Thursday, July 17, 2008

Pemekaran Luteng Dibahas

Thursday, 17 July 2008


LUWU(SINDO) – DPRD Kabupaten Luwu saat ini tinggal menunggu kepastian anggaran untuk pembentukan Kabupaten Luwu Tengah (Luteng).

Pasalnya, pemerintah setempat telah melengkapi kekurangan berkas sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No78/2008 dari perubahan PP No129/2000 tentang tata cara pembentukan, penggabungan, dan penghapusan satu daerah.

“Dalam PP tersebut ada dua hal penting yang harus kami sepakati bersama antara eksekutif serta legislatif dan semua pihak. Bahkan selama dua tahun berturut-turut, kabupaten induk harus memberikan bantuan kepada kabupaten baru dalam menjalankan pemerintahannya. Kepastian angka ini yang belum kami sepakati berapa jumlah rupiahnya,”kata Ketua Komisi I DPRD Luwu Muhlis Kararo kepada SINDO kemarin.

Menurutnya, yang terpenting adalah pembiayaan pemilu kepala daerah pertama bagi daerah yang baru terbentuk.“ Jadi, dalam PP itu dikatakan bahwa kabupaten induk harus membiayai penyelenggaraan pemilu kepala daerah pertama,”tandasnya.

Terkait pemekaran wilayah di Kabupaten Tana Toraja (Tator), yakni Kabupaten Toraja Utara yang telah disahkan beberapa waktu lalu,dan telah menganggarkan dana sebesar Rp6 miliar untuk penyelenggaraan pemerintahan selama dua tahun dan pemilu kepala daerah yang pertama kali. Maka, pihaknya berupaya akan menganggarkan dana sebesar itu, seperti yang terjadi di daerah yang telah mekar.

Sekretaris Daerah (Sekda) Luwu Ansar Pandaka menyatakan, akan memenuhi permintaan dari provinsi yakni, peta wilayah setempat untuk melengkapi berkas Luteng. Selain itu,Pemkab bersama DPRD akan melakukan rapat paripurna untuk menentukan dan menyepakati berapa anggaran pemilu kepala daerah pertama dan penyelenggaraan pemerintahan selama dua tahun.

Dia menyebutkan,eksekutif telah menetapkan dana sebesar Rp5 miliar untuk pemekaran wilayah baru. “Itulah yang akan kami bahas dan ditetapkan pada rapat paripurna nantinya,”jelas dia. (abdullah nicolha)

Cakka Sikku Klaim Raih DukunganWarga Kamanre

Thursday, 17 July 2008


LUWU (SINDO) – Pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Luwu yang diusung Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Bintang Reformasi (PBR) Andi Mudzakkar-Syukur Bijak mengklaim telah meraih dukungan warga Kecamatan Kamanre untuk memenangkan Pemilu Kabupaten Luwu Oktober mendatang.


“Kami menjamin telah mendapat simpati warga Kecamatan Kamanre khususnya di Desa Cilallang sebesar 55%.Jadi,kalau ada salah satu pasangan yang mengatakan telah mendapat dukungan warga Kamanre itu bisa dipertanyakan,” kata Ketua Dewan Presidium Cabang (DPC) Partai Republika Nusantara (Republikan) Luwu, Bechtrang Kadir kepada SINDO kemarin.

Menurut dia,Kamanre itu adalah kampung kelahiran salah satu kandidat,tidak semua warga setempat mendukungnya, terbukti pihaknya memiliki posko di sana untuk siap berjuang memenangkan pasangan yang lebih dikenal dengannama “CS”(Cakka-Siku).

“Kami jujur dari awal,presentase Cakka di Kamanre hanya sebesar 15%, tetapi fakta itu berbalik dari hari ke hari.Maka,presentase CS sekarang sudah di atas kertas dari rivalnya, yakni 55 berbanding 45%.Jadi,kalau ada yang mengklaim sebanyak 90 persen itu tidak benar, jumlah orang berapa sehingga mengatakan seperti itu,mari kita jujur kalau CS sudah meraih dukungan lebih,” jelas Ketua Gabungan Kontraktor Indonesia (Gakindo) Luwu ini.

Hingga saat ini, pihaknya telah menggalang dukungan di enam desa di kecamatan tersebut, dan telah membangun sedikitnya sembilan posko di daerah tersebut.“Itu untuk sementara, sekarang kami ingin memperluas hingga ke dusun-dusun, mudahmudahan mereka bekerja dengan baik sehingga pasangan yang kami dapat menang,” ungkap Penasehat Tim Pejuang (TP) 48 ini.

Sementara itu, Sekretaris TP 48 (nama tim CS), Suparmin Sabra menyatakan, beberapa partai politik (parpol) telah bergabung untuk memenangkan CS yang menyatakan, dirinya koalisi untuk perubahan. Parpol yang telah bergabung, yakni Partai Gerindra, Republikan,Partai Pakar Pangan, Pelopor,Patriot,Partai Matahari Bangsa (PMB), dan Partai Pemuda Indonesia (PPI).

“Jujur saja,visi misi paket “CS”sejalan dengan partai kami yang sudah dicanangkan yang berdiri di atas perubahan, yang menuju pada perubahan sesungguhnya,” kata Ketua Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Partai Pakar Pangan Luwu, Kaimuddin kemarin. (abdullah nicolha)

Wednesday, July 16, 2008

Amal Andalkan Tim Keluarga

Wednesday, 16 July 2008

LUWU(SINDO) – Pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Amir Kaso- Syamsul Sabbea (Amal) mengandalkan tim keluarganya untuk meraih simpati warga Luwu dalam pemilu kepala daerah mendatang.

Langkah ini dilakukan dengan konsolidasi mulai dari tingkat kabupaten hingga ke desa-desa.Tim itu juga memprediksi memiliki peluang untuk memenangkan pemilu yang digelar 29 Oktober mendatang. Ketua Tim Keluarga Amal Rusli Sunali mengatakan, Amir Kaso memiliki basis massa dari kalangan keluarga yang cukup banyak, tepatnya di wilayah selatan Luwu, sedangkan Syamsul Sabbea adalah salah satu putra Walenrang- Lamasi (Walmas).

“Jumlah keluarga kami yang berada di wilayah selatan mencapai ribuan orang,kalau satu keluarga saja berjuang merekrut lima orang,maka kami bisa memenangkan pemilu bupati ini,”katanya. Dia menambahkan,itu belum termasuk keluarga calon wakil Syamsul yang berasal dari Walmas.

“Makanya kami terus menyatukan antara tim Amir dan Syamsul,”jelasnya. Selain itu,saat ini Rusli terus membenahi tim mulai dari tingkat kabupaten hingga ke desa dengan mendirikan posko-posko pemenangan Amal. “Setiap wilayah kecamatan terdapat koordinator tim yang mengakomodir setiap kecamatan sesuai dengan daerah pemilihan,” tandasnya kepada wartawan.

Sementara itu, pasangan Basri Suli-Sofyan Sayang melaporkan penolakan dirinya oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Luwu sebagai calon bupati dan wakil bupati kepada Panwasda Luwu. Pelaporan tersebut dilakukan karena keputusan KPU Luwu yang tidak mempertimbangkan alasannya untuk mendaftar sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati.

“Harusnya KPU mempertimbangkan alasan kami karena apabila berkeras hati menghadirkan ketua partai tersebut, maka taruhannya adalah nyawa dan itu tidak kami inginkan,mengingat kami ingin menciptakan pemilu bupati yang damai,”ucapnya. Sementara itu,Ketua Panwasda Luwu, Hasri Hasyim mengatakan, pihaknya akan segera memproses laporan tersebut hingga ke pengadilan.

“Kami sekarang masih meninjau laporan tersebut masuk golongan apa dan kami akan serahkan ke pengadilan untuk diproses,” ujarnya kepada SINDO di Luwu kemarin. Hasyim juga menyebutkan, dua dari empat pasangan calon dari jalur perseorangan juga melapor ke Panwas,yakni M Kuddus-Jabbar Hamseng dan M Arfah-Bustam Titing.

“Kuddus datang melaporkan, kenapa KPU Luwu tidak dapat memberikan dispensasi atas dukungannya yang berada di Kecamatan Bastem, mengingat jaraknya jauh dari ibukota Kabupaten Luwu Belopa,”kata Hasri. Sementara pasangan Arfah- Bustam melaporkan PPK Ponrang Selatan karena menilai adanya pengurangan suara sah jumlah dukungan, khususnya di Desa Bassiang. (abdullah nicolha)

Telkomsel Bantu Desa Terisolir

Wednesday, 16 July 2008

MASAMBA(SINDO) – PT Telkomsel dalam waktu dekat ini memberikan bantuan alat komunikasi satelit bagi desa terisolir yang ada di Kabupaten Luwu Utara (Lutra), melalui program Merah Putih Telkomsel.

Program yang menjadi prioritas bertujuan untuk memperlancar komunikasi bagi desa yang tidak memiliki akses jaringan informasi. Kepala Kantor Pusat Data dan Elektronik (PDE) Luwu Utara Arief Palallo mengatakan, pihak PT Telkomsel turut mendukung atas prestasi yang diperoleh Desa Rinding Allo, Kecamatan Limbong yang masuk bursa lomba desa tingkat Nasional yang akan digelar akhir Juli ini.

“Kami mendukung Desa Rinding Allo dengan kondisi geografisnya yang tidak ada akses komunikasi. Untuk itu, kami akan memberikan bantuan seperangkat alat komunikasi satelit,”kata dia. Pemberian peralatan komunikasi, lanjut Arief, akan dialokasikan langsung ke Rinding Allo, dan pengelolaannya langsung oleh pemerintah desa, dan akan menjadi pendapatan desa.

“Kegiatan itu adalah bagian dari program Merah Putih PT Telkomsel untuk desa terisolir”kata Kepala Proyek Rural PTTelkomselTaufik Aljufri. Selanjutnya, mengenai operasional/berderingnya bantuan alat komunikasi tersebut direncanakan pada Selasa, (5/8) mendatang, dan diresmikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono di Jakarta, Jumat (8/8) dengan menghadirkan masing- masing Bupati lokasi program Merah Putih.

Desa Rinding Allo sendiri merupakan salah satu dari sekian desa terisolir yang ada di Lutra yang berada di dataran pegunungan. Bahkan diketahui daerah tersebut hingga saat ini masyarakatnya belum bisa menikmati akses komunikasi layaknya desa/kelurahan yang ada di dataran rendah lainnya di Lutra. (abdullah nicolha)

Monday, July 14, 2008

Bahrum Caretaker Bupati Luwu

Monday, 14 July 2008

LUWU(SINDO) – Wakil Bupati Luwu Bahrum Daido resmi menjadi Pelaksana Harian (Plh) Bupati Luwu,terhitung sejak Senin (14/7), kemarin.

Hal tersebut sekaitan setelah DPRD Luwu mengesahkan pem berhentian Bupati Luwu Basmin Mattayang sebagai Bupati p e r i o d e 2004–2009. “Bahrum sudah resmi menjadi Plh Bupati terhitung hari ini (kemarin), sesuai dengan amanat UU No 12/2008 tentang perubahan kedua atas UU No 32/2004 pasal 58 huruf Q menjelaskan bahwa, seorang bupati wajib mengundurkan diri dari jabatannya sejak yang bersangkutan resmi mendaftarkan diri di KPU,” kata Ketua DPRD Luwu Hidayat Nurthalib kepada SINDO di Luwu,kemarin.

Menurut dia, Bahrum belum definitif menjadi bupati karena harus menunggu keputusan dari Mendagri.“Kita akan serahkan dulu hasil rapat paripurna ke Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, dari sana kemudian mengajukan ke pusat,”tandasnya.

Meski demikian,pihaknya yakin pelantikan bupati akan digelar dalam waktu dekat ini.“Saya kira prosesnya tidak akan lama apalagi kalau diantar langsung, paling tidak, dalam bulan ini dia sudah dilantik,ya kita tunggu saja,” ujar legislator Golkar ini.

Bahrum Daido dalam sambutannya menilai, lembaga DPRD telah melaksanakan tugas konstitusionalnya dengan baik,dia juga berharap kebersamaan itu tetap dapat dipertahankan sekaligus menjadi gambaran bahwa,DPRD merupakan representasi perwakilan rakyat serta sebagai unsur pemerintahan daerah tetap mengembang kerja sama dengan unsur eksekutif dalam memajukan daerah ini.

“Selama ini, kebersamaan dan kerja sama yang terbangun antara eksekutif dan legislatif telah banyak menghasilkan kemajuan pembangunan dan telah menyentuh hajat dan kepentingan orang banyak,” kata Plh Bupati Luwu ini dalam sambutannya.

Sejauh ini, kata Bahrum, keberhasilan yang telah dicapai jangan membuat merasa puas dan membusung dada, namun yang terpenting adalah sebuah keberhasilan yang diraih dengan lebih mengenal kelemahan yang ada. Dia juga menyebutkan,disadari atau tidak,akhir-akhir ini ada anggapan bahwa penyelenggaraan otonomi daerah belum dapat mengubah keadaan secara signifikan.

“Kondisi tersebut hendaknya menjadi bahan masukan yang berharga dan pelajaran bagi semua agar kesalahan dan kekeliruan tidak terulang lagi di masa yang akan datang,”ujar Ketua DPC Partai Demokrat ini. (abdullah nicolha).

Proyek Kakao di Lutra Gagal

Monday, 14 July 2008

MASAMBA(SINDO) – Proyek Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Provinsi Sulawesi Selatan,di Kabupaten Luwu Utara (Lutra) dalam bidang pengembangan tanaman kakao dinilai gagal.

Bupati Lutra HM Luthfi A Mutty merasa sangat kecewa akibat gagalnya proyek pembangunan tanaman kakao. Selain kakao juga ada beberapa komoditi lain seperti vanili dan kelapa hibrida dianggap gagal. Ungkapan rasa kecewa itu terlihat saat meninjau aktivitas Balai Kebun Induk Kelapa Hibrida Dinas Hutbun yang berlokasi di Desa Bungadidi, Kecamatan Bone-Bone, yang diketahui balai pengembangan tanaman komoditi adalah milik Pemerintah Provinsi Sulsel.

“Belum ada satu sampel pun komoditi yang berhasil, semuanya gagal. Kegagalan pengembangan komoditi tersebut di samping bibitnya jelek,masih kecil sudah ditanam,waktu penanaman saat musim kemarau dan rekanan yang melarikan diri sebelum proyeknya rampung,”tegasnya. Bupati juga menilai, proyek itu terkesan dipaksakan dan sekedar asal terlaksana.

“Seharusnya pemerintah kabupaten yang melaksanakan sehingga dengan mudah melakukan pengawasan,” kata Luthfi. Bupati menjelaskan, luas lahan yang terhampar (demplot) tanaman kakao yang menjadi pengembangan kakao yang dinilai gagal seluas 12 hektare dan menelan anggaran berkisar Rp200 juta dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemprov Sulsel.

Bahkan, tambah Bupati, berbagai pihak juga menilai proyek itu terkesan asal-asalan bukan mendukung program Pemkab Lutra dalam mengembangkan tanaman kakao yang berkualitas.

Keseriusan Bupati untuk menjadikan kakao sebagai komoditi unggulan yang diharapkan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat dan berupaya mengangkat kembali tanaman yang sempat menjadi tanaman primadona beberapa tahun lalu, ternyata tidak sebatas retorika semata.

Gebyar kakao berkualitas dan terbaik nasional 2010 membuat Bupati bekerja ekstra guna menyosialisasikan secara luas kepada masyarakat Midun,38, salah seorangpenyuluh lapangan balai induk perkebunan mengungkapkan, tanaman yang dicanangkan hampir semuanya gagal, disebabkan tidak adanya pemantauan dan pemeliharaan tanaman yang berkesinambungan.

“Tidakadaperawatantanaman berkelanjutan pasca penanaman,”urainya singkat. Midun yang juga penjaga dan penghuni kebun induk membandingkan demplot tanaman kakao seluas 1 hektare lahan yang dipinjamnya di lokasi kebun induk binaan Dinas Hutbun Lutra.Hal itu dinilai berhasil karena perawatan tanaman yang rutin dilaksanakan oleh Pemkab Lutra.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Lutra Syahruddin yang mendampingi Bupati keliling kebun masyarakat mulai dari Kecamatan Sabbang hingga Bone-Bone menyebutkan, persoalan kakao sangat menjadi perhatian serius Bupati.Terbukti keseriusan Pemkab Lutra dalam menangani tanaman kakao masyarakat. Inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan di kebun- kebun warga baik yang telah melakukan peremajaan maupun yang belum,serta melakukan sidak proses kakao yang difermentasi warga.

“Sidak bukan sekedar melihat- lihat kebun masyarakat tetapi dibarengi dengan dialog bahkan Pak Bupati melakukan pemangkasan tanaman yang belum sempat dipangkas pemiliknya,” tandasnya. Sidak yang dilakukan orang nomor satu di Lutra, tambah Syahruddin, setidaknya memberikan motivator warga atas kepeduliannya terhadap tanaman kakao. (abdullah nicolha)

Sunday, July 13, 2008

Pendaftaran Basri-Sofyan Ditolak

Monday, 14 July 2008
LUWU (SINDO) – Pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Basri Suli-Sofyan Sayang, terpaksa kandas untuk maju pada pemilu kepala daerah yang digelar 29 Oktober mendatang.


Pasalnya, syarat dukungan yang diajukan ke KPU Luwu tidak mencukupi mengusung pasangan itu. KPU Luwu tidak menerima berkas pendataran pasangan calon yang didukung tujuh parpol,yakni Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS),Partai Patriot Pancasila (PPP),Partai Persatuan Nahdatul Ulama Indonesia (PPNUI),Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD),Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK), dan Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB).

“Sesuai peraturan KPU yang mensyaratkan dukungan minimal perolehan suara sah dari Pemilu DPRD Kabupaten Luwu 2004 sebesar 15%,mereka hanya memiliki dukungan 14% lebih, artinya tidak memenuhi syarat jadi kami tolak,”kata Ketua KPU Luwu Zul Arrahman seusai menggelar rapat pleno tadi malam. Basri Suli menyatakan,dukungannya tidak mencukupi karena Ketua PBSD yang akan mengusungnya tidak bisa hadir dan tidak berada di tempat.

“ Kami sudah mencarinya, tetapi dia diculik sekelompok orang yang tidak menginginkan kami maju dalam pesta demokrasi ini,”tandasnya. Tidak hanya itu, usai verifikasi berkas salah satu partai, yakni Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), dukungan tersebut tidak ditandatangani ketua dan sekretaris partai sehingga jumlah dukungan suara sah hanya mencapai 14% dari enam parpol pendukung.

Sementara PKPB sendiri dalam catatan KPU Luwu, juga telah mendukung salah satu pasangan calon sebelumnya, yakni Amir Kaso- Syamsul Sabbea dan PKPB dinilai mendukung dua pasangan calon yang berbeda. Sebelum menetapkan penolakan pasangan tersebut, KPU Luwu sempat menunda (skorsing) rapat hingga 30 menit dan meminta bakal calon melengkapi berkas dukungannya.

“ Akan tetapi,mereka tidak dapat menghadirkan dan melengkapi dukungannya hingga skorsing sidang dicabut,”ujar Zul. Meski sudah mengajukan alasannya, tetapi KPU tidak dapat menarik keputusannya karena mengacu pada keputusan KPU No15/2008 dan ditindaklanjuti keputusan KPU Luwu No24/2008 tentang tata cara pencalonan bupati dan wakil bupati.

Dari pantauan SINDO, setelah penolakan, pasangan calon dan sejumlah pendukungnya mendatangi ketua dan anggota KPU dan berdebat mengenai keabsahan berkas. Suasana sempat tegang, tetapi akhirnya dapat diredam dengan keterangan para anggota KPU, aksi tersebut juga tidak luput dari pantauan petugas keamanan yang berjaga di KPU Luwu.

Kekecewaan pasangan calon dan partai pendukungnya semakin bertambah ketika Ketua dan anggota KPU Luwu tidak menggubris permohonan dan penjelasan Basri Suli dan partai pengusungnya. (abdullah nicolha)