Wednesday, November 18, 2009

Kasek Diduga Lakukan Pelecehan

Wednesday, 18 November 2009
POLEWALI(SI) – Salah seorang oknum kepala sekolah (kasek) di salah satu sekolah menengah pertama di Kabupaten Polewali Mandar (Polman),Sulawesi Barat (Sulbar), berinisial MA dilaporkan ke polisi atas dugaan tindakan pelecehan seksual terhadap siswinya.

Informasi yang dihimpun Seputar Indonesia (SI),peristiwa itu berawal saat MA sedang memberi tahu tata cara pengisian lembar jawaban ujian nasional (UN) Sabtu (13/- 11) lalu. Saat itu korban sebut saja Mawar berusia 18 tahun,dipanggil ke dalam ruang kelas melalui salah seorang siswa untuk diajarkan cara mengisi lembar jawaban UN.

Teman korban, sebut saja Bintang, yang juga berada di dalam ruangan,disuruh keluar oleh kasek. Bahkan, kasek itu juga sempat keluar dari ruangan, lalu masuk kembali ke dalam ruangan dan langsung menyentuh tubuh Bunga mulai bagian pundak hingga bagian dadanya.

Menurut keterangan Mawar yang ditemui di Markas Kepolisian Sektor (Mapolres) Polman,awalnya dia tidak terlalu menghiraukan perbuatan sang kasek ketika memberi penjelasan cara pengisian lembar jawaban UN.

Saat perbuatan MA dilakukan berulang-ulang, sampai tiga kali,siswa kelas III itu pun bereaksi. Menurut korban, perbuatan sang kasek berhenti saat seorang tamu masuk ke dalam ruangan. “Saya mau meronta, tapi takut,” ujarnya dengan sedih. Sesaat kemudian, kasek memanggil Bintang ke dalam ruangan untuk diajar melingkari lembar jawaban UN.

“Saat Bintang serius dengan contoh lembar jawaban di depannya, kasek kembali mendekat dan menyentuh bagian sekitar sini,” tutur anak baru gede (ABG) ini kepada polisi sambil menunjuk bagian dadanya.

Mawar mengaku ketakutan atas ancaman kasek apabila perbuatannya itu diketahui orang lain. Namun,diamemberitahukanorangtuanya atas pelecehan yang dialaminya. Atas laporan itu orangtua Mawar langsung datang ke sekolah mencari MA.Namun, tidak ketemu karena MA tidak berada di sekolah.

Salah seorang guru bernama Abd Gani membantah peristiwa tersebut. Dia menduga terjadi salah paham yang membuat orangtua Mawar mendatangi sekolah. “Saat peristiwa itu, Bunga tidak berdua dalam ruangan dengan kasek. Ada siswa lain yang berada dalam ruangan,”ujarnya.

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satrekskirim Polres Polman Aiptu Amir Les mengungkapkan, pihaknya telah memeriksa beberapa orang sebagai saksi dalam kasus tersebut. “Kami pun segera memanggil MA. Berdasarkan keterangan para saksi,kasus ini merupakan pelanggaran pidana dan memenuhi syarat diproses lebih lanjut,”ungkapnya kemarin.

Kasi Madrasah dan Pendidikan Agama (Mapenda) Kandep Agama Polman Muhdin mengaku sangat menyesalkan perbuatan MA. Sebab, sebagai kasek telah mencoreng citra sekolah yang dipimpinnya. ”Kami tidak akan mendiamkan kasus tersebut,” ujarnya ketika mengetahui peristiwa tersebut dari wartawan. (abdullah nicolha)

PDIP-PDK Sambut Baik Ajakan Andi Sarimin

Wednesday, 18 November 2009
WATANSOPPENG(SI) – Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Soppeng menyambut baik niat bakal calon (balon) bupati Soppeng Andi Sarimin Saransi bersama membangun Soppeng.

Selain PDIP,Wakil Bupati Soppeng ini (Andi Sarimin) juga menggandeng legislator PDK Andi Wadeng yang memiliki basis massa yang riil di bagian utara Bumi Latemmamala itu. Bahkan, ketiga figur itu menggelar pertemuan khusus di ruang Wakil Ketua DPRD Soppeng Andi Mapparemma seusai pengambilan sumpah,kemarin.

Andi Sarimin Saransi mengungkapkan, tekadnya maju di Pilkada Soppeng 2010 bertujuan membuat perubahan pada pembangunan di daerah berjuluk Kota Kalong itu di segala bidang,seperti birokrasi, pelayanan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Intinya,tekad saya maju membawa perubahan yang tentunya demi kesejahteraan rakyat.Yang ada selama ini sudah baik, tapi kami menginginkan yang lebih baik lagi,”ungkapnya.

Hal itu menandakan isu koalisi antara PDIP dan PDK pada pilkada mendatang mulai memberikan titik terang. Bahkan kedua petinggi partai itu tidak menampik isu tersebut.“ Bisa saja itu terjadi dan tidak menutup kemungkinan pada akhirnya nanti akan terjadi demikian,” ungkap Andi Wadeng kepada harianSeputar Indonesia(SI),kemarin.

Dia menjelaskan,pihaknya saat ini telah mengajukan dua nama balon bupati ke provinsi,yakni Andi Sarimin Saransi dan Andi Sulhan Hasan.“Yah, kita tunggu saja prosesnya dan ini merupakan pertanda baik, semua bisa saja terjadi,” ucapnya kepada SI,kemarin.

Bahkan,peluang paket Sarimin dan Mapparemma atau Wadeng bisa saja terjadi pada pesta demokrasi lima tahunan di Bumi Latemmamala tersebut. Saat ditanya terkait masalah itu, ketiganya malah menebar senyum kepada semua yang hadir dan mengangguk seakan memberi isyarat itu bisa saja terjadi.

Ketua DPC PDIP Soppeng Andi Mapparemma menegaskan,semua kemungkinannya bisa saja terjadi dan kami merespons baik apabila ada komitmen seperti itu. “Yang jelas semuanya berproses. Kita tunggu saja hasilnya nanti, segala sesuatu bisa saja terjadi,” tandas Andi Mapparemma.

Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) PDIP Soppeng Agusnawan Iskandar melanjutkan, semua memungkinkan. Apalagi jika nanti berdasarkan rapat kerja cabang khusus (rakercabsus) ketiga figur yang telah mendaftar dianggap tidak ada yang memenuhi syarat.

“Bisa saja figur lain kami ajak.Kesimpulannya, PDIP pada pilkada nanti mau menang. Jadi, kami akan bekerja maksimal memenangkan calon yang diusung,”pungkasnya. (abdullah nicolha)

Listrik Padam saat Pelantikan

Wednesday, 18 November 2009
WATANSOPPENG(SI) – Pelantikan unsur pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Soppeng kemarin,diwarnai insiden listrik padam.

Untung generator yang disiapkan berfungsi kembali sehingga upacara pelantikan tetap berjalan lancar. Pengambilan sumpah dan janji pimpinan DPRD Soppeng definitif periode 2009–2014 dipandu Ketua Pengadilan Negeri Soppeng Krisnugroho Sri Pratomo SH. Pelantikan tiga unsur pimpinan DPRD Soppeng ditetapkan melalui keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo No 3588/XI/- 2009 tertanggal 5 November 2009.

Ketiga pimpinan DPRD Soppeng, yaitu Andi Kaswadi Razak dari Partai Golkar sebagai ketua,Andi Mapparemma dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP),dan AndiKunengdariPartai Amanat Nasional (PAN),sebagai wakil ketua. Golkar pada pemilu lalu meraih suara terbanyak dan memiliki delapan kursi di DPRD Soppeng.

Sementara PDIP sebagai peraih suara terbesar nomor dua meraih tiga kursi di Dewan, disusul PAN yang juga meraih tiga kursi. Rapat paripurna istimewa dipimpin Andi Kaswadi Razak berlangsung tertib dan lancar.

Namun, dalam kegiatan yang penting itu sempat diwarnai insiden listrik padam. Saat Andi Kaswadi Razak tampil memberikan sambutan sekitar pukul 11.20 Wita, tiba-tiba lampu mati dan seluruh ruang sidang gelap gulita.

Beruntung, insiden tersebut tidak berlangsung lama dan hanya berselang beberapa menit kemudian, generator sekretariat DPRD kembali berfungsi seperti sebelumnya. Insiden-insiden kecil lain kerap mengganggu saat pengucapan sumpah.Misalnya,sound system tidak berfungsi maksimal.“Hal ini sudah biasa,” kata Andi Dulli, sapaan akrab Ketua DPRD dua periode ini,sesaat sebelum melanjutkan sambutannya.

Tampak Bupati Soppeng Andi Soetomo ikut menghadiri pelantikan tersebut. Selaku pimpinan eksekutif di Bumi Latemmamala, dia meminta dan mengajak segenap pimpinan dan anggota Dewan menjaga kerja sama dua lembaga yang sudah terjalin baik.

“Kami mengajak Dewan yang terhormat senantiasa mempertahankan dan bahkan lebih meningkatkan kerja sama,koordinasi,dan konsultasi yang selama ini telah dibina bersama tetap terjalin dengan baik,” paparnya di hadapan anggota Dewan, muspida, SKPD, dan undangan lainnya di DPRD Soppeng,kemarin.

Menurut dia,hal itu sebagai suatu bentuk dan komitmen untuk bersama menyingsingkan lengan baju untuk berpikir dan berkarya demi kesejahteraan masyarakat. Bupati mengatakan,sesuai amanat UU No 32/2004 tentang Pemerintah Daerah ditegaskan bahwa hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja setara dan bersifat kemitraan.

Kedudukan setara,menurutnya, di antara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar.“Hal ini tercermin dalammelahirkankebijakandaerah berupa peraturan daerah,”jelasnya. (abdullah nicolha)

Tuesday, November 17, 2009

Kartu Tes CPNS Polman Dibagi

Tuesday, 17 November 2009

PEMBAGIAN kartu tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Sulawesi Barat (Sulbar) dilaksanakan hari ini di setiap kecamatan sesuai tempat pendaftaran masingmasing pendaftar.

Kepala Badan Kepegawaian Diklat dan Daerah (BKDD) Polman Sunjalil Yahya mengatakan, pembagian kartu tes tersebut dilakukan selama dua hari,yakni hari pertama (18/11) pengambilan untuk pelamar tenaga teknis dan kesehatan, hari kedua untuk pelamar guru. Untuk pelaksanaan ujian akan digelar pada Minggu (22/11).

Sunjalil menyebut pendaftaran dan pengambilan tes yang ditempatkan di kecamatan merupakan kebijakan pemerintah kabupaten (pemkab) yang bertujuan mendekatkan pelayanan dan lebih memudahkan para calon pendaftar.

“Kebijakan ini merupakan bentuk pendekatan pelayanan kepada masyarakat, khususnya terhadap para calon pendaftar. Jadi, untuk penyerahan berkas pendaftaran tidak perlu ke kabupaten,” ungkapnya kemarin.

KepalaBKDDPolmaninimenyebutkan bahwa pengambilan kartu tes bisa saja diwakilkan, asalkan mereka membawa bukti pendaftaran.“ Meski yang bersangkutan tidak ada bukti pendaftaran tidak bisa juga. Jadi, bisa saja diwakilkan, asalkan ada buktinya,”ujarnya.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Polman M Danial menambahkan, dalam penerimaan CPNS tahun ini pemkabselaluberusahamemberikan kemudahan kepada masyarakat.

Kabupaten Polman memperoleh kuota 411 CPNS yang terdiri atas tenaga guru,tenaga kesehatan,dan tenaga teknis lainnya. Selain kuota tersebut, ditetapkan penerimaan 28 sekretaris desa dan 112 tenaga kontrak. (abdullah nicolha)

Monday, November 16, 2009

Kejati Segera Sidik Korupsi DPRD Sulbar

Monday, 16 November 2009
MAKASSAR(SI) – Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sulselbar Adjad Sudradjat menegaskan kasus dugaan korupsi pembangunan gedung DPRD Sulawesi Barat se nilai Rp11,6 miliar sampai ke penyidikan.

Dari data awal yang dikumpulkan, tim penyelidik sudah menemukan sejumlah kejanggalan dalam proyek ini. Di antaranya adanya dugaan mark up. Menurut Adjat,masih banyak kejanggalan lain dalam proyek ini sehingga memungkinkan bisa dinaikan ketahap penyidikan sekaligus menetapkan tersangkanya. Ditanya lebih jauh terkait adanya dugaan penyimpangan lain,dia masih enggan berkomentar.

Menurut Adjat,kasus ini masih dalam tahap penyelidikan intelejen.“Untuk sementara kami belum bisa buka ke publik dugaan penyimpangan lain dalam proyek ini. Karena sedang dilakukan penyelidikan,” jelasnya.

Sementara menurut Asisten Intelejen (Asintel) Kejati Sulselbar Andi Abdul Karim, sangat kuat indikasi korupsi dalam kasus ini.“Dugaan kami, cukup besar kerugian Negara dalam kasus ini. karena temuan sementara kami adalah telah terjadi kemahalan harga.Kami terus mengumpulkan alat bukti dan keterangan untuk mendukung dugaan kami,”katanya kemarin.

Mantan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Parepare ini menjelaskan, dalam waktu dekat tim teknis dari Dinas Tata Ruang dan Permukiman akan turun kelapangan untuk meneliti kelayakan fisik bangunan. “Sudah ada rencana tim akan turun melihat kondisi bangunan. Untuk persisnya saya tidak begitu tahu waktunya,”ujarnya.

Karim menjelaskan,masih ada kasus lain yang juga ditargetkan sampai ke penyelidikan yakni dugaan korupsi percetakan sawah di Mamuju dan Polman Sulawesi Barat. “Selain dugaan korupsi DPRD,kami juga sedang mengusut dugaan korupsi percetakan sawah di dua daerah ini,”tegasnya.

Untuk diketahui,pekan lalu Kejati Sulselbar sudah meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sulsel, melakukan audit kerugian negara untuk kedua kasus ini.Selain itu, Kejati juga sudah meminta Dinas Tata Ruang dan Permikiman Sulsel meneliti kondisi fisik bangunan.

Sementara itu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kabupaten Mamuju, Lingkar Kajian Kebijakan Publik (LK2P) Sulbar, dan Front Amanah Perjuangan Rakyat (Frampera) Sulbar mendesak Kejati Sulselbar menuntaskan dugaan korupsi pembangunan gedung DPRD Sulselbar. “Kami minta agar penegak hukum dalam hal ini Kejati untuk memperjelas dan mempertegas kasus tersebut,” ungkap Direktur LBH Mamuju Hatta Kainang,kemarin.

Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Kajian Kebijakan Publik (LK2P) Sulbar Jamhur Anjasmara. Karena, pembangunan Gedung DPRD Sulbar menelan anggaran Rp12 miliar lebih.

Desakan serupa dilontarkan Ketua Umum Front Amanah Perjuangan Rakyat (Frampera) Sulawesi Barat (Sulbar) Muh Amril. “Kami lihat belum ada kejelasan dan ketegasan dalam kasus tersebut,” katanya.

Data yang dihimpun Seputar Indonesia (SI),pembangunan Gedung DPRD Sulbar di Kecamatan Simboro, Kepulauan (Simkep) menghabiskan dana Rp11,6 miliar. Namun, pelaksana proyek baru mengerjakan fondasi dan tiang pancang setinggi kira-kira 1-2 meter. (umran la umbu/abdullah nicolha)

6 Bakal Calon Berebut Koalisi Nonparlemen

Monday, 16 November 2009
WATANSOPPENG (SI) – Sedikitnya enam bakal calon bupati dan wakil bupati yang bertekad maju di Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Soppeng telah mendaftarkan diri di koalisi nonparlemen di daerah tersebut.

Ke enam figur tersebut berasal dari berbagai bidang dan elemen di masyarakat, tiga di antaranya merupakan birokrat yaitu, Andi Singkeru (pejabat Pemkab Bone), Syarifuddin Rauf (mantan Wakil Bupati Soppeng), dan Kepala Dinas Koperasi,Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Soppeng Andi Herdi Bunga Haryadi.

Sementara, dua tokoh dari kalangan politisi, yakni, Syamsu Niang dari Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Makassar, Ketua DPC Partai Demokrat Soppeng Hira Putriani Rasyiddan.

Sedangkan satu bakal calon lagi adalah akademisi, yakni, Andi Munarfah. Informasi yang dihimpun Harian Seputar Indonesia (SI), saat pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati di koalisi 13 partai politik yang tidak berhasil meraih kursi pada Pemilu Legislatif 2009 lalu di Bumi Latemmamala tersebut, sedikitnya terdapat tujuh figur yang mengambil formulir.Namun, yang mengembalikan dan resmi mendaftar hanya enam tokoh tersebut.

“Sudah ada enam orang yang mengembalikan formulir pendaftaran dari tujuh orang yang mengambil formulir, di antaranya Andi Singkeru, Andi Munarfah, Syarifuddin Rauf, Andi Herdi Bunga Haryadi,Syamsu Niang,dan Hira Putriani Rasyd. Sementara satu orang lagi, Aris Muhammadiyah yang juga kalangan politisi belum mengembalikan formulir,” ungkap Ketua Tim Mediator Koalisi Nonparlemen Soppeng Muchtar Baso kepada wartawan, kemarin.

Kendati terbilang paling awal membuka pendaftaran bagi kandidat bupati dan wakil bupati dan telah memenuhi syarat 13% perolehan suara untuk mengusung satu paket pada Pilkada Soppeng 201, hingga kini koalisi parpol yang beranggotakan 13 partai itu belum menentukan bakal calon yang diusung pada pesta demokrasi lima tahunan di daerah berjuluk Kota Kalong itu.

Menurut Muchtar Baso yang juga Sekretaris Partai Persatuan Daerah (PPD) Kabupaten Soppeng ini, pihaknya tidak ingin terburuburu dalam menentukan figur yang akan diusung pada pilkada tersebut.

“Kami tidak mau terburu-buru untuk menentukan figur yang akan diusung pada koalisi ini, karena kami memiliki beberapa pertimbangan diantaranya, kami harus mencermati perkembangan politik hasil Musda Partai Golkar SulSel,”ujar dia.

Muchtar menambahkan,untuk Pilkada 2010 mendatang, koalisi non parlemen memasang target menang, dan berhati-hati untuk menentukan figur yang akan diusung. “Karena di Pilkada Soppeng 2010 mendatang, Koalisi Non parlemen memasang target menang, kami (Koalisi Nonparlemen) tidak hanya sekadar ikut meramaikan Pilkada, tapi kami bertekad akan berjuang dan memenangkan calon yang kami usung,”tandas Muchtar. (abdullah nicolha)

Sunday, November 15, 2009

10 Balon Berebut Dukungan


Sunday, 15 November 2009
WATANSOPPENG(SI) – Sebanyak 10 bakal calon (balon) bupati dan wakil bupati yang bertekad maju di Pemilukada Soppeng Juni 2010,bersaing meraih simpati untuk mendapat dukungan Partai Demokrat.

Ke-10 balon tersebut adalah Andi Soetomo (bupati),Andi Sarimin Saransi (wabup),Andi Sulhan Hasan (asisten II),Andi Herdi Bunga Haryadi, Andi Munarfa,Andi Singkeru, M Haidir,Hendra Sudrajat,Husain Junaid,dan Andi Kastahar.

“Meski Ketua Bappilu DPDPDIP Sulsel Husain Djunaid dan Andi Kastahar belum resmi mengembalikan formulirnya, tapi saya sudah ketemu langsung dan berjanji akan mengembalikannya dalam waktu dekat,” ungkap Sekretaris DPC-Partai Demokrat Nursyamsu kepada Seputar Indonesia( SI),kemarin.

Nursyamsu mengatakan, Aris Muhammadiyah yang juga mengambil formulir di partai berlambang bintang kejora Soppeng itu hingga kini belum ada kepastian kapan akan dikembalikan.“Karena saat mengambil formulir diwakilkan dan belum ada kontak secara langsung,”katanya. Menurut dia dari ke-10 balon tersebut semua memiliki peluang yang sama untuk diusung pada pesta demokrasi lima tahunan di Bumi Latemmamala tersebut.

Sebab, penentuan calon yang akan diusung melalui survei dan visi misinya untuk membangun Soppeng ke depan. “Jadi, setelah disaring di kabupaten maka akan diajukan ke provinsi untuk disurvei.Kemudian diserahkan lagi ke pusat dan akan ditetapkan, kami melihat semua berpeluang untuk diusung,”jelasnya. Hal senada diungkapkan legislator Partai Demokrat Haeruddin Tahang.

Dia mengatakan bahwa dari semua figur yang bertekad maju di Pilkada Soppeng lewat partai bentukan presiden SBY itu memiliki peluang yang sama. “Intinya, setelah disurvei baru akan diketahui siapa yang akan diusung,” ungkapnya.

Sementara itu,Ketua Bappilu DPD-PDIP Sulsel Husain Djunaid mengaku,pihaknya telah mengambil formulir di Demokrat dan segera mengembalikannya ke Sekretariat DPD Partai Demokrat Soppeng Jalan Merdeka dalam waktu dekat.

“Insya Allah, dalam waktu dekat mungkin satu atau dua hari ke depan,” ujarnya singkat kepada SI melalui telepon selularnya. Sementara untuk penentuan bakal calon (balon) yang akan diusung partai berlambang bintang kejora itu pada pilkada Soppeng Juni 2010 akan ditentukan setelah musyawarah daerah luar biasa (Musdalub) DPD Partai Demokrat Sulsel 18 November.

“Hingga kini, belum ada jadwal yang jelas, tapi kemungkinan besar setelah Musdalub karena tim 9 DPD baru akan dibentuk setelah Musdalub,” ujar Sekretaris DPC Demokrat Soppeng Nursyamsu,kemarin. Demokrat Belum Tentukan Arah Koalisi Kendati telah menyaring figur yang akan diusung pada pesta demokrasi lima tahunan, namun Dewan Pengurus Cabang (PDC) Partai Demokrat Kabupaten Soppeng hingga kini belum menentukan arah koalisi.

Alasannya, pengurus Partai Demokrat masih melihat peta politik dan melakukan komunikasi-komunikasi terhadap beberapa parpol di Kota Kalong itu. “Kami belum menentukan koalisi nanti mengarah ke mana, karena melihat perkembangan dulu,” ujar Nursyamsu. Kendati demikian, pihaknya mengaku telah melakukan komunikasi dengan beberapa partai lain,namun masih sebatas komunikasi biasa.

“Kami tetap membuka diri kepada siapa saja yang ingin berkoalisi dan bisa saja,semua bisa terjadi, bisa PAN, PDIP, dan sebagainya,”tutur dia. Haeruddin Tahang mengungkapkan hal yang sama.Namun,Partai Demokrat tetap terbuka dalam mengarahkan koalisi pada Pilkada, asal memiliki misi dan visi yang sesuai dalam membangun Soppeng. (abdullah nicolha)