Friday, June 25, 2010

Kisruh Pilkada di Sulsel Meluas

BAKAR KANTOR KPU, Massa pendukung salah satu kandidat membakar kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, kemarin, karena tidak puas dengan hasil pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang digelar Rabu (23/6) lalu.

Saturday, 26 June 2010
MAKASSAR(SI) – Kerusuhan pascapelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 10 kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel),Rabu (23/6),terus meluas. Setelah sebelumnya terjadi bentrok antarpendukung calon bupati di Kabupaten Tana Toraja, kemarin giliran kerusuhan melanda Kabupaten Soppeng, Maros, dan Gowa. Massa pendukung kandidat di tiga daerah ini melampiaskan kemarahan karena tidak puas dengan hasil pilkada.

Massa menuding telah terjadi kecurangan yang mengakibatkan kandidatnya mengalami kekalahan. Amuk massa di Soppeng terjadi pukul 17.00 Wita. Ribuan orang yang mendatangi Kantor Camat Lalabata, tempat panitia pemilihan kecamatan (PPK) berkantor, membakar kantor tersebut.Puluhan kotak suara beserta isinya ludes dilalap api. Massa yang mengaku pendukung enam pasangan kandidat itu lalu bergerak menuju Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Soppeng di Watansoppeng.

Kantor KPU pun tidak luput dari perusakan dan pembakaran. Sebelumnya, aksi perusakan serupa terjadi di Takkalala, Kecamatan Marioriwawo.Massa yang juga tidak menerima keputusan PPK mengamuk dan membakar Kantor Camat Marioriwawo. Kericuhan juga melanda Kecamatan Lilirilau dan Liliriaja.Namun,dari informasi yang dihimpun harian Seputar Indonesia (SI),di tempat itu massa tidak melakukan pembakaran kantor.

Salah seorang warga yang memimpin aksi di Kantor Camat Lalabata, Rizal, mengatakan, KPU dan jajarannya melaksanakan Pilkada Soppeng dengan cara tidak jujur dan penuh kecurangan. “Kami menemukan kotak suara yang tidak diregistrasi dan tidak tersegel. Bahkan kami temukan surat suara yang tidak tercoblos.Ini menandakan pilkada ini tidak jujur,”tegas Rizal.

Kapolres Soppeng AKBP Ricky Naldo Chaerul sempat mencoba menenangkan massa. Ricky bahkan harus berdiri di atas kap mobilnya. Dia mencoba memberi penjelasan kepada warga. Kapolres yang baru menjabat sehari itu terkena lemparan batu. Dua orang warga juga terkena lemparan batu di kepalanya. Hingga pukul 22.00 Wita tadi malam, suasana di Soppeng masih mencekam.

Tiap massa pendukung kandidat terkonsentrasi di posko masing-masing.Konsentrasi massa terletak di kediaman kandidat bupati Andi Soetomo di Jalan Merdeka dan kediaman kandidat bupati Andi Kaswadi Razak di Jalan Merdeka Laburaung.

Kericuhan juga melanda Kabupaten Maros kemarin. Kantor camat sekaligus kantor panitia pemilihan kecamatan (PPK) Tanralili dibakar massa tidak dikenal menggunakan bom molotov sekitar pukul 00.15 Wita dini hari kemarin.

Meski tidak sampai menyebabkan jatuhnya korban jiwa, penyerangan yang diduga dilakukan pendukung salah satu calon bupati Maros ini menyebabkan kantor Camat Tanralili porak-poranda.

Seluruh kaca pintu dan jendela pecah setelah terkena lemparan batu. Bahkan massa juga memasuki ruangan Sekretaris Camat Andi Sarifuddin dan membakar beberapa perabot dengan bom molotov yang diduga kuat telah dipersiapkan sebelumnya oleh para pelaku. Dalam insiden tersebut, petugas Polresta Maros berhasil mengamankan 18 warga yang diduga sebagai pelaku perusakan tak lama setelah kejadian.

Di Gowa, kerusuhan melibatkan massa pendukung kandidat Andi Maddusila-Jamaluddin Rustam (Amal) dan pendukung Ichsan Yasin Limpo-Abdul Razak Bajidu (IYL-Baji). Massa kedua kubu terlibat saling lempar batu sekitar pukul 17.30 Wita kemarin.Kejadian berlangsung sekitar 15 menit yang menyebabkan kemacetan panjang di sepanjang Jalan Andi Mallombassang.

Massa Amal yang merupakan pasangan nomor urut dua ini berkumpul dan melakukan orasi di depan kantor KPU Gowa. Pukul 16.30,Wakapolres Gowa Kompol M Yahya yang berada di lokasi meminta massa Amal untuk segera mundur karena satu jam lagi massa IYL-Baji akan tiba di KPU. Massa Amal menolak permintaan itu dan tetap bertahan di depan KPU Gowa. Akhirnya pukul 17.30 massa IYL-Baji dari arah Jalan Mallombassang muncul.

Melihat kedatangan massa IYL-Baji, aksi lempar batu tak dapat dihindari. “Aksi saling serang bahkan sudah terjadi saat di depan kantor Kajari, sebelum sampai ke Kantor KPU,”ungkap seorang saksi mata.

Dalam kesempatan terpisah, Wakapolwiltabes Makassar AKBP Andi Pattawari berjanji akan menuntaskan kasus dugaan ijazah palsu calon incumbent bupati Gowa, IYL. “Kami serius menangani kasus ini. Sejumlah saksi juga sudah dimintai keterangan karena itu sangat keliru jika ada dugaan yang mengatakan jika kami tidak serius menanganinya,” ujarnya kemarin.

Dalam aksinya kemarin,massa membawa surat keterangan resmi dari Kepala SMP Negeri 27 yang menerangkan bahwa IYL tidak pernah menjadi peserta ujian SMP Negeri Jongaya (sekarang SMPN 27 Makassar) pada 1976 untuk mendapatkan surat tanda tamat belajar (STTB).Adapun nomor induk 1191 adalah milik salah seorang siswa yakni Abd Rahman kelahiran Sapaya,Gowa. (abdullah nicolha/ wahyudi/herni amir/ant/bu-nasional)

No comments: