Monday, March 23, 2009

Pawang Tewas Diterkam Buaya

Monday, 22.3.2009

MAMUJU (SINDO) – Seorang warga Dusun Manalisse Desa Tadui Kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju Gani ,68, laki-laki yang juga merupakan salah seorang penjinak (pawang) buaya tewas diterkam buaya di sungai Ampallas, kemarin.

Kejadian nahas yang menimpa kakek tersebut berawal saat pulang dari pencarian kayu yang sehari-hari dilakukannya di hulu sungai Ampallas dengan cara merakit kayu kemudian dibawanya hingga ke muara sungai dekat perkampungan warga.

Menurut saksi mata Amir ,40, warga setempat menyatakan, dirinya sebelum kejadian tersebut sempat melihat seekor buaya sekira pukul 16.00 Sabtu, (21/3) sore yang sedang mondar-mandir di sekitar pohon bambu yang brrada di sungai itu seakan sedang mencari mangsa.

“Kemarin sore, saya melihat seekor buaya di sungai sedang mondar-mandir sedang mencari mangsa mungkin itu mi yang terkam ki pak Gani,” katanya kepada SINDO di lokasi kejadian kemarin sambil menunjuk ke arah sungai.

Dia menyebutkan, saat buaya tersebut menerkam Pak Gani dirinya tidak melihat langsung, tapi ada yang melihatnya saat tiba dimuara sungai. “Tapi, saya tidak melihat langsung saat orang tua itu diterkam tapi ada yang melihat saat kejadian mengerikan itu,” jelasnya.

Senada diungkapkan warga lain Ardi ,30, bahwa, kakek tua tersebut memang diterkam buaya, karena kayu yang dibawa korban berada dipinggir sungai tempat terakhir dia terlihat. “Jadi, pak Gani setelah tiba di muara sungai tidak sempat naik keatas (tanggul) karena langsung diterkam, kejadian tersebut disaksikan langsung oleh anak korban Anto ,20,” ungkapnya kemarin sambil menunjuk kayu yang dibawa oleh korban melalui sungai sebelum kejadian nahas itu menimpanya.

Sejumlah warga berasumsi bahwa, setelah tiba di muara, sang kakek berniat mandi sehingga, baju dan celana korban dibuka. “Orang tua itu kayaknya ingin mandi karena baju dan celana serta peralatannya di lepas,” tutur Hasrif ,28, yang juga merupakan warga setempat.

Hilang Selama 18 Jam

Kakek berusia 68 tahun itu dikabarkan hilang sejak pukul 16.00 Sabtu, (21/3) sore, kabar hilangnya pencari kayu tersebut sempat menggegerkan warga kampung, mendengar kabar itu beberapa warga langsung melakukan pencarian dengan menyisiri sungai Ampallas.

Dalam pencarian tersebut, warga menemukan baju dan celana korban yang dikenakan terakhir sebelum kejadian nahas menimpanya, selain itu warga juga menemukan parang dan bagian isi perut di sungai tempat korban terakhir terlihat.

“Kami menemukan baju, celana, dan parang serta daging yang diduga bagian isi perut korban,” ungkap menantu korban Saharuddin ,27, yang menemukannya di pinggir sungai.

Tidak berselang lama, pencarian yang dilakukan warga setempat langsung mendapat bantuan dari tim Badan Search And Rescue Daerah (Basarda) Kabupaten Mamuju yang bekerja sama dengan pihak kepolisian setempat, dan tim pecinta alam yakni, Gempar dan Gamapala.

“Kami melakukan pencarian sejak tadi malam dan dibantu beberapa warga dan pihak kepolisian setempat,” kata Ketua Harian Basarda Mamuju Inaldy LS Silang kepada SINDO di lokasi kejadian, kemarin.

Menurut Inaldy, dalam pencarian tersebut pihaknya sempat menghentikan pencarian selama enam jam karena lokasi pencarian sangat gelap dan berinisiatif untuk melanjutkan pencarian pagi harinya. “Kami sempat menghentikan pencarian selama enam jam karena lokasi tidak memungkinkan karena sangat gelap, pencarian kami lanjutkan besok harinya, tadi pagi kira-kira pukul 06.00 pagi,” ungkapnya.

Inaldy menyatakan, korban diperkirakan hilang selama kurang lebih 18 jam, yakni mulai hilang sekira pukul 16.00 sore (kemarin) hingga pencarian dilanjutkan pagi harinya.

Terpisah, Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Mamuju Iptu Ade Nuhung membenarkan tentang kejadian tersebut. Dia menyebutkan, pihaknya telah mengerahkan anggotanya untuk melakukan pencarian bersama tim SAR. “Iya, memang ada, dan tadi sudah berangkat bersama tim SAR,” tuturnya kepada SINDO di Mapolsek Mamuju, kemarin.

Gani Ditemukan dengan Isi Perut Terburai

Setelah beberapa jam hilang, Gani ,68, kemudian ditemukan tidak jauh dari tempat terakhir dia terlihat yakni sekitar 500 meter oleh tim gabungan yang melakukan pencarian di sekitar sungai Ampallas sekira pukul 10.30 wita kemarin.

Saat ditemukan, kondisi kakek tua tersebut sangat mengenaskan karena isi perutnya sudah terburai akibat terkaman buaya dan tidak selembar kain pun menutupi tubuh keriput sang kakek (telanjang bulat), selain itu, sebagian organ tubuh korban juga hilang yakni lengan kanan dan tangan kiri hilang serta sudah membusuk.

Mendengar kabar tentang ditemukannya mayat Gani, ratusan warga yang sudah sejak pagi menunggu kedatangan mayat di pinggir sungai Ampallas langsung berlarian ke bibir sungai untuk menyaksikan tim SAR gabungan yang telah menemukan mayat kakek tua tersebut.

Mayat kakek tua tersebut ditutup dengan daun pisang dan dibawa dengan menggunakan dua batang pisang yang dirakit melalui sungai tersebut, setelah tiba di bibir sungai ratusan warga berlarian ingin menyaksikan mayat mengenaskan itu dan kemudian dibungkus dengan sarung dan digotong beramai-ramai menuju ke kediaman korban yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari tempat kejadian.

“Kami temukan sekitar 500 meter dari tempat kejadian dengan kondisi yang sangat mengenaskan karena isi perut terburai, lengan kanan hilang, dan tangan kiri juga hilang serta sudah membusuk,” kata Ketua Harian Basarda Inaldy LS Silang sesaat setelah tiba di kediaman korban di Desa Ladui, kemarin.

Setelah tiba di kediaman korban, tim SAR gabungan langsung menyerahkan ke keluarga korban karena telah membawanya hingga ke kediaman korban. “Sekarang tugas kami sudah selesai, dan kami serahkan ke keluarga untuk segera dikeremasi karena kalau ditunda akan tambah membusuk,” ungkap Inaldy dan beranjak keluar dari rumah korban yang sudah dipadati oleh warga.

Kedatangan mayat kakek tua tersebut disambut isak tangis pihak anak istri dan cucunya. Sementara itu, istri korban Lande ,50, terlihat pasrah dengan nasib nahas yang menimpa suaminya. “Ya pasrah kale do tau ana (Kami pasrah saja nak),” tuturnya kepada SINDO di kediamannya, kemarin.

Sebelum kejadian nahas tersebut menimpa suaminya kata Lande, dia sudah memiliki firasat buruk namun dirinya tidak menduga kalau firasat itu akanmenimpa suaminya. Pasalnya, dalam mimpi tersebut dia disuru seseorang untuk memetik buah kakao namun, yang diambilnya dari pohon kakao hanya sepotong. “Tallu ngallo mi inne ana u’de macoa nyamangku, semenjak pura mangipi (Sudah tiga hari tidak enak perasaanku setelah mimpi itu),” ungkapnya kental dengan dialek Mamujunya.

Gani Dipastikan Diterkam Buaya

Melihat kondisi korban, Gani ,68, yang ditemukan tanpa lengan kiri, dan tangan kanan serta isi perut yang tercabik-cabik (terburai) dapat dipastikan kalau kakek tersebut diterkam buaya.

Saharuddin ,27, menantu korban menyatakan bahwa, anak kandung korban (ipar) Anto ,20, menyatakan, ayahnya diterkam buaya sesaat setelah tiba di pinggir sungai Ampallas, sekira pukul 16.00 wita Sabtu (21/3) sore. “Anaknya (Anto) melaporkan kepada saya bahwa bapak (Gani) diterkam buaya, karena melihat secara langsung buaya tersebut menerkam dan membawanya ke muara dan kemudian ke hulu,” katanya kepada SINDO, kemarin.

Mendengar kabar tersebut, Saharuddin langsung menuju tempat kejadian dan hanya mendapati pakaian yang terakhir digunakan oleh korban. “Saya langsung ke sana (muara) bersama beberapa warga dan hanya mendapati baju, celana, dan parang korban,” terangnya.

Senada diungkapkan oleh Ketua Harian Basarda Mamuju Inaldy LS Silang bahwa, melihat kondisi korban dapat dipastikan diterkam oleh buaya karena bagian tubuh korban sebelah kiri hilang, lengan kanan, dan tangan kiri hilang. “Jadi, dapat dipastikan ini perbuatan buaya,” ungkapnya.

Dia juga menyatakan, pihaknya bersama warga setempat akan melakukan pencarian terhadap buaya tersebut. “Kami akan lanjutkan pencarian terhadap buaya dan akan bekerja sama dengan para warga,” kata Inaldy kepada SINDO, kemarin.

Informasi yang dihimpun SINDO, kejadian serupa juga pernah terjadi di tempat yang sama sekitar dua tahun lalu. Sementara mayat kakek tua tersebut tidak diotopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat karena murni musibah, dan langsung dimakamkan di Desa Tadui Kecamatan Mamuju, kemarin. (abdullah nicolha).

No comments: