Wednesday, May 27, 2009

Pemekaran Balanipa Disetujui

Wednesday, 27 May 2009
MAMUJU(SI) – Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Anwar Adnan Saleh menyetujui pembentukan Kabupaten Balanipa sebagai salah satu daerah yang berdiri sendiri (otonom).

Dia menyatakan, pihaknya memberikan persetujuan atas aspirasi dari rakyat Balanipa tersebut.“Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar prinsipnya telah menyetujui aspirasi tersebut. Dukungan Bupati dan DPRD Polman akan segera saya tindak lanjuti melalui surat persetujuan ke DPRD Sulbar,”kata dia di ruang kerjanya kemarin.

Bahkan,orang nomor satu di Sulbar tersebut langsung memerintahkan Asisten I Pemprov Sulbar Akhsan Djalaluddin agar surat rekomendasi tersebut secepatnya diselesaikan dan segera disampaikan ke DPRD paling lambat hari ini.

“Insya Allah, Rabu, rekomendasinya segera saya tanda tangani. Tidak ada alasan tidak mempercepat pembentukan Balanipa sebagai satu kabupaten yang merupakan pusat kebudayaan Mandar di Sulbar. Hal ini harus segera diselesaikan karena lebih cepat lebih baik,”ungkapnya.

Dalam pertemuan antara KAPP-KB tersebut turut hadir Sekprov Sulbar Arsyad Hafid,Asisten I Akhsan Djalaluddin, Asisten III Hasanuddin Mandra, dan Kepala Biro Pemerintahan Khaeruddin Anas. Sementara delegasi Balanipa dipimpin langsung Ketua Mujirin M Yamin.

Gubernur juga menyinggung masalah penempatan ibu kota Kabupaten Balanipa nanti apabila terbentuk dan meminta semua pihak mengikuti apa yang telah direkomendasikan pemerintah dan DPRD.“Saya kira kita ikuti saja apa yang direkomendasikan pemerintah dan DPRD Polman,sambil terus mengikuti proses yang akan dilakukan pemerintah pusat ke depan,” tandas mantan anggota DPR RI ini.

Wakil Ketua DPRD Sulbar Arifin Nurdin menyatakan, pihaknya hanya menunggu surat rekomendasi persetujuan gubernur untuk segera dibahas dalam rapat paripurna pembentukan Kabupaten Balanipa. Dia juga berharap Balanipa dapat segera didaftarkan di DepartemenDalamNegeri( Depdagri) dan DPR RI awal Juni mendatang.

“Jikasuratrekomendasidarigubernur telah diterima DPRD,segera kami tindak lanjuti melalui penjadwalan agenda paripurna persetujuan di Dewan.Bila perlu,Senin atau Selasa pekan depan telah bisa diparipurnakan secepatnya,” kata Ketua DPP PDK Sulbar ini. Ketua Komite Aksi Pejuang Pembentukan Kabupaten Balanipa (KAPP-KB) Mujirin M Yamin menyatakan, aspirasi masyarakat Balanipa tersebut saat ini mendekati titik akhir.

Dia berharap perjuangan itu segera dapat terwujud.“Respon dari aspirasi masyarakat Balanipa yang diberikan Bupati Polman, DPRD,Gubernur,dan DPRD Sulbar merupakan bentuk penyerapan keinginan rakyat yang luar biasa, rakyat Balanipa tentu sangat berterima kasih,”ungkapnya.

Diketahui, wilayah administratif Kabupaten Balanipa itu nanti meliputi tujuh kecamatan, yakni Campalagian, Balanipa, Luyo, Tinambung, Tutallu, Limboro, dan Tubi Taramanu (Tutar),dengan luas wilayah 963 kilometer persegi.Kemudian calon ibu kota kabupaten yang diusulkan,yakni Palippis, Desa Bala di Kecamatan Balanipa.

Berdasarkan data yang dihimpun SI, jumlah penduduk di tujuh kecamatan tersebut mencapai 166.429 jiwa. Unsur KAPP-KB yang menyerahkan SK persetujuan pembentukan Kabupaten Balanipa dari DPRD Polman yang telah diterbitkan 25 Mei lalu tersebut, di antaranya Mujirin M Yamin,Adi Arwan Alimin, Hasrat Kaimuddin, dan Lukman.Turut hadir Laskar Balanipa yang diwakili Adil Tambono dan Mahfud. (abdullah nicolha).

Pengumuman Tender Rp24 Miliar Ricuh

Tuesday, 26 May 2009
MAMUJU(SI) – Pengumuman pemenang hasil pelelangan tender proyek yang dilaksanakan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) kemarin diwarnai kericuhan.

Pasalnya, puluhan kontraktor tidak menerima hasil tersebut dan menilai bahwa pengumuman itu syarat dengan praktek korupsi,kolusi, dan nepotisme (KKN). Pengumuman hasil tender proyek yang dikeluarkan DPU setempat adalah proyek pengairan sumber daya air senilai Rp24 miliar yang terbagi dalam 27 paket proyek.

Para kontraktor tersebut mengamuk dan mencabuti seluruh lembaran pengumuman yang ditempelkan pihak panitia tender sebagai bentuk protes menolak seluruh hasil tender. Penolakan tersebut akibat adanya dugaan kolusi pihak panitia tender dengan beberapa kontraktor tertentu.

Bahkan,kekecewaan para kontraktor semakin bertambah akibat tidak adanya pihak panitia tender yang masuk kantor dan memberikan penjelasan kepada mereka. “Itulah yang membuat kami tambah kecewa karena tidak ada satu pun panitia tender yang hadir,”kata salah seorang kontraktor, Nasir, 29,kemarin.

Dia mengatakan, pelaksanaan pengumuman tersebut harus dibatalkan karena pihak panitia tender dan Kepala Dinas PU Sulbar Nasruddin tidak mengklarifikasi beberapa kontraktor yang dianggap sebagai pemenang tender yang layak.“Hasil ini harus dibatalkan,” katanya.

Nasir mengaku,pihaknya akan melakukan aksi besar-besaran apabila tuntutan mereka untuk mengulang dan membatalkan hasil pemenang tidak diindahkan.Mereka bahkan mengancam akan mengusir Kadis PU Nasruddin dari wilayah Sulbar.

Selain akan berunjuk rasa besar- besaran, pihaknya juga akan melaporkan panitia tender bersama Kadis PU Sulbar ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Mamuju untuk diperiksa dan membuktikan bahwa pihak PU dalam melakukan proses tender itu syarat dengan KKN. “Yang jelas,kami akan melaporkan mereka ke kejaksaan,”ungkapnya.

Kadis PU Sulbar Nasruddin yang dihubungi kemarin menyatakan, pihaknya dalam melakukan proses tender telah bekerja sesuai mekanisme yang ada.Apabila masih ada yang menolak hasil tersebut, tidak akan mengubahnya lagi. “Kalau memang tudingan mereka benar dan dapat dibuktikan, kami bersedia membatalkan atau mengulang proses tender tersebut,” ujarnya kepada SI melalui ponselnya kemarin.

Yang pasti, banyak pihak yang akan kecewa dengan hasil tersebut karena banyaknya pendaftar, tapi yang diterima hanya sebagian karena disesuaikan dengan paket proyek. Data yang dihimpun SI,di DPU Sulbar terdapat sekitar 400 kontraktor yang mendaftar.

“Kalau kami terus mengikuti keinginan kontraktor untuk mengulang dan membatalkan pengumuman lelang, pekerjaan nanti terhambat. Jadi, kami harus terus melanjutkan proses sesuai ketentuan yang ada,”tuturnya. Nasruddin menyatakan,pihaknya bersedia mengulang dan membatalkan hasil pemenang jika hal itu (KKN) terbukti.

“Kalau memang ada bukti yang akurat, kami bersedia akan mengulang dan membatalkan nya.Yang jelas,kami akan tetap berjalan sesuai aturan yang ada karena mengingat waktu terus berjalan,”tandasnya. (abdullah nicolha).

Tuesday, May 26, 2009

Peneliti Asal Jepang Terpikat Kebudayaan Bahari Mandar

Monday, 25 May 2009
POLEWALI (SI) – Sejumlah peneliti asal Jepang yang melakukan kunjungan ke beberapa daerah di Indonesia bagian tengah untuk mengenal kebudayaan bahari masyarakat setempat, khususnya cara pembuatan perahu, jenis-jenis perahu, dan teknik navigasi perahu yang digunakan pada masa lalu.

Peneliti muda kebudayaan bahari asal Polman Sulawesi Barat (Sulbar), Muhammad Ridwan Alimuddin, menyatakan bahwa awal perjalanan dimulai dari Tana Beru (Bulukumba), beberapa pulau di Selayar,Kepulauan Spermonde di Selat Makassar (Pangkep), Karama Pambusuang (Polewali Mandar), pesisir utara Gorontalo yang berbatasan dengan Sulawesi Utara, dan pesisir selatan tepatnya di perkampungan Bajau di Torisiaje.

“Pada Juli 2008 lalu, mereka (peneliti asal Jepang) juga berkunjung ke kampung nelayan yang terkenal dengan tradisi pemburuan ikan paus,di Lamalera,NTT,”katanya kepada SI di Mamuju,belum lama ini. Akhirnya survei yang dilakukan di beberapa daerah, kebudayaan bahari Mandar dipilih sebagai “alat” yang diharapkan dapat mewujudkan The Great Journey melalui laut.

“Dari perbandingan beberapa daerah yang dikunjungi, disimpulkan bahwa teknologi pembuatan perahu oleh orang Mandar masih banyak memiliki unsur tradisional yang juga digunakan pelayar-pelayar purba,setidaknya penggunaan layar. Meski demikian, itu tidak berarti teknologi dan teknik berlayar orang Mandar tidak mampu, malah sebaliknya,” ujarnya yang mendampingi peneliti Jepang ini.

Informasi yang dihimpun SI, hal tersebut juga berdasarkan beberapa referensi buku, masukan dari kolega Prof Sekino di Jepang, dan ahli perahu Nusantara dan pengamatan di lapangan (praktek berlayar bersama sandeq),kebudayaan maritim Mandarlah yang bisa mewujudkan cita-cita tapak tilas penyebaran umat manusia melalui laut.

“Orang-orang Mandar masih menggunakan perahu layar untuk mengarungi lautan luas, perahu bercadik buatannya tangkas dan kuat, dan pelaut-pelautnya pun pemberani. Setidaknya itu tercermin dari event Sandeq Race yang hasil dokumentasinya dipelajari tim The Sea Great Journey.Mereka pun sempat menyaksikan salah satu etape Sandeq Race 2008,” ungkapnya.

Kegiatan itu merupakan bagian kegiatan proyek “gila”The Sea Great Journey: The Black Current Route (Perjalanan Besar: Rute Arus Hitam), yaitu ekspedisi laut dari Paparan Sunda ke Kepulauan Jepang yang dipimpin Profesor Sekino Yoshihara, guru besar Antropologi Budaya di Mushashino Art University,Tokyo, dan telah menulis lebih dari 40 buku.

Sekino Yoshihara adalah lulusan ilmu hukum dari Hitotsubashi pada 1975 dan kedokteran dari Universitas Yokohama City pada 1982. Saat ini selain sebagai dosen humaniora, juga bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit di pinggir Kota Tokyo. Profesor itu juga telah melakukan tapak tilas secara terbalik rute penyebaran umat manusia dari Chili di ujung selatan Amerika Selatan hingga ke Tanzania Afrika antara 1993–2002.

Kemudian, sejak 2004,dia juga telah menapaki jalur perjalanan darat manusia purba yang menuju Kepulauan Jepang. Lalu Semenanjung Korea selesai dia telusuri pada 2005. Hal itu dilakukan dengan berjalan kaki, bersepeda, kendaraan di salju yang ditarik binatang, dan dengan perahu kayak (khususnya ketika melintasi Selat Bering, antara Alaska dan Rusia).

Sekino dan anggota timnya menyiapkan diri jauh hari sebelumnya dan mengikutsertakan pelaut asli dari Mandar.Rute yang akan ditempuh adalah pesisir barat Sulawesi– Kalimantan Timur (secara resmi pelayaran akan dimulai di sini sebagai batas Paparan Sunda di bagian timur)–Malaysia–Filipina– Taiwan–Okinawa.

“Yah, tidak mungkin kita kembali hidup di zaman batu,tetapi peradaban saat ini juga sepenuhnya tidak dapat dikatakan lebih baik,” kata profesor asal Jepang Sekino Yoshihara. (abdullah nicolha).

Monday, May 25, 2009

Empat Nelayan Polewali Mandar Terbakar

Sunday, 24 May 2009
MAMUJU (SI) -- Empat nelayan asal Desa Kenje,Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar (Polman),Sulbar terbakar saat sedang beristirahat di perahunya Sabtu (23/5) lalu.

Empat anak buah kapal (ABK) tersebut yakni, Hasanuddin, 23, Mulyadi,22,Hasan,17,dan Kai,20, api berawal saat Hasanuddin sedang berusaha membakar rokoknya, namun tanpa disadari api langsung membakar sekujur tubuhnya.

Setelah membakar tubuh Undin sapaan Hasanuddin, api kemudian berpindah ke Mulyadi dan dua teman lainnya. Anehnya, api hanya membakar keempat tubuh anak muda tersebut tanpa membakar peralatan kapal.

Rasyid, 35, yang saat itu juga berada diatas kapal menyatakan bahwa, dirinya terkejut saat mendengar kegaduhan di bagian belakang kapal dan mengira kalau Hasanuddin bersama adiknya Hasan sedang berkelahi.“Saya kira anakanak sedang berkelahi di bagian belakang kapal ternyata api sedang ‘mengamuk’,” katanya kepada SI,kemarin.

Dia menyebutkan,setelah melihat apa yang terjadi terhadap ABKnya, di merasa heran karena api yang telah membakar empat anggotanya tidak merusak bagian kapal, bahkan mesin yang ada juga tidak mengalami kerusakan.

“Kami heran kenapa api itu hanya membakar empat anggota sementara kapal yang terbuat dari kayu tidak terbakar sama sekali,”tuturnya. Saat kejadian nahas itu menimpa empat orang anggotanya, dia sedang melakukan pengecetan terhadap kapal yang disandarkan di Kali Mamuju, Kabupaten Mamuju setelah tiga bulan lamanya berada ditengah laut untuk mencari ikan. Kegiatan tersebut rutin mereka lakukan setelah melaut, sebelum melakukannya kembali satu bulan kedepannya.

Lantaran api hanya membakar ABK sehingga, tidak ada warga sekitar yang menyaksikan api membakar sawi (ABK).Namun, setelah kejadian itu, barulah sejumlah warga berdatangan karena mendengar kegaduhan tersebut.“Tidak ada warga yang melihat api itu, karena api tidak membakar kapal,setelah kami minta tolong barulah warga berjubel dan membantu untuk mengangkatnya ke luar dari dalam kapal,”jelasnya.

Keempat korban tersebut kemudian langsung dilarikan ke RSUD Mamuju untuk segera mendapatkan pertolongan, setelah tiba di rumah sakit, pihak rumah sakit hanya memberikan suntikan penahan rasa sakit karena tidak mampu memberikan pengobatan secara maksimal karena masih kekurangan pelayanan.

“Rumah sakit kami masih berkelas B sehingga belum mampu memberikan pelayanan secara maksimal terkait luka bakar yang dialami korban,karena sudah tergolong parah,” kata Direktur RSUD Mamuju Titin kepada SI via ponselnya,kemarin.

Dia menyebutkan, sebenarnya masih bisa melayani pasien yang menderita luka bakar yang tidak parah namun, kalau sudah parah disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap.“Memang ada pasien luka baker yang masuk beberapa hari lalu, namun kami sarankan agar dirujuk,”ungkapnya.

Kapten (punggawa) Kapal Haji Ipi yang juga merupakan bapak korban Hasanuddin dan Hasan menyatakan, pihaknya saat kejadian tidak berada di kapal dan sudah pulang ke kampung halamannya diDesaKenje Campalagian,Polman karena telah pulang melaut.

“Saya saat itu,sudah pulang ke Polman dan mendengar kabar dari anggota kalau empat orang sawinya terbakar,”jelasnya. Karena pihak RSUD Mamuju tidak mampu menangani anggotanya, makan empat korban tersebut langsung di rujuk ke RSUD Majene, namun pihak rumah sakit tersebut juga tidak mampu untuk mengatasinya dan menyarankan untuk segera dibawa ke RSUD di Makassar untuk segera mendapatkan perawatan intensif. “Malam itu, kami langsung membawanya ke Makassar,” ungkapnya dengan nada haru.

Informasi yang dihimpun SI, luka bakar terparah dialami oleh Hasanuddin dengan luka bakar di sekujur tubuhnya hanya pusat hingga paha yang tidak terbakar. Sementara Mulyadi,hasan,dan Kai hanya mengalami luka bakar di bagian lengan dan kakinya.

“Yang paling parah itu Undin karena sekujur tubuh diperban dan masih terbaring lemah di RSUP Wahidin, Makassar. Sedangkan tiga orang lainnya kemarin sudah bisa keluar dan saat ini dirawat di rumah sanak keluarga di Makassar,” kata Punggawa Pojala (Bos Nelayan) ini.

Dia menyebutkan, setelah pengecetan kapal , semua sawi akan pulang kampung ke rumah masingmasing sambil menunggu waktu yang tepat untuk kembali melaut. (abdullah nicolha).

Sunday, May 24, 2009

Banjir Masih Ancam Kota Palopo

Di Polman, Ratusan Rumah Kembali Terendam Banjir
Sunday, 24 May 2009

PALOPO(SI) – Badan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika (BMKG) Pusat memprediksi, potensi banjir masih mengancam Kota Palopo dan sekitarnya hingga Juni mendatang.

Sekretaris Kota Palopo HM Jaya mengatakan, sesuai kawat surat yang diterima Pemerintah Kota (Pemkot) Palopo dari BMKG, ancaman banjir dan bencana lainnya masih terus mengancam Kota Palopo.“ Cuaca buruk yang terjadi saat ini memang berisiko terjadi bencana. Karena itu,kami meminta warga tetap waspada,”kata dia kemarin.

Sesuai edaran yang ditandatangani Kepala BMKG Sri Woro B Harijono, curah hujan tinggi disertai angin kencang di beberapa wilayah di Sulsel selama Mei hingga Juni, mengancam terjadinya rawan bencana banjir untuk beberapa daerah, termasuk Palopo. Diketahui, Jumat (22/5) lalu, banjir bandang melanda Kota Palopo.

Bencana air bah itu merendam ratusan unit rumah yang terdapat di empat kecamatan di daerah. Banjir bandang terjadi karena debit air di dua sungai yang membelah Kota Palopo meluap. Menurut data pos bencana Dinas Sosial Kota Palopo,400 unit rumah terendam dalam peristiwa tersebut. Selain itu,sejumlah fasilitas publik lainnya juga dilaporkan ikut rusak dan terendam banjir.

Sementara itu, sejumlah warga Kota Palopo mengeluhkan kurangnya air bersih pascabanjir bandang, Jumat lalu.Pasalnya, distribusi air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Palopo terhambat akibat beberapa fasilitas milik PDAM rusak akibat banjir.

Direktur PDAM Kota Palopo NurlanBaslanmengatakan,terhambatnya distribusi air bersih kepada warga disebabkan adanya sejumlah fasilitas pipa milik PDAM yang rusak akibat diterjang banjir,Jumat lalu.Menurut dia, pihaknya masih berusaha sesegera mungkin memperbaiki kerusakan tersebut agar distribusi air bersih dengan sistem pipanisasi dapat segera dilakukan.

Selain itu, tingkat kekeruhan baku PDAM yang berasal dari Sungai Latuppa dipastikan di atas 10.000 NTU, satuan tingkat kekeruhan air.“Kami tidak mungkin menyuplai air dengan tingkat kekeruhan yang sangat tinggi,”ujar dia. Batas tingkat kekeruhan air untuk dikelola PDAM maksimal 5.000 NTU,itu pun hasilnya dipastikan tidak akan maksimal.

Dia menargetkan, distribusi air bersih secara normal ditargetkan sudah akan dilakukan hari ini,itu pun dengan catatan apabila tingkat kekeruhan air kembali normal. “Kalau persoalan perbaikan pipa, saya targetkan Sabtu sudah bisa diatasi, tapi persoalan kekeruhan air masih terus kami pantau. Jika kondisinya sudah normal, kami menjamin distribusi air juga akan kembali normal,”tandasnya.

Sementara itu, di Pos Tanggap Bencana Kota Palopo di Kantor Kecamatan Wara, terlihat sejumlah bantuan yang berasal dari berbagai instansi mulai mengalir. Tim Tanggap Bencana juga mulai menyalurkan bantuan makanan kepada korban banjir bandang. Sementara itu, ratusan rumah di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) kembali terendam banjir.

Sebelumnya, tiga kelurahan di daerah tersebut juga terendam banjir, di antaranya Kelurahan Manding, Pekkabata, Mammi.Kali ini melanda warga Kelurahan Wattang di Kecamatan Polewali setinggi 50 sentimeter. Hal tersebut diakibatkan tingginya curah hujan yang turun dalam dua hari terakhir di daerah tersebut yang mengakibatkan ratusan rumah di pemukiman padat penduduk Kelurahan Wattang terendam banjir.

Selain merendam pemukiman warga, banjir juga menggenangi sejumlah ruas jalan protokol dengan ketinggian air yang juga mencapai 50 sentimeter atau setinggi lutut orang dewasa sehingga kendaraan sulit melewati jalan dan harus ekstra hati-hati.

“Dengan adanya genangan air ini,kami harus ekstra hati-hati saat melewati jalan karena macet. Air juga hingga ke mesin mobil jadi terpaksa kami harus berhenti ke tempat yang lebih tinggi untuk menjaga kendaraan,” ungkap salah seorang supir pete-pete, Irwan, 28, di lokasi banjir,kemarin. (asdhar/abdullah nicolha).

Masalah Ibu Kota Bisa Menghambat

Saturday, 23 May 2009
POLEWALI(SI) – Ketua Komite Aksi Percepatan Pembentukan Kabupaten Balanipa (KAPP-KB) Mujirin M Yamin menyatakan,penentuan letak ibu kota kabupaten merupakan kewenangan pemerintah.

“Kami tidak perlu menanggapi masalah itu. Hal ini (ibu kota kabupaten) akan menjadi kewenangan DPRD dan pemerintah daerah nanti untuk memfinalkannya melalui kajian ilmiah,”katanya di Polewal, kemarin.

Menurut dia, persoalan penentuan ibu kota Kabupaten Balanipa tidak perlu terus diperuncing karena hal itu dikhawatirkan akan menghambat proses percepatan pembentukan ini.Pernyataan tersebut untuk menanggapi desakan sejumlah elemen masyarakat di Kecamatan Campalagian yang menginginkan ibu kota kabupaten ditempatkan di sana (Campalagian).

Salah seorang tokoh masyarakat di Polewali Mandar,Ansar Nur Hasanuddin, menyatakan bahwa persoalan ibu kota seharusnya tidak menjadi sesuatu yang harus diributkan. Dia berharap semua pihak tetap berpijak pada semangat satu kesatuan untuk mempercepat pembentukan Kabupaten Balanipa.

“Kan nanti akan ada kajian akademis untuk menentukan di mana letak ibu kota Kabupaten Balanipa. Jadi,hal ini tidak perlu diributkan karena saya kira legislatif dan eksekutif telah memikirkannya dengan matang,” ujarnya. Jangan sampai itu akan menghambat proses perjuangan yang telah berjalan selama ini.

Sebelumnya,Bupati Polman Ali Baal Masdar telah mengeluarkan surat keputusan yang memuat bahwa Desa Laliko di Kecamatan Campalagian dan Desa Bala di Kecamatan Balanipa sebagai dua wilayah yang akan menjadi calon area ibu kota Kabupaten Balanipa.

