Monday, July 14, 2008

Proyek Kakao di Lutra Gagal

Monday, 14 July 2008

MASAMBA(SINDO) – Proyek Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Provinsi Sulawesi Selatan,di Kabupaten Luwu Utara (Lutra) dalam bidang pengembangan tanaman kakao dinilai gagal.

Bupati Lutra HM Luthfi A Mutty merasa sangat kecewa akibat gagalnya proyek pembangunan tanaman kakao. Selain kakao juga ada beberapa komoditi lain seperti vanili dan kelapa hibrida dianggap gagal. Ungkapan rasa kecewa itu terlihat saat meninjau aktivitas Balai Kebun Induk Kelapa Hibrida Dinas Hutbun yang berlokasi di Desa Bungadidi, Kecamatan Bone-Bone, yang diketahui balai pengembangan tanaman komoditi adalah milik Pemerintah Provinsi Sulsel.

“Belum ada satu sampel pun komoditi yang berhasil, semuanya gagal. Kegagalan pengembangan komoditi tersebut di samping bibitnya jelek,masih kecil sudah ditanam,waktu penanaman saat musim kemarau dan rekanan yang melarikan diri sebelum proyeknya rampung,”tegasnya. Bupati juga menilai, proyek itu terkesan dipaksakan dan sekedar asal terlaksana.

“Seharusnya pemerintah kabupaten yang melaksanakan sehingga dengan mudah melakukan pengawasan,” kata Luthfi. Bupati menjelaskan, luas lahan yang terhampar (demplot) tanaman kakao yang menjadi pengembangan kakao yang dinilai gagal seluas 12 hektare dan menelan anggaran berkisar Rp200 juta dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemprov Sulsel.

Bahkan, tambah Bupati, berbagai pihak juga menilai proyek itu terkesan asal-asalan bukan mendukung program Pemkab Lutra dalam mengembangkan tanaman kakao yang berkualitas.

Keseriusan Bupati untuk menjadikan kakao sebagai komoditi unggulan yang diharapkan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat dan berupaya mengangkat kembali tanaman yang sempat menjadi tanaman primadona beberapa tahun lalu, ternyata tidak sebatas retorika semata.

Gebyar kakao berkualitas dan terbaik nasional 2010 membuat Bupati bekerja ekstra guna menyosialisasikan secara luas kepada masyarakat Midun,38, salah seorangpenyuluh lapangan balai induk perkebunan mengungkapkan, tanaman yang dicanangkan hampir semuanya gagal, disebabkan tidak adanya pemantauan dan pemeliharaan tanaman yang berkesinambungan.

“Tidakadaperawatantanaman berkelanjutan pasca penanaman,”urainya singkat. Midun yang juga penjaga dan penghuni kebun induk membandingkan demplot tanaman kakao seluas 1 hektare lahan yang dipinjamnya di lokasi kebun induk binaan Dinas Hutbun Lutra.Hal itu dinilai berhasil karena perawatan tanaman yang rutin dilaksanakan oleh Pemkab Lutra.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Lutra Syahruddin yang mendampingi Bupati keliling kebun masyarakat mulai dari Kecamatan Sabbang hingga Bone-Bone menyebutkan, persoalan kakao sangat menjadi perhatian serius Bupati.Terbukti keseriusan Pemkab Lutra dalam menangani tanaman kakao masyarakat. Inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan di kebun- kebun warga baik yang telah melakukan peremajaan maupun yang belum,serta melakukan sidak proses kakao yang difermentasi warga.

“Sidak bukan sekedar melihat- lihat kebun masyarakat tetapi dibarengi dengan dialog bahkan Pak Bupati melakukan pemangkasan tanaman yang belum sempat dipangkas pemiliknya,” tandasnya. Sidak yang dilakukan orang nomor satu di Lutra, tambah Syahruddin, setidaknya memberikan motivator warga atas kepeduliannya terhadap tanaman kakao. (abdullah nicolha)

No comments: