Sunday, June 27, 2010

Soppeng Masih Mencekam

AKSI LANJUTAN Kapolres Soppeng AKBP Ricky Naldo Chaerul Sik menyuruh anggotanya agar memutar balik arah mobil water canon yang rencananya ingin menghalau aksi unjuk rasa massa petang, kemarin. Konsentrasi massa masih terlihat di Kota Watansoppeng.

Sunday, 27 June 2010
WATANSOPPENG(SI) – Pascakerusuhan pembakaran Kantor KPU dan dua kantor kecamatan,situasi di Soppeng masih mencekam.Kemarin konsentrasi massa bersenjatakan balok dan senjata tajam masih terlihat di Kota Watansoppeng.

Di Jalan Merdeka, massa yang berbeda dukungan terlihat masih berkumpul di kediaman dua kandidat bupati Andi Soetomo dan Andi Kaswadi Razak. Kediaman incumbent Soetomo dan Kaswadi yang berjarak sekitar 1 kilometer masih ditutup untuk umum.

Dari pantauan SI, sejak pagi kemarin jalur menuju kediaman Andi Soetomo dan Andi Kaswadi dijaga sejumlah aparat keamanan.Bahkan, jalur di Jalan Merdeka itu dialihkan ke jalan alternatif. Sebagaimana diberitakan, Pilkada yang digelar serentak di 10 kabupaten di Sulsel, 23 Juni, berimbas para kerusuhan di beberapa daerah.

Berawal dari Kabupaten Tana Toraja,kerusuhan berlangsung hanya beberapa jam usai pencoblosan. Kerusuhan Pilkada juga terjadi di Maros,Gowa,dan Soppeng. Bahkan, di Tana Toraja amuk massa tidak hanya merusak bangunan, tapi sudah menewaskan satu orang korban.

Kemarin situasi di Bumi Latemmamala sempat memanas lagi, dengan unjuk rasa massa gabungan enam tim kandidat bupati Soppeng yang mengatasnamakan diri Kaukus Pilkada Jujur dan Bersih.

Aksi berlangsung di Jalan Pasar Ikan,Watansoppeng sekitar pukul 17.00 Wita. Massa melakukan pembakaran ban-ban bekas sehingga menyita perhatian warga dan aparat kepolisian yang telah berjaga-jaga di sejumlah titik di daerah berjuluk Kota Kalong itu.

Dalam orasinya, mereka akan mengawal proses tersebut hingga tuntutan mereka terpenuhi,yakni mengusut tuntas dugaan-dugaan kecurangan yang terjadi dalam proses pesta demokrasi lima tahunan di Bumi Latemmamala itu.

Beruntung aksi itu bisa segera diredam beberapa saat setelah Kapolres Soppeng AKBP Ricky Naldo Chairul turun ke lokasi menenangkan massa.

Sebelumnya, di Mapolres Soppeng digelar pertemuan antara Muspida Soppeng. Hadir dalam pertemuan Sekkab Soppeng Abdul Haris Abbas, Plt Ketua DPRD Syahruddin M Adam, Dandim Soppeng Letkol CZI Yoannes Dwi Prasetyo, Kasi Intel Kejari Sutopo, Kapolres Soppeng AKBP Ricky Naldo Chairul.

Dalam pertemuan tersebut, Kapolres mengimbau agar semua pihak dapat menahan diri dan meminta agar tidak ada lagi yang melakukan sweeping di jalan raya karena hal itu merupakan jalan umum yang dilewati orang dari luar daerah.

“Jadi, kami minta jangan ada lagi riak-riak atau sweeping di jalan, kalau mau berkerumun, di dalam pagar saja agar tidak mengganggu orang lain,” harapnya. Sekadar diketahui, sejak malam hingga subuh kemarin sejumlah orang melakukan sweeping di jalan-jalan.

Diketahui, Pilkada Soppeng diikuti tujuh pasangan, yakni (berdasarkan nomor) A Soetomo- Aris Muhammadia (Asmo Berkharisma), A Kaswadi Razak- A Rizal Mappatunru (Akar), A Taufan Alie-Sukman (ATM), Syamsu Niang-A Hendra Pabeangi (Saudarata), A Herdi-Basrah Gising (Hibah), A Sarimin Saransi- KM Sulaeman (As-Salam), dan A Sulham Hasan-Supriansa (Sulapa).

303 Personel

Mengantisipasi kerusuhan lanjutan, polisi menerjunkan 303 personel tambahan dari empat daerah tetangga ke Soppeng, Polres Bone,Wajo, Sidrap, dan Pinrang. Tambahan personel itu juga dilengkapi satu unit mobil water canon dari Polwil Bone.

Mereka ditempatkan di beberapa titik rawan di Kota Watansoppeng seperti anggota Polwil Bone (36 personel) di Mapolres Soppeng, 36 personel Polres Wajo di Kecamatan Liliriaja, masing-masing 34 personel Polres Bone PPK Liliriaja dan DPRD Soppeng,dan lainnya. “Kami tidak boleh gegabah, situasi masih siaga satu,”ujar Ricky.

Dengan tambahan personel tersebut, aparat keamanan yang saat ini berada di Soppeng mencapai 900 orang. Kapolres yang baru menjabat dua hari di Bumi Latemmamala itu menegaskan, yang perlu digaris bawahi, kerusuhan yang terjadi kemarin itu bukan merupakan antarcalon, tetapi kekecewaan atas tidak profesionalnya penyelenggara Pilkada, yakni KPU Soppeng.

“Ini bukan antarcalon,tapi kekecewaan mereka terhadap KPU. Kami sudah berhasil meredam, kami ini tidak memihak kepada salah satu calon,” ujar Kapolres Ricky kemarin. Dia menduga, kerusuhan sebelumnya berindikasi karena adanya keterlibatan pihak dari luar. Namun, dia mengaku masih melakukan penyelidikan.

Kapolwil Bone Kombes Pol Syamsuddin Yunus yang melakukan peninjauan di Soppeng mengatakan, kondisi sudah mulai kondusif.“Kalau mau lihat kondisi aslinya, warga silakan berkeliling Soppeng, sekarang tidak ada lagi masalah yang terjadi.Silakan lihat sendiri,”katanya.

Kotak Suara Diamankan

Hingga kemarin ratusan kotak suara diamankan di Mapolres Soppeng.Kotak suara yang sudah diamankan dari Kecamatan Marioriwawo (92 kotak),Lilirilau (93 kotak),Liliriaja (58 kotak),Ganra (25 kotak), Donri-Donri (57 kotak), dan Marioriawa (61 kotak).

Kotak suara terakhir diamankan dari Kecamatan Liliriaja, yang proses penghitungan tingkat PPK berlangsung kemarin. Proses penghitungan dijaga ketat sekitar 100 personel polisi.

Kapolwil Syamsuddin didampingi Dirlantas Polda Sulselbar Kombes Pol Budi Setiadi memantau langsung ke lokasi. “Hingga saat ini kami telah mengamankan kotak suara dari enam kecamatan, sudah ada 80% kotak suara yang diamankan di Mapolres,” ungkap Ricky.

Kapolres yang baru menjabat dua hari di Soppeng itu menyebutkan, pihaknya juga telah melakukan pengamanan tertutup terhadap lima anggota KPU Soppeng. “Tempatnya masih dirahasiakan,” pungkasnya.

Pilkada Bulukumba

Terpisah, Pilkada Bulukumba seolah tak ingin ketinggalan. Sekitar pukul 19.00 Wita kemarin, rumah jabatan (Rujab) Wakil Bupati Padasi didatangi sekelompok orang. Mereka menerobos pengamanan, menggedor pintu dan jendela rumah mencari Padasi. “Kami tidak mampu berbuat banyak, kami hanya empat orang,sementara mereka yang datang banyak. Berkonvoi dari arah barat dan singgah di sini,” tuturnya kepada wartawan di Rujab, kemarin.

Meski massa tidak merusak rumah, penghuni rumah panik, termasuk istri Padasi,Yetty Herawati, menantu dan cucunya yang baru berusia beberapa pekan. “Bapak sedang tidak ada di rumah, beliau sedang berada di Makassar,” kata Yetty di hadapan wartawan yang menemuinya di Rujab.Yetty menyesalkan kejadian itu dan meminta aparat mengantisipasi kejadian agar tidak terulang. “Kami merasa terganggu dengan kejadian ini,” kata Yetty.

Seperti diketahui,Pilkada Bulukumba diikuti enam pasang kandidat, yakni Zainuddin Hasan- Syamsuddin (nomor urut 1), Syafruddin Amjar-Yusni Mappanyule (nomor urut 2), Andi Puli Sultan-Andi Sumrah (nomor urut 3), Abdul Kahar Muslim-Askar (nomor urut 4), Muhammad Arif- Hafied Makking (nomor urut 5), dan M Sukri Sappewali-Abdul Rasyid Sarehong (nomor urut 6) dengan taglineAspirasi.

“Kami menyesalkan sekelompok orang yang datang mencari paksa Wabup. Kalau oknum tersebut merupakan pendukung salah satu pasangan, itu bentuk kepanikan,” ujar Kahar Muslimn yang datang bersama tim.

Di Bumi Panrita Lopi, unjuk rasa juga berlangsung di Kantor KPU. Namun, aksi massa itu bisa diredam dengan kesigapan personel polisi gabungan dari Bantaeng dan Sinjai. Massa tersebut merupakan pendukung dari kandidat incumbent Aspirasi.

Juru bicara Aspirasi, Muh Risman Pasigai, mengatakan, aksi mereka hanya sematamata mengawal pelaksanaan pemilu, termasuk me-warning KPU agar tidak terindikasi melakukan kecurangan.

Sebelumnya, massa Aspirasi mendatangi Kantor Kecamatan Gantarang, menyusul adanya indikasi banyak kertas suara yang rusak. Divisi Data dan Informasi Penyelenggara Pemilu KPU Bulukumba, Mawardi, membenarkan jika 46 kertas suara rusak.

Setelah ada protes, petugas PPK langsung melakukan penghitungan ulang, tentunya atas rekomendasi panwas.“Kedatangan saya di PPK hanya sebatas saksi, atas adanya protes itu sudah dilakukan penghitungan ulang,” katanya. (abdullah nicolha/ baharuddin)

No comments: