Sunday, May 24, 2009

Kesenian Karampuang Tak Dikenal

Saturday, 23 May 2009
MAMUJU(SI) – Dewan Kebudayaan Mandar (DKM) Sulawesi Barat (Sulbar) meminta pemerintah memerhatikan kebudayaan dan kesenian yang ada di daerah tersebut.

Pasalnya, masih banyak kebudayaan dan kesenian yang ada di daerah ini yang belum diketahui masyarakat luar,khususnya masyarakat di daerah itu sendiri.Salah satunya kesenian tari warga Karampuang, yakni tari kanjilong.

“Kesenian semacam ini perlu diperhatikan dan dilestarikan.Kalau tidak,tari tersebut akan punah apabila tidak dijaga dan diwariskan kepada generasi pelanjut serta dikenalkan kepada masyarakat,” kata Ketua DKM Sulbar Adi Arwan Alimin kepada SI kemarin.

Bahkan, perkembangan dunia kesenian di Kabupaten Mamuju yang saat ini dinilai dapat dibanggakan tampaknya masih jauh dari apa yang diharapkan. Hal itu disebabkan kurangnya perhatian pemerintah. Pelatih yang juga sekaligus menjadi pemain tari kanjilong dari Pulau Karampuang Kabupaten Mamuju Adrawi juga menilai,kesenian tari kanjilong seakan lama tertidur.

Menurutnya, kendala terbesar yang dihadapi adalah minimnya sarana, seperti peralatan, kostum. “Hingga sekarang, bisa dikatakan tidak ada perhatian yang khusus. Jangankan itu, sebagian besar warga Mamuju pun belum mengetahui jenis tari ini. Kami juga tidak memiliki media untuk menyebarluaskannya,”ungkap pelatih yang merangkap pemain ini. Dia juga menyatakan, selama ini tarian tersebut tidak pernah ditampilkan di luar Pulau Karampuang.

“Tari ini hanya digunakan dalam acara penyambutan pejabat saat sedang berkunjung. Di luar acara tersebut,yahkami hanya melalukan latihan,”ujarnya di Mamuju, belum lama ini. Dia juga mengaku, sangat senang saat bisa menampilkan hasil karya itu, tidak hanya di kalangan warga Mamuju, tetapi juga masyarakat dari kabupaten lain.

Sangat disayangkan jika hingga saat ini belum ada perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju. Padahal potensi seni di daerah tersebut sangat besar. “Kalau seperti ini terus, jangankan memperkenalkan di luar Mamuju,di dalam Kota Mamuju saja hanya segelintir orang yang tahu. Itu pun yang pernah berkunjung ke Pulau Karampuang,”tuturnya.

Tarian tersebut pada dasarnya mencerminkan kehidupan masyarakat pesisir tempo dulu yang sehari- hari mencari ikan cakalang dengan menggunakan perahu panjang bernama Ulu Belang.

“Nahagar maksud dan jalan cerita tarian tersebut bisa dimengerti penonton, tentu perlu digunakan alat peraga, yakni perahu dengan ukuran yang lebih kecil,” paparnya. Meski kurang mendapatkan perhatian,Adrawi bersama rekanrekannya berniat tetap akan meneruskan potensi besar tersebut. Salah satu bentuknya dengan melakukan beberapa modifikasi agar tarian ini semakin semarak.

“Kalaumemangpemerintahpunya niat mengembangkan dunia kesenian, tentu juga harus meluangkan perhatiannya untuk tarian ini. Percuma saja jika hanya menyulap Pulau Karampuang sebagai daerah tujuan wisata,tetapi tidak memperhatikan kesenian asli masyarakat setempat,”tandas dia. (abdullah nicolha)

No comments: