Saturday, October 30, 2010

Tekad Berangkat Bersama Kakak Sirna

KISAH SEDIH CALHAJ ASAL SOPPENG (1)

Sabtu, 16 Oktober 2010
SEDIH: Nampak Warisa ,40, terlihat sedih dan menahan tangis sesaat setelah melepas kakaknya Masse ,51, yang dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo, Rabu lalu.

“Rabu 13 Oktober,sekitar pukul 05.30 Wita pagi di Kabupaten Soppeng tidak seperti biasanya.Ratusan warga berbondong-bondong menuju Stadion Andi Wana untuk mengantar sanak saudara mereka yang akan memenuhi panggilan Allah SWT menunaikan rukun Islam kelima”.

SAMA seperti musim haji tahuntahun sebelumnya, stadion kebanggaan warga di daerah berjuluk Kota Kalong itu pasti disesaki ribuan manusia yang ingin menyaksikan keluarga mereka berangkat ke Tanah Suci Mekkah. Di antara 261 calon haji tersebut satu diantaranya Masse, 51, yang diketahui berasal dari Desa Labokong,Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, terlihat berjalan agak sedikit berbeda dari calhaj lainnya.

Sebelumnya,wanita paruh baya itu mengalami kecelakaan kecil, yakni terjatuh di bawah
kolong rumahnya tiga hari sebelum jadwal pemberangkatan. Tidak ada yang menyangka kecelakaan tersebut mengakibatkan ibu dua anak itu terpaksa tertunda pemberangkatannya.

Tim medis PPIH Embarkasi Makassar seusai memeriksa kondisi Masse menyatakan harus menjalani perawatan karena mengalami patah tulang dan harus dirujuk ke Rumah
SakitWahidin Sudirohusodo.

“Untuk sementara, kami tunda pemberangkatannya karena harus menjalani perawatan
dan kepastiannya tunggu rekomendasi pihak rumah sakit,”ungkap Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan PPIH Embarkasi Makassar dr Irwan kepada wartawan, seusai melakukan pemeriksaan kesehatan para calhaj.

Sang adik Warisa,40,yang sejak awal pendaftaran haji berharap bisa berangkat bersama-sama dengan kakaknya,tidak kuasa menahan tangis kesedihannya saat tim dokter menyatakan Masse harus menjalani perawatan dan terpaksa pemberangkatannya ditunda hingga kesehatannya membaik.

Bahkan, saat sang kakak akan dibawa ke mobil ambulans,Warisa ngotot ingin ikut bersama kakaknya ke RS dan ingin tetap bersama kakaknya hingga kondisinya membaik. “Bisa tidak saya antar juga ke RS atau tunda mijuga pemberangkatanku karena mau kasama-sama berangkat,” kata Warisa, sambil menutup matanya sesaat sebelum kakaknya dibawa ke mobil ambulans.

Namun,tim medis berusaha dan sejumlah petugas haji asal Soppeng meyakinkan dirinya bahwa kondisi kakaknya akan segera membaik sehingga nanti bisa berangkat sama-sama dalam satu kloter.

Warisa pun merelakan kakaknya, Masse,dirujuk ke RS Wahidin tanpa ikut mendampinginya.Harapannya, kesehatan sang kakak dapat segera membaik. Sejak itu,
sang adik hanya bisa mengurung diri di dalam kamar asrama dan memanjatkan doa agar kakaknya bisa berangkat dalam satu kloter.

“Saya tetap berharap bisa berangkat sama-sama dengan kakak karena kalau nanti pisah tidak ada yang merawatnya nanti di sana (Mekkah),”ujarnya sambil menunduk saat di temui di Wisma 11 Asrama Haji Sudiang Makassar,Rabu (13/10) malam lalu.

Warisa menceritakan awal kecelakaan yang membuat dirinya harus terpisah kloter dengan kakaknya, Masse.Musibah itu terjadi di kolong rumahnya pada Sabtu (9/10) atau tiga hari sebelum jadwal pemberangkatan dari Soppeng ke Asrama Haji Sudiang Makassar.

“Saat itu, dia (Masse) sedang berada di kolong rumah dan saat berjalan tersandung di tembok kecil yang ada di kolong rumah, itulah mungkin yang mengakibatkan kakinya
patah,”ujarnya dengan nada sedih.

Sejumlah keluarga saat itu langsung membawanya ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan dan hingga jadwal pemberangkatan kondisinya tidak parah dan masih tetap bisa berjalan.

“Saya lihat kondisinya baikbaik saja, tapi setelah tiba di sini saya kaget karena harus dirujuk ke RS,saya tetap berharap bisa samasama berangkat,”tutur dia.

Namun, harapan hanya tinggal harapan, saat jadwal pemberangkatan tiba, ternyata tim medis memutuskan Masse masih harus menjalani perawatan di RS Wahidin Sudirohusodo dan menunda pemberangkatannya hingga kondisinya membaik.

Warisa merupakan satu-satunya orang yang berasal dari Desa Labokong,Kecamatan Donri Donri, Kabupaten Soppeng, dan tidak ada warga lain lagi asal desa tersebut
setelah kepastian penundaan pemberangkatan kakaknya, Masse, oleh tim medis. (abdullahnicolha/bersambung)

No comments: