Wednesday, June 30, 2010

Demokrat Sulsel Evaluasi Total

Wednesday, 30 June 2010
MAKASSAR (SI) – Partai Demokrat Sulsel tidak ingin terus terpuruk meratapi kegagalan di Pilkada 2010. Parpol peraih suara terbanyak kedua di Sulsel pada Pemilu 2009 ini segera melakukan evaluasi total.

Partai Demokrat hanya menempatkan satu kandidatnya sebagai pemenang pilkada versi quick count (penghitungan cepat), yakni Ichsan Yasin Limpo-Abd Razak Bajidu di Pilkada Gowa.

Sukses di Gowa itu pun disertai catatan karena Demokrat berkoalisi dengan Golkar. Satu kandidat Demokrat lainnya, yakniThahar Rum-Ansar Akib (Trans) di Pilkada Luwu Utara (Lutra), masih harus mengikuti putaran kedua.

Trans akan head to head melawan pasangan Arifin Junaidi-Indah Putri Indriani (Arip). Selebihnya, delapan kandidat Demokrat di delapan daerah terpuruk. Sebagian besar kandidat Demokrat itu dikalahkan kandidat Golkar.

Wakil Ketua DPD Demokrat Bidang Politik Andry S Arief Bulu mengatakan, momentum pilkada 12 daerah pada 2013 mendatang akan menjadi ajang pembuktian kebangkitan Demokrat.“Hasil buruk ini menjadi cambuk bagi kami. Kami segera berbenah. Kita lihat nanti hasil di Pilkada 2013,” jelas wakil ketua DPRD Sulsel ini.

Berbanding terbalik dengan hasil Demokrat,Partai Golkar justru meraih hasil maksimal di pilkada. Partai beringin ini sukses merebut enam pilkada berdasarkan hasil quick count. Hasil itu masih bisa bertambah karena kandidat Golkar di Bulukumba,yakni Sukri Sappewali- Abd Rasyid Sarehong (Aspirasi) maju ke putaran kedua.

Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel Moh Roem mengatakan, kunci sukses Golkar terletak pada pembentukan G Force.G Force adalah tim yang dibentuk DPD I Golkar Sulsel untuk membantu kegiatan sosialisasi dan kampanye kandidat.

Salah satu kegiatan yang dinilai sangat efektif adalah jalan santai yang digelar di daerah. “Selain itu, ini juga tak lepas dari kerja keras DPD I.Ketua DPD I sendiri sampai harus turun langsung menemui kandidat,” jelas Roem.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Adi Suryadi Culla, menilai, keberhasilan Golkar merebut enam pilkada tak lepas dari kejelian memilih figur yang akan diusung.Figur yang punya basis massa kuat itu ditunjang oleh mesin Golkar yang juga bekerja baik. “Golkar melakukan rekrutmen politik yang tepat. Itu yang membuat mereka bisa meraih kemenangan,” jelas Adi.

Arsyad Ancam Mundur

Sementara itu, efek kekalahan Partai Golkar di Pilkada Lutra, calon bupati Lutra Arsyad Kasmar mengancam mengundurkan diri daripartaiberlambangberinginitu. Arsyad yang juga Ketua DPD II Golkar Lutra kecewa karena selama proses pilkada Golkar tidak memberikan kontribusi terhadapnya.

“Kalau ada orangnya,Pak Syahrul Yasin Limpo (Ketua DPD I Golkar Sulsel) yang mendengar katakata saya ini,sampaikan salam hormat saya kepada beliau. Katanya Golkar adalah partai besar, punya uang banyak, tapi ternyata tak sepersen pun bantuan untuk Pilkada Lutra, Partai Golkar sekarang sudah berbeda dengan yang dulu,” ujar Arsyad.

Menurut Arsyad, perolehan suara miliknya itu sudah maksimal, yang merupakan hasil kerja dari tim keluarga dan relawan. “Selama menjadi kader 32 tahun lamanya, saya sangat mencintai Golkar, tetapi saya heran kenapa justru Golkar tidak mencintai saya?”katanya.

Selanjutnya,Arsyad akan melayangkan surat pengunduran dirinya sebagai Ketua DPD II Golkar Lutra sekaligus sebagai kader Golkar. Namun,dia belum memastikan kapan dia akan melayangkan surat pengundurannya itu.

“Cepat atau lambat saya pasti akan meninggalkan partai ini,nantinya saya akan kembali ke Jakarta dan bergabung di salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) di sana,”ujar Arsyad.

Seperti yang diberitakan, berdasarkan perhitungan suara KPU Lutra, pasangan Arifin Junaidi- Indah Putri Indriani (Arip) dan Thahar Rum-Anshar Akib (Trans) mengumpul kan suara terbanyak sehingga berhak maju ke putaran kedua. Arsyad yang berpasangan dengan Gempur Warseso hanya menempati urutan ketiga perolehan suara terbesar.

Berkantor di Tenda Darurat

Masih terkait pilkada,pascakerusuhan yang berujung pembakaran Kantor KPU Soppeng dan dua kantor camat, yakni Kecamatan Lalabata dan Marioriwawo, membuat pegawai harus berkantor di bawah tenda darurat.

“Jadi, meskipun kantor tidak ada, kami tetap berupaya memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan tenda darurat,” ungkap Camat Lalabata Aswan A Said saat ditemui di tenda darurat yang didirikan di halaman sisa pembakaran Kantor Camat Lalabata atas bantuan Dinas Sosial Soppeng kemarin.

Kerusuhan tak hanya menghancurkan bangunan,tapi juga memusnahkan berkas-berkas penting dan semua inventaris kantor. “Kami akan memanfaatkan tenda ini untuk berkantor sambil menunggu instruksi bupati di mana tempat yang layak untuk berkantor,” tuturnya.Dia memperkirakan, akibat pembakaran itu, kerugian ditaksir mencapai Rp1,5 miliar.

Sementara itu, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Soppeng Abdul Haris Abbas yang dikonfirmasi kemarin menyebutkan, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan di mana camat dan pegawai Kecamatan Lalabata berkantor.

Sekadar diketahui, amuk massa di Soppeng yang terjadi pada Jumat (25/6),sebagai efek ketidakpuasan masyarakat atas proses pilkada yang dianggap sarat kecurangan. (bakti m munir/asdhar/ abdullah nicolha)

5 Anggota KPU Sopeng Tak Penuhi Undangan DPRD

Tuesday, 29 June 2010
WATANSOPPENG (SI) – Lima anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Soppeng yang telah diundang untuk memberikan penjelasan kepada DPRD dan masyarakat Soppeng, kemarin tak memenuhi panggilan.

Kelima anggota penyelenggara Pilkada Soppeng itu sementara melakukan konsultasi dan koordinasi dengan KPU provinsi Sulsel dan pusat untuk mengambil langkah-langkah penyelesaian tahapan Pilkada pascakerusuhan akhir pekan lalu.

Ketua KPU Soppeng Sulhan dalam suratnya bernomor: 05/- KPU-SP/VI/2010 kepada Dewan menjelaskan, berdasarkan surat Dewan No 142/DPRD/VI/2010 perihal undangan tertanggal 28 Juni 2010,maka setelah dicermati,pada pokoknya agenda tersebut berkaitan dengan penyampaian aspirasi warga masyarakat Soppeng yang merasa tidak puas dengan kinerja KPU Soppeng.

Sementara itu, ratusan warga Soppeng yang mengatasnamakan Front Rakyat Soppeng (FRS) kembali mendatangi Gedung DPRD Soppeng, kemarin. Kedatangan mereka untuk mendengarkan penjelasan KPU terkait tuntutan mereka terhadap kinerja KPU dan serta indikasi adanya kecurangan dalam Pilkada.

Wakil Ketua DPRD Soppeng Andi Kuneng mengungkapkan, pihaknya akan kembali melayangkan surat kedua ke KPU untuk hadir memberikan klarifikasi terkait masalah ini.

“Kami akan berusaha menghadirkan KPU secara santun, jika memang nanti tidak juga hadir, akan dilayangkan surat ketiga. Kalau tidak hadir lagi,upaya paksa akan dilakukan, ”pungkas nya.

Kapolres Soppeng AKBP Ricky Naldo Chaerul Sik menambahkan, kehadiran KPU sangat diharapkan untuk memberikan klarifikasi terkait proses pilkada saat ini. (abdullah nicolha)

Sunday, June 27, 2010

Dua Kabupaten Kembali Banjir


Monday, 28 June 2010
WATANSOPPENG(SI) – Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Soppeng dan Wajo dalam dua hari terakhir, mengakibatkan dua kecamatan di Wajo terendam banjir,sementara di Soppeng satu kecamatan.

Dari informasi yang dihimpun,banjir paling parah terjadi di jalan poros Wajo-Bone, tepatnya di Kecamatan Pamanna Wajo.Air menggenangi jalan poros sepanjang 200 meter. Bahkan, kendaraan tidak bisa melintas sehingga terjadi kemacetan. Pengendara motor terpaksa mengangkut motornya terlebih dahulu menggunakan rakit hingga ke jalan yang tidak terkena banjir untuk dapat melanjutkan perjalanan.

Mobil pun tidak dapat melintas dan harus menunggu hingga air berangsur surut. Setelah air surut, mobil pun bisa melintas,tapi kemacetan kembali terjadi ketika sejumlah mobil mogok.

Sementara di Kabupaten Wajo, dua kecamatan yang terendam,yakni Kecamatan Pamanna dan Tempe. “Ada sebuah rumah yang hampir rubuh karena tingginya air yang merendam rumah tersebut,”ujar warga Tempe,Nadjib,42,kemarin.

Sementara di Kabupaten Soppeng, banjir juga menggenangi jalan poros Soppeng-Wajo, tepatnya di Kecamatan Lilirilau,Kelurahan Cabenge,sepanjang 300 meter.Genangan air tersebut bersumber dari meluapnya Sungai Walanae.

Akibat genangan itu, kemacetan terjadi, khususnya warga yang melintas menggunakan kendaraan mobil. Selain jalan, banjir yang kembali merendam Lilirilau itu juga merendam rumah warga.

Dari informasi yang dihimpun, di Kecamatan Lilirilau, lima desa terendam banjir,bahkan air hingga mencapai 50 cm.Kelima desa tersebut, yakni Desa Paroto, Macanre, Kelurahan Cabbenge, Ujung, dan Kebo.“Waktu saya lewat, ketinggian air sudah mencapai lutut orang dewasa,” ujar warga Cabbenge, Hasri,27,kemarin.

Warga mengaku kesulitan air bersihakibatbanjirsusulantersebut sehingga mereka membutuhkan perahu untuk mendapatkannya. “Saat ini kami membutuhkan bantuan perahu karet untuk mendapatkan air bersih,” ujar warga Cabbengelainnya,Syamsu Alam,32.

Banjir kemarin juga melanda Kantor Polsek Ajangale. Kapolres Bone AKBP Zarialdi mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari anggota bahwa air mulai masuk ke halaman Mapolsek Ajangale akibat meluapnya Sungai Wallanae.

Hujan juga mengakibatkan dua pohon tumbang di jalan poros Bone Makassar sehingga memacetkan arus lalu lintas hingga satu km. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. (abdullah nicolha/ rahmi djafar)

Pilkada Bulukumba 2 Putaran

Monday, 28 June 2010
BULUKUMBA(SI) – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bulukumba hampir dipastikan berlangsung dua putaran setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bulukumba merampungkan rekapitulasi perhitungan suara,kemarin.

Dari enam pasangan, tak ada yang mencapai 30% suara. Hasil rekapitulasi dilakukan KPU dari enam kandidat yakni, pasangan Zainuddin Hasan-Syamsuddin (Zaidin) 59.323 suara (27,40%),Syafruddin Amjar-Yusni Mappanyulle (SYM) 46.046 (21,27%), dan Andi Puli Sulthan- Andi Sumrah 9.770 (4,51%).

Pasangan Abd Kahar Muslim- Askar 30.619 suara (14,14%),Muh Arif-Hafied Makking (Mariki) 7.293 suara (3,36%), dan incumbentAndi Sukri Sappewali-Rasyid Sarehong (Aspirasi) 63.384 suara (29,28%).Jumlah suara sah 216.435, sedangkan suara tidak sah 2.618, sehingga total suara mencapai 219.053 dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 320.148.

Perolehan suara tersebut didapat dari sepuluh Kecamatan yang ada yakni,Ujung Bulu,Ujung Loe, Bonto Bahari,Bonto Tiro,Herlang, Kajang, Bulukumpa, Rilau Ale’, Gantarang,dan Kindang.

Berdasarkan hasil rekapitulasi suara tersebut,tak satupun pasangan yang mencapai 30% suara. Sehingga, berdasarkan aturan, pemilihan di Bumi Panritalopi akan berlangsung dua putaran.

Ketua KPU Bulukumba Arum Spink mengatakan, rekapitulasi yang sudah rampung tersebut belum bisa ditentukan apakah pilkada ini hanya satu putaran atau bisa masuk putaran kedua.

Arum Spink mengatakan, untuk menentukan pilkada dua putaran, KPU akan melakukan asistensi ke KPU Sulsel.Piping – sapaan akrab Arum Spink menjelaskan, sesuai aturan pilkada, satu putaran jika kandidat memperoleh 30% suara. “Kita lihat saja hasil asistensi di KPU Sulsel. Kami tidak mau memberikan statement untuk itu,” tuturnya kepada wartawan di Bulukumba.

Dia mengatakan, pengumuman hasil rekapituasi yang sudah ditanda tangani oleh para saksi, anggota KPU, serta Panwas, dan akan segera diplenokan kemudian diumumkan. “Insya Allah besok (hari ini) hasil perhitungan suara kandidat diumumkan melalui media yang ada. Malam ini (tadi malam) pleno dan pagi diumumkan (hari ini),”katanya.

Berdasarkan angka di atas,pasangan Aspirasi meraih suara terbanyak 63.384 suara atau 29,28%, disusul pasangan Zaidin dengan 59.323 suara atau 27,40%. Berdasarkan aturan, dua pasangan peraih suara terbanyak akan maju ke putaran kedua. Pilkada akan berlangsung dua putaran di Bulukumba oleh beberapa pihak diprediksi sebelumnya.

Berdasarkan hasil perhitungan cepat yang dilakukan Adiyaksa Supporting House,yakni suara Aspirasi 30,11% atau hanya 0,11% di atas 30% dengan margin error 3%. Mengenai adanya saksi yang belum menandatangani berita acara, kata Piping, karena beberapa alasan. Namun, katanya, tidak akan memengaruhi hasil perhitungan suara.

Selain di Bulukumba, pilkada dua putaran juga sangat berpeluang terjadi di Luwu Utara.Berdasarkan perhitungan cepat, sembilan pasangan calon yang bertarung tidak ada yang mencapai 30%.

Berdasarkan perhitungan cepat Insert Institute, tiga pasangan teratas masing- masing ThaharRumdan Ansar Akib (TRANS) 26,28%,Arifin Junaidi dan Indah Putri Indriani (ARIP) 22,84%,dan Arsyad Kasmar dan Gempur Waseso (AG)18,65%.

Tetapkan 13 Tersangka

Pihak kepolisian menetapkan 13 tersangka kerusuhan pilkada di Maros dan Bulukumba,masingmasing 11 tersangka di Maros dan dua tersangka di Bulukumba. Setelah melakukan pemeriksaan maraton selama dua hari, Polresta Maros akhirnya menetapkan 11 tersangka dalam kasus pembakaran kantor camat sekaligus Kantor PPK Tanralili,Maros,kemarin.

Kapolresta Maros AKBP Ferdinand Pasaribu mengungkapkan, ke-11 warga yang diduga merupakan pendukung dari salah satu pasangan calon Bupati Maros ini terlibat dalam pembakaran menggunakan bom molotov.

“Dari 18 orang yang diamankan di TKP, hanya 11 orang yang ditingkatkan statusnya menjadi tersangka,” ungkap perwira berpangkat dua bunga melati ini kepada harian Seputar Indonesiatadi malam.

Mantan Kasat Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Sulselbar ini mengatakan,para tersangka dijerat Pasal 170 KUHP tentang pengrusakan secara bersama-sama dengan ancaman di atas lima tahun kurungan penjara.

Di Bulukumba,puluhan orang melakukan intimidasi di Rumah Jabatan Wakil Bupati Padasi sudah ditetapkan dua tersangka,salah satunya KM, 42, dan satu lagi identitasnya dirahasiakan. Kasat Reskrim Polres Bulukumba AKP Jawaluddin mengatakan, polisi sudah menetapkan dua tersangka kasus pengancaman di Rujab Wabup.

Kerusuhan Tana Toraja

Sementara itu,Polres Tana Toraja (Tator) di-backup Polda Sulselbar mulai menelusuri motif kerusuhan massal yang terjadi dua malam berturut-turut di Bumi Lakipadada.

Kerusuhan yang terjadi di Tator tersebut menyebabkan sejumlah fasilitas perkantoran dan rumah jabatan ketua DPRD dirusak. Kotak dan kertas suara pilkada di sejumlah kecamatan juga ikut dibakar massa.

Kapolres Tator AKBP Yudi AB Sinlaeloe menyatakan,dari catatan kepolisian, pengrusakan inventaris kecamatan dan pembakaran dokumen Pilkada Tator 2010 terjadi sedikitnya di 12 kecamatan dari 19 kecamatan di Tator.

Ke-12 kecamatan itu masing-masing Makale, Mengkendek, GandangBatuSillanan, Rantetayo,Rembon, Bittuang, Malimbong Balepe, Saluputti, Sangalla Utara dan Sangalla Selatan,Simbuang dan kurra.

Menurut mantan Kasat Reskrim Polwiltabes Makassar itu, massa juga merusak sejumlah fasilitas lainnya di antaranya, Kantor KPU, Kantor Panwaslu, Kantor DPD II Golkar Tator serta sejumlah kendaraan roda empat juga dilaporkan rusak.

Meski demikian, dirinya masih enggan membeberkan hasil penyelidikan sementara terkait kerusuhan hari kedua yang menyebabkan seorang warga tewas dan belasan lainnya luka-luka.

“Sejauh ini baru dua saksi yang kami mintai keterangannya terkait perusakan dan pembakaran kertas suara. Kami belum bisa mengungkapkan hasilnya karena ini masih dalam proses penyelidikan,” katanya.

Sedikitnya tujuh laporan dugaan pelanggaran pilkada yang kini ditangani Polres Tator yakni empat laporan dugaan moneypolitics, satu laporan dugaan pembagian pipa milik pemerintah yang didanai dari APBD disertai ajakan memilih salah satu kandidat tertentu serta dua laporan keterwakilan pemilih saat pemungutan suara berlangsung.

Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Hery Subiansauri mengatakan, hingga kemarin, Polri belum menetapkan satu pun tersangka dari kasus kerusuhan massal di Tana Toraja. Menurutnya, hingga sekarang pihaknya masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan saksi.

Terpisah, calon bupati nomor urut 1 Victor Datuan Batara saat ditemui wartawan di Mapolres Tator melaporkan sejumlah pelanggaran pilkada dan menuntut proses pilkada dihentikan.

“Kami menuntut proses pilkada dihentikan dahulu sampai ada keputusan hukum terkait penyelesaian laporan dugaan pelanggaran selama berlangsungnya tahapan pilkada 2010,”katanya.

Ditemui terpisah, calon bupati nomor urut 5,Theofilus Allorerung membantah tuduhan tersebut.“Pasangan Teladan dan tim pemenangan tidak pernah berbuat curang dengan melakukan money politics, memanfaatkan proyek APBD dan melakukan intimidasi kepada PNS di Pilkada Tator,”tegasnya.

Soppeng Mulai Kondusif

Menindak lanjuti penyelesaian masalah hukum akibat kerusuhan di Soppeng, Kapolres Soppeng AKBP Ricky Naldo Chaerul menyerahkan penyelesaian kasus ke Polda Sulselbar.

Kapolres yang baru menjabat tiga hari ini juga mengaku,saat ini kondisi di Kabupaten Soppeng sudah kondusif.Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan upaya pemulihan keamanan pascakerusuhan dengan tambahan personel tersebut.

Dari pantauan,sejak pagi kemarin, suasana di Kota Soppeng sudah mulaikondusif. Aktivitas warga juga terlihat sudah mulai normal kembali, bahkan jalur menuju kediaman dua kandidat (Andi Soetomo-Andi Kaswadi) Jalan Merdeka Watansoppeng sudah mulai terbuka.

Kendati demikian, ratusan aparat kepolisian masih tetap bersiaga di sejumlah titik di daerah berjuluk Kota Kalong itu pascakerusuhan yang mengakibatkan pembakaran kantor KPU Soppeng dan dua kantor camat oleh ratusan massa dari enam tim kandidat yang tergabung dalam Kaukus Pilkada Jujur dan Bersih Soppeng. (baharuddin/wahyudi/joni lembang/abdullah nicolha)

Soppeng Masih Mencekam

AKSI LANJUTAN Kapolres Soppeng AKBP Ricky Naldo Chaerul Sik menyuruh anggotanya agar memutar balik arah mobil water canon yang rencananya ingin menghalau aksi unjuk rasa massa petang, kemarin. Konsentrasi massa masih terlihat di Kota Watansoppeng.

Sunday, 27 June 2010
WATANSOPPENG(SI) – Pascakerusuhan pembakaran Kantor KPU dan dua kantor kecamatan,situasi di Soppeng masih mencekam.Kemarin konsentrasi massa bersenjatakan balok dan senjata tajam masih terlihat di Kota Watansoppeng.

Di Jalan Merdeka, massa yang berbeda dukungan terlihat masih berkumpul di kediaman dua kandidat bupati Andi Soetomo dan Andi Kaswadi Razak. Kediaman incumbent Soetomo dan Kaswadi yang berjarak sekitar 1 kilometer masih ditutup untuk umum.

Dari pantauan SI, sejak pagi kemarin jalur menuju kediaman Andi Soetomo dan Andi Kaswadi dijaga sejumlah aparat keamanan.Bahkan, jalur di Jalan Merdeka itu dialihkan ke jalan alternatif. Sebagaimana diberitakan, Pilkada yang digelar serentak di 10 kabupaten di Sulsel, 23 Juni, berimbas para kerusuhan di beberapa daerah.

Berawal dari Kabupaten Tana Toraja,kerusuhan berlangsung hanya beberapa jam usai pencoblosan. Kerusuhan Pilkada juga terjadi di Maros,Gowa,dan Soppeng. Bahkan, di Tana Toraja amuk massa tidak hanya merusak bangunan, tapi sudah menewaskan satu orang korban.

Kemarin situasi di Bumi Latemmamala sempat memanas lagi, dengan unjuk rasa massa gabungan enam tim kandidat bupati Soppeng yang mengatasnamakan diri Kaukus Pilkada Jujur dan Bersih.

Aksi berlangsung di Jalan Pasar Ikan,Watansoppeng sekitar pukul 17.00 Wita. Massa melakukan pembakaran ban-ban bekas sehingga menyita perhatian warga dan aparat kepolisian yang telah berjaga-jaga di sejumlah titik di daerah berjuluk Kota Kalong itu.

Dalam orasinya, mereka akan mengawal proses tersebut hingga tuntutan mereka terpenuhi,yakni mengusut tuntas dugaan-dugaan kecurangan yang terjadi dalam proses pesta demokrasi lima tahunan di Bumi Latemmamala itu.

Beruntung aksi itu bisa segera diredam beberapa saat setelah Kapolres Soppeng AKBP Ricky Naldo Chairul turun ke lokasi menenangkan massa.

Sebelumnya, di Mapolres Soppeng digelar pertemuan antara Muspida Soppeng. Hadir dalam pertemuan Sekkab Soppeng Abdul Haris Abbas, Plt Ketua DPRD Syahruddin M Adam, Dandim Soppeng Letkol CZI Yoannes Dwi Prasetyo, Kasi Intel Kejari Sutopo, Kapolres Soppeng AKBP Ricky Naldo Chairul.

Dalam pertemuan tersebut, Kapolres mengimbau agar semua pihak dapat menahan diri dan meminta agar tidak ada lagi yang melakukan sweeping di jalan raya karena hal itu merupakan jalan umum yang dilewati orang dari luar daerah.

“Jadi, kami minta jangan ada lagi riak-riak atau sweeping di jalan, kalau mau berkerumun, di dalam pagar saja agar tidak mengganggu orang lain,” harapnya. Sekadar diketahui, sejak malam hingga subuh kemarin sejumlah orang melakukan sweeping di jalan-jalan.

Diketahui, Pilkada Soppeng diikuti tujuh pasangan, yakni (berdasarkan nomor) A Soetomo- Aris Muhammadia (Asmo Berkharisma), A Kaswadi Razak- A Rizal Mappatunru (Akar), A Taufan Alie-Sukman (ATM), Syamsu Niang-A Hendra Pabeangi (Saudarata), A Herdi-Basrah Gising (Hibah), A Sarimin Saransi- KM Sulaeman (As-Salam), dan A Sulham Hasan-Supriansa (Sulapa).

303 Personel

Mengantisipasi kerusuhan lanjutan, polisi menerjunkan 303 personel tambahan dari empat daerah tetangga ke Soppeng, Polres Bone,Wajo, Sidrap, dan Pinrang. Tambahan personel itu juga dilengkapi satu unit mobil water canon dari Polwil Bone.

Mereka ditempatkan di beberapa titik rawan di Kota Watansoppeng seperti anggota Polwil Bone (36 personel) di Mapolres Soppeng, 36 personel Polres Wajo di Kecamatan Liliriaja, masing-masing 34 personel Polres Bone PPK Liliriaja dan DPRD Soppeng,dan lainnya. “Kami tidak boleh gegabah, situasi masih siaga satu,”ujar Ricky.

Dengan tambahan personel tersebut, aparat keamanan yang saat ini berada di Soppeng mencapai 900 orang. Kapolres yang baru menjabat dua hari di Bumi Latemmamala itu menegaskan, yang perlu digaris bawahi, kerusuhan yang terjadi kemarin itu bukan merupakan antarcalon, tetapi kekecewaan atas tidak profesionalnya penyelenggara Pilkada, yakni KPU Soppeng.

“Ini bukan antarcalon,tapi kekecewaan mereka terhadap KPU. Kami sudah berhasil meredam, kami ini tidak memihak kepada salah satu calon,” ujar Kapolres Ricky kemarin. Dia menduga, kerusuhan sebelumnya berindikasi karena adanya keterlibatan pihak dari luar. Namun, dia mengaku masih melakukan penyelidikan.

Kapolwil Bone Kombes Pol Syamsuddin Yunus yang melakukan peninjauan di Soppeng mengatakan, kondisi sudah mulai kondusif.“Kalau mau lihat kondisi aslinya, warga silakan berkeliling Soppeng, sekarang tidak ada lagi masalah yang terjadi.Silakan lihat sendiri,”katanya.

Kotak Suara Diamankan

Hingga kemarin ratusan kotak suara diamankan di Mapolres Soppeng.Kotak suara yang sudah diamankan dari Kecamatan Marioriwawo (92 kotak),Lilirilau (93 kotak),Liliriaja (58 kotak),Ganra (25 kotak), Donri-Donri (57 kotak), dan Marioriawa (61 kotak).

Kotak suara terakhir diamankan dari Kecamatan Liliriaja, yang proses penghitungan tingkat PPK berlangsung kemarin. Proses penghitungan dijaga ketat sekitar 100 personel polisi.

Kapolwil Syamsuddin didampingi Dirlantas Polda Sulselbar Kombes Pol Budi Setiadi memantau langsung ke lokasi. “Hingga saat ini kami telah mengamankan kotak suara dari enam kecamatan, sudah ada 80% kotak suara yang diamankan di Mapolres,” ungkap Ricky.

Kapolres yang baru menjabat dua hari di Soppeng itu menyebutkan, pihaknya juga telah melakukan pengamanan tertutup terhadap lima anggota KPU Soppeng. “Tempatnya masih dirahasiakan,” pungkasnya.

Pilkada Bulukumba

Terpisah, Pilkada Bulukumba seolah tak ingin ketinggalan. Sekitar pukul 19.00 Wita kemarin, rumah jabatan (Rujab) Wakil Bupati Padasi didatangi sekelompok orang. Mereka menerobos pengamanan, menggedor pintu dan jendela rumah mencari Padasi. “Kami tidak mampu berbuat banyak, kami hanya empat orang,sementara mereka yang datang banyak. Berkonvoi dari arah barat dan singgah di sini,” tuturnya kepada wartawan di Rujab, kemarin.

Meski massa tidak merusak rumah, penghuni rumah panik, termasuk istri Padasi,Yetty Herawati, menantu dan cucunya yang baru berusia beberapa pekan. “Bapak sedang tidak ada di rumah, beliau sedang berada di Makassar,” kata Yetty di hadapan wartawan yang menemuinya di Rujab.Yetty menyesalkan kejadian itu dan meminta aparat mengantisipasi kejadian agar tidak terulang. “Kami merasa terganggu dengan kejadian ini,” kata Yetty.

Seperti diketahui,Pilkada Bulukumba diikuti enam pasang kandidat, yakni Zainuddin Hasan- Syamsuddin (nomor urut 1), Syafruddin Amjar-Yusni Mappanyule (nomor urut 2), Andi Puli Sultan-Andi Sumrah (nomor urut 3), Abdul Kahar Muslim-Askar (nomor urut 4), Muhammad Arif- Hafied Makking (nomor urut 5), dan M Sukri Sappewali-Abdul Rasyid Sarehong (nomor urut 6) dengan taglineAspirasi.

“Kami menyesalkan sekelompok orang yang datang mencari paksa Wabup. Kalau oknum tersebut merupakan pendukung salah satu pasangan, itu bentuk kepanikan,” ujar Kahar Muslimn yang datang bersama tim.

Di Bumi Panrita Lopi, unjuk rasa juga berlangsung di Kantor KPU. Namun, aksi massa itu bisa diredam dengan kesigapan personel polisi gabungan dari Bantaeng dan Sinjai. Massa tersebut merupakan pendukung dari kandidat incumbent Aspirasi.

Juru bicara Aspirasi, Muh Risman Pasigai, mengatakan, aksi mereka hanya sematamata mengawal pelaksanaan pemilu, termasuk me-warning KPU agar tidak terindikasi melakukan kecurangan.

Sebelumnya, massa Aspirasi mendatangi Kantor Kecamatan Gantarang, menyusul adanya indikasi banyak kertas suara yang rusak. Divisi Data dan Informasi Penyelenggara Pemilu KPU Bulukumba, Mawardi, membenarkan jika 46 kertas suara rusak.

Setelah ada protes, petugas PPK langsung melakukan penghitungan ulang, tentunya atas rekomendasi panwas.“Kedatangan saya di PPK hanya sebatas saksi, atas adanya protes itu sudah dilakukan penghitungan ulang,” katanya. (abdullah nicolha/ baharuddin)