Friday, July 30, 2010

Sampah-Lumpur Kotori Wajo

Friday, 30 July 2010
SENGKANG(SI) – Tumpukan sampah mengotori beberapa sudut kota Kabupaten Wajo setelah terjadi banjir beberapa hari lalu.Selain itu,endapan lumpur tampak di sejumlah titik daerah berjuluk Kota Sutera.

Banjir di Kabupaten Wajo terjadi akibat meluapnya Sungai WalanaE dan tingginya curah hujan. Setelah reda, banjir menimbulkan masalah baru, yaitu banyaknya tumpukan sampah dan endapan lumpur yang berserakan.

Bahkan di sejumlah drainase juga dipenuhi sampah yang terbawa arus air.Kondisi tersebut membuat kota kotor dan tidak enak dipandang. Selain itu, tumpukan sampah diyakini menimbulkan penyakit bagi masyarakat.

Kepala Dinas Tata Ruang,Kebersihan, dan Pasar Wajo Nasir menjelaskan bahwa luapan air yang menggenangi pasar sentral dan sekitarnya akibat drainase tidak mampu menampung debit air hujan yang deras. Akibatnya, air naik ke jalan dan menggenangi pasar sentral dan sekitarnya,bahkan luapan air tersebut menyebabkan aspal jalan rusak.

“Air bercampur lumpur yang memasuki kompleks pasar, pertokoan, dan perumahan warga akibat drainase yang ada tidak mampu menampung debit air sehingga meluap,”ungkapnya kemarin. Untuk membersihkan tumpukan sampah dan lumpur,pemerintah setempat melakukan pembenahan dan pembersihan.

Dia menyebutkan, sejak Rabu (28/7) lalu,tim Kodim 1406/Wajo dan Dinas Kebersihan Wajo turun membersihkan dan mengangkut sampah- sampah yang bertumpuk di beberapa titik, seperti di sekitar Pasar Sentral, Selokan di Jalan Masjid Raya,Jalan Andi Ninnong, Jalan Andi Paggaru.

Sejumlah personel Dinas Kebersihan, 64 personel Kodim 1406/ Wajo,dan beberapa alat berat dikerahkan untuk membersihkan sampah dan lumpur. “Langkah ini ditempuh guna menjaga kebersihan kota dan menghindarkan masyarakat dari penyakit,”ujarnya.

Dia menambahkan bahwa genangan air saat itu sudah berada di pinggir Kota Sengkang.“Masalah krisis drainase di Kota Sengkang telah kami bicarakan dengan Wakil Bupati Wajo untuk ditindaklanjuti,” tandasnya.

Dari informasi yang dihimpun, hingga saat ini sejumlah titik di Bumi Lamaddukkelleng itu masih tergenang banjir. Bahkan sejumlah rumah di pinggiran Sungai Padduppa masih tergenang, begitu juga beberapa sekolah di daerah itu.

Sementara itu, di Kabupaten Soppeng, genangan banjir masih terjadi di sejumlah titik. Bukan hanya areal pertanian, permukiman warga juga masih terendam. Bahkan saat hujan kembali turun,genangan air kembali naik, terutama di Kampung Anitue,Kelurahan Kaca,Kecamatan Marioriawa.

Sejumlah anggota Dewan setempat pun ikut merasa prihatin atas bencana banjir tersebut dan memberikan bantuan demi meringankan beban warga yang menjadi korban. (abdullah nicolha)

Paspor Calhaj Diverifikasi

Thursday, 29 July 2010
WATANSOPPENG (SI) – Paspor dan kelengkapan administrasi ratusan calon jamaah haji (calhaj) Kabupaten Soppeng mulai diverifikasi.Seluruh biaya pengurusan paspor dan administrasi calhaj ditanggung Kemenag Soppeng.

“Verifikasi dilakukan Imigrasi Parepare dan setiap calon telah diambil sidik jari serta fotonya,” ujar Kasi Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Soppeng Hj Gusnawati kepada wartawan kemarin.

Dia menjelaskan, biaya pengurusan paspor sebesar Rp270.000 per orang. “Ini ditanggung sepenuhnya pihak Kemenag Soppeng,” katanya. Para calhaj hanya dibebankan biaya transportasi sebesar Rp150.000 per orang. Uang itu sudah termasuk antar jemput dan konsumsi saat pemeriksaan berkas di Imigrasi Parepare. “Besarnya biaya itu sesuai hasil kesepakatan pihak Kemenag Soppeng dan para calhaj,”tuturnya.

Berdasarkan data yang dihimpun, tahun ini Kabupaten Soppeng mendapatkan kuota calhaj sebanyak 249 orang dan sebagian besar sudah siap melunasi.Besaran BPIH bergantung pada nilai tukar rupiah saat dilunasi. Namun, dipastikan jumlahnya turun dibanding BPIH tahun lalu.

“Jadwal pelunasan masih menunggu keppres. Pemerintah sudah menetapkan biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) untuk embarkasi Makassar sebesar USD3.505, tapi resminya kami belum terima,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, dua calhaj dipastikan tidak akan diberangkatkan karena tidak memenuhi syarat. Keduanya, Sumarni, warga Kecamatan Liliaja, karena saat pemeriksaan dinyatakan sedang mengandung, dan Sri Sulfiani, warga Kampung Citta, Kecamatan Citta,usianya belum mencukupi 17 tahun.

Kendati masa pemberangkatan masih tergolong lama,pihak Kemenag setempat telah memastikan pembatalan tersebut karena akan memasuki masa pelunasan pembayaran. Dia menyatakan pembatalan dua orang itu digantikan dengan calon lain.

“Dua orang yang batal ini akan digantikan calon lain sesuai nomor urut dalam daftar tunggu. Jadi, tidak bisa digantikan keluarganya, melainkan harus disesuaikan nomor urut daftar tunggu.Penggantinya diberi kesempatan melunasi BPIH pada tahap kedua,” ungkapnya.

Sesuai jumlah penduduk muslim, Soppeng setiap tahun hanya mendapatkan jatah dasar pemberangkatan sebanyak 226 orang. Namun, pembagian kuota calhaj yang diperoleh selalu mendapatkan tambahan. Seperti halnya tahun ini Soppeng kembali mendapatkan tambahan kuota 23 orang sehingga calhaj yang akan diberangkatkan tahun ini berjumlah 249 orang.

“Khusus kuota tambahan ini kami prioritaskan bagi calon yang masuk daftar tunggu sesuai nomor urut pendaftarannya. Termasuk pengganti dua calon yang batal berangkat musim haji 2010 ini,” tandasnya. (abdullah nicolha)

Wednesday, July 28, 2010

15 Sekolah di Kabupaten Wajo Masih Terendam

BERMAIN AIR. Sejumlah anak-anak sedang asyik bermain di sekitar sekolah TK Aisiyah Taddaopu Kecamatan Tempe Wajo kemarin. selain TK itu, belasan sekolah lainnya masih terendam banjir. (FOTO: Abdullah Nicolha).

Wednesday, 28 July 2010
SENGKANG (SI) Banjir yang melanda Kabupaten Wajo dalam beberapa pekan terakhir masih berlanjut. Hingga saat ini tercatat 15 sekolah di Kecamatan Tempe itu masih terendam banjir dan mengakibatkan aktivitas belajar-mengajar terhenti.

Seperti terlihat di SD 17 dan SMP Satu Atap Kelurahan Laelo, Kecamatan Tempe. Banjir di wilayah itu masih setinggi dua meter masih merendam tiga ruang kelas di lantai bawah sekolah dasar tersebut. Sementara di ruang SMP, air hanya menggenangi bagian lantai karena bangunannya lebih tinggi. Kedua bangunan sekolah ini berbentuk rumah panggung.

Kepala SD 17 dan SMP Satu Atap Abdul Salam mengatakan, akibat tidak berfungsinya tiga ruang kelas, terpaksa siswanya menumpang di kelas lain.“Siswa kelas I dan kelas IV digabung dalam satu ruangan, kelas II dengan V, sisanya menggunakan ruang kantor di lantai atas,” paparnya.

Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan proses belajarmengajar tidak efektif. Pasalnya, kehadiran siswa dan guru juga menurun.“Kami berencana meliburkan siswa untuk menghindari bahaya akibat banjir,”ujarnya. Berdasarkan data dihimpun dari Dinas Pendidikan setempat, banjir merendam 14 SD dan satu TK di Kelurahan Taddaopu Kecamatan Tempe.

Sebelumnya tercatat sejumlah sekolah di kecamatan lain juga ikut terendam, di antaranya delapan SD di Kecamatan Sabangparu dan dua gedung SD di Kecamatan Tanasitolo. Sementara itu, gedung SMP yang terendam banjir, yakni SMP 7 Satu Atap dan SMP 2 Sabangparu.

Dari pantauan, di TK Aisiyah Taddaopu Kecamatan Tempe,meski sekolah diliburkan, sejumlah guru tetap hadir di posko yang telah disiapkan untuk menerima pendaftaran bagi orang tua murid yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah berbasis islam itu.

Bupati Wajo Andi Burhanuddin Unru kepada sejumlah wartawan membenarkan bahwa masih ada sejumlah sekolah yang masih terendam. Namun orang nomor satu di Wajo ini membantah air yang merendam di sejumlah wilayah itu adalah banjir.“Hanya genangan air hujan dan kiriman dari beberapa daerah yang ada di sekitar Wajo,”ungkapnya.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Sosial,Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Wajo, jumlah korban banjir yang telah didata dan diberi bantuan sebanyak 20.123 orang. Bantuan sembako yang diberikan sebanyak 18.251 paket, 9.536 batang bambu, dan gula pasir sebanyak 8.559 paket. (abdullah nicolha)

Tuesday, July 27, 2010

Jalur Soppeng-Sidrap Normal

Tuesday, 27 July 2010
WATANSOPPENG(SI) – Jalur trans Sulawesi yang menghubungkan Soppeng-Sidrap sudah kembali normal.Kantor Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Cabang Soppeng telah menimbun jalan yang longsor akibat diterjang banjir.

“Saat ini arus lalu lintas sudah kembali normal. Saat kejadian (Senin), kami langsung menuju lokasi untuk menanggulangi dan memperbaiki badan jalan provinsi yang ambruk itu,” ungkap Kepala Kantor PU Bina Marga Cabang Soppeng Jamal kepada wartawan.

Seperti diberitakan sebelumnya, terjangan banjir di Kabupaten Soppeng akhir pekan lalu mengakibatkan sebagian besar badan jalan trans Sulawesi yang menghubungkan Soppeng-Sidrap longsor. Hal itu membuat arus lalu lintas terganggu dan sempat menimbulkan kemacetan.

Menurutnya, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Wellonge di Desa Laringgi, Kecamatan Marioriawa, setelah diguyur hujan deras Minggu (25/7) malam lalu. Air sungai meluap karena gorong-gorong atau buskalper yang terpasang tidak mampu lagi menampung tingginya curah air hujan.

Banjir itu menimbulkan kerusakan jalan satu-satunya yang menghubungkan Soppeng-Sidrap sehingga arus lalu lintas macet. Bahkan mobil truk tidak dapat melintas dan hanya kendaraan roda dan empat yang bisa lewat.

Itu pun harus berhati-hati karena khawatir terperosok ke sungai. Pasalnya,separuh badan jalan trans Sulawesi longsor dan hanya tersisa selebar satu meter.

Jalan tersebut merupakan jembatan kecil yang di bawahnya hanya terdapat gorong-gorong dengan luas aliran sungai kurang lebih enam meter.

Lukman, 34, warga setempat, mengungkapkan, setelah PU Bina Marga melakukan penimbunan, arus lalu lintas kembali lancar meski belum normal total. “Arus lalu lintas kembali normal dan sekarang sudah bisa dilalui truk,”katanya kemarin.

PU membenahi jalan trans Sulawesi setelah Camat Marioriawa Andi Surahman melaporkan masalah tersebut ke pihak Pemprov Sulsel. Sebab, jalan itu merupakan jalan provinsi yang sangat vital dan harus segera dibenahi.

“Saat kejadian, saya langsung menghubungi dinas terkait di provinsi untuk segera melakukan pembenahan,”tandasnya. (abdullah nicolha)

Monday, July 26, 2010

Jalur Soppeng–Sidrap Terputus

AMBRUK. Sejumlah warga membenahi badan jalan trans Soppeng-Sidrap yang terputus akibat terjangan banjir (atas).
Sementara rumah warga Kampung Anitue Kelurahan Kaca Kecamatan Marioriawa Soppeng terendam banjir hingga separuh badan rumah atau setinggi 4 meter. Kondisi tersebut membuat para ibu-ibu tidak lagi memasak di dapur melainkan di teras rumah yang hanya menggunakan lantai darurat. Begitu juga aktivitas para kepala keluarga (tengah).
Sejumlah karyawan Kantor BNI Unit Tempe Kabupaten Wajo sedang membersihkan kantornya dari lumpur setelah sempat tergenang banjir. (bawah).

Tuesday, 27 July 2010
WATANSOPPENG (SI) – Hujan deras yang melanda Kabupaten Soppeng dan Wajo, Sulsel pada Minggu (25/7) malam, mengakibatkan air Sungai Walanae dan Danau Tempe kembali meluap dan merendam sebagian wilayah di dua daerah tersebut,kemarin.

Di Kabupaten Soppeng,tepatnya di Wellongnge,Desa Laringgi, Kecamatan Marioriawa, yang merupakan wilayah perbatasan antara Soppeng–Sidrap, jalan trans yang menghubungkan dua daerah itu longsor sehingga arus lalu lintas macet.

Bahkan, mobil truk yang hendak melintas di wilayah itu tidak dapat melintas. Hanya kendaraan roda dan empat yang bisa melintas. Itu pun harus berhatihati karena takut jatuh ke sungai.

Pasalnya,separuh badan jalan trans longsor, yang tersisa hanya selebar satu meter. Jalan tersebut merupakan jembatan kecil yang di bawahnya hanya terdapat gorong-gorong dengan luas aliran sungai kurang lebih enam meter.

Salah seorang warga setempat, Lukman, 34, mengungkapkan, arus lalu lintas di jalur ini masih tetap bisa dilalui kendaraan baik roda dua maupun empat berkat bantuan warga setempat yang menimbun bagian jalan dengan menumpukkan batu.

“Kami (warga setempat) secara bergotong-royong menumpuk batu agar jalan tetap dapat dilalui kendaraan. Karena itu, arus lalu lintas masih bisa dilalui,meski harus menunggu kendaraan dari arah kiri kemudian arah kanan, dan harus berhati-hati karena kalau tidak,bisa jatuh ke sungai,” ungkapnya kepada Seputar Indonesia (SI) di lokasi,kemarin.

Sekretaris desa (Sekdes) Laringgi Rusmin Machmud mengatakan, akses jalan yang longsor tersebut merupakan satu-satunya jalur yang menghubungkan Soppeng– Sidrap sehingga mengakibatkan jalur itu terganggu.

Dia mengungkapkan,akses jalan trans Sulawesi itu perlu dibenahi karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Selain sudah berlubang di sepanjang jalan, ditambah lagi dengan ambruknya jalan yang berada di atas aliran Sungai Wellongnge.

“Jadi, akses jalan yang menghubungkan dua daerah itu memang perlu dibenahi karena sudah berlubang-lubang dan tambah parahnya sekarang longsor,” ujar Sekdes Laringgi ini kepada SI di lokasi kejadian, kemarin.

Informasi yang dihimpun SI, hujan deras yang mengguyur wilayah perbatasan Soppeng–Sidrap itu terjadi sejak sore hingga sekitar pukul 23.00 Wita malam. Bahkan, tingginya luapan air sungai juga mengakibatkan rumah warga yang berada di pinggir sungai, terendam hingga dua meter.

“Jadi,tadi malam rumah yang ada di pinggir sungai ini terendam hingga mencapai dua meter.Memang tinggi sekali air tadi malam (kemarin), tinggal sejengkal lagi air mencapai lantai rumah panggung,” ungkap Rusmin.

Camat Marioriawa Andi Surahman mengaku telah melaporkan masalah tersebut ke pihak Pemerintah Provinsi Sulsel karena itu merupakan jalan provinsi. Selain mengakibatkan ambruknya sebagian besar badan jalan yang menghubungkan Soppeng– Sidrap itu, hujan deras juga mengakibatkan ratusan hektare (ha) sawah kembali terendam banjir.

Bahkan,Kampung Anitue,Kelurahan Kaca,Kecamatan Marioriawa yang dihuni 42 kepala keluarga (KK), terendam air hingga mencapai empat meter atau separuh badan rumah. Kendati demikian, sebagian warga memilih berdiam di rumahnya masing-masing untuk menjaga harta benda mereka, ada juga yang memilih mengungsi ke rumah keluarganya yang berjarak sekitar satu kilometer dari genangan banjir.

“Kami memilih tetap di sini untuk menjaga barang-barang karena beberapa waktu lalu ada yang memanfaatkan musibah ini dengan mencuri dua mesin perahu (katinting). Jadi, kami harus waspada, kami juga tidak memiliki tempat lain,” kata salah seorang warga Anitue, Burhanuddin, 36, kepada SI di lokasi banjir,kemarin.

Lurah Kaca Nurkhamsi mengungkapkan, sejak awal telah melakukan peninjauan warga yang dilanda banjir dan menyediakan tenda darurat untuk para korban. “Namun setelah kami buatkan tenda,warga tidak mau tinggal di tenda itu,”katanya.

Nurkhamsi juga mengaku, pihak pemerintah kecamatan telah memberikan bantuan kepada korban banjir berupa perbaikan rumah bagi mereka yang rumahnya rusak. Data yang dihimpun SI, khusus di Kelurahan Kaca, tercatat 300 ha lebih ladang sawah milik warga yang rusak karena terendam banjir.

Sementara di Kelurahan Limpomajang, Marioriawa juga terendam banajir sekitar 100 ha lebih. Andi Surahman mengatakan telah mengunjungi desa-desa yang berada di wilayah kerjanya, terutama yang terendam banjir. Bahkan, dia selalu berkunjung ke daerah itu.“Sudah,kami telah memantau ke sana (wilayah banjir). Bahkan, tiap hari saya ke sana,” tandas Camat Marioriawa ini.

Pusat Perbelanjaan Kota Sengkang Tergenang

Sementara itu, di Kabupaten Wajo, pusat perbelanjaan pasar sentral dan sejumlah pusat pertokoan di Kota Sutera itu juga tergenang banjir. Akibatnya, barang dagangan warga di pasar sentral Sengkang dan sekelilingnya banyak yang rusak.

Begitu juga sarana infrastruktur jalan aspal di sebelah barat pasar sentral dan beberapa titik lainnya,juga ikut rusak karena derasnya hujan.

Informasi yang dihimpun SI, hujan mulai mengguyur Kota Santri itu sekitar pukul 21.30 Wita hingga pukul 01.30 dini hari. Derasnya hujan membuat selokan yang ada di pusat kota tidak mampu menampung debit air sehingga naik ke badan jalan dan memasuki pertokoan serta perumahan, dengan tinggi air hingga lutut orang dewasa.

Suryati, 30, salah seorang pedagang mengaku,saat malam hari dia sempat mendatangi kiosnya di pasar sentral untuk mengamankan barang dagangannya dari genangan air, tapi air hujan terlanjur menggenangi sehingga barang tersebut terendam air dan bercampur lumpur.

“Hampir seluruh kios dasar di pasar sentral ini tergenang air.Akibatnya,penjual harus membersihkan dan menyisihkan barang dagangan mereka dari campuran lumpur,” ucapnya kepada wartawan kemarin.

Berbeda dengan Madung, 29, salah seorang warga yang mengaku sepeda motornya rusak akibat terseret hingga jauh dari rumahnya.“ Saya tidak sadar kalau sepeda motor saya terseret masuk ke selokan yang jaraknya 100 meter dari rumah, memang motor saya parkir di luar rumah,”katanya.

Begitu pun kondisi kompleks perumahan di Jalan Veteran,beberapa rumah warga yang ada di sekitar, lantainya berlumpur yang berasal dari luapan air selokan. Bahkan, tiang lampu jalan tumbang karena pinggiran selokan terkikis hingga terperosok masuk ke selokan.

Hingga kini belum ada bantuan dari pemerintah setempat, tapi pemerintah,dalam hal ini Wakil Bupati Wajo Amran Mahmud, memerintahkan kepada instansi terkait agar mengevakuasi daerah itu untuk menghitung kerugian yang diakibatkan oleh banjir tersebut. (abdullah nicolha)

Jamaah Haji Didominasi IRT

Monday, 26 July 2010
POLEWALI(SI) – Calon jamaah haji (calhaj) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) yang akan diberangkatkan pada musim haji tahun ini didominasi dari kalangan ibu rumah tangga (IRT).

Berdasarkan data yang dihimpun harian Seputar Indonesia (SI), dari 500 calhaj Polman, 220 orang berstatus IRT dan 100 pekerja swasta. Sementara dari segi pendidikan, 191 orang berpendidikan setingkat sekolah dasar (SD),kemudian tingkat SMP sebanyak 142 orang.

Dari jumlah tersebut,tercatat calhaj perempuan sebanyak 352 orang dan laki-laki 148 orang. Calhaj tersebut mengikuti manasik haji massal yang digelar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Polman di Masjid JamiTanro,Polewali,kemarin.

Bupati Polman Ali Baal Masdar yang langsung membuka manasik massal tersebut dihadiri Kepala KanwilKementerian AgamaProvinsi Sulbar Sahabuddin Kasim.

Orang nomor satu di Polman itu berharap para calhaj mengikuti manasik dengan serius agar ibadah haji yang akan dilaksanakan berjalan lancar.

Para calhaj itu juga diharapkan memperhatikan kesiapan fisik dan mental sejak dini.Bupati berpesan agar calhaj memperhatikan kesiapan fisik dan mental.Sebab,mereka adalah duta bangsa yang berasal dari Kabupaten Polman.

“Tunjukkan kebersamaan dan citra bangsa yang dikenal ramah dan patuh pada aturan,”tandas Ali Baal.

Kepala Kanwil Kemenag Sulbar Sahabuddin Kasim mengungkapkan hal yang sama.Dia mengatakan, pemerintah terus berusaha melakukan yang terbaik untuk kepentingan para calhaj agar dapat melaksanakan semua rangkaian ibadah haji dengan baik.

Kepala Kantor Kementerian Agama Polman Adnan Nota menjelaskan, selain manasik haji massal tingkat kabupaten, pihaknya juga melaksanakan kegiatan secara terpisah untuk para calhaj dari beberapa kecamatan yang dibagi per wilayah.“

Itu untuk memudahkan koordinasi,” tandasnya. Dari 16 kecamatan di Polman, jumlah calhaj paling banyak berasal dari Kecamatan Polewali berjumlah 171 orang, disusul Wonomulyo 100 orang, lalu Binuang 62 orang.

Dua kecamatan, yaitu Matangnga dan Alu masing-masing satu calhaj,dan Anreapi dua orang. Dari segi usia, tercatat 10 calhaj yang berusia antara 11 hingga 20 tahun dan dua orang berusia antara 81 hingga 90 tahun. (abdullah nicolha).

Masyarakatkan ‘Polisi’ Lingkungan

KOMPAK. Bupati Polman Ali Baal Masdar, Wabup, Dandim, Kapolres dan unsur komunitas masayarakat berpose bersama seusai apel bersama akhir pekan lalu.

Sunday, 25 July 2010
POLEWALI (SI) – Bupati Polewali Mandar (Polman) Sulbar Ali Baal Masdar mengungkapkan bahwa para kepala dusun dan ketua RT/- RW sebagai tokoh masyarakat,memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat.

“Karena itu, para tokoh masyarakat ini diharapkan selalu memosisikan diri sebagai polisi di lingkungan masing-masing, setidaknya dalam keluarga dan dirinya sendiri,” ujar orang nomor satu di Polman ini di depan ratusan peserta apel besar komunitas yang terdiri atas para kepala dusun dan ketua RT/RW se-Kabupaten Polman di halaman Mapolres Polman, akhir pekan kemarin.

Bupati Ali Baal Masdar bertindak selaku inspektur upacara apel, yang dihadiri Wakil Bupati Nadjamuddin Ibrahim, Dandim 1402 Letkol Inf Furdiantoso,Kapolres AKBP I Gusti Ngurah Rai MP, dan Sekretaris Kabupaten Natsir Rahmat.Apel komunitas tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari ke-64 Bhayangkara.

Pada kesempatan tersebut, Dandim Letkol Furdiantoso mengatakan, apel besar komunitas merupakan sarana untuk mengokohkan semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang merupakan tanggung jawab bersama.

Perbedaan yang kerap terjadi di tingkat RT/RW, merupakan dinamika yang perlu disatukan untuk mencegah permasalahan tidak meluas dan berpotensi menjadi anarkis.

Sementara Kapolres Polman AKBP I Gusti Ngurah Rai MP menyebut, para tokoh masyarakat adalah komponen terdepan untuk mencegah terjadinya gangguan kamtibmas.Hal itu senada dengan sambutan tertulis Kapolda Sulselbar Irjen Pol Adang Rochjana,yang dibacakan Ali Baal.

Kapolda mengajak semua komponen masyarakat bahu-membahu menyukseskan program pemerintah. “Giatkan kembali tertib administrasi kependudukan di lingkungan RT/RW, antara lain wajib lapor setiap 1 x 24 jam,”tandasnya. (abdullah nicolha)

Stok Beras Aman untuk 25 Bulan

Sunday, 25 July 2010
WATANSOPPENG(SI) – Badan Urusan Logistik (Bulog) Kabupaten Soppeng menjamin stok beras untuk beberapa bulan ke depan aman.Bahkan,stok beras bisa memenuhi kebutuhan masyarakat selama 25 bulan.

Kepala Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Soppeng Amrul menegaskan, stok beras untuk 25 bulan ke depan aman,meskipun ribuan hektare tanaman padi para petani di daerah berjuluk Kota Kalong itu terancam gagal panen karena puso setelah terendam banjir. “Persediaan stok beras yang ada sekarang masih mencapai 4.000 ton lebih,” ujarnya akhir pekan lalu.

Dia menjelaskan, persediaan beras yang tersimpan di gudang Bulog Laburawung dan Panincong, Kecamatan Lalabata merupakan hasil panen 2008/2009.“Jumlah ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat selama 25 bulan ke depan. Sebab kebutuhan beras warga Soppeng maksimal hanya sekitar 175 ton per bulannya,”kata Amrul.

Amrul menambahkan, sejak musim panen rendengan awal Maret lalu Bulog juga tetap melakukan pembelian gabah dan beras petani untuk memenuhi target pengadaan beras tahun ini. Pembelian tersebut terealisasi sekitar 1.609 ton dari 13.000 ton yang dibebankan pada 2010.

Amrul beralasan musim hujan membuat gabah hasil panen petani tidak dapat memenuhi standar gabahyangditetapkanpemerintah. Sebab, gabah hasil panen petani pada musim penghujan seperti sekarang ini memiliki kadar air cukup tinggi. Akibatnya, harga jual jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan.

Menyinggung masalah harga gabah yang anjlok,Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP3KP) Soppeng AM Syahrir pun mengakuinya. Menurut dia, anjloknya harga gabah petani karena saat panen bertepatan dengan musim hujan.

“Akibatnya, gabah hasil panen kadar airnya cukup tinggi hingga berkisar antara 30 sampai 40 persen, bahkan mungkin di atasnya lagi.Jadi,oleh pengumpul atau pedagang hanya sanggup membeli gabah petani tersebut dengan harga Rp1.500/kg,”kata Syahrir.

Dari hasil pemantauan yang dilakukan pihak ketahanan pangan setempat di Kampung Lopille,Kecamatan Ganra, ditemukan harga gabah turun hingga Rp1.000/kg.Itu karena gabah petani tersebut memiliki kadar air tinggi dan sudah tumbuh akibat terkena air hujan.

Syahrir menambahkan, berdasarkan Inpres Nomor 7/2009,harga pembelian pemerintah yang ditetapkan mencapai Rp 2.640/kg.Harga tersebut naik dibanding HPP tahun 2008 yang hanya Rp 2.400/kg.

Namun, HPP tersebut hanya berlaku terhadap gabah yang memenuhi standar yang telah ditetapkan, yakni gabah yang mengandung air 25% dan kadar sampah/- kotoran 10%. (abdullah nicolha)