Saturday, March 28, 2009

PDK Sindir Partai Lain Soal Tak Ada Orang Pintar

Saturday, 28 March 2009
MAJENE(SI) – Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) yang menggelar kampanye akbar di Panggung Assamalewuang Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, kemarin, menyindir partai politik (Parpol) lain.

Jurkam PDK menyatakan, keliru jika parpol menuding bahwa di Sulawesi Barat (Sulbar) tidak ada orang pintar. Dalam orasinya,Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP-PDK) Sulbar Arifin Nurdin mengungkapkan, pihak yang menyatakan bahwa di Sulbar tidak ada orang pintar itu adalah hal yang keliru bahkan hal itu menghina masyarakat Sulbar secara khusus.

“Jangan pilih orang yang telah menghina kita,” tegas Arifin di hadapan ribuan warga yang memadati lokasi kampanye PDK, kemarin. Menurut Arifin, di daerah ini (Sulbar) sudah banyak orang pintar dari pendidikan S1, S2, doktor, hingga profesor dan mereka dapat memerjuangkan rakyat.

“Jadi, sangat keliru kalau ada orang mengatakan di Sulbar tidak ada orang pintar, itu merupakan kekeliruan besar, mari pilih orang yang dapat memerjuangkan rakyat,” beber Wakil Ketua DPRD Sulbar ini. PDK Sulbar pada Pemilu 2009 ini menarget akan meraih suara signifikan yakni mencapai 50 persen, diantaranya dapat meraih dua kursi untuk DPRD Provinsi, dua kursi untuk DPRD kabupaten,dan satu kursi untuk DPR-RI.

“Insya Allah,kami yakin dapat meraih target tersebut karena melihat perkembangan politik yang ada di daerah ini, khususnya Majene,” tutur Arifin dengan nada optimis seusai menggelar kampanyenya, kemarin. Calon anggota DPR-RI dari PDK untuk daerah Sulbar Atto Sakmiwata Sampetoding menyatakan, pihaknya bertekad akan memutihkan (warna partai) Majene pada pemilu mendatang.

“Kami yakin dapat meraih dukungan warga Majene untuk memilih PDK karena caleg-caleg dari partai ini merupakan orangorang pilihan yang tidak pernah berurusan dengan hukum,” ungkapnya dengan suara lantang.

Bahkan, salah seorang calon legislatif untuk DPRD Majene Suid Abu secara tegas menyatakan, akan memberikan gajinya apabila duduk di parlemen kepada masyarakat sebanyak 50% untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena menilai pemerintahan dan wakil rakyat yang ada saat ini tidak efesien dalam memerjuangkan kesejahteraan.

“Saya berjanji akan memberikan separuh gaji saya jika duduk bagi masyarakat,karena yang ada sekarang tidak efektif dan tidak memerhatikan kesejahteraan.Makanya saya mencalonkan diri untuk itu,”kata pemilik SPBU di Majene ini.

Suid juga menyebutkan,apabila dirinya nanti dapat duduk di parlemen, dia mengharapkan kepada masyarakat Majene untuk mengingatkannya apabila dia mengabaikan janji tersebut. Bahkan, secara tegas dia menyatakan akan mundur dari DPRD apabila tidak dapat menyejahterakan masyarakat setempat.“Saya akan mundur secara jantan jika tidak mampu,” ungkapnya diiringi histeris dari massa yang hadir.

Arifin Dideklarasikan Jadi Bupati Majene

Pada kampanye PDK tersebut, Ketua DPP-PDK Sulbar Arifin Nurdin juga dideklarasikan oleh sejumlah fungsionaris partai tersebut untuk mencalonkan diri pada Pemilu Kepala Daerah Majene pada 2011 mendatang apabila dapat meraih suara secara signifikan di daerah tersebut.

Deklarasi tersebut juga mendapat dukungan dari massa yang hadir dan akan mendukung Wakil Ketua DPRD Sulbar itu untuk mencalonkandiripadapilkadamendatang, terbukti massa yang hadir menyambutnya dengan teriakan cocok. Arifin sendiri mendengar dirinya dideklarasikan untuk pencalonan kepala daerah mendatang hanya tersenyum dan tidak menampik pernyataan sejumlah fungsionaris PDK.

“Jangan lah dulu dibicaraan itu karena masih lama, yang jelas kami ingin berjuang untuk kesejahteraan rakyat, nanti lah kita lihat setelah masanya tiba,”ungkapnya kepada SI seusai kampanye,kemarin. Kampanye PDK tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan juara KDI 4 yang berasal dari Kab Mejene Nurdin KDI yang tampil dengan beberapa lagu dan mengampanyekan PDK.

Di sela lagunya Nurdin mengimbau agar masyarakat Majene memilih calegcaleg PDK karena terbukti telah memerjuangkan rakyat.“Jangan lupa tanggal 9 April mendatang, pilih PDK,”serunya. Sebelumnya, pihak PDK telah menjadwalkan akan menghadirkan Presiden PDK Ryaas Rasyid namun karena memiliki agenda lain hal tersebut dibatalkan. “Beliau memiliki acara lain yang juga penting sehingga tidak dapat hadir,” tandas wakil Ketua DPRD Sulbar Arifin Nurdin di Majene,kemarin.

Sementara itu, Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Bone, kemarin, menggelar kampanye dialogis di Restoran Dinasti, Watampone.

Acara yang dihadiri sekitar 500 simpatisan dan kader partai nomor urut 20 itu menjanjikan kepada masyarakat Bone untuk menghadirkan pemerintahan yang bersih dari segala aspek. Menurut Ketua PDK Ihlas Siraju pihaknya juga akan mementingkan kepentingan masyarakat pasalnya semua warga Negara memiliki hal yang sama dari presiden hingga rakyat biasa.

“Target kami 15 kursi, dan jika itu dapat terwujud maka masyarakat Bone juga yang akan merasakan hasilnya,” Ungkapnya. Partai ini juga mengangkat issu gender dengan menawarkan calegcaleg perempuan yang dapat menampung aspirasi dari kaum hawa itu. Sebelum ke Bone PDK Soppengb juga menggelar kampanye dengan mengusung issu yang sama. (abdullah nicolha/ rahmi djafar).

Petani Diimbau Laporkan Penyuluh

Saturday, 28 March 2009
MAMUJU(SI) – Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Sulbar Suarnati Ilyas mengimbau para petani melaporkan penyuluh yang tidak melaksanakan tugas dengan baik atau bandel.

“Kami sangat berharap kepada petani untuk segera memberikan informasi jika menemukan penyuluh yang tidak bekerja dengan baik.Termasuk juga jika ada penyuluh yang meninggalkan kelompok binaannya sebelum berhasil membantu petani,”bebernya. Dia menyebutkan bahwa, pihaknya sangat mengharapkan bantuan petani untuk melaporkan penyuluh yang bersikap tidak simpatik seperti itu.

Karena penyuluh yang ditugaskan harus setia mendampingi petani selama masa kontrak belum berakhir. “Tidak ada penyuluh yang diperbolehkan meninggalkan lokasi sebelum waktunya, atau belum berhasil membuat sebuah perubahan di wilayahnya,’ tegas Suarnati. Penyuluh yang melakukan kesalahan atau pelanggaran seperti itu kata dia,akan dikenai sanksi sesuai tingkat pelanggarannya.

Pihaknya juga menyatakan akan terus mengevaluasi seluruh tenaga penyuluh lapangan dalam melaksanakan tugas. Terpisah, Kepala Bidang Pengembangan Tanaman Dinas perkebunan (Disbun) Sulbar Tanawali mengatakan, dengan diturunkannya Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) Gernas Kakao maka program harus berjalan secara efektif.

Kendati demikian, pihaknya mengaku tidak dapat mengintervensi tenaga penyuluh meski dirinya merupakan salah satu unsur dalam Gernas. Seluruh program memang dijalankan melalui gernas, namun secara teknis akan dikoordinir oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. (abdullah nicolha)

500 Warga Miskin Dapat Pengobatan Gratis

Saturday, 28 March 2009
MAJENE (SI) – Sebanyak 500-an warga miskin dari berbagai kecamatan di Kabupaten Majene mengikuti pengobatan gratis yang digelar oleh jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) 721 Kompi A Makkasau Majene,kemarin.

Hal tersebut merupakan program segenap jajaran TNI 721 Majene sebagai wujud kepedulian terhadap warga yang tidak mampu (Miskin). “Ini merupakan wujud kepedulian kami kepada masyarakat terutama yang tidak mampu,” kata Komandan Kompi (Danki) 721 A Makkasau Kapten Inf Kasim di Mejene,kemarin.

Kasim menegaskan, kegiatan tersebut tidak memiliki tendensi politik apa-apa terkait pemilu yang akan digelar 9 April mendatang. “Ini murni kegiatan kami (TNI) dan tidak ada hubungannya dengan pemilu mendatang,”tegasnya.

Sementara itu, Bupati Majene Kalma Katta yang hadir langsung membuka acara tersebut menyatakan, pihaknya sangat merespon dan mendukung kegiatan tersebut karena secara tidak langsung membantu program pemerintah setempat untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada warga yang tidak mampu.

“Kami sangat mendukung kegiatan ini karena untuk kesejahteraan masyarakat yang tidak mampu,” kata Bupati Majene saat meninjau pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit seusai membuka acara tersebut, kemarin. Kalma juga berharap,kegiatan tersebut dapat berlanjut untuk masa- masa mendatang demi terwujudnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di daerah itu.

“Mudah-mudahan hal ini dapat terus dilakukan, untuk menyukseskan program pemerintah,” harapnya. Salah seorang warga Banggae Malik ,47, yang mengikuti pengobatan gratis tersebut mengaku, sangat berterima kasih kepada pihak TNI yang telah menggelar acara tersebut karena mengingat pelayanan di rumah sakit atau puskesmas setempat kurang maksimal bahkan tidak memberikan pelayanan maksimal kepada warga miskin.

“Orang seperti kami apabila mendengar kegiatan seperti ini akan sangat bersyukur karena kami tidak memiliki biaya yang banyak, meski ada program Jamkesmas tapi itu kami lihat belum maksimal,” ungkapnya kepada SI di sela menunggu antrean di Markas Batalion 721 Majene,kemarin. (abdullah nicolha)

Friday, March 27, 2009

PDIP Protes KPU Majene

Wednesday, 25 March 2009

SEMENTARA itu,Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Majene memprotes kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Majene.

Pasalnya,terdapat beberapa indikasi kejanggalan dalam data pemilih di daerah tersebut. Di antaranya, banyak pemilih yang sudah wafat,tetapi masih masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT).Begitu juga adanya wajib pilih yang terdaftar dua kali dan masih banyak warga yang memiliki hak pilih yang tidak terdaftar.

“Fakta- faktanya kami temukan di lapangan,” kata Wakil Ketua DPC PDIP Majene Ahmad Husen kepada SI,kemarin. Dia juga menilai, dengan adanya beberapa kejanggalan tersebut membuktikan bahwa akurasi DPT di Kabupaten Majene tidak maksimal. Pihaknya meminta pihak penyelenggara memaksimalkan masalah tersebut sebelum DPT itu ditetapkan.

“Jadi, kami minta KPU segera membenahi itu agar akurasi data pemilih maksimal,” ungkapnya. Wakil Ketua DPC PDIP ini juga menemukan bahwa dalam DPT tersebut menemukan adanya anggota kepolisian yang masuk dalam daftar pemilih.“Kami juga menemukan polisi yang terdaftar sebagai pemilih,”tandasnya.

Sementara itu,Divisi Data KPU Majene Dulhaj Mukhtar menyatakan, tidak maksimalnya akurasi data tersebut disebabkan panitia pemungutan suara (TPS) di setiap desa belum memasukkan data-data tentang orang yang meninggal,dua kali terdaftar,dan adanya anggota polisi yang masuk daftar pemilih tetap.

“Hal itu karena belum adanya laporan PPS di tingkat desa,”katanya kepada SI via ponselnya,kemarin. Dia juga menyatakan, setelah laporan tersebut masuk dan terbukti adanya pemilih ganda dan mereka yang wafat masih terdaftar, pihaknya akan mencoret dari DPT.

“Kalau laporannya sudah masuk, kami akan coret agar tidak ada lagi kejanggalan yang dipermasalahkan dan untuk mencegah oknumoknum yang ingin memanfaatkan hak pilih tersebut,”jelasnya. Menurutnya,proses awal daftar pemilih tersebut berasal dari PPS dan pihak KPU tidak mengetahuinya sebelum dilaporkan.

Dia juga menyatakan bahwa dalam daftar tersebut tidak ada perubahan dari daftar yang ada sebelumnya,yakni 92.707 pemilih untuk Kabupaten Majene.“Jadi, tidak ada perubahan kalau memang ada yang terdaftar dua kali,akan dicoret,”ucapnya. (abdullah nicolha)

Tiga Daerah di Sulawesi Barat Tunda Ujian Kompetensi

Wednesday, 25 March 2009

MAMUJU (SI) – Tiga daerah di Sulawesi Barat (Sulbar) terpaksa harus menunda pelaksanaan ujian kompetensi untuk beberapa sekolah kejuruan (SMK), lantaran terkendala di bidang teknis.
Penundaan ujian kompetensi tersebut hanya berselang sehari sebelumnya dan telah digelar kemarin.

Seharusnya pelaksanaan ujian tersebut serentak sesuai jadwal, yakniSelasa(24/3) lalu.“Memangditunda karena ada persoalan CD lembar jawaban yang mengalami kendalapenggandaandipercetakan.

Itu menurut panitia ya,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sulbar Muh Jamil Barambangi Jamil melalui via ponselnya,kemarin. Dia menuturkan,ada beberapa SMK yang belum melakukan ujian kompetensi, yakni SMK yang berasal dari Kabupaten Polman, Majene,dan Mamasa.Untuk Kabupaten Mamuju, sudah ada beberapa SMK yang rampung melaksanakan ujian kompetensi.

Kendala tersebut mengakibatkan soal yang dicetak di Makassar itu baru tiba pada siang hari, setelah jadwal ujian selesai. Namun, dia enggan mengomentari siapa yang bertanggung jawab terhadap keterlambatan ini.Pasalnya,untuk lembar jawaban dan soal ditenderkan Disdik.

“Saya tidak mencari kambing hitam, yang jelas ini persoalan teknis pada penguasaan teknologi,”ujarnya. Selain karena kendala itu, dia juga menyampaikan, saat ini Disdik terkendala pada persoalan anggaran. Pasalnya, anggaran pengadaan lembar jawaban dan soal dari pusat belum turun sehingga pihaknya harus menalangi anggaran yang tidak sedikit itu.

Dia menjelaskan, kondisi geografis di Sulbar juga tidak memungkinkan melakukan distribusi dalam sehari. Namun, pihaknya menjanjikan pada Jumat (27/3), ujian tersebut sudah digelar. Pihaknya juga menjamin tidak akan ada kebocoran soal bagi siswa. “Soalnya kan tidak ke mana-mana.

Itu diamankan pihak berwenang,” tandasnya. Guru SMK Papalang Mamuju Rusdiyanto menyatakan, kompetensi di sekolahnya terlambat sehari dan baru melakukan ujian tersebut kemarin.“Mungkin karena soal yang terlambat datang,” katanya.

Guru yang mengajar di jurusan otomotif ini mengatakan, soal ujian untuk empat jurusan di sekolahnya baru tiba pada siang hari.“Memang masih ada beberapa sekolah yang belum melaksanakan ujian,”ucapnya. (abdullah nicolha)

Wednesday, March 25, 2009

Nelayan Tewas Disambar Petir

Tuesday, 24 March 2009

MAMUJU(SI) – Seorang nelayan asal Kabupaten Polewali Mandar (Polman) bernama Kaco,47,tewas seketika, setelah disambar petir saat memancing di perahu milik Jamaluddin di perairan Mamuju,dini hari kemarin.

Salah satu saksi bernama Idris, 45, yang juga diketahui sebagai nelayan mengatakan, kejadian tersebut menimpa perahu pada tengah malam, saat semua awak kapal (sawi) tertidur pulas menanti fajar subuh. “Dia (Kaco) bangun tengah malam untuk buang air kecil. Setelah itu dia memilih memancing menunggu fajar,” jelasnya kepada SI di tempat sandaran perahu-perahu nelayan di Kali Mamuju kemarin.

Saat itu, tambah Idris, korban memancing di bagian belakang perahu berdekatan dengan mesin. Namun, tanpa disadari, petir tiba-tiba menyambar tiang bendera perahu yang terbuat dari besi dan langsung mengenai korban. “Saat petir menyambar, korban tidak sempat menghindar karena kejadian itu sangat cepat,”katanya.

Kejadian tersebut mengakibatkan dada korban hancur dan berlubang serta sekujur tubuhnya terlihat hangus.“Mukanya hangus terbakar,”tutur dia. Berbeda dengan Said, 40, yang juga nelayan setempat mengatakan bahwa sebelum kejadian itu, korban masih terlihat sedang menikmati kegiatan memancing.

“Sebelum saya tidur, tidak ada tanda-tanda lain dari korban karena Kaco asyik memancing,tapi memang cuaca terlihat mulai memburuk,”ujarnya. Memancing saat melaut merupakan pekerjaan sampingan bagi nelayan yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan.

Sebab, hasil pancingan tersebut merupakan hasil diri sendiri, sementara hasil nelayan secara berkelompok akan dibagikan kepada semua awak kapal sebagai hasil kerja tim nelayan. Informasi yang dihimpun SI,setelah kejadian itu, perahu nelayan milik Jamaluddin yang diberi nama Derajat tersebut langsung menghentikan aktivitasnya dan berbalik arah (pulang) menuju Pantai Mamuju dan memberitahukan kepada nelayan yang lain tentang musibah yang menimpa awak kapal mereka.

Selain menewaskan awak kapal asal Polman tersebut, bendera yang berada di belakang perahu juga ikut terbakar. “Tidak ada ketakutan di tengah laut,selain saat cuaca sedang buruk karena tidak ada tempat berlindung kecuali di perahu.Jadi, mau lari ke mana, ini pekerjaan yang sangat sulit, tapibagaimanalagi karena inilah mata p e n c a h a r i a n kami,”tandas Idris.

Fatimah, 39, keluarga korban tidak menduga akan nasib nahas yang menimpa keluarganya itu.Pasalnya,tidak ada tanda-tanda kelainan yang diperlihatkannya.“Kami tidak ada tanda-tanda dan hanya bisa pasrah akan musibah itu dan ini kehendak Tuhan,”katanya kepada SI.

Mayat lelaki paruh baya tersebut setelah tiba di kediamannya di Kasiwa Tengah Mamuju, langsung dikremasi dan dikebumikan di pekuburan Islam setempat, sekitar pukul 12.30 Wita,kemarin.Diketahui, korban sudah lama tinggal di Mamuju sebagai seorang nelayan yang ikut melaut bersama nelayan lainnya. (abdullah nicolha)

Monday, March 23, 2009

Pawang Tewas Diterkam Buaya

Monday, 22.3.2009

MAMUJU (SINDO) – Seorang warga Dusun Manalisse Desa Tadui Kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju Gani ,68, laki-laki yang juga merupakan salah seorang penjinak (pawang) buaya tewas diterkam buaya di sungai Ampallas, kemarin.

Kejadian nahas yang menimpa kakek tersebut berawal saat pulang dari pencarian kayu yang sehari-hari dilakukannya di hulu sungai Ampallas dengan cara merakit kayu kemudian dibawanya hingga ke muara sungai dekat perkampungan warga.

Menurut saksi mata Amir ,40, warga setempat menyatakan, dirinya sebelum kejadian tersebut sempat melihat seekor buaya sekira pukul 16.00 Sabtu, (21/3) sore yang sedang mondar-mandir di sekitar pohon bambu yang brrada di sungai itu seakan sedang mencari mangsa.

“Kemarin sore, saya melihat seekor buaya di sungai sedang mondar-mandir sedang mencari mangsa mungkin itu mi yang terkam ki pak Gani,” katanya kepada SINDO di lokasi kejadian kemarin sambil menunjuk ke arah sungai.

Dia menyebutkan, saat buaya tersebut menerkam Pak Gani dirinya tidak melihat langsung, tapi ada yang melihatnya saat tiba dimuara sungai. “Tapi, saya tidak melihat langsung saat orang tua itu diterkam tapi ada yang melihat saat kejadian mengerikan itu,” jelasnya.

Senada diungkapkan warga lain Ardi ,30, bahwa, kakek tua tersebut memang diterkam buaya, karena kayu yang dibawa korban berada dipinggir sungai tempat terakhir dia terlihat. “Jadi, pak Gani setelah tiba di muara sungai tidak sempat naik keatas (tanggul) karena langsung diterkam, kejadian tersebut disaksikan langsung oleh anak korban Anto ,20,” ungkapnya kemarin sambil menunjuk kayu yang dibawa oleh korban melalui sungai sebelum kejadian nahas itu menimpanya.

Sejumlah warga berasumsi bahwa, setelah tiba di muara, sang kakek berniat mandi sehingga, baju dan celana korban dibuka. “Orang tua itu kayaknya ingin mandi karena baju dan celana serta peralatannya di lepas,” tutur Hasrif ,28, yang juga merupakan warga setempat.

Hilang Selama 18 Jam

Kakek berusia 68 tahun itu dikabarkan hilang sejak pukul 16.00 Sabtu, (21/3) sore, kabar hilangnya pencari kayu tersebut sempat menggegerkan warga kampung, mendengar kabar itu beberapa warga langsung melakukan pencarian dengan menyisiri sungai Ampallas.

Dalam pencarian tersebut, warga menemukan baju dan celana korban yang dikenakan terakhir sebelum kejadian nahas menimpanya, selain itu warga juga menemukan parang dan bagian isi perut di sungai tempat korban terakhir terlihat.

“Kami menemukan baju, celana, dan parang serta daging yang diduga bagian isi perut korban,” ungkap menantu korban Saharuddin ,27, yang menemukannya di pinggir sungai.

Tidak berselang lama, pencarian yang dilakukan warga setempat langsung mendapat bantuan dari tim Badan Search And Rescue Daerah (Basarda) Kabupaten Mamuju yang bekerja sama dengan pihak kepolisian setempat, dan tim pecinta alam yakni, Gempar dan Gamapala.

“Kami melakukan pencarian sejak tadi malam dan dibantu beberapa warga dan pihak kepolisian setempat,” kata Ketua Harian Basarda Mamuju Inaldy LS Silang kepada SINDO di lokasi kejadian, kemarin.

Menurut Inaldy, dalam pencarian tersebut pihaknya sempat menghentikan pencarian selama enam jam karena lokasi pencarian sangat gelap dan berinisiatif untuk melanjutkan pencarian pagi harinya. “Kami sempat menghentikan pencarian selama enam jam karena lokasi tidak memungkinkan karena sangat gelap, pencarian kami lanjutkan besok harinya, tadi pagi kira-kira pukul 06.00 pagi,” ungkapnya.

Inaldy menyatakan, korban diperkirakan hilang selama kurang lebih 18 jam, yakni mulai hilang sekira pukul 16.00 sore (kemarin) hingga pencarian dilanjutkan pagi harinya.

Terpisah, Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Mamuju Iptu Ade Nuhung membenarkan tentang kejadian tersebut. Dia menyebutkan, pihaknya telah mengerahkan anggotanya untuk melakukan pencarian bersama tim SAR. “Iya, memang ada, dan tadi sudah berangkat bersama tim SAR,” tuturnya kepada SINDO di Mapolsek Mamuju, kemarin.

Gani Ditemukan dengan Isi Perut Terburai

Setelah beberapa jam hilang, Gani ,68, kemudian ditemukan tidak jauh dari tempat terakhir dia terlihat yakni sekitar 500 meter oleh tim gabungan yang melakukan pencarian di sekitar sungai Ampallas sekira pukul 10.30 wita kemarin.

Saat ditemukan, kondisi kakek tua tersebut sangat mengenaskan karena isi perutnya sudah terburai akibat terkaman buaya dan tidak selembar kain pun menutupi tubuh keriput sang kakek (telanjang bulat), selain itu, sebagian organ tubuh korban juga hilang yakni lengan kanan dan tangan kiri hilang serta sudah membusuk.

Mendengar kabar tentang ditemukannya mayat Gani, ratusan warga yang sudah sejak pagi menunggu kedatangan mayat di pinggir sungai Ampallas langsung berlarian ke bibir sungai untuk menyaksikan tim SAR gabungan yang telah menemukan mayat kakek tua tersebut.

Mayat kakek tua tersebut ditutup dengan daun pisang dan dibawa dengan menggunakan dua batang pisang yang dirakit melalui sungai tersebut, setelah tiba di bibir sungai ratusan warga berlarian ingin menyaksikan mayat mengenaskan itu dan kemudian dibungkus dengan sarung dan digotong beramai-ramai menuju ke kediaman korban yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari tempat kejadian.

“Kami temukan sekitar 500 meter dari tempat kejadian dengan kondisi yang sangat mengenaskan karena isi perut terburai, lengan kanan hilang, dan tangan kiri juga hilang serta sudah membusuk,” kata Ketua Harian Basarda Inaldy LS Silang sesaat setelah tiba di kediaman korban di Desa Ladui, kemarin.

Setelah tiba di kediaman korban, tim SAR gabungan langsung menyerahkan ke keluarga korban karena telah membawanya hingga ke kediaman korban. “Sekarang tugas kami sudah selesai, dan kami serahkan ke keluarga untuk segera dikeremasi karena kalau ditunda akan tambah membusuk,” ungkap Inaldy dan beranjak keluar dari rumah korban yang sudah dipadati oleh warga.

Kedatangan mayat kakek tua tersebut disambut isak tangis pihak anak istri dan cucunya. Sementara itu, istri korban Lande ,50, terlihat pasrah dengan nasib nahas yang menimpa suaminya. “Ya pasrah kale do tau ana (Kami pasrah saja nak),” tuturnya kepada SINDO di kediamannya, kemarin.

Sebelum kejadian nahas tersebut menimpa suaminya kata Lande, dia sudah memiliki firasat buruk namun dirinya tidak menduga kalau firasat itu akanmenimpa suaminya. Pasalnya, dalam mimpi tersebut dia disuru seseorang untuk memetik buah kakao namun, yang diambilnya dari pohon kakao hanya sepotong. “Tallu ngallo mi inne ana u’de macoa nyamangku, semenjak pura mangipi (Sudah tiga hari tidak enak perasaanku setelah mimpi itu),” ungkapnya kental dengan dialek Mamujunya.

Gani Dipastikan Diterkam Buaya

Melihat kondisi korban, Gani ,68, yang ditemukan tanpa lengan kiri, dan tangan kanan serta isi perut yang tercabik-cabik (terburai) dapat dipastikan kalau kakek tersebut diterkam buaya.

Saharuddin ,27, menantu korban menyatakan bahwa, anak kandung korban (ipar) Anto ,20, menyatakan, ayahnya diterkam buaya sesaat setelah tiba di pinggir sungai Ampallas, sekira pukul 16.00 wita Sabtu (21/3) sore. “Anaknya (Anto) melaporkan kepada saya bahwa bapak (Gani) diterkam buaya, karena melihat secara langsung buaya tersebut menerkam dan membawanya ke muara dan kemudian ke hulu,” katanya kepada SINDO, kemarin.

Mendengar kabar tersebut, Saharuddin langsung menuju tempat kejadian dan hanya mendapati pakaian yang terakhir digunakan oleh korban. “Saya langsung ke sana (muara) bersama beberapa warga dan hanya mendapati baju, celana, dan parang korban,” terangnya.

Senada diungkapkan oleh Ketua Harian Basarda Mamuju Inaldy LS Silang bahwa, melihat kondisi korban dapat dipastikan diterkam oleh buaya karena bagian tubuh korban sebelah kiri hilang, lengan kanan, dan tangan kiri hilang. “Jadi, dapat dipastikan ini perbuatan buaya,” ungkapnya.

Dia juga menyatakan, pihaknya bersama warga setempat akan melakukan pencarian terhadap buaya tersebut. “Kami akan lanjutkan pencarian terhadap buaya dan akan bekerja sama dengan para warga,” kata Inaldy kepada SINDO, kemarin.

Informasi yang dihimpun SINDO, kejadian serupa juga pernah terjadi di tempat yang sama sekitar dua tahun lalu. Sementara mayat kakek tua tersebut tidak diotopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat karena murni musibah, dan langsung dimakamkan di Desa Tadui Kecamatan Mamuju, kemarin. (abdullah nicolha).

Dugaan Korupsi Perusda Dinilai Sensitif

Monday, 23 March 2009

MAMUJU(SINDO) – Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Mamuju La Kamis menilai kasus dugaan korupsi yang terjadi di Perusahaan Daerah (Perusda) Mamuju sangat sensitif.

Pasalnya, kasus tersebut melibatkan sejumlah calon legislatif (caleg) yang akan bertarung di Pemilu 2009 mendatang. “Perkara Perusda sangat sensitif karena melibatkan sejumlah caleg. Saya takut ada pihak tertentu yang akan mengambil keuntungan,” bebernya kepada sejumlah wartawan di kantor Kejari Mamuju,belum lama ini.

Kajari mengaku,pihaknya telah mendapat laporan dari bawahannya terkait perkembangan kasus tersebut.Hanya saja La Kamis enggan memberi komentar lebih jauh terkait isi laporan bawahannya. “Saya no comment mengenai masalah itu,”katanya singkat.

Kendati demikian, pihaknya berjanji segera mengekspose kasus tersebut hingga ke Kejati Sulselbar apabila berkasnya sudah lengkap. Terpisah, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mamuju Hatta Kainang mengungkapkan, dengan adanya perbuatan melawan hukum dandenganadanya pihakyang diuntungkan dalam perkara itu dapat disimpulkan bahwa, kejaksaan sudah dapat melakukan penyidikan untuk menentukan tersangkanya.

“Proses penyelidikan sudah dilalui untuk mencari unsur pidananya sesuai standar KUHP.Tinggal sekarang bagaimana menjaga barang bukti sebagai dasar jadinya salah satu alat bukti,” ungkapnya. Terkait masalah tersebut, pihaknya meminta agar kejari memaksimalkan pemanggilan pihak-pihak yang tahu tentang proses penyertaan modal tersebut untuk menentukan siapa yang menjadi tersangka. (abdullah nicolha)

Sahabuddin Diperiksa 8 Jam

Friday, 20 March 2009

MAMUJU(SINDO) – Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama (Kakanwil Depag) Sulawesi Barat (Sulbar) Sahabuddin Kasim diperiksa Kejari Mamuju lebih dari delapan jam,kemarin.

Pemeriksaan tersebut terkait dugaan kasus korupsi dalam proyek pengadaan lahan Kantor Depag Sulbar.Proyek tersebut dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2007 sebesar Rp1,9 miliar.

Kakanwil Depag Sulbar tersebut menjalani pemeriksaan sejak Kamis, (19/3) malam, sekitar pukul 20.00 hingga 01.00 Wita dini hari. Esok hari, Sahabuddin diperiksa lagi selama kurang lebih tiga jam oleh lima jaksa secara bergantian, di antaranya Sawabi Natsir, Muh Syukur, A Reni Rukmana,Tommy Untung Setiawan, dan Andi Faik Wana Hamzah.

“Kami memeriksa dia (Sahabuddin) sejak tadi malam, sekitar pukul 20.00 Wita hingga pukul 01.00 Wita, terkait dugaan korupsi pengadaan lahan tersebut.Pemeriksaan lanjutan ini dimulai tadi pagi (Jumat 20/3),” ungkap Sawabi Natsir, salah seorang jaksa yang ikut memeriksa Kakanwil Depag Sulbar sesaat seusai pemeriksaan.

Kendati menjalani pemeriksaan selama kurang lebih delapan jam,Sahabuddin terlihat sangat santai. Pria paruh baya tersebut menyempatkan diri bersalaman dengan sejumlah wartawan yang menunggu kedatangannya sejak pagi.Sebelum menjalani pemeriksaan, Sahabuddin tidak bersedia memberikan keterangan.

Kakanwil Depag Sulbar itu baru bersedia memberi keterangan setelah menjalani pemeriksaan oleh lima jaksa. Pada pemeriksaan kemarin, Sahabuddin mengakui bahwa dalam anggaran tersebut memiliki dana lebih Rp500 juta dari hasil pembelian lahan seluas dua hektare untuk Kantor Depag Sulbar. Dia juga mengakui bahwa sisa dana tersebut tidak dikembalikan ke kas negara.

“Memang ada kelebihan dana sebesar itu, tapi kami gunakan lagi untuk kebutuhan lain, yakni pembelian lahan untuk rumah dinas bagi para pegawai.Ini juga untuk kepentingan bersama,”kata dia setelah menjalani pemeriksaan. Dia membantah, apabila dalam proyek tersebut negara mengalami kerugian karena dana yang tersisa tersebut untuk kepentingan bersama, yakni pembelian lahan untuk perumahan dinas Kanwil Depag Sulbar.

Dia juga menyebutkan, tindakannya tersebut mendapat persetujuan dari Depag pusat untuk menggunakan sisa anggaran membeli lahan perumahan dinas. “Tidak mengembalikan sisa dana itu ke kas negara karena kami mendapat restu Depag untuk membeli lahan perumahan dinas di sekitar lahan pembangunan kantor. Jadi, sama sekali tidak ada kerugian negara,”ungkapnya.

Kakanwil Depag Sulbar ini juga menyatakan,dia bersedia datang bila dipanggil kembali oleh kejari. “Insya Allah, saya tidak akan dijadikan sebagai tersangka karena tidak adanya kerugian negara,”jelas dia.

Informasi yang dihimpun SINDO, pemeriksaan Kakanwil Depag Sulbar tersebut merupakan pemeriksaan lanjutan kasus dugaan korupsi pengadaan lahan Kantor Depag Sulbar. Sebelumnya, Kejari Mamuju memeriksa pemilik tanah (lahan) dan beberapa staf Kantor Depag Sulbar,beberapa waktu lalu. (abdullah nicolha)

Kejari Mamuju Dinilai Lamban

SEJUMLAH pihak menilai, Kejaksaan Negeri (Kejari) Mamuju dinilai bekerja lamban. Pasalnya, lembaga hukum tersebut beberapa kali memeriksa sejumlah orang yang diduga terlibat dan beberapa saksi, tapi hingga kini belum ada tindakan apa-apa.

Bahkan,dari sembilan saksi yang menjalani pemeriksaan, menilai pemeriksaan yang dilakukan pihak kejari hanya sia-sia. Salah seorang yang pernah (mantan) memiliki lahan tersebut H Zaeni, 46, menyatakan, pihaknya sangat lelah dengan pemeriksaan itu karena telah diperiksa sebanyak tiga kali, tapi tidak ada tindak lanjutnya.

Informasi yang dihimpun SINDO,tim dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mendatanginya dengan maksud yang sama,begitu juga pihak Kepolisian Resor (Polres) Mamuju juga melakukan tindakan yang sama.

Senada diungkapkan Ketua Umum Frampera Sulbar Muh Amril Dg Marrui menyatakan, hingga saat ini tidak ada tindak lanjut yang nyata dari hasil penyelidikan yang dilakukan penegak hukum itu terhadap beberapa indikasi kasus korupsi di daerah yang terbentuk sekitar tiga tahun lalu tersebut.

“Kejaksaan belum memperlihatkan hasil nyata dari kasus yang mereka selidiki. Bahkan, penanganannya juga tidak jelas. Kami tidak tahu ada apa dengan penegak hukum ini sehingga tidak ada penuntasan,” kata Amril kepada SINDO,kemarin. (abdullah nicolha)