Friday, June 25, 2010

Kerusuhan Pilkada Meluas

PILKADA MEMANAS, (kiri) Massa pendukung Ichsan Yasin Limpo dan Andi Maddusila saling lempar batu saat terjadi bentrok di depan kantor KPU Gowa di Jalan Mallom Basang, Gowa, kemarin. (kanan) Massa yang disulut amarah membakar kantor KPU Soppeng setelah melampiaskan amarahnya di Kantor Camat Lalabata kemarin.

Saturday, 26 June 2010
MAKASSAR (SI) – Kerusuhan pascapilkada mulai meluas ke sejumlah daerah di Sulsel,kemarin. Setelah bentrokan antarpendukung terjadi di Tana Toraja,kemarin giliran kerusuhan melanda Soppeng,Maros,dan Gowa.

Massa pendukung kandidat di tiga daerah ini melampiaskan kemarahan karena merasa tidak puas dengan hasil pilkada. Massa menuding telah terjadi kecurangan yang mengakibatkan kandidat yang didukungnya mengalami kekalahan.

Amuk massa di Soppeng di terjadi sekitar pukul 17.00 Wita. Ribuan orang yang mendatangi Kantor Camat Lalabata, tempat panitia pemilihan kecamatan (PPK) berkantor,membakar kantor camat tersebut.Puluhan kotak suara beserta isinya ludes dilalap api.

Aksi massa tidak berhenti sampai di situ. Setelah membakar Kantor Camat Lalabata, massa yang mengaku pendukung enam pasangan kandidat itu lalu bergerak menuju kantor KPU Soppeng di Jalan Pengayoman, Watansoppeng.

Kantor KPU pun tidak luput dari perusakan dan pembakaran. Seorang staf perempuan yang berada di kantor KPU nyaris menjadi korban. Beruntung, petugas keamanan berhasil mengevakuasi petugas tersebut. Saat kejadian, lima orang anggota KPU Soppeng tidak berada di kantornya.

Ribuan orang yang marah tersebut tampak dengan leluasa menjalankan aksinya.Puluhan aparat keamanan yang berada di lokasi tidak berdaya karena jumlah personel yang tidak seimbang dengan jumlah massa.

Sebelumnya,aksi pengrusakan serupa terjadi di Takkalala Kecamatan Marioriwawo. Massa yang juga tidak menerima keputusan PPK juga mengamuk dan membakar kantor Camat Marioriwawo. Khusus di Ganra, aksi massa dipicu tidakhadirnya anggota PPS dan PPK setempat sesuai dengan janji yang diberikan kepada para saksi. Sebelum membakar kantor camat,aksi lempar batu terjadi.Tak ayal,seluruh kaca jendela yang ada di kantor milik pemerintah itu pecah.

Kericuhan juga melanda Kecamatan Lilirilau dan Liliriaja. Namun, informasi yang dihimpun SI, di tempat itu massa tidak sempat melakukan pembakaran kantor, kendati beberapa kerusakan terjadi di tempat itu.

Salah seorang warga yang memimpin aksi di Kantor Camat Lalabata, Rizal, mengatakan,KPU dan jajarannya melaksanakan pilkada Soppeng dengan cara tidak jujur dan penuh kecurangan. “Kami menemukan kotak suara yang tidak diregistrasi dan tidak tersegel.Bahkan, kami temukan surat suara yang tidak tercoblos. Ini menandakan Pilkada ini tidak jujur,”tegas Rizal.

Menurutnya, amukan massa tersebut merupakan bentuk kekecewaan masyarakat atas penyelenggaraan yang tidak jujur dan bersih. “Terbukti, baik KPU ataupun PPK tidak mau melakukan penghitungan ulang secara manual.Ini ada apa?”ujarnya. Kapolres Soppeng AKBP Ricky Naldo Chaerul Sik sempat mencoba menenangkan massa. Ricky bahkan harus berdiri di atas kap mobilnya.

Dia mencoba memberi pengertian kepada massa bahwa anggota PPS tidak sempat hadir karena mengalami stres.Namun, penjelasan kapolres tersebut tidak cukup memuaskan. Kapolres yang baru menjabat sehari itu tak urung terkena lemparan batu. Selain Kapolres,dua orang warga juga terkena lemparan batu di kepalanya.Akibatnya,keduanya di larikan ke rumah sakit. Seorang warga juga terkena tembakan peluru karet dari aparat keamanan (Brimob) saat menghalau amukan massa yang brutal.

Massa yang mulai beringas juga mengusir petugas pemadaman kebakaran Soppeng yang datang ke lokasi untuk memadamkan api yang mulai membakar kantor Camat Lalabata.PPK Kecamatan Lalabata berencana melakukan rekapitulasi suara tingkat kecamatan kemarin.Namun, saksi dari enam pasangan calon yang tergabung dalam Kaukus Pilkada Jujur dan Bersih menolak untuk melakukan penghitungan,kecuali dengan cara penghitungan manual.

Salah seorang saksi nekat membanting kursi di hadapan anggota KPU dan aparat kepolisian.Tidak hanya itu,saksi yang lain mulai merengsek maju dan berusaha menggebuki anggota KPU,yakni Marwis. Beruntung, aparat kepolisian mampu mengamankan sang anggota KPU hingga terhindar dari bulan- bulanan para saksi dan puluhan orang lainnya.

Para saksi pun mulai merusak fasilitas kantor PPK Kecamatan Lalabata, sejumlah kursi dan kaca jendela kantor pun berantakan, bahkan, kursi yang telah dirusak massa itudibuangke sungaiyangberadadi belakang gedung tersebut.

Kapolres Soppeng AKBP Ricky Naldo Chairul mengatakan,pihaknya sudah berusaha melakukan pengamanan secara maksimal.Termasuk melakukan pendekatan persuasif dengan massa. “Banyaknya massa membuat aparat tak berdaya. Kami tetap akan menurunkan tim investigasi untuk mengusut kasus ini,”katanya.

Kemarin, aparat kepolisian setempat telah mendapat bantuan satu pleton dari jajaran Polres Bone dan Sidrap. Ketua KPU Soppeng, Sulhan dan anggotanya yang berusaha dikonfirmasi tidak berhasil.Telepon selulernya yang dihubungi beberapa kali juga tidak aktif.Demikian halnya dengan pihak Panwaslu Soppeng juga tidak bisa dihubungi.

Hingga pukul 22.00 Wita tadi malam, suasana di Soppeng terasa mencekam. Pasalnya, masing-masing massa pendukung kandidat sedang terkonsentrasi di poskonya masing-masing.Konsentrasi massa terletak di kediaman kandidat bupati Andi Soetomo di Jalan Merdeka dan kediaman kandidat bupati Andi Kaswadi Razak di Jalan Merdeka Laburaung.

Kantor Camat di Maros Dibom Molotov

Kericuhan juga melanda kabupaten Maros kemarin. Kantor camat sekaligus Kantor panitia pemilihan kecamatan (PPK) Tanralili, Kabupaten Maros, dibakar massa tidak dikenal dengan menggunakan bom molotov sekitar pukul 00.15 Wita dini hari kemarin. Meski tidak sampai menyebabkan jatuhnya korban jiwa, namun penyerangan yang diduga dilakukan oleh pendukung salah satu calon Bupati Maros ini menyebabkan kantor Camat Tanralili porak-poranda.

Seluruh kaca pintu dan jendela pecah setelah terkena lemparan batu. Bahkan, massa juga memasuki ruangan sekretaris camat (sekcam) Andi Sarifuddin dan membakar beberapa perabot dengan bom molotov yang diduga kuat telah dipersiapkan sebelumnya oleh para pelaku. Dalam insiden tersebut, petugas Polresta Maros berhasil mengamankan sebanyak 18 warga yang diduga sebagai pelaku perusakan kantor Camat Tanralili tak lama setelah kejadian.

Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti beberapa bom molotov, batu, balok kayu,serta empat unit mobil Daihatsu Xenia dan Toyota yang diduga dikendarai para pelaku. Masing-masing bernopol DD 1360 DF,DD 1401 DE,DT 7516 CB,serta DD 1386 AU.

Hingga malam tadi,ke-18 orang warga yang masih sebatas saksi tersebut tengah menjalani pemeriksaan intensif di Markas Polresta Makassar Barat, berikut bersama barang bukti yang disita polisi di sekitar lokasi kejadian.

Belum diketahui pasti motif penyerangan yang dilakukan ratusan warga tersebut.Kuat dugaan, hal tersebut sebagai bentuk kekecewaan atas hasil pilkada Maros yang dianggap telah terjadi kecurangan sehingga menuntut pilkada ulang.

Kapolresta Maros AKBP Ferdinand Pasaribu mengungkapkan, sampai sekarang pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap motif para pelaku membakar kantor Camat Turikale. ”Kami belum ketahui motifnya. Untuk sekarang ini, kami masih fokus pada aksi pengrusakan dan pembakaran. Penyelidikan belum masuk ke kasus pilkada-nya,” jelasnya kepada wartawan kemarin.

Informasi yang dihimpun Seputar Indonesia, massa datang menggunakan beberapa kendaraan dan langsung merangsek ke dalam kantor camat mencari kotak suara pilkada.Namun karena tidak menemukan barang yang dicari, ratusan orang ini pun melempari bangunan dengan batu dan bom molotov.

Terpisah, Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polresta Maros AKP M Nur Akbar menjelaskan, para warga yang diduga sebagai pelaku perusakan untuk sementara dievakuasi ke Kota Makassar lantaran pihaknya khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di Maros.

”Ke-18 warga sejak tadi pagi sudah diberangkatkan ke Makassar dengan pengawalan ketat. Karena kami di Maros masih fokus pada pengamanan pilkada dan jumlah personil sekarang terbatas,” akunya kepada SI kemarin.

Mantan Kasat Reskrim Polresta Makassar Timur ini juga enggan berkomentar saat ditanya mengenai motif para pelaku. ”Kami belum bisa menyimpulkan massa dari mana yang merusak itu. Kita sementara kembangkan bos,” katanya saat dihubungi. Sementara itu, ke-18 warga yang diperiksa di Polresta Makassar Barat,mendapatkan pengawalan ketat dari petugas Polresta Maros dan Polwiltabes Makassar.

Di Kabupaten Maros, terdapat enam pasangan calon yang memperebutkan kursi nomor satu dalam pilkada. Masing-masing Nurhasan- Karim Saleh,Andi Syahriwijaya- Andi Burhanuddin, Andi Paharuddin- Devy Khaddafi, Zainal Abidin Noer-Saladin Hamat Yusuf, dan Muh Asdar-Muh Rijal Assegaf.

Massa IYL-Baji dan Amal Ricuh

Sementara itu,kerusuhan juga terjadi di Gowa melibatkan massa pendukung kandidat Andi Maddusila- Jamaluddin Rustam (Amal) dan pendukung Ichsan Yasin limpo -Abdul Razak Bajidu (IYL-Baji). Massa kedua kubu terlibat saling lempar batu sekira pukul 17.30 petang kemarin. Kejadian berlangsung sekitar 15 menit yang menyebabkan kemacetan panjang di sepanjang jalan Andi Mallombassang.

Arus lalu lintas pun akhirnya dialihkan ke Jalan Mesjid Raya. Dari pantauan SI di lapangan, massa Amal yang merupakan pasangan nomor urut dua ini, berkumpul dan melakukan orasi di depan kantor KPU Gowa. Pukul 16.30 Wakapolres Gowa Kompol M Yahya yang berada di lokasi meminta massa Amal untuk segera mundur karena satu jam lagi massa IYLBaji akan tiba di KPU. Massa Amal menolak permintaan itu dan tetap bertahan di depan KPU Gowa.

Akhirnya Sekira pukul 17.30 massa IYL Baji dari arah Jl mallombassang muncul. Melihat kedatangan massa IYL-Baji, aksi lempar batu tak dapat dihindari. “Aksi saling serang bahkan sudah terjadi saat didepan kantor Kajari, sebelum sampai ke kantor KPU,” ungkap seorang saksi mata.

Beruntung dalam kejadian ini tidak jatuh korban jiwa. Anggota Polresta Gowa dan Brimob polda Sulselbar yang melakukan pengamanan langsung bergerak dan melerai kedua massa. Akhirnya massa IYL-Baji kemudian memilih mundur dan kembali kek posko mereka di Jl Tumanurung. Di Jalan Tumanurung juga terjadi kemacetan panjang. Sampai pukul 19.00 wita malam tadi, jalan hanya dibuka satu arah saja.

600 Personel Polda Amankan Tana Toraja

Polda Sulselbar menurunkan 600 personel ke Tana Toraja kemarin, guna mengantisipasi me-luasnya kerusuhan pasca pilkada. 600 personil polisi tersebut ditempatkan di sejumlah titik-titik vital di kabupaten Tana Toraja. Kapolda Sulselbar Irjen Pol Adang Rochjana mengatakan, personel tersebut diterjunkan untuk mengantisipasi kerusuhan susulan yang bisa saja terjadi setiap saat.

”Selain menyiagakan 600 personil polda,juga ada kendaraan water canon yang disiagakan guna mengantisipasi terjadinya kerusuhan susulan,” ungkap Adang dalam keterangan persnya sesaat sebelum mengikuti rapat koordinasi di Mapolres Tana Toraja,kemarin.

Rapat tersebut turut dihadiri Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Hari Krisnomo. Situasi Tana Toraja kemarin mulai kondusif, meski situasi masih cukup tegang pasca terjadinya kerusuhan massif selama dua hari.

Kerusuhan melanda Tana Toraja hanya beberapa jam setelah perhitungan suara dilakukan. Massa yang kecewa dengan hasil pilkada mengamuk. Sejumlah fasilitas seperti kantor KPU, panwas, kantor camat, rumah jabatan (Rujab) ketua DPRD Tator,dan kantor DPD II Golkar jadi sasaran amukan massa. Kerusuhan yang berlangsung dua hari itu menyebabkan satu orang tewas dan beberapa lainnya luka.

Kapolda mengatakan,hingga saat ini kepolisian belum bisa mengungkap motif terjadinya kerusuhan di kabupaten Tana Toraja karena masih dalam tahap penyelidikan. Dalam menangani kerusuhan tersebut,kepolisian sudah melakukan langkah-langkah persuasif. Namun jika masih ada oknum-oknum yang berbuat anarkistis,polisi akan bertindak tegas dan akan menangkap pelakunya.

Polisi juga sementara menyelidiki adanya indikasi keterlibatan sejumlah massa liar dari kelompok- kelompok tertentu dalam ikut dalam kerusuhan tersebut. Selain menyelidiki motif kerusuhan, Polda Sulselbar juga sementara mengumpulkan data dan bukti adanya indikasi terjadinya pelanggaran pilkada di Tana toraja 2010.

Menurut Adang, pihaknya belum memeriksa satu pun saksi karena masih dalam proses penyelidikan.” Apabila nanti ditemukan bukti kuat adanya pihak-pihak yang curigai melakukan pelanggaran, polda segera melakukan proses hukum. Kalau terkait pelanggaran pilkada kami minta panitia pengawas pilkada segera bergerak,”kata Adang.

Rapat koordinasi yang berlangsung tertutup itu membahas situasi keamanan dan ketertiban di kabupaten Tana Toraja pasca kerusuhan yang terjadi selama dua hari berturut-turut. Rapat koordinasi ini juga dihadiri empat calon bupati dari enam calon bupati yang maju di pilkada Tana Toraja 2010.

Calon bupati yang hadir, yakni, calon bupati nomor urut 1,Victor Datuan Batara, calon bupati nomor urut 4,Nicodemus Biringkanae, calon bupati nomor urut 5, Theofilus Allorerung dan calon bupati nomor urut 6, Yunus Kadir serta Ketua KPU Tana Toraja,Luther Pong Re’kun. (abdullah nicolha/ wahyudi/ herni amir/ joni lembang)

No comments: