Monday, July 26, 2010

Jalur Soppeng–Sidrap Terputus

AMBRUK. Sejumlah warga membenahi badan jalan trans Soppeng-Sidrap yang terputus akibat terjangan banjir (atas).
Sementara rumah warga Kampung Anitue Kelurahan Kaca Kecamatan Marioriawa Soppeng terendam banjir hingga separuh badan rumah atau setinggi 4 meter. Kondisi tersebut membuat para ibu-ibu tidak lagi memasak di dapur melainkan di teras rumah yang hanya menggunakan lantai darurat. Begitu juga aktivitas para kepala keluarga (tengah).
Sejumlah karyawan Kantor BNI Unit Tempe Kabupaten Wajo sedang membersihkan kantornya dari lumpur setelah sempat tergenang banjir. (bawah).

Tuesday, 27 July 2010
WATANSOPPENG (SI) – Hujan deras yang melanda Kabupaten Soppeng dan Wajo, Sulsel pada Minggu (25/7) malam, mengakibatkan air Sungai Walanae dan Danau Tempe kembali meluap dan merendam sebagian wilayah di dua daerah tersebut,kemarin.

Di Kabupaten Soppeng,tepatnya di Wellongnge,Desa Laringgi, Kecamatan Marioriawa, yang merupakan wilayah perbatasan antara Soppeng–Sidrap, jalan trans yang menghubungkan dua daerah itu longsor sehingga arus lalu lintas macet.

Bahkan, mobil truk yang hendak melintas di wilayah itu tidak dapat melintas. Hanya kendaraan roda dan empat yang bisa melintas. Itu pun harus berhatihati karena takut jatuh ke sungai.

Pasalnya,separuh badan jalan trans longsor, yang tersisa hanya selebar satu meter. Jalan tersebut merupakan jembatan kecil yang di bawahnya hanya terdapat gorong-gorong dengan luas aliran sungai kurang lebih enam meter.

Salah seorang warga setempat, Lukman, 34, mengungkapkan, arus lalu lintas di jalur ini masih tetap bisa dilalui kendaraan baik roda dua maupun empat berkat bantuan warga setempat yang menimbun bagian jalan dengan menumpukkan batu.

“Kami (warga setempat) secara bergotong-royong menumpuk batu agar jalan tetap dapat dilalui kendaraan. Karena itu, arus lalu lintas masih bisa dilalui,meski harus menunggu kendaraan dari arah kiri kemudian arah kanan, dan harus berhati-hati karena kalau tidak,bisa jatuh ke sungai,” ungkapnya kepada Seputar Indonesia (SI) di lokasi,kemarin.

Sekretaris desa (Sekdes) Laringgi Rusmin Machmud mengatakan, akses jalan yang longsor tersebut merupakan satu-satunya jalur yang menghubungkan Soppeng– Sidrap sehingga mengakibatkan jalur itu terganggu.

Dia mengungkapkan,akses jalan trans Sulawesi itu perlu dibenahi karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Selain sudah berlubang di sepanjang jalan, ditambah lagi dengan ambruknya jalan yang berada di atas aliran Sungai Wellongnge.

“Jadi, akses jalan yang menghubungkan dua daerah itu memang perlu dibenahi karena sudah berlubang-lubang dan tambah parahnya sekarang longsor,” ujar Sekdes Laringgi ini kepada SI di lokasi kejadian, kemarin.

Informasi yang dihimpun SI, hujan deras yang mengguyur wilayah perbatasan Soppeng–Sidrap itu terjadi sejak sore hingga sekitar pukul 23.00 Wita malam. Bahkan, tingginya luapan air sungai juga mengakibatkan rumah warga yang berada di pinggir sungai, terendam hingga dua meter.

“Jadi,tadi malam rumah yang ada di pinggir sungai ini terendam hingga mencapai dua meter.Memang tinggi sekali air tadi malam (kemarin), tinggal sejengkal lagi air mencapai lantai rumah panggung,” ungkap Rusmin.

Camat Marioriawa Andi Surahman mengaku telah melaporkan masalah tersebut ke pihak Pemerintah Provinsi Sulsel karena itu merupakan jalan provinsi. Selain mengakibatkan ambruknya sebagian besar badan jalan yang menghubungkan Soppeng– Sidrap itu, hujan deras juga mengakibatkan ratusan hektare (ha) sawah kembali terendam banjir.

Bahkan,Kampung Anitue,Kelurahan Kaca,Kecamatan Marioriawa yang dihuni 42 kepala keluarga (KK), terendam air hingga mencapai empat meter atau separuh badan rumah. Kendati demikian, sebagian warga memilih berdiam di rumahnya masing-masing untuk menjaga harta benda mereka, ada juga yang memilih mengungsi ke rumah keluarganya yang berjarak sekitar satu kilometer dari genangan banjir.

“Kami memilih tetap di sini untuk menjaga barang-barang karena beberapa waktu lalu ada yang memanfaatkan musibah ini dengan mencuri dua mesin perahu (katinting). Jadi, kami harus waspada, kami juga tidak memiliki tempat lain,” kata salah seorang warga Anitue, Burhanuddin, 36, kepada SI di lokasi banjir,kemarin.

Lurah Kaca Nurkhamsi mengungkapkan, sejak awal telah melakukan peninjauan warga yang dilanda banjir dan menyediakan tenda darurat untuk para korban. “Namun setelah kami buatkan tenda,warga tidak mau tinggal di tenda itu,”katanya.

Nurkhamsi juga mengaku, pihak pemerintah kecamatan telah memberikan bantuan kepada korban banjir berupa perbaikan rumah bagi mereka yang rumahnya rusak. Data yang dihimpun SI, khusus di Kelurahan Kaca, tercatat 300 ha lebih ladang sawah milik warga yang rusak karena terendam banjir.

Sementara di Kelurahan Limpomajang, Marioriawa juga terendam banajir sekitar 100 ha lebih. Andi Surahman mengatakan telah mengunjungi desa-desa yang berada di wilayah kerjanya, terutama yang terendam banjir. Bahkan, dia selalu berkunjung ke daerah itu.“Sudah,kami telah memantau ke sana (wilayah banjir). Bahkan, tiap hari saya ke sana,” tandas Camat Marioriawa ini.

Pusat Perbelanjaan Kota Sengkang Tergenang

Sementara itu, di Kabupaten Wajo, pusat perbelanjaan pasar sentral dan sejumlah pusat pertokoan di Kota Sutera itu juga tergenang banjir. Akibatnya, barang dagangan warga di pasar sentral Sengkang dan sekelilingnya banyak yang rusak.

Begitu juga sarana infrastruktur jalan aspal di sebelah barat pasar sentral dan beberapa titik lainnya,juga ikut rusak karena derasnya hujan.

Informasi yang dihimpun SI, hujan mulai mengguyur Kota Santri itu sekitar pukul 21.30 Wita hingga pukul 01.30 dini hari. Derasnya hujan membuat selokan yang ada di pusat kota tidak mampu menampung debit air sehingga naik ke badan jalan dan memasuki pertokoan serta perumahan, dengan tinggi air hingga lutut orang dewasa.

Suryati, 30, salah seorang pedagang mengaku,saat malam hari dia sempat mendatangi kiosnya di pasar sentral untuk mengamankan barang dagangannya dari genangan air, tapi air hujan terlanjur menggenangi sehingga barang tersebut terendam air dan bercampur lumpur.

“Hampir seluruh kios dasar di pasar sentral ini tergenang air.Akibatnya,penjual harus membersihkan dan menyisihkan barang dagangan mereka dari campuran lumpur,” ucapnya kepada wartawan kemarin.

Berbeda dengan Madung, 29, salah seorang warga yang mengaku sepeda motornya rusak akibat terseret hingga jauh dari rumahnya.“ Saya tidak sadar kalau sepeda motor saya terseret masuk ke selokan yang jaraknya 100 meter dari rumah, memang motor saya parkir di luar rumah,”katanya.

Begitu pun kondisi kompleks perumahan di Jalan Veteran,beberapa rumah warga yang ada di sekitar, lantainya berlumpur yang berasal dari luapan air selokan. Bahkan, tiang lampu jalan tumbang karena pinggiran selokan terkikis hingga terperosok masuk ke selokan.

Hingga kini belum ada bantuan dari pemerintah setempat, tapi pemerintah,dalam hal ini Wakil Bupati Wajo Amran Mahmud, memerintahkan kepada instansi terkait agar mengevakuasi daerah itu untuk menghitung kerugian yang diakibatkan oleh banjir tersebut. (abdullah nicolha)

No comments: