Wednesday, March 25, 2009

Nelayan Tewas Disambar Petir

Tuesday, 24 March 2009

MAMUJU(SI) – Seorang nelayan asal Kabupaten Polewali Mandar (Polman) bernama Kaco,47,tewas seketika, setelah disambar petir saat memancing di perahu milik Jamaluddin di perairan Mamuju,dini hari kemarin.

Salah satu saksi bernama Idris, 45, yang juga diketahui sebagai nelayan mengatakan, kejadian tersebut menimpa perahu pada tengah malam, saat semua awak kapal (sawi) tertidur pulas menanti fajar subuh. “Dia (Kaco) bangun tengah malam untuk buang air kecil. Setelah itu dia memilih memancing menunggu fajar,” jelasnya kepada SI di tempat sandaran perahu-perahu nelayan di Kali Mamuju kemarin.

Saat itu, tambah Idris, korban memancing di bagian belakang perahu berdekatan dengan mesin. Namun, tanpa disadari, petir tiba-tiba menyambar tiang bendera perahu yang terbuat dari besi dan langsung mengenai korban. “Saat petir menyambar, korban tidak sempat menghindar karena kejadian itu sangat cepat,”katanya.

Kejadian tersebut mengakibatkan dada korban hancur dan berlubang serta sekujur tubuhnya terlihat hangus.“Mukanya hangus terbakar,”tutur dia. Berbeda dengan Said, 40, yang juga nelayan setempat mengatakan bahwa sebelum kejadian itu, korban masih terlihat sedang menikmati kegiatan memancing.

“Sebelum saya tidur, tidak ada tanda-tanda lain dari korban karena Kaco asyik memancing,tapi memang cuaca terlihat mulai memburuk,”ujarnya. Memancing saat melaut merupakan pekerjaan sampingan bagi nelayan yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan.

Sebab, hasil pancingan tersebut merupakan hasil diri sendiri, sementara hasil nelayan secara berkelompok akan dibagikan kepada semua awak kapal sebagai hasil kerja tim nelayan. Informasi yang dihimpun SI,setelah kejadian itu, perahu nelayan milik Jamaluddin yang diberi nama Derajat tersebut langsung menghentikan aktivitasnya dan berbalik arah (pulang) menuju Pantai Mamuju dan memberitahukan kepada nelayan yang lain tentang musibah yang menimpa awak kapal mereka.

Selain menewaskan awak kapal asal Polman tersebut, bendera yang berada di belakang perahu juga ikut terbakar. “Tidak ada ketakutan di tengah laut,selain saat cuaca sedang buruk karena tidak ada tempat berlindung kecuali di perahu.Jadi, mau lari ke mana, ini pekerjaan yang sangat sulit, tapibagaimanalagi karena inilah mata p e n c a h a r i a n kami,”tandas Idris.

Fatimah, 39, keluarga korban tidak menduga akan nasib nahas yang menimpa keluarganya itu.Pasalnya,tidak ada tanda-tanda kelainan yang diperlihatkannya.“Kami tidak ada tanda-tanda dan hanya bisa pasrah akan musibah itu dan ini kehendak Tuhan,”katanya kepada SI.

Mayat lelaki paruh baya tersebut setelah tiba di kediamannya di Kasiwa Tengah Mamuju, langsung dikremasi dan dikebumikan di pekuburan Islam setempat, sekitar pukul 12.30 Wita,kemarin.Diketahui, korban sudah lama tinggal di Mamuju sebagai seorang nelayan yang ikut melaut bersama nelayan lainnya. (abdullah nicolha)

No comments: