Saturday, October 30, 2010

Satu Calhaj Wajo Dipulangkan

DIEVAKUASI : Paduppai bin Saleh calhaj asal Wajo saat pelepasan kloter 16 Embarkasi Makassar di Asrama Haji Sudiang, kemarin

Sabtu, 23 Oktober 2010
MAKASSAR (SINDO) – Seorang calon haji (calhaj) asal Bulucitta Kelurahan Mattirosompe, Kecamatan Tempe,Kabupaten Wajo,Bidawati binti Latif Passe, 31,yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 16,terpaksa dipulangkan ke kampung halamannya kemarin.

Calhaj tersebut ternyata mengandung sekitar empat pekan.Hal tersebut diketahui saat menjalani pemeriksaan kesehatan di Poliklinik Mustasyfa Asrama Haji Sudiang Makassar.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan PPIH Embarkasi Makassar dr Irwan menyebutkan, kehamilannya baru terdeteksi saat pemeriksaan di Asrama Haji karena umur kandungannya masih terlalu muda, yakni sekitar empat pekan.

“Jadi,baru terdeteksi di sini, saat pemeriksaan di daerah cenderung tidak terdeteksi karena jika pembuahan lambat, terdeteksinya juga lambat, begitu juga jika pembuahannya cepat, terdeteksinya juga cepat,” katanya kepada SINDO di Asrama Haji Sudiang Makassar, kemarin.

Dia juga membantah tim medis yang berada di daerah setempat kecolongan karena meloloskan calhaj yang sementara dalam keadaan hamil muda, dengan alasan bahwa saat pemeriksaan kesehatan di daerah, kehamilannya belum terdeteksi. “Jadi itu tadi, cenderung tidak terdeteksi,”ujarnya.

Ketua Kloter 16 Embarkasi Makassar HM Yunus Manda mengaku, anggotanya tersebut baru diketahui positif hamil setelah menjalani pemeriksaan Kamis (22/10) malam di Poliklinik Mustasyfa. Pihak medis Asrama Haji tidak memperbolehkan yang bersangkutan berangkat musim haji tahun ini.

“Ketahuan positif hamil baru tadi malam (kemarin) setelah diperiksa dokter, umur kehamilan sekitar 4-5 pekan,” ujarnya kepada SINDO, seusai salat Jumat di Asrama Haji Sudiang kemarin.

Dia juga menyebutkan bahwa saat pemeriksaan di daerah, kehamilannya tidak terdeteksi sehingga dinyatakan dapat diberangkatkan ke Asrama Haji Sudiang menuju Tanah Suci Mekkah.“Jadi,pembuahan terjadi setelah pemeriksaan kesehatan di daerah karena saat
diperiksa masih negatif,” pungkasnya.

Mendengar vonis dokter tersebut, Bidawati terlihat shock dan sedih karena terpaksa harus menunggu musim haji tahun depan untuk bisa berkunjung ke Baitullah (rumah Allah). “Terpaksa dia (Bidawati) batal berangkat dan menunggu tahun depan,”tandas dia.

Ketua Kloter 16 ini menyebutkan, Bidawati dipulangkan ke daerah asalnya Kota Sengkang, Kabupaten Wajo, dan diantar langsung Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Wajo Alamsyah kemarin. “Dia diantar langsung Kabag Kesra kembali ke Wajo,” tuturnya.

Dari pantauan, sesaat sebelum kloter 16 diberangkatkan ke Bandara Internasional Hasanuddin Makassar, salah seorang calhaj Wajo Paduppai bin Saleh,67,terpaksa dievakuasi ke Poliklinik Mustasyfa Asrama Haji karena mengalami sedikit pendarahan di bagian hidung (mimisan) dengan menggunakan kursi roda.

Namun, setelah pihak medis memeriksa kondisi laki-laki paruh baya itu, akhirnya dapat diberangkatkan bersama ratusan calhaj lainnya. Namun, pemberangkatannya ke bandara terpisah karena harus diantar menggunakan mobil ambulans.

“Setelah kami periksa,kondisinya baik,dari vital bagus,begitu juga ginjal tidak ada penyakit, memang sudah tua, tapi Insya Allah, dia tetap bisa diberangkatkan,” kata Ketua Tim Medis Kloter 16 Burhanuddin Iskandar, sesaat setelah memeriksa kondisi Paduppai
kemarin.

Dari informasi yang dihimpun, sebelum vonis dokter tersebut sehari sebelumnya atau sesaat setelah tiba di Asrama Haji Sudiang Makassar, Bidawati memeriksakan kesehatannya dan sempat terbaring di Poliklinik Mustasyfa karena mengeluhkan rasa sakit perutnya, dan setelah diperiksa oleh tim medis wanita berumur 31 tahun itu positif hamil dan dinyatakan batal diberangkatkan pada musim haji tahun ini.

Dengan vonis dokter tersebut, menