Thursday, September 11, 2008

Demokrat Dukung Cakka-Siku

Wednesday, 10 September 2008


LUWU(SINDO) – Partai Demokrat memutuskan masuk barisan Andi Mudzakkar- Syukur Bijak alias paket CS (Cakka-Siku) dalam Pemilu Kepala Daerah Luwu. ”Setelah kami melakukan rapat pleno bersama lapisan Partai Demokrat (PD) kami memilih pasangan calon bupati dan wakil bupati Luwu yang diusung PBB-PBR Andi Mudzakkar-Syukur Bijak paket CS,” kata Ketua DPCPD Luwu Bahrum Daido di ruang kerjanya,kemarin.

Menurut Bahrum, semua pasangan calon tersebut bagus.Hanya, dari masukan masyarakat yang diketahuinya sekaligus berdasarkan survei paket CS lebih bagus. ”Survei ini m e n u r u t p a n d a n g a n masing-masing dan dari pengurus. Makanya, kami memilih Cakka- Siku,” kata Bupati Luwu yang baru menjabat beberapa bulan ini.

Bupati Luwu ini juga menyebutkan, sebagai ketua partai hanya mengetuk palu dan dukungan terhadap CS merupakan keputusan bersama dari semua pengurus partai.Tapi, keputusan tersebut belum merupakan final karena harus menunggu keputusan dari provinsi dan pusat.

”Jadi, kami masih menunggu apa keputusan DPD dan DPP kalau memang DPD provinsi setuju mendukung paket CS maka kami tidak perlu lagi melanjutkan ke pusat karena itu sudah mutlak. Yang jelas, DPC Luwu telah menyetujui akan mendukung paket CS pada pemilu kepala daerah ini,” katanya kepada SINDO di Luwu,kemarin.

Sebelumnya, Partai Demokrat Luwu ingin mengusung pasangan bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati Basri Suli- Sofyan Sayang. Tapi rencana itu terkendala pada prosedur pendaftaran yakni tidak mencukupi dukungan 15% suara. Akhirnya, PD mengalihkan dukungannya kepada calon yang diusung PBBPBR tersebut.

Sementara itu, kubu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Luwu hingga saat ini belum menentukan sikapnya untuk mendukung salah satu calon pada ajang pesta demokrasi Luwu itu yang akan digelar 29 Oktober mendatang. Maklum saja, PKS masih tetap setia menunggu proses hukum yang sedang dijalani oleh bakal calon Basri S u l i - S o f ya n Sayang.

” S a m p a i sekarang kami masih setia mendukung Basri- Sofyan hingga kasusnya selesai tetapi yang jelas kami (PKS) akan terlibat dalam pemilu Kepala Daerah Luwu ini,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC-PKS) Kabupaten Luwu Lukman Khaliq kepada SINDO melalui telepon selulernya,kemarin.

Menurut Lukman, pihaknya akan tetap menjaga komitmen untuk mengusung Basri-Sofyan.Kendati begitu, apabila sudah jelas mereka tidak dapat maju sebagai calon maka terpaksa PKS bersiap mengalihkan dukungan ke calon lain. ”Karena kami akan tetap berpartisipasi dalam pemilu Luwu ini dan akan mendukung satu calon,” jelasnya.

Dia juga menyebutkan, keputusan tentang siapa yang akan didukung partai berasaskan Islam itu dapat diketahui pekan depan. ”Setelah kami melakukan rapat dan nantinya di situ akan ditentukan siapa yang akan kita dukung, insya Allah pekan depan sudah ada,” kata Lukman tanpa menjelaskan siapa pasangan yang dimaksud. (abdullah nicolha).

Anggaran Bencana Alam di Luwu Dipersoalkan

Wednesday, 10 September 2008

LUWU(SINDO) – Dana bencana alam yang dikucurkan Menkokesra 2007 lalu untuk Kabupaten Luwu dipersoalkan sejumlah kalangan.


Pasalnya, banyak versi berbeda tentang jumlah bantuan tersebut. Seperti diketahui bencana alam yang melanda Larompong, Kabupaten Luwu 2007 lalu, telah merusak sejumlah sarana infrastruktur jalan, drainase, proteksi, dan pengaman aliran sungai, sekolah, dan perumahan.

Dari sejumlah informasi yang dihimpun SINDO dana bencana alam mencapai Rp20 miliar,Rp36 miliar,dan Rp13 miliar. Tidak jelasnya jumlah bantuan yang disalurkan pemerintah pusat melalui Menkokesra, membuat pihak eksekutif dan legislatif mempertanyakan hal itu berapa jumlah dan bagaimana realisasinya di lapangan.

”Di sini yang kami persoalkan adalah berapa jumlah sebenarnya bantuan tersebut karena selama bantuan itu diterima pemerintah daerah Luwu kami tidak pernah melihat laporan dan catatannya secara jelas,” kata Ketua DPRD Luwu Hidayat Nurthalib kepada SINDO,kemarin.

Menurut Hidayat, dia belum dapat mengambil sikap tentang bagaimana pemandangan umum ini, karena hal itu harus segera diselesaikan dalam waktu dekat ini. ”Jadi, kami menunggu pihak yang terkait untuk menyampaikan laporannya dan data-data lengkap tentang bantuan bencana alam dari pemerintah pusat tersebut,”tandasnya.

Hal senada diungkapkan Sekretaris Komisi II DPRD Luwu Muhaddar bahwa, pihaknya belum dapat berkomentar banyak tentang berapa jumlah bantuan yang diterima,berapa yang terealisasi, dan sudah menghabiskan berapa. ”Kami tidak tahu pasti berapa, makanya tidak bicara banyak, yang jelas bantuan itu ada dan nilainya sekitar miliaran.

Ya kita tinggal menunggu laporannya saja,” ungkap legislator PBB ini. Muhaddar mengungkapkan, penggunaan dana bencana alam ini harus jelas arahnya karena selain dari pusat hal itu akan menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) apabila ada yang tidak jelas.”Makanya, kami minta kepada pihak terkait agar melengkapi laporan itu dengan baik,setelah itu baru kita bisa bertindak,”katanya.

Sementara itu, Bupati Luwu Bahrum Daido juga mengharapkan hal yang sama dan meminta kepada pihak terkait untuk segera melaporkan tentang bantuan dana dari pemerintah pusat tersebut untuk melancarkan agenda yang ada di DPRD Luwu.

Di tempat terpisah,Kepala Bappeda Luwu Muchlis Mappangaja menyebutkan, dirinya dalam hal ini hanya sebagai koordinator dan pada saat bantuan tersebut datang, selanjutnya seluruh dinas terkait kita kumpul dan membeberkan bahwa, ada pekerjaan seperti ini.

”Pengerjaannya itu diserahkan kepada masing-masing dinas,” ujarnya. Dia menjelaskan,bantuan bencana alam yang diterima oleh pemerintah daerah Luwu sebesar Rp13 miliar, dan mengenai tentang adanya isu bantuannya lebih dari itu tidak benar.

”Sama sekali tidak benar,karena yang menerima itu kami dan datanya lengkap,” katanya. Muchlis menambahkan, penyaluran bantuan bencana alam tersebut terbagi dalam dua tahap yakni,tahap pertama sebesar Rp3 miliar dan tahap kedua sebesar Rp10 miliar. (abdullah nicolha)

Wednesday, September 10, 2008

Proyek Pelelangan Ikan Disoal

Tuesday, 09 September 2008

LUWU(SINDO) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Luwu serta kalangan pemuda mempersoalkan proyek pusat pelelangan ikan (PPI) di Desa Ulo-Ulo yang menelan dana sebesar Rp9 miliar.

Langkah itu dilakukan karena hingga saat ini pembangunan pusat pelelangan ikan tersebut belum rampung. “Kenapa bisa seperti itu, padahal dana yang dimiliki kontraktor cukup banyak dan anggaran untuk proyek itu miliaran rupiah,” kata Sekretaris Komisi II DPRD Luwu Muhaddar kepada SINDO,kemarin.

Menurut Muhaddar, pihaknya segera melakukan pemantauan ke lokasi proyek untuk memastikan bahwa, tidak ada penyimpangan yang terjadi dalam pengerjaan proyek tersebut.“Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kita bisa memantau ke sana. Apabila ada kesalahan atau pelanggaran maka pihak rekanan akan segera kita panggil untuk menyelesaikan masalah ini,”tegasnya.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Luwu Andi Sudirman mengaku, pembangunan proyek PPI Ulo-Ulo Belopa sudah masuk tahap keempat,namun sampai saat ini, pembangunannya belum rampung disebabkan masih menunggu kucuran anggaran 2009. Proyek tersebut kata dia, sudah menjadi tumpuan hidup masyarakat nelayan yang menetap di pesisir pantai.

Bahkan, mereka sangat berharap proyek PPI secepatnya rampung guna mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat nelayan. “Proyek ini sudah masuk tahap pembangunan keempat dan sudah menghabiskan anggaran sejumlah Rp9 miliar.

Tapi hingga sekarang belum rampung karena terkendala dana, bahkan untuk pembangunan lanjutan proyek PPI Ulo-Ulo Dinas Perikanan dan Kelautan akan mengusulkan dana pada tahun anggaran berikutnya untuk pembangunan akhir proyek tersebut,”kata Sudirman.

Dia menjelaskan, proyek PPI ini akan sangat menguntungkan bagi daerah, terutama mengenai kontribusi pemasukan penghasilan asli daerah (PAD). Selanjutnya, Luwu akan mengalami peningkatan yang sangat signifikan di sektor Kelautan dan Perikanan sekaligus turut memberdayakan masyarakat nelayan yang tinggal di pesisir pantai.

“Hal ini menjadi prioritas utama pihak Pemkab sesuai dengan visi dan misi Luwu,”jelasnya. Kemudian, lanjut Sudirman, peningkatan sarana infrastruktur kelautan merupakan hal yang sangat penting untuk secepatnya ditindaklanjuti. Apalagi, sangat menunjang pemasukan income per kapita masyarakat nelayan dengan memberdayakan kehidupan mereka, sekaligus mendukung percepatan infrastruktur sektor kelautan dan perikanan di daerah ini.

Mengenai kisaran berapa jumlah anggaran yang diusulkan pada tahap pembangunan kelima untuk penggunaan anggaran 2009 ini belum diketahui, disebabkan saat ini masih menunggu data lengkap apa yang paling penting dibutuhkan untuk perampungan pembangunan proyek PPI Ulo-Ulo.

Ketua KNPI Luwu Astamanga Azis menyebutkan,sebagai lembaga kepemudaan yang ada di daerah tersebut akan selalu mengawal apa yang menjadi kebutuhan masyarakat terutama kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada masyarakat. “Kami akan tetap mengawal masyarakat hingga mendapatkan pelayanan maksimal dari pemerintah setempat,” ujarnya. (abdullah nicolha)


Bupati Luwu Timur Sidak Proyek

Tuesday, 09 September 2008

MALILI (SINDO) – Bupati Luwu Timur (Lutim) Andi Hatta Marakarma dalam bulan Ramadan ini kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah proyek fisik.

Pemantauan tersebut dilakukan pada proyek yang saat ini pengerjaannya sedang dilakukan oleh proyek Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dikpora) maupun Dinas Kesehatan (Dinkes). Sidak tersebut didampingi Kabag Humas, Kabag Ekbang, Kadis PU dan Kadis Kesehatan.

“Hal itu sudah menjadi agenda rutin bupati makanya, meskipun di bulan Ramadan namun pemantauan proyek-proyek fisik di lapangan tetap dilakukan,” kata Bidang Publikasi Humas Lutim Yulius Patappa kepada SINDO di Malili,kemarin. Menurut dia,salah satu sasaran sidak bupati adalah pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Luwu Timur I Lagaligo di Kecamatan Wotu.

Dalam kesempatan itu bupati berjalan mengitari seluruh ruangan rumah sakit dan sesekali terlihat memberikan instruksi kepada Kadis Kesehatan dr Mahafuddin Sidtujdu dan Kepala RSUD untuk membenahi beberapa bagian yang dianggap perlu mendapatkan pembenahan.

“Secara umum, pembangunan rumah sakit berjalan lancar,meskipun bupati sedikit agak kecewa karena finishing pekerjaan yang kurang bagus dan terkesan terburuburu serta dengan pengadaan genset yang bersifat silent. Padahal, rumah sakit membutuhkan ketenangan, utamanya bagi pasien yang sedang dirawat,”kata Bupati.

Agar aktivitas di rumah sakit mulai nampak,kata Hatta, pihaknya memerintahkan Kepala RSUD dan seluruh staf rumah sakit untuk segera berkantor dan menata administrasi yang ada, karena rumah sakit ini akan segera difungsikan. Dari RSUD,Bupati melanjutkan peninjauan ke Puskesmas Ketoraharjo untuk melihat kondisi bangunan puskesmas dan rumah dinas dokter yang ada di sana.

Puskesmas Kertoraharjo saat ini sudah ditingkatkan menjadi Puskesmas Plus dengan model bangunan berlantai dua. Peninjauan proyek berlanjut ke Kecamatan Mangkutana dan Kalaena, utamanya proyek l Dikpora seperti sekolah dan sejumlah bangunan lainnya.

Melihat kondisi proyek yang mengecewakan bupati meminta kepada kontraktor agar bekerja maksimal terutama yang berkenaan dengan finishing. Sementara kepada Kepala Dinas PPTK diminta untuk tidak membayar kontraktor yang tidak maksimal dalam pekerjaannya.

“Jadi, saya minta kepada PPTK tidak membayar rekanan atau kontraktor kalau pekerjaannya tidak maksimal apalagi tidak dapat merampungkannya,” katanya di Malili,kemarin. (abdullah nicolha)

Tuesday, September 9, 2008

Calon Berebut Simpati Korban Banjir Luwu



LUWU(SINDO) – Para peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Luwu mulai berebut simpati warga korban banjir yang melanda Kabupaten Luwu beberapa waktu lalu.

Sebut saja Paket CS (Cakka- Siku).Pasangan calon bupati dan wakil bupati ini memberikan bantuan kepada korban banjir di Kecamatan Lamasi Timur, Desa Pompengan, berupa pemeriksaan dan pengobatan gratis.

”Sebagai seorang muslim, kami dituntut membantu sesama, apalagi bagi saudara-saudara kami yang terkena musibah,” kata calon bupati Luwu usungan Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Bintang Reformasi (PBR) Andi Mudzakkar kepada SINDO di Luwu,kemarin.

Menurut Andi Cakka– sapaan akrabnya–kegiatan tersebut dilakukan selama dua hari.Selain di Lamasi,pihaknya juga menggelar kegiatan yang sama di Kecamatan Kamanre. ”Kami menarget kegiatan ini selama dua hari dan memilih memberikan pelayanan kesehatan gratis. Musibah banjir ini menyebarkan penyakit dan harus segera diatasi dan dicegah,” jelasnya.

Sementara itu,paket Amir Kaso-Syamsul Sabbea (Amal) juga menggelar kegiatan yang sama, tetapi paket ini mengemasnya dalam bakti sosial (baksos) ke daerah banjir di Kecamatan Walenrang- Lamasi (Walmas), yakni memberikan bantuan berupa 100 dos mie instan dan sekitar 50 dos air mineral.

”Hal itu sebagai wujud solidaritas atas mereka yang dilanda banjir dan bukan sosialisasi Pemilu Luwu, melainkan kami merasa berkewajiban memberikan bantuan kepada mereka, ini baksos untuk kemanusiaan,” kata Local Officer (LO) Amal Ahmar Arif kepada SINDO,kemarin.

Senada diungkapkan Direktur Utama Perusda Sulsel yang mencalonkan diri sebagai calon bupati Luwu Amir Kaso, acara bakti sosial yang digelarnya tersebut merupakan wujud solidaritas guna memberikan bantuan kepada saudara-saudara kami yang dilanda banjir di Walmas.

Sebelumnya, hal yang sama juga dilakukan pasangan calon bupati dan wakil bupati yang diusung Partai Golkar- PAN, Basmin Mattayang-Buhari Qahhar Mudzakkar. Pasangan yang lebih dikenal dengan nama Matahari, memberikan bantuan kepada korban banjir di daerah tersebut, yakni berupa sembako dan beberapa kebutuhan pokok lainnya.

”Bantuan yang diberikan berupa air mineral 600 dos serta beras 1,2 ton untuk 3 desa dan 1 kelurahan di Kecamatan Kamanre dengan 600 rumah tangga (RT). Bantuan itu langsung diberikan paket Matahari Basmin Mattayang- Buhari Qahhar Mudzakkar kepada korban banjir,” kata Local Officer (LO) paket Matahari Fadriati AS kepada SINDO,kemarin.

Selain di Kecamatan Kamanre, pihaknya juga memberikan bantuan kepada korban banjir yang berada di Walmas, berupa gula dan beras kepada warga setempat yang diserahkan istri mantan Bupati Luwu Hayarna Basmin Mattayang bersama Buhari Qahhar Mudzakkar. ”Warga terlihat sangat antusias menerima bantuan tersebut,” kata Enceng–sapaan akrab Fadriati.

Sementara itu,paket yang diusung PDIP-PDK Rischal Anton Pasombo-Sahardi Mulia yang lebih dikenal dengan nama Persaudaraan Rischal- Sahardi (Perisai) juga menggelar aksi serupa, yakni mengunjungi tujuh desa yang tergenang banjir di Kecamatan Lamasi Timur, dengan memberikan bantuan sembako dan air mineral.

”Hal itu mereka sambut dengan senang hati,” kata Rischal Anton Pasombo kepada SINDO melalui telepon selulernya, kemarin. Masyarakat tidak menyoalkan nilai pemberiannya, tetapi mereka melihat kepedulian kami yang hadir pada saat mereka kesulitan.

Artinya, mereka merasakan sangat dipedulikan dan Perisai datang pada waktu magrib. ”Kami sangat peduli hal yang demikian dan tentunya peduli dengan masyarakat kecil,” jelas calon bupati Luwu ini. (abdullah nicolha)

Amal Datangkan Konsultan Politik

Monday, 08 September 2008

LUWU (SINDO) – Duet pasangan calon bupati dan wakil bupati Luwu Amir Kaso-Syamsul Sabbea (Amal) secara khusus mendatangkan konsultan politik dari Jakarta.

Tujuannya, tak lain strategi pemenangan paket ini pada Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Luwu yang akan digelar 29 Oktober mendatang. ”Kami sengaja mengundang mereka dalam strategi pemenangan paket Amal guna memaksimalkan persaingan pada Pemilu Luwu ini, mengingat hari pencoblosan sudah dekat,”kataLocakOfficer(LO) paketAmalAhmarArif kepada SINDO di Luwu,kemarin.

Konsultan politik tersebut berjumlah lima orang dengan masing-masing bidang berbeda. ”Ada yang khusus menangani bidang komunikasi,media, publikasi, fotografer,dan politik,”jelasnya.

Mereka memberikan pelatihan kepada semua tim Amal, rencananya tim ini akan berada di Luwu selama satu pekan.”Jadi,mereka hanya sebatas memberikan pelatihan, tetapi dua di antaranya nanti akan menetap hingga Pemilu Kepala Daerah Luwu selesai,”ungkapnya.

Orang yang dipercaya sebagai LO paket Amal ini menambahkan, hingga saat ini setelah melihat perkembangan politik yang ada di Bumi Sawerigading, pihaknya tetap optimistis dapat memenangkan Pemilu Kepala Daerah Luwu. ”Kami optimistis dapat meraih suara 43% dan yakin memenangkan pemilu ini secara terhormat,” jelasnya.

Calon bupati Amir Kaso– yang diusung lima gabungan partai politik (Parpol), yakni PPP,PBSD,PNBK,PSI, dan PNBK–menyatakan, tetap optimistis memenangkan pesta demokrasi yang pertama kali digelar di daerah tersebut.

”Bulan Ramadan ini tempatnya orang selalu beramal, jadi berAmal-lah.Yang jelas Amal tambah optimistis,” kata Amir kepada SINDO melalui telepon selulernya, kemarin. Menurutnya, konsultan politik yang didatangkan dari Jakarta itu memberikan pelatihan bagi semua tim dan memaksimalkan setiap kegiatan yang dilakukan masyarakat. (abdullah nicolha)

Monday, September 8, 2008

Agrobisnis Jadi Landasan Utama

Sunday, 07 September 2008
Laporan Pengentasan Kemiskinan
By: Abdullah Nicolha

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Utara,Sulawesi Selatan (Sulsel) fokus di bidang pertanian dalam memberantas kemiskinan.

Masalah kemiskinan memang selalu menjadi patokan sebagian besar warga untuk menilai keberhasilan pemerintah dalam memimpin suatu daerah.Peningkatan jumlah masyarakat miskin di setiap daerah biasanya dipengaruhi banyak faktor, termasuk di kota yang baru berusia 9 tahun ini. Jumlah penduduk di Kabupaten Luwu Utara pada 2006 berdasarkan data sensus penduduk (SP) adalah 290.168 jiwa.

Jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan sekitar 89.004 jiwa atau 30,62%. Dari data yang ada, tidak ditemukan adanya peningkatan ataupun penurunan jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan karena berdasarkan data rekapitulasi kartu kompensasi BBM (KKB) dan data penerima bantuan langsung tunai (BLT) tidak ada perbedaan signifikan.

“Kami belum mengetahui secara pasti apakah ada penurunan atau peningkatan penduduk miskin, sebab pendataan baru akan dimulai pada Oktober mendatang,” kata Kepala Seksi Usaha Ekonomi Masyarakat Teknologi Tepat Guna (UEMTTG) Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Luwu Utara Misbah kepada SINDO belum lama ini. Angka kemiskinan itu dinilai sangat tinggi dari apa yang telah diperkirakan pemkab setempat. Hal itu disebabkan kenaikan harga barang konsumtif akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Apabila dilihat dari tipologi wilayah permukimannya, ada beberapa daerah yang menjadi konsentrasi yaitu, di pelosok desa, umumnya petani di sana tidak memiliki lahan dan hanya menjadi pekerja. Kelompok kedua adalah daerah di pesisir daerah kabupaten. Umumnya, mereka yang tinggal di pesisir bekerja sebagai nelayan tradisional, pengelola tambak, dan buruh tambak.

Kelompok ketiga adalah di sekitar pusat kegiatan ekonomi seperti pasar. Mereka yang tinggal di sekitar pasar biasanya para pedagang kecil, pedagang kaki lima (PKL), dan buruh. Adapun kelompok keempat adalah di wilayah pegunungan. Masyarakat di pegunungan sulit mendapatkan akses pelayanan dasar karena masih terisolasi, misalnya petani yang memiliki lahan cukup tetapi sulit untuk memasarkan produksinya dan kurangnya sumber daya manusia.

Di Luwu Utara, terdapat tiga wilayah kecamatan yang masih tergolong terisolasi, di antaranya Kecamatan Seko, Rampi, dan Limbong. Tiga kecamatan ini hanya bisa dilalui dengan memakai sepeda motor (ojek) dengan harga yang relatif mahal dibanding dengan daerah lain, yakni berkisar antara Rp400.000–Rp500.000 sekali jalan.

Di daerah tersebut bahkan masih menggunakan sistem barter dan petani masih menggunakan kerbau untuk menggarap sawah mereka. Dalam merealisasikan pembangunan, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara berpedoman pada tujuh dimensi yang ingin dicapai, yaitu religius, maju, sejahtera, dan mandiri di atas landasan agrobisnis dan ekonomi kerakyatan.

Dari kebijakan tersebut, pemerintah setempat memiliki strategi-strategi dasar untuk menanggulangi kemiskinan yang dihadapi masyarakat. Peningkatan kualitas pertanian, salah satunya dengan menggenjot potensi kakao yang ada di daerah tersebut serta mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin terhadap akses-akses seperti pendidikan, kesehatan, kualitas lingkungan hidup, dan pasokan air bersih. Tujuannya agar masyarakat tidak terbebani lagi dengan tingginya biaya kebutuhan dasar tersebut.

Kepala Sub Bidang Data dan Pelaporan Badan Pendapatan Pengelolaan Daerah (Bappeda) Kabupaten Luwu Utara Muhtar Jaya mengatakan, pada 2008, Rp24,7 miliar dialokasikan untuk sektor pertanian. Melihat pengalokasian dana yang ada saat ini,Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dapat dipastikan telah berupaya melakukan pemberantasan kemiskinan dengan mengurangi beban masyarakat, yakni dengan pemberian alat, bibit, dan pupuk bersubsidi.

“ Jadi,itu merupakan tahapan penanganan parsial dan jujur telah terjadi penurunan angka kemiskinan dengan melihat banyaknya masyarakat yang sudah beralih profesi menjadi pegawai,” ungkapnya. Dalam pengentasan kemiskinan, Bupati Luwu Utara HM Luthfi A Mutty mengangkat komoditas andalan pertanian di daerah tersebut, yakni kakao,melalui program pencanangan Luwu Utara sebagai penghasil kakao terbaik nasional pada 2010.

Hal ini karena 80% penduduk Luwu Utara bertumpu di sektor pertanian Luthfi A Mutty optimistis target produksi kakao bakal menjadi yang terbaik di tingkat nasional dalam kurun waktu dua tahun mendatang. “Kemungkinan memang tidak berhasil, tapi satu hal yang perlu kita tangkap,hingga 2007, pemerintah pusat dan provinsi belum pernah berbicara tentang kakao, bahkan presiden,wakil presiden, dan gubernur. Setelah saya gencar bicara soal ini, barulah muncul (banyak yang membicarakan soal pertanian kakao),”paparnya.

Program tersebut kini mendapat dukungan dan perhatian dari pemerintah pusat dan provinsi. Pada 2009, sebanyak 14.000 hektare sawah akan direhabilitasi untuk pertanian kakao. “Sebelum ada bantuan dari pusat, mungkin masih pesimistis, tetapi dengan turun tangannya pemerintah pusat dan provinsi, saya tambah yakin dan optimistis program ini akan terwujud,” ungkapnya.

Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Sulsel kemudian mengikutkan Pemkab Luwu Utara menjadi peserta konferensi kakao terkait visi operasional Luwu Utara menjadikan produsen kakao terbaik nasional. Berbagai upaya yang telah dilakukan Pemkab Luwu Utara dalam gerakan Rehabilitasi Massal Menuju Tanaman Kakao Berkualitas.

Untuk program “Menuju Kakao Terbaik Nasional 2010” diperlukan upaya rehabilitasi total dari hulu sampai ke hilir, antara lain dengan penanggulangan bencana alam. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Luwu Utara HM Nur Husain mengaku tidak mengharapkan pada tingkat kuantitas, melainkan kualitas yang memadai.Atas dasar itu, dia berharap agar semua pihak ikut menyukseskan target tersebut.

Ditjen Perkebunan juga telah melakukan verifikasi sekaligus membuka lahan 400 hektare untuk demplot kakao yang ditempatkan di Desa Tarobok, Kecamatan Sabbang (100 Ha); Desa Pengkendekan, Kecamatan Sabbang (100 Ha); Desa Poreang, Kecamatan Bone-Bone (100 Ha); dan Desa Ujung Mattajang, Kecamatan Mappedeceng (100 Ha). (abdullah nicolha)

Kesejahteraan Petani Meningkat dengan Kakao

Sunday, 07 September 2008

PEKERJAAN yang tidak menentu membuat Idham, 49, warga Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB),hidup serba kekurangan. Dia terus memutar otaknya untuk menghidupi seorang istri beserta tiga orang putranya.

Dia pun memutuskan untuk membuka usaha sendiri dengan menggunakan modal dari pemerintah melalui usaha jual beli barang campuran di Lombok. Sadar usahanya tak kunjung mengalami perubahan, Idham pun beralih usaha dengan menjadi buruh tani dengan menggarap lahan sawah milik orang lain. Meski belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga, dia tetap bertahan menggeluti profesinya tersebut. Pada 1993, Idham tertarik mengikuti program transmigrasi yang ditawarkan pemerintah setempat ke Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Meski dihantui rasa ragu,tapi dia tetap bertekad mengubah nasibnya dengan mengikuti program transmigrasi. Setelah mengikuti pembinaan sekitar dua tahun,dia resmi menempati rumah barunya di Desa Sepakat, Kecamatan Masamba,Luwu Utara,dan masuk dalam Unit Transmigrasi Buso. Bersama dengan warga transmigrasi lainnya, Idham mengikuti program pertanian sesuai arahan petugas pemerintahan setempat. Mengelola perkebunan kakao merupakan salah satu bidang usaha yang digelutinya.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada 1997 justru membuat para transmigran dibanjiri rezeki lantaran tingginya harga jual hasil perkebunan kakao di pasaran. Berkat penghasilan perkebunan kakao tersebut,Idham bahkan mampu menunaikan ibadah haji pada 1998. Kakao memang merupakan salah satu komoditas utama yang dihasilkan Kabupaten Luwu Utara dan merupakan tanaman perkebunan yang produksinya cukup besar.

Pemkab Luwu Utara sendiri telah membuka lahan transmigrasi dengan luas mencapai 1440 hektare (ha) dari total areal lahan yang disiapkan sebesar 4370 ha. Saat ini, jumlah transmigran yang telah ditempatkan di Luwu Utara mencapai 824 KK atau sebanyak 3.758 jiwa, yang terbagi dalam empat unit transmigrasi (UT) yakni, Buso, Bantimurung, Pongkase, dan Maipi.

Sebagian besar warga transmigran yang kini berada di Bumi I Lagaligo itu adalah mereka yang berasal dari Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Selain mengelola kakao, para transmigran juga mengelola perkebunan kepala sawit yang juga merupakan salah satu komoditas andalan Kabupaten Luwu Utara.

Menurut data Pemkab Luwu Utara,produksi tanaman kelapa sawit setiap tahun mengalami peningkatan. Pada 2006, produksi kelapa sawit tercatat sebanyak 47.367,21 ton. (abdullah nicolha)

Peduli Kebutuhan Warga Miskin

Wawancara: Bupati Luwu Utara HM Luthfi A Mutty
Sunday, 07 September 2008

MENEKAN angka kemiskinan dengan fokus mengembangkan pertanian kakao menjadi tekad bulat Bupati Luwu Utara HM Luthfi A Mutty.Apa saja yang dilakukan?

Apa visi Anda membangun Luwu Utara?

Sebelum saya menjawab itu, kita perlu tahu dulu apa sebenarnya masalah yang dihadapi bangsa kita, permasalahan yang dihadapi bangsa kita ini adalah kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran. Ketiganya saling terkait. Untuk mengatasi masalah ini, kita fokus mengembangkan sektor pertanian kakao.Jadi,visi kita menjadikan Luwu Utara sebagai penghasil kakao terbaik nasional pada 2010. Sedangkan misinya adalah membuat masyarakat Luwu Utara menjadi cerdas dan sejahtera.

Apa hasil yang dicapai selama ini?

Berbicara mengenai perkembangan, banyak hal yang sudah kita capai.Selain di bidang pertanian juga di bidang pendidikan,dengan menggratiskan biaya kepada siswa SD dan SMP yang tidak mampu. Sedangkan di bidang kesehatan, kami memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Untuk mengentaskan kemiskinan, apa saja programprogram pokok Kabupaten Luwu Utara?

Kami ingin mencoba memulihkan produktivitas kakao, bahkan lebih tinggi dari apa yang pernah dicapai dulu. Sebab, kondisi eksistensi yang ada sekarang, dari 57.000 hektare, sebanyak 15.000 hektare rusak karena bencana alam. Masih ada 42.000 hektare yang produktif, tapi produktivitasnya dari tahun ke tahun selalu menurun.Pada 2003, produktivitasnya rata-rata 1,2 ton per ha per tahun, sekarang hanya rata-rata 400 kg per ha per tahun.Target kita, bagaimana produktivitas itu bisa meningkat, yakni mencapai 2 ton per ha per tahun.

Apakah program tersebut efektif?

Sangat efektif, karena sebagian besar masyarakat di daerah Luwu Utara bertumpu di sektor pertanian.Karena itu, dalam membangun pertanian tidak mungkin tanpa melalui kelompok, untuk itu kita membentuk Gerakan Rehabilitasi Massal Menuju Tanaman Kakao Berkualitas (GermasTakkwa)

Apa saja kendalanya?

Salah satu kendala yang pernah dihadapi adalah adanya pejabat teras Pemprov Sulsel yang mengatakan bahwa kakao di Luwu Utara itu tidak perlu diurusi karena sudah bagus. Pejabat tersebut berarti tidak tahu masalah yang sebenarnya.Kendala lain adalah tengkulak karena selama ini mereka membodohi petani.

Anda puas dengan hasil yang telah diperoleh?

Tidak,pemerintah tidak boleh puas.Ini masih jauh,apa yang ingin dipuaskan. Masyarakat masih miskin, pemerintah tidak boleh puas. Kalau pemerintah puas, itu sudah ‘kiamat’, jadi kalau puas tidak berpikir lagi.

Pemerintah tidak boleh berhenti berpikir.Kalau pemerintah berhenti berpikir, berarti pemerintahannya apatis dan stagnan. Pemerintah itu,menurut amanah konstitusi, bertugas menyejahterakan rakyat. Jadi, kalau rakyat sudah sejahtera, tahap berikutnya adalah mencari cara agar masyarakat bisa menyekolahkan anaknya. (abdullah nicolha).

Pasangan Perisai Tak Tingkatkan Sosialisasi

Sunday, 07 September 2008

LUWU(SINDO) – Duet pasangan calon bupati dan wakil bupati Luwu Rischal Anton Pasombo-Sahardi Mulia yang lebih dikenal dengan nama Persaudaraan Rischal-Sahardi (Perisai), memilih tidak meningkatkan sosialisasi paket dan memanfaatkan momen bulan Ramadan.

”Gerakan Perisai dalam bulan Ramadan ini tetap seperti biasa. Kami tidak ingin salat tarawih keliling dikaitkan dengan sosialisasi Pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah ini,” kata calon bupati Luwu Rischal kepada SINDO di Luwu,kemarin.

Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Perisai Arsan Abbas menyatakan, pihaknya saat ini tetap menyosialisasikan paket ke masyarakat sesuai aturan yang ada. ”Kami tetap minta dukungan masyarakat sesuai hati nurani bukan janji- janji,” ucap Arsan kepada SINDO di posko induk Perisai,belum lama ini.

Perisai selama ini menyosialisasikan programprogramnya melalui pendekatan ke masyarakat apabila nanti terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Luwu periode 2009–- 2014. ”Program utama kami, yaitu pengembangan pertanian di daerah Luwu karena setelah diamati,potensi pertanian yang dimiliki daerah ini kurang mendapat perhatian pemerintah daerah,”ujarnya.

Paket yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) ini akan memfokuskan pembangunan pada sektor pertanian dan akan mendukung program kesehatan dan pendidikan gratis.

”Kami memilih pertanian karena sebagian besar masyarakat Luwu bertumpu pada sektor pertanian,” kata Rischal. Sementara itu, Sekretaris Tim Pemenangan Perisai Basrum Dg Siatta mengatakan, pihaknya saat ini sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mulai dari tingkat kabupaten hingga ke pelosok desa.

”Saat ini kami sedang memasuki tahap pemantapan kepada masyarakat yang siap mendukung dan akan memenangkan paket Perisai pada Pemilu Kepala Daerah Luwu ini,”ucapnya.

Dari perkembangan politik yang ada di masyarakat saat ini dan dukungan mereka, pihaknya yakin dapat meraih suara di atas 30%. ”Yang jelas, kami ingin menang guna melakukan perubahan di semua sektor dan pengembangan pertanian,”tuturnya. (abdullah nicolha)

Bupati Lutim Bantu Warga Miskin di Burau

Sunday, 07 September 2008

MALILI (SINDO) – Bupati Luwu Timur (Lutim) Andi Hatta Marakarma memberikan bantuan kepada para warga miskin yang berada di Kecamatan Burau saat menggelar safari Ramadan bersama para kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lingkup Pemkab Lutim, kemarin.

Pemberian bantuan tersebut dikemas dalam bentuk bingkisan sebagai bentuk apresiasi pemerintah daerah kepada warga kurang mampu dan merupakan ajang silaturahmi masyarakat Burau dengan camat yang baru. ”Camat Burau sebelumnya, Ansar Rachman dimutasi ke Inspektorat dan digantikan oleh Muh Salman,” kata Bagian Humas Lutim Yulius Patappa kepada SINDO,kemarin.

Selainitu,DewanPengurus Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Luwu Timur,juga menyalurkan dana BAZ kepada masing-masing empat orang guru mengaji, empat orang pegawai sa’ra dan satu orang untuk siswa berprestasi.

Bupati Lutim Andi Hatta Marakarma menyatakan, safari Ramadan merupakan agenda rutin setiap tahun yang dilakukan oleh Pemkab Lutim sebagai ajang silaturahmi sekaligus menjadi ajang interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk mendapatkan masukan tentang apa yang harus dilakukan pemerintah untuk menyejahterakan rakyatnya.

Menurut Hatta,selama kurang lebih tiga tahun memimpin Lutim bersama Wakil Bupati Saldy Mansyur, telah banyak pembangunan yang dilakukan dan hasilnya telah dinikmati oleh masyarakat, namun ternyata masih banyak yang perlu dilakukan untuk kepentingan masyarakat.

”Oleh karena itu, dukungan dan partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk memberikan masukan bahkan kritikan kepada pemerintah daerah demi perbaikan di masa mendatang,”katanya.

Khusus untuk pembangunan di Kecamatan Burau, selama kurun waktu tiga tahun menjabat, lanjut Hatta, sedikitnya dana yang masuk ke daerah ini berkisar Rp25 miliar yang digunakan untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur yang ada di wilayah ini.

”Makanya, kami minta masyarakat untuk mengawasi penggunaannya sesuai dengan keinginan masyarakat setempat,” kata Hatta. Kepada Camat Burau, Bupati meminta agar selalu berada di lapangan untuk mengetahui apa yang menjadi kesulitan warga serta peka terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat.

”Jangan menganggap diri lebih hebat dan tahu segalanya, tetapi sebagai kader muda harus lebih banyak belajar dari masyarakat dan hendaknya menjadikan masyarakat sebagai mitra.Yang lebih penting adalah layanilah warga dengan tulus dan ikhlas,” kata orang nomor satu Lutim ini.

Hatta juga menyebutkan, pada anggaran 2009 ini, program pemerintah akan lebih banyak berpihak kepada kepentingan masyarakat seperti pemberian santunan kepada warga yang meninggal, fasilitas ambulans bagi warga yang membutuhkan, dan pemberian KTP dan Akte Kelahiran gratis bagi masyarakat. (abdullah nicolha)