Saturday, July 26, 2008

Pemekaran Luteng Rp11 M

Friday, 25 July 2008

LUWU(SINDO) – Pemkab Luwu mengalokasikan dana sebesar Rp11 miliar untuk pemerintahan di Kabupaten Luwu Tengah (Luteng),selama dua tahun dan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah.

Hal itu dibahas dalam rapat pleno antara legislatif dan eksekutif Kabupaten Luwu dan menyetujui bahwa penyelenggaraan pemerintahan pertama selama dua tahun dialokasikan sebesar Rp10 miliar dan pemilu bupati pertama dianggarkan sebesar Rp1 miliar.

Pemprov Sulsel beberapa waktu lalu mengembalikan berkas pembentukan Luteng, karena belum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 78/2007,dalam pleno panitia khusus (pansus) DPRD usulan pembentukan Luteng, menetapkan beberapa poin pokok, yakni menyetujui pembentukan Kabupaten Luteng sebagai hasil pemekaran Kabupaten Luwu serta menetapkan calon Kabupaten Luteng yakni Walenrang sesuai naskah kajian calon ibu kota.

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Luwu No 2/2006 Pemkab Luwu harus melepaskan enam kecamatan sebagai cakupan wilayah calon Kabupaten Luteng yang terdiri dari, enam kecamatan yakni,Walenrang, Walenrang Barat,Walenrang Utara,walenrang Timur, Lamasi dan Lamasi Timur.

Ketua Komisi I DPRD Luwu Muhlis Kararo mengatakan, dengan dilengkapinya berkas usulan Luteng sesuai dengan ketentuan PP No 78, maka eksekutif bersama legislatif kembali akan mengajukan ke Pemrov.“Jadi, ini nanti akan kita kembalikan lagi ke Pemprov untuk dikaji,” katanya kepada SINDO seusai rapat pleno pembentukan Kabupaten Luteng di Luwu,kemarin.

Menurut Muhlis, pleno DPRD ini juga menetapkan alokasi anggaran sebesar Rp5 miliar untuk tahun pertama, tahun kedua sebesar Rp5 miliar dan Rp1 miliar untuk pelaksanaan pilkada pertama.“ Jadi jumlah dana alokasi untuk Luteng sebesar Rp11 miliar. Ini merupakan faktor pendukung kelengkapan berkas, serta semuanya sudah ditetapkan, tinggal perjuangan pada tingkat provinsi dan pusat,”jelasnya.

Dengan lengkapnya semua berkas pendukung usulan pemisahan wilayah Walmas maka pihak DPRD optimis akan terwujud sebuah kabupaten. Sebab,beberapa variabel di dalamnya sudah tuntas. Meski begitu,pengusulan ini harus terus dikawal hingga pada tingkat pusat. “Masalah ini sudah kita lakukan dengan membangun komunikasi dengan beberapa pihak yang ada.

Termasuk penguatan dari tokoh-tokoh nasional asal Luwu yang berada di Pusat,”kata Sekretaris Pembentukan Luteng, Jumardin. Bupati Luwu Bahrum Daido melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Ansar Pandaka menyatakan, setelah menerima surat adanya kelengkapan berkas yang perlu penambahan, Pemkab Luwu segera melengkapi berkas itu kemudian menyerahkan ke DPRD untuk pembahasan yang kemudian memberikan persetujuan atas rencana tersebut.

“Semua ini adalah bagian dari komitmen penyelenggara pemerintah, baik Pemkab maupun DPRD untuk serius dalam merespons perjuangan pembentukan Luwu Tengah ini,’’ katanya. Kendati demikian, pembentukan Luteng ini masih memerlukan proses yang tidak begitu mudah,karena wilayah yang akan dimekarkan harus dikaji secara faktual yakni dengan meninjau lokasi, apakah daerah itu memang layak untuk dimekarkan menjadi satu kabupaten, baik dari fisik infrastruktur dan sebagainya.

“Mudah-mudahan pembentukannya tidak lama lagi, karena proses pengkajian dan peninjauan lokasi akan dilakukan oleh pemprov dan pemerintah pusat,” kata Asisten I bagian pemerintahan Luwu Sahar. (abdullah nicolha)

Bangkit Sosialisasikan Matahari

Friday, 25 July 2008

LUWU(SINDO) – Tim pemenangan pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Basmin Mattayang-Buhari Qahhar Mudzakkar (Matahari), yang lebih dikenal dengan nama Basmin Mattayang (Bangkit) aktif menyosialisasikan paket tersebut hingga ke pelosok desa.

Koordinator Tim Bangkit Azhar Mustamin Toputiri mengatakan, saat ini telah menyosialisasikan Matahari hingga ke pelosok desa dan digerakkan sebagian besar anak muda. “Itu kami lakukan guna meraih dukungan masyarakat,” katanya kepada SINDO kemarin. Selain menyurvei popularitas paket Matahari di desadesa, pihaknya menyebarkan selebaran kepada masyarakat kenapa memilih pasangan Basmin-Buhari menjadi Bupati Luwu.

Azhar menyebutkan, ada dua alasan yang harus diamati,yakni cinta kemajuan daerah dan karyanya sudah terbukti. “Kalau kami mengingat sebelum Basmin memimpin Luwu, sangat jauh perbedaannya dan banyak kemajuan pembangunan yang dilihat. Jadi,siapa yang cinta kemajuan daerah, mari bergabung dengan kami karena sudah terbukti karya-karyanya,”kata Juru Bicara (Jubir) paket Matahari ini.

Paket Matahari peduli peningkatan kualitas pendidikan di Luwu,serta terbukti melakukan perubahan di Kabupaten Luwu.Tim Bangkit yang menyosialisasikan Matahari ini dimotori para kawula muda mulai di tingkat kabupaten hingga ke pelosok desa. Calon Wakil Bupati Luwu, kelahiran Kecamatan Walenrang dan Lamasi (Walmas) Syukur Bijak meminta doa restu warga setempat untuk maju pada Pemilu Kepala Daerah Luwu, dengan mendampingi Andi Mudzakkar.

“Saya sangat mengharapkan doa restu semua warga, guna memenangkan pesta demokrasi ini. Siapa lagi yang saling bahu membahu membangun Walmas kalau bukan kita,”katanya saat bertatap muka dengan warga Walmas kemarin. Apabila dirinya mendapat restu menjadi Wakil Bupati Luwu periode mendatang, dia bertekad membangun Walmas menjadi lebih baik dari sekarang.

Hal itu dilakukan memenuhi permintaan warga yang ingin bertatap muka dengan calon pemimpin mereka.Syukur Bijak bersama tim bersilaturahmi ke setiap desa yang ada di Walmas. Dalam kunjungannya,kegiatan silaturahmi yang dilakukan tersebut diawali kunjungannya di empat desa,yakni Pompengan Pantai,Pompengan Induk, Pompengan Tengah, dan Pompengan Utara yang berada di Kecamatan Lamasi Timur.

“Kegiatan itu akan berlanjut hingga 3 Agustus mendatang,”kata Sekretaris TP 48 Cakka-Siku (CS) Suparmin Sabra di Luwu,kemarin. Kegiatan tersebut digelar guna memenuhi permintaan warga. “Kalau tidak ada halangan, Syukur Bijak akan bersilaturahmi ke semua desa yang ada di Walmas.Tinggal kami atur per harinya berapa desa yang akan dikunjungi,” kata Said Rasyid yang juga tim pemenangan CS. (abdullah nicolha)

Monday, July 21, 2008

Melihat Sampe Bandaso Mengoordinir 100 KK

Pendapatan Rp50 juta Diperoleh Dalam 45 hari

MALILI (SINDO)-Di salah satu desa di Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur (Lutim) dimana sejauh mata memandang yang tampak adalah tambak-tambak para petani. Nama desa itu adalah Wewanriu, yang dulunya warga setempat menjadikan lahan tersebut sebagai persemaian udang dan kepiting, tapi kini petani tambak berubah haluan ke rumput laut.

Sampe Bandaso, Sebagai seorang Ketua Kelompok Tani yang diberinya nama ”Mareo Marennu” yang mengoordinir sekitar 100 kepala keluarga (KK) yang mengolah tambak rumput laut di Desa Wawenriu, dia bertekad ada perluasan tambak rumput laut di sekitar desanya hingga mencapai 300 hektar pada 2008 ini sampai 2009 mendatang. Menurutnya, para petani saat ini baru mengelola sekitar 80 hektar.

”Kalau melihat lahan yang tersedia, di sini (Wewanriu) masih ada potensi 500 hektar lebih untuk tambak rumput laut,” ujar Sampe dengan penuh optimis, karena melihat hasil yang diperoleh kelompok Tani yang dikoordinirnya mengalami peningkatan. Sehingga, belakangan ini mulai banyak kelompok masyarakat yang terjun ke tambak rumput laut. ”Sekarang, Rumput laut menjadi harapan kami,” katanya lagi.

Menurut dia, pada awalnya hanya mengelola udang, tetapi hasil yang didapatkannya tidak mencukupi kebutuhan keluarga dan mengalami kerugian. ”Saya dulu mencoba udang, tapi hasilnya tidak tentu, malah rugi apalagi, kalau ada hama penyakit yang menyerangnya. Pasti kita akan mengalami kerugian,” tandasnya.

Kini lanjutnya, dengan memilih mengelola tambak rumput laut dirinya dapat memperoleh keuntungan hinggga puluhan juta. ”Sekarang tambak dengan luas 10 hektar dapat menghasilkan jutaan, karena setiap hektar menghasilkan kira-kira 4-5 ton rumput laut dan sekali panen hanya membutuhkan sekitar 45 hari, saya sendiri memiliki sekitar 10 hektar tambak rumput laut dan dapat penghasilan bersih sekitar Rp50 juta per sekali panen,” jelas Sampe,

Selain Kelompok Tani Mareo Marennu, beberapa kelompok masyarakat lain mulai mengolah tambaknya ke rumput laut. Hasilnya, bukan hanya rumput laut yang mereka peroleh, tetapi, para petani juga masih mendapatkan ikan bandeng.

Menurut ayah tiga anak ini bahwa, dalam pengelolaan rumput laut, Ikan bandeng ikut membantu dalam perawatan. Sebab, ikan-ikan tersebut memakan lumut-lumut yang melekat pada rumput laut. ”Saat umur ikan itu mencapai sebesar tiga jari masih membantu tetapi, kalau ukuran sudah melebihi dariitu, sudah harus diambil, karena ikan bandeng itu akan memakan rumput laut. Jadi, secara perodik, petani rumput laut harus mengambil ikan-ikan bandeng yang besar-besar itu agar rumput lautnya tidak habis dimakan,” tandasnya.

Ada pun ikan bandeng dari tambak itu lanjutnya, dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi para petani. Menurut Sampe, para petani tambak di wilayah tersebut banyak mendapat bantuan dari PT Inco. ”Kami banyak mendapat bantuan dari PT Inco, mulai dari pemberian bibit, bantuan teknis, hingga untuk pemasarannya,” tandasnya.

Petani tidak perlu memompa air laut untuk mengairi tambaknya. Mereka cukup mengatur katup air yang menjadi jalan masuk air ke tambaknya. Menurut Musdar, cukup gampang mengembangbiakkan rumput laut. Bibit rumput laut cukup disemai di tambak, kemudian kontrol air ke tambak, tinggal tunggu 45 hari sudah langsung panen. ”Budidaya rumput laut ini tidak serumit dibandingkan pengembiakan udang atau kepiting bakau. Karena dalam 45 hari rumput laut terus menerus bisa dipanen,” jelas pendamping teknis Kelompok Tani Mareo Marennu ini.

Sebelum mendapat bantuan dari PT Inco, penjualan rumput laut tidak menentu dan dihargai dengan murah. Jadi, keuntungan saat itu tidak dirasakan oleh para petani, bahkan, kadang mengalami kerugian. ”Dulunya kami menjual hasil tambak melalui tengkulak, yang dihargai sekitar Rp2000 per kilogram. Tapi kini dengan dipasilitasi PT Inco bisa mencapai Rp3000 per kilogram yakni, dengan langsung ke pabrik pengolah rumput laut,” katanya.

Bukan mustahil, dalam beberapa tahun ke depan, daerah ini (Lutim), bisa menjadi sentra penghasil rumput laut terbesar di Sulawesi. Karena menurut berbagai kalangan pemerhati rumput laut, permintaan rumput laut cukup besar, terutama dari beberapa negara seperti Jepang dan negara di Asia Timur lainnya. Rumput laut banyak dijadikan bahan baku agar-agar, minuman, dan berbagai jenis makanan lainnya serta bahan untuk makanan suplemen. (abdullah nicolha).

Program Sejuta Alquran Disoal

Friday, 18 July 2008

PALOPO (SINDO) – Kejaksaan Negeri (Kejari) Palopo tengah menyelidiki dugaan penyalahgunaan anggaran pengadaan sejuta Alquran oleh Pemerintah Kabupaten Luwu.


Kepala Kejari Palopo Chairul Amir mengatakan, pihaknya sudah melayangkan surat pemanggilan terhadap tiga orang pejabat di lingkup Pemkab Luwu untuk dimintai keterangannya terkait kasus ini.Sayangnya,Chairul tidak merinci secara jelas, mengenai nama-nama pejabat yang akan dipanggil tersebut.

“Kami memang telah melayangkan surat pemanggilan terhadap tiga orang pejabat di Luwu untuk dimintai keterangannya seputar kasus ini. Karena menurut indikasi awal dalam pengadaan Alquran sarat dengan adanya penyalahgunaan anggaran,” tegas Chairul.

Chairul menyebutkan, indikasi adanya penyelewengan anggaran dari APBD Luwu tahun anggaran 2006, karena pengadaan Alquran dalam berbagai paket tersebut. Di antaranya Alquran 30 Juz,Juz Amma,buku latihan baca Alquran, namun dalam pendistribusiannya, tidak terbagi merata di 21 kecamatan, termasuk anggaran pengadaannya diduga kuat di mark up.

“Indikasinya, dalam satu paket seharusnya terdiri dari tiga item yakni Alquran 30 juz, Juz Amma,dan buku latihan baca Alquran.Tapi yang terjadi isinya diduga hanya satu sehingga diduga pengadaannya menyimpang dari pengalokasian anggaran,”ujarnya. Selain itu, persoalan lain yang sangat mencolok adalah tidak ditenderkannya pengadaan Alquran.

Padahal menurut aturan,setiap pengadaan yang memakan anggaran hingga di atas Rp100 juta,wajib ditenderkan. “Sejumlah pejabat diduga terlibat terkait dengan proyek tersebut,karena terindikasi kuat adanya sejumlah penyimpangan anggaran dan prosedur dalam proyek pengadaan sejuta Alquran di Luwu itu,”kata Chairul.

Dari informasi yang berkembang di lingkup Pemkot Palopo,tiga pejabat yang rencananya akan menjalani pemeriksaan adalah Kepala Dinas Sosial Besse Mattayang, Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Muchtar Surullah, dan Kepala Kantor Departemen Agama Luwu.

Sedangkan Departemen Agama (Depag) Kabupaten Luwu dalam program pengadaan sejuta Alquran di daerah tersebut tidak memiliki campur tangan. Pasalnya, program tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Luwu senilai Rp259 juta yang jatuh pada daftar isian penggunaan anggaran (dipa) Dinas Sosial Kabupaten Luwu.

“Jadi, Depag Luwu tidak campur tangan dalam program ini, karena institusi kami hanya vertikal,tentang berapa anggaran dana,bagaimana pengelolaannya,dan di mana mereka ambil Alquran itu kami tidak tahu,”kata Kepala Depag Luwu Syamsuddin Salam kepada SINDO.Syamsuddin mengaku,bahwa dirinya dipanggil oleh Pengadilan Negeri (PN) Palopo untuk dimintai keterangan tentang program tersebut.

“Biasanya Alquran masuk ke kami dan langsung diteruskan ke Dinas Sosial, sama sekali kami tidak ambil andil di dalamnya bahkan berapa dananya kami tidak tahu,”ujarnya. (asdhar/abdullah nicolha)

PAD Luwu Utara Meningkat 4,61%

Friday, 18 July 2008

MASAMBA (SINDO) – Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Luwu Utara (Lutra) pada 2008 mengalami peningkatan sebesar 4,61%.

“Realisasi PAD Lutra tahun ini secara keseluruhan mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni sebesar 4,61 % dari PAD tahun sebelumnya yang hanya mencapai 40,67%.Dan tahun ini realisasi mencapai 45,28% dari PAD sebesar Rp420 miliar,” kata Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Luwu Utara Hamzah Jalante,di Masamba, kemarin.

Menurut dia, realisasi penerimaan pendapatan daerah posisi akhir semester satu realisasinya sangat variatif baik pajak daerah, retribusi maupun penerimaan lain-lain yang sah.Begitu juga dana perimbangan maupun bagi hasil pajak dan bukan pajak.“Jadi, secara keseluruhan pengelolaan pendapatan daerah pada bulan yang sama mengalami peningkatan,”ujarnya.

PAD secara keseluruhan 2007 lanjutnya, sebesar Rp391 miliar dan realisasinya mencapai 10.99% dan tahun ini meningkat menjadi Rp420 miliar dengan realisasi semester I untuk pendapatan asli daerah target Rp14 miliar atau 51,76%.
Dana Perimbangan Rp396 miliar lebih atau 44,89% dan pendapatan yang sah Rp9 miliar atau 51,82%.

Untuk mengoptimalisasikan penerimaannya,kata dia, pihaknya telah membentuk tim intensifikasi baik di tingkat kabupaten hingga desa/ kelurahan, pembentukan tim penagih pokok dan tunggakan, pembentukan kelompok masyarakat taat pajak, pemberian undian berhadiah guna meningkatkan motivasi masyarakat membayar pajak, memberikan penyuluhan ke masyarakat selaku wajib pajak serta mengevaluasi dan monitoringpelaksanaannya.
(abdullah nicolha)