku tidak pernah memberikan dukungan kepada kandidat mana pun,”tuturnya.

Dengan adanya temuan indikasi kecurangan tersebut, panwaslu secara tegas memberikan peringatan keras kepada KPU.Jika KPU meloloskan berkas tersebut, panwaslu akan memidanakan KPU. “Kami telah memiliki sampel dan bukti-buktinya dari beberapa kecamatan.

Jadi, jika sampai pada 10 Januari bakal calon tidak dapat memberikan perbaikan tentang masalah tersebut dan KPU berani meloloskannya,kami akan pidanakan KPU,”tandas Rachmat.

Sementara itu,Ketua KPU Soppeng Sulhan yang dikonfirmasi, tidak berkomentar banyak terkait masalah itu.Alasannya,hingga saat ini pihaknya masih menunggu ketegasan KPU provinsi terkait pembentukan panwaslu kabupaten.

“Kami (KPU) bekerja secara hierarki dan sesuai pertemuan KPU beberapa waktu lalu. Jadi, kami masih menunggu ketegasan KPU pusat dan provinsi karena terikat hierarki tadi,”katanya.

Kendati demikian, pihaknya menegaskan, siapa pun yang terpilih menjadi Panwaslu Kabupaten Soppeng,tidak menjadi masalah. Sebab, pelbagai hal yang menyangkut pengawasan di lapangan dalam tahapan pilkada dapat dimaksimalkan. “Itu kan kebijakan KPU dan Bawaslu,” ujarnya.

Dia juga mengaku telah menerima surat tembusan panwaslu terkait adanya temuan indikasi kecurangan pada berkas dukungan. “Memang suratnya ada. Kalaupun tidak ada,kami akan tetap bekerja sesuai aturan yang ada. Kalau memang tidak layak diverifikasi, kami percaya pada PPS dan PPK yang ada di desa dan kecamatan. Mereka bekerja sesuai aturan,”paparnya.

Menurut dia, dalam pemberian dukungan yang diajukan warga sudah sangat jelas.Apakah mereka mendukung atau tidak setelah dilakukan verifikasi faktual karena petugas PPS juga membawa surat pernyataan mendukung atau tidak.

“Jadi, petugas PPS memiliki format pernyataan dukungan jika memang mengisi format tersebut dan menandatanganinya, yakni B8-PKWK, artinya tidak mendukung. Meski dia bilang tidak mendukung, format itu tidak diisi ya tetap kami hitung mendukung,” tandasnya. (abdullah nicolha)

Tuesday, February 2, 2010

Samsuddin Bersikukuh Mengaku Sebagai Nabi

Wednesday, 03 February 2010
POLEWALI(SI) – Pemimpin aliran sesat,Samsuddin, 26,yang tertangkap akhir pekan lalu di Dusun Lena, Desa Mirring,Kecamatan Binuang,Kabupaten Polewali Mandar (Polman),Sulawesi Barat (Sulbar),terus diperiksa intensif oleh Bakorpakem Polres Polman.

Hal tersebut untuk memastikan indikasi penistaan agama oleh Samsuddin, bersama tujuh pengikutnya. Saat diperiksa, pemuda yang mengikuti jenjang pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar itu bersikukuh menyebut dirinya sebagai Nabi Haidir dan nabi terakhir setelah Nabi Muhammad SAW.

Bahkan, dia dengan lantang membacakan tiga macam syahadat di depan pemeriksa. Kendati sejumlah pengikutnya membenarkan jika Samsuddin merupakan Nabi Haidir, mereka mengaku telah melakukan kesalahan dan beberapa di antaranya telah bersedia bertobat.

Kepala Departemen Agama (Depag) Kabupaten Polman Adnan Nota mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sementara, Samsuddin disimpulkan telah melakukan penistaan agama dan ajaran yang dibawanya adalah ajaran sesat.

Menurut dia, penistaan agama yang dilakukan Samsuddin beserta pengikutnya karena telah mengangkat dirinya sebagai Nabi Haidir dan alkitabnya diberi nama Kitab Kalimatullah. “Yang lebih menyesatkan lagi, dia hanya mewajibkan pengikutnya salat sekali dalam seminggu. Itu pun tanpa menggunakan busana,” katanya.

Sementara itu,Kepala Kepolisian Resor (Polres) Polman Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) I Gusti Ngurah Rai mengatakan, penangkapan terhadap Samsuddin dan pengikutnya dilakukan Polres Polman, setelah menerima laporan masyarakat setempat yang mengaku resah dengan adanya kegiatan para penganut aliran tersebut. “Penangkapan dilakukan atas laporan masyarakat,” ungkapnya kepada wartawan.

Sebelumnya,saat penangkapan, pimpinan aliran sesat dan tujuh pengikutnya itu sempat terjadi bentrok dengan aparat di Dusun Lena, Desa Mirring,Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulbar. Mereka menolak diamankan saat petugas gabungan polisi, TNI,dan Satpol PP mengepungnya. Akhirnya, tujuh dari 20 pengikut aliran itu berhasil diamankan.

Kapolres Polman AKBP I Gusti Ngurahrai menyebutkan,dari tujuh pengikut aliran sesat tersebut, satu di antaranya perempuan.Perempuan ini merupakan istri salah seorang pengikut aliran menyimpang tersebut.“ Dari tujuh pengikut,satu wanita ditangkap dan saat ini berada di Mapolres Polman,”ungkapnya kepada SI belum lama ini.

Bahkan, suasana tegang dan ricuh mewarnai pengepungan tersebut. Mereka melakukan perlawanan menggunakan senjata tajam. Aksi kejar-kejaran pun antara aparat dan sejumlah pengikut Samsuddin tidak terhindarkan. Aparat gabungan mengepung wilayah hutan tempat persembunyian penganut aliran sesat.

Seorang pengikut aliran yang mengaku sebagai Nabi Haidir, bahkan menantang petugas dengan mengacungkan senjata tajam. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam penangkapan itu.

Menurut warga sekitar, penganut aliran yang diduga sesat itu hanya salat satu kali dengan menghadap ke selatan.Anehnya lagi,mereka salat di dalam air tanpa menggunakan pakaian atau telanjang.Dari laporan warga tersebut,Polres setempat melakukan penangkapan. (abdullah nicolha)

ASA Terancam Tak Penuhi Syarat

Tuesday, 02 February 2010
WATANSOPPENG(SI) – Wakil Bupati (Wabup) Soppeng Andi Sarimin Saransi yang bertekad maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada ) Soppeng Juni 2010,terancam tidak dapat memenuhi syarat dukungan dari partai politik yang mengusungnya kelak.

Selama ini Partai Indonesia Baru (PIB) yang diklaimnya akan mendukung untuk bersama membangun Soppeng ke depan, ternyata malah mendukung calon lain,yakni Asisten II Pemprov Sulsel Andi Sulham Hasan.

Apalagi,Andi Sulham Hasan telah mendapat rekomendasi dukungan Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) untuk maju pada perhelatan pesta demokrasi lima tahunan di Bumi Latemmamala tersebut.

Andi Sarimin yang dihubungi kemarin, tidak berkomentar banyak terkait masalah tersebut. Namun, dia tetap yakin akan memenuhi syarat dukungan parpol pada Pilkada Soppeng jika benar PIB mendukung Andi Sulham. “Jika benar PIB telah mendukung calon lain, tidak jadi masalah karena memang belum ada kata sepakat.

Tetapi, insya Allah kami tetap yakin bisa maju karena masih ada beberapa partai lain yang siap memberi dukungan,” katanya kepadaSeputar Indonesia (SI) melalui telepon selulernya, kemarin.

Wabup Soppeng saat ini juga masih menaruh harapan besar kepada Partai Demokrat yang masih melakukan proses pencalonan usungan pada Pilkada Soppeng Juni mendatang. “Kami masih berharap pada Partai Demokrat karena telah mengikuti proses penjaringan, insya Allah dalam waktu dekat akan ditentukan,” tandasnya.

Dari informasi yang dihimpun SI, PDK Soppeng telah memberikan warning kepada Andi Sulham untuk mencukupkan dukungan partai. Bila tidak terpenuhi dukungan koalisi partai, PDK Soppeng akan mencabut rekomendasi dukungan kepada Andi Sulham.

Bahkan sebelumnya, posisi mantan Kepala Dinas Perhubungan Sulsel itu sebagai bakal calon bupati dikabarkan terancam tidak diakomodir.Namun, Sulham mampu meyakinkan dan memberi jaminan kepada PDK,kalau tiga kursi tambahan untuk mencukupkan koalisi peraih dua kursi di DPRD Soppeng dapat dipenuhi, bahkan sudah berada dalam genggamannya.

Ketua Tim 9 DPK PDK Soppeng Andi Wadeng mengungkapkan, Sulham dapat meyakinkan PDK jika dukungan koalisi partai untuk maju di Pilkada Soppeng telah mencukupi.Jadi,posisi asisten II Sulsel itu tetap aman dan hampir dipastikan maju pada perhelatan demokrasi lima tahunan tersebut.

Menurut legislator PDK Soppeng ini, pihaknya telah bertemu Sulham pada Sabtu (30/1) lalu dan dipastikan kendaraan koalisi sudah cukup. “Tiga kursi tambahan dari tiga partai sudah dipastikan mendukung Sulham. Hanya saya belum bisa menyampaikan saat ini, tapi ketiga partai yang bergabung akan kami umumkan pada 7–8 Februari,”katanya.

Bahkan, kata Ketua Komisi I DPRD Soppeng ini, bukan hanya koalisi partai yang telah dijanjikan Andi Sulham, tapi juga pasangannya. “Jadi, semuanya sudah ada.Pasangan A Sulham juga sudah paten dengan Syarifuddin Rauf dengan tagline ASRI (A Sulham– Syarifuddin Rauf), sudah 100%,”ujarnya.

Ketiga partai yang bergabung dengan PDK untuk mengusung Sulham kemungkinan besar, yakni Partai Barnas,PKNU, dan PIB. “Kalau benar PIB bergabung untuk mengusung Sulham, giliran posisi A Sarimin Saransi yang kini terancam.

Soalnya PIB sudah diklaim pihak ASA sebagai partai yang bakal mengusungnya,selain PPP (2 kursi) dan Gerindra (1 kursi),” ujar tokoh pemuda A Afrianto di Warkop Asia Watansoppeng.

Menurutnya,kalau PIB menjadi liar seperti ini, koalisi partai pendukung Andi Sarimin menjadi tidak memenuhi syarat mengusung calon bupati/wakil bupati. “Ini mungkin yang menyebabkan PDK tidak mau mengungkapkan nama partai yang bergabung dengan PDK untuk mengusung Sulham,” tandasnya. (abdullah nicolha)

Monday, February 1, 2010

Pengikut Aliran Sesat di Polman Diamankan

Monday, 01 February 2010
POLEWALI (SI) – Pengikut aliran sesat pimpinan Samsuddin, 26, bentrok dengan aparat di Dusun Lena Desa Mirring Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Sulawesi Barat (Sulbar).

Mereka menolak diamankan saat petugas gabungan polisi, TNI, dan Satuan Polisi Pamong Praja mengepungnya, akhir pekan lalu. Tujuh orang dari 20 pengikut aliran itu berhasil diamankan.

Kapolres Polman AKBP I Gusti Ngurahrai menyebutkan, dari tujuh orang pengikut aliran sesat tersebut satu di antaranya adalah perempuan.Perempuan ini merupakan istri dari salah seorang pengikut aliran menyimpang tersebut. “Dari tujuh pengikut yang ditangkap satu orang wanita, saat ini berada di Mapolres Polman,” ungkapnya kepada harian Seputar Indonesia (SI),kemarin.

Suasana tegang dan ricuh mewarnai pengepungan tersebut. Mereka melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata tajam. Aksi kejar-kejaran pun antara aparat dan sejumlah pengikut Samsuddin tidak terhindarkan.

Aparat gabungan pengepungan wilayah hutan tempat persembunyian penyebaran aliran sesat yang merisaukan warga setempat sejak dua bulan terkhir. Seorang pengikut aliran yang mengaku sebagai Nabi Haidir bahkan menantang petugas dengan mengacungkan senjata tajam. Beruntung,tidak ada korban jiwa dalam penangkapan itu.

Sebelumnya, aparat kepolisian setempat telah menangkap tiga orang pengikut aliran sesat tersebut, salah satunya adalah Samsuddin di Desa Mirring Kecamatan Binuang Polman. Saat itu, polisi juga mengamankan Pua Mia yang dikethui sebagai wakil Samsuddin dan tiga pengikut lainnya saat hendak melarikan diri.

Menurut warga sekitar,penganut aliran yang diduga sesat itu melakukan salat hanya satu kali saja dengan menghadap ke Selatan. Anehnya lagi, mereka melakukan salat di dalam air tanpa menggunakan pakaian atau telanjang.

Informasi yang dihimpun SI, penganut aliran yang dipimpin Samsuddin itu juga mewajibkan kepada seluruh pengikutnya untuk membayar uang sebesar Rp4 juta dengan iming-iming akan masuk surga dan terhindar dari setiap mala petaka.

Samsuddin yang mengaku sebagai pimpinan aliran sesat itu saat digelandang aparat kepolisian beserta pengikut aliran lainnya mengatakan,dirinya merupakan Nabi Haidir yang diberikan wahyu untuk mengajak warga agar mengikuti ajarannya agar dapat masuk surga.

Dia mengatakan, hari kiamat sebentar lagi akan terjadi dengan menandakan munculnya nabi yang sekarang sedang berjalan di Mekkah dan Turki yang dinamakannya naga putih atau Syekh Abdul Kadir Mannaf. Selain mengamankan tersangka, aparat kepolisian juga menyita seluruh barang bukti yang ditemukan di gubuk milik penyebar aliran itu, barang bukti tersebut berupa buku- buku,alat salat,dan jenis batu batuan yang diduga sering kali digunakan para jemaah itu dalam melakukan kegiatan menyimpangnya.

Keberadaan para pengikut Samsuddin juga meresahkan warga sekitar. Mereka sering menganggu warga yang mereka temui. Informasi yang dihimpun, Samsuddin merupakan warga dari Kabupaten Pinrang yang sengaja datang ke daerah tersebut untuk membawa ajaran tersebut. Hingga kini,aparat kepolisian beserta pemerintah Polewali Mandar (Polman) masih terus melakukan pencarian terhadap para pengikut lainnya yang belum tertangkap.

Diperkirakan jumlah pengikut yang belum tertangkap lebih 10 orang. Kapolres Polman I Gusti memerkirakan pengikut yang lain telah berbaur dengan masyarakat setempat hingga ke kota agar tidak dikenali.

Dia menyebutkan, pihaknya berkonsultasi dengan pemkab setempat yakni Departemen Agama agar dapat memanggil para pengikut aliran sesat tersebut. “Jadi, kami akan bekerjasama dengan pemkab dalam hal ini Depag untuk menghadirkan mereka untuk disadarkan,” tandas Kapolres yang belum lama menjabat di Polman ini. (abdullah nicolha)

Ganggu,Café Zurya Minta Ditutup

Sunday, 31 January 2010
WATANSOPPENG (SI) – Sejumlah warga yang berasal dari Lingkungan Timpalaja, Desa Pattojo Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng meminta kepada Bupati Andi Soetomo agar menghentikan pengoperasian Cafe Zurya karena dinilai mengganggu kenyamanan warga setempat.

“Dengan ini kami sampaikan kepada Bapak Bupati Soppeng,kami warga Timpalaja menentang penjualan minuman keras (miras),beralkohol, dankegiatanpelacurandi Timpalaja serta meminta dengan hormat kepada Bapak Bupati kiranya CafĂ© Zurya yang masih beroperasi menjual miras di Timpalaja agar dapat dihentikan,” ungkap H Laebu yang mewakili warga Timpalaja menyampaikan surat yang ditujukan kepada bupati dihadapan anggota DPRD Soppeng,akhir pekan lalu.

Menurutnya, hal tersebut sudah jelas tidak sesuai dengan agama dan norma masyarakat serta melanggar hukum yang berlaku. Kegiatan yang ada di café tersebut, kata dia, diantaranya memperjual belikan minuman beralkohol kepada pengunjung yang berasal dari luar Timpalaja sambil berkaraoke (menyanyi) ditemani oleh perempuan pelayan Cafe Zurya.

“Suara orang bernyanyi dan bunyi musik yang keras sangat mengganggu warga sekitar yang ingin beristirahat pada malam hari, di cafĂ© tersebut juga disediakan kamar khusus untuk pelayanan tamu (pelacuran) yang sangat bertentangan dengan ajaran agama,”tegasnya di hadapan anggota Dewan.

Ketua Komisi I Andi wadeng yang memimpin penerimaan aspirasi warga tersebut berjanji akan mengajukan masalah tersebut kepada pimpinan Dewan untuk ditindaklanjuti.“ Yang jelas, kami akan sampaikan ke pimpinan karena kami hanya sebatas menerima aspirasi dan dari situ akan ditindaklanjuti lagi kepada yang lebih berwenang,” seusai menerima aspirasi warga. (abdullah nicolha)