Sementara pihak DPRD Polewali Mandar hanya merekomendasikan satu area untuk dijadikan sebagai calon ibu kota kabupaten, yakni Kecamatan Balanipa.Keputusan tersebut dikeluarkan melalui rapat paripurna atas hasil kerja panitia khusus (pansus) DPRD,Jumat (22/5).

Dari perbedaan tersebut sehingga sejumlah masyarakat Campalagian mengancam menolak pembentukan Kabupaten Balanipa sebagai salah satu daerah otonom apabila Campalagian tidak dijadikan sebagai ibu kota. Mereka menilai,daerah tersebut sangat layak menjadi ibu kota kabupaten karena kondisi geografis dan keadaan penduduknya.

“Yang jelas, kami akan tetap menolak pembentukan Kabupaten Balanipa jika ibu kota kabupaten nanti tidak ditempatkan di Kecamatan Campalagian,” ungkap Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Campalagian Muh Asrul kepada SI kemarin.

Senada diungkapkan Armin Amasei yang juga aktivis Pemuda dan LSM di daerah tersebut bahwa Kecamatan Campalagian merupakan daerah yang strategis untuk dijadikan sebagai ibu kota kabupaten. Sebab, di antara enam kecamatan yang akan dimekarkan menjadi satu kabupaten itu, Campalagian lah yang memiliki penduduk terbanyak.

Selain Kabupaten Polman yang ingin memekarkan daerahnya menjadi satu daerah otonom,yakni Kabupaten Balanipa yang meliputi Kecamatan Campalagian,Luyo, Balanipa, Tinambung,Limboro,Alu,dan Tobi Taramanu (Tutar).

Kabupaten Mamuju juga telah mengusulkan pemekaran wilayah,yakni Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng). Informasi yang dihimpun SI, saat ini pengajuan pemekaran Kabupaten Mateng telah berproses di pusat beberapa bulan lalu.Sementara untuk berkas Kabupaten Balanipa masih dalam proses perampungan, tapi laporannya telah masuk di pusat. (abdullah nicolha).

Kesenian Karampuang Tak Dikenal

Saturday, 23 May 2009
MAMUJU(SI) – Dewan Kebudayaan Mandar (DKM) Sulawesi Barat (Sulbar) meminta pemerintah memerhatikan kebudayaan dan kesenian yang ada di daerah tersebut.

Pasalnya, masih banyak kebudayaan dan kesenian yang ada di daerah ini yang belum diketahui masyarakat luar,khususnya masyarakat di daerah itu sendiri.Salah satunya kesenian tari warga Karampuang, yakni tari kanjilong.

“Kesenian semacam ini perlu diperhatikan dan dilestarikan.Kalau tidak,tari tersebut akan punah apabila tidak dijaga dan diwariskan kepada generasi pelanjut serta dikenalkan kepada masyarakat,” kata Ketua DKM Sulbar Adi Arwan Alimin kepada SI kemarin.

Bahkan, perkembangan dunia kesenian di Kabupaten Mamuju yang saat ini dinilai dapat dibanggakan tampaknya masih jauh dari apa yang diharapkan. Hal itu disebabkan kurangnya perhatian pemerintah. Pelatih yang juga sekaligus menjadi pemain tari kanjilong dari Pulau Karampuang Kabupaten Mamuju Adrawi juga menilai,kesenian tari kanjilong seakan lama tertidur.

Menurutnya, kendala terbesar yang dihadapi adalah minimnya sarana, seperti peralatan, kostum. “Hingga sekarang, bisa dikatakan tidak ada perhatian yang khusus. Jangankan itu, sebagian besar warga Mamuju pun belum mengetahui jenis tari ini. Kami juga tidak memiliki media untuk menyebarluaskannya,”ungkap pelatih yang merangkap pemain ini. Dia juga menyatakan, selama ini tarian tersebut tidak pernah ditampilkan di luar Pulau Karampuang.

“Tari ini hanya digunakan dalam acara penyambutan pejabat saat sedang berkunjung. Di luar acara tersebut,yahkami hanya melalukan latihan,”ujarnya di Mamuju, belum lama ini. Dia juga mengaku, sangat senang saat bisa menampilkan hasil karya itu, tidak hanya di kalangan warga Mamuju, tetapi juga masyarakat dari kabupaten lain.

Sangat disayangkan jika hingga saat ini belum ada perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju. Padahal potensi seni di daerah tersebut sangat besar. “Kalau seperti ini terus, jangankan memperkenalkan di luar Mamuju,di dalam Kota Mamuju saja hanya segelintir orang yang tahu. Itu pun yang pernah berkunjung ke Pulau Karampuang,”tuturnya.

Tarian tersebut pada dasarnya mencerminkan kehidupan masyarakat pesisir tempo dulu yang sehari- hari mencari ikan cakalang dengan menggunakan perahu panjang bernama Ulu Belang.

“Nahagar maksud dan jalan cerita tarian tersebut bisa dimengerti penonton, tentu perlu digunakan alat peraga, yakni perahu dengan ukuran yang lebih kecil,” paparnya. Meski kurang mendapatkan perhatian,Adrawi bersama rekanrekannya berniat tetap akan meneruskan potensi besar tersebut. Salah satu bentuknya dengan melakukan beberapa modifikasi agar tarian ini semakin semarak.

“Kalaumemangpemerintahpunya niat mengembangkan dunia kesenian, tentu juga harus meluangkan perhatiannya untuk tarian ini. Percuma saja jika hanya menyulap Pulau Karampuang sebagai daerah tujuan wisata,tetapi tidak memperhatikan kesenian asli masyarakat setempat,”tandas dia. (abdullah nicolha)

Satu Lolos D3,Dua Gagal

Saturday, 23 May 2009
MAMUJU(SI) – Pihak Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Mamuju harus puas dengan surat keputusan (SK) yang dikeluarkan pihak Institut Pertanian Bogor (IPB).

Pasalnya,SMAN 1 Mamuju hanya mampu meloloskan siswanya untuk melanjutkan studi diploma tiga (D-3). Sebelumnya, pihak sekolah mengajukan tiga siswa untuk program bebas tes tersebut.Namun,hanya satu orang yang dinyatakan lolos kualifikasi.

“Usulan pertama yang diajukan adalah untuk program pendidikan S-1. Akan tetapi, dalam surat keputusan (SK) yang diterima,siswa yang bersangkutan hanya lulus untuk tingkat D-3 jurusan budi daya pertanian,” kata Wakil Kepala SMA Negeri 1 Mamuju Sudirman. Nama siswa tersebut sampai saat ini masih dirahasiakan karena mengingat hasil ujian nasional (UN) belum keluar.

“Takutnya nanti saat pengumuman UN,dia dinyatakan tidak lulus dan menjadi down karena namanya telanjur diekspose. Jadi, lebih baik namanya tidak sampai diketahui masyarakat sebelum penentuan,”ungkap dia.

Menurut Sudirman, selain di IPB,masih ada pula satu siswa yang memiliki kesempatan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM).Namun, hingga saat ini pihak sekolah masih belum bisa memastikan hal tersebut.“Kami sebagai tenaga pengajar sangat bangga jika memang siswa bisa melanjutkan studi di UGM,”ujar dia.

Syarat yang harus dipenuhi siswa agar bisa diusulkan adalah sejak kelas I hingga kelas III memiliki nilai tinggi dan masuk dalam peringkat 10 besar.Sejak beberapa tahun terakhir, terdapat beberapa perguruan tinggi yang sudah memasukkan brosur terkait bebas tes ke sekolah, di antaranya Universitas Hasanuddin (Unhas), Institut Pertanian Bogor (IPB),Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Makassar (UNM), Sekolah TinggiTeknologi (STT) Telkom,dan Universitas Brawijaya (Unbraw).

Sebelumnya, ada beberapa siswa SMA Negeri 1 Mamuju yang pada tahun lalu bisa melanjutkan studi bebas tes di IPB, Unhas, dan UGM. Sebenarnya, banyak siswa yang berminat melanjutkan studi di Unhas, tapi terbentur oleh kendala teknis.“Brosur kampus tersebut baru tiba di sekolah,setelah batas waktu pengembalian berkas telah selesai. Kami sangat menyayangkan hal itu,”tandasnya. (abdullah nicolha)