Monday, May 25, 2009

Empat Nelayan Polewali Mandar Terbakar

Sunday, 24 May 2009
MAMUJU (SI) -- Empat nelayan asal Desa Kenje,Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar (Polman),Sulbar terbakar saat sedang beristirahat di perahunya Sabtu (23/5) lalu.

Empat anak buah kapal (ABK) tersebut yakni, Hasanuddin, 23, Mulyadi,22,Hasan,17,dan Kai,20, api berawal saat Hasanuddin sedang berusaha membakar rokoknya, namun tanpa disadari api langsung membakar sekujur tubuhnya.

Setelah membakar tubuh Undin sapaan Hasanuddin, api kemudian berpindah ke Mulyadi dan dua teman lainnya. Anehnya, api hanya membakar keempat tubuh anak muda tersebut tanpa membakar peralatan kapal.

Rasyid, 35, yang saat itu juga berada diatas kapal menyatakan bahwa, dirinya terkejut saat mendengar kegaduhan di bagian belakang kapal dan mengira kalau Hasanuddin bersama adiknya Hasan sedang berkelahi.“Saya kira anakanak sedang berkelahi di bagian belakang kapal ternyata api sedang ‘mengamuk’,” katanya kepada SI,kemarin.

Dia menyebutkan,setelah melihat apa yang terjadi terhadap ABKnya, di merasa heran karena api yang telah membakar empat anggotanya tidak merusak bagian kapal, bahkan mesin yang ada juga tidak mengalami kerusakan.

“Kami heran kenapa api itu hanya membakar empat anggota sementara kapal yang terbuat dari kayu tidak terbakar sama sekali,”tuturnya. Saat kejadian nahas itu menimpa empat orang anggotanya, dia sedang melakukan pengecetan terhadap kapal yang disandarkan di Kali Mamuju, Kabupaten Mamuju setelah tiga bulan lamanya berada ditengah laut untuk mencari ikan. Kegiatan tersebut rutin mereka lakukan setelah melaut, sebelum melakukannya kembali satu bulan kedepannya.

Lantaran api hanya membakar ABK sehingga, tidak ada warga sekitar yang menyaksikan api membakar sawi (ABK).Namun, setelah kejadian itu, barulah sejumlah warga berdatangan karena mendengar kegaduhan tersebut.“Tidak ada warga yang melihat api itu, karena api tidak membakar kapal,setelah kami minta tolong barulah warga berjubel dan membantu untuk mengangkatnya ke luar dari dalam kapal,”jelasnya.

Keempat korban tersebut kemudian langsung dilarikan ke RSUD Mamuju untuk segera mendapatkan pertolongan, setelah tiba di rumah sakit, pihak rumah sakit hanya memberikan suntikan penahan rasa sakit karena tidak mampu memberikan pengobatan secara maksimal karena masih kekurangan pelayanan.

“Rumah sakit kami masih berkelas B sehingga belum mampu memberikan pelayanan secara maksimal terkait luka bakar yang dialami korban,karena sudah tergolong parah,” kata Direktur RSUD Mamuju Titin kepada SI via ponselnya,kemarin.

Dia menyebutkan, sebenarnya masih bisa melayani pasien yang menderita luka bakar yang tidak parah namun, kalau sudah parah disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap.“Memang ada pasien luka baker yang masuk beberapa hari lalu, namun kami sarankan agar dirujuk,”ungkapnya.

Kapten (punggawa) Kapal Haji Ipi yang juga merupakan bapak korban Hasanuddin dan Hasan menyatakan, pihaknya saat kejadian tidak berada di kapal dan sudah pulang ke kampung halamannya diDesaKenje Campalagian,Polman karena telah pulang melaut.

“Saya saat itu,sudah pulang ke Polman dan mendengar kabar dari anggota kalau empat orang sawinya terbakar,”jelasnya. Karena pihak RSUD Mamuju tidak mampu menangani anggotanya, makan empat korban tersebut langsung di rujuk ke RSUD Majene, namun pihak rumah sakit tersebut juga tidak mampu untuk mengatasinya dan menyarankan untuk segera dibawa ke RSUD di Makassar untuk segera mendapatkan perawatan intensif. “Malam itu, kami langsung membawanya ke Makassar,” ungkapnya dengan nada haru.

Informasi yang dihimpun SI, luka bakar terparah dialami oleh Hasanuddin dengan luka bakar di sekujur tubuhnya hanya pusat hingga paha yang tidak terbakar. Sementara Mulyadi,hasan,dan Kai hanya mengalami luka bakar di bagian lengan dan kakinya.

“Yang paling parah itu Undin karena sekujur tubuh diperban dan masih terbaring lemah di RSUP Wahidin, Makassar. Sedangkan tiga orang lainnya kemarin sudah bisa keluar dan saat ini dirawat di rumah sanak keluarga di Makassar,” kata Punggawa Pojala (Bos Nelayan) ini.

Dia menyebutkan, setelah pengecetan kapal , semua sawi akan pulang kampung ke rumah masingmasing sambil menunggu waktu yang tepat untuk kembali melaut. (abdullah nicolha).

No comments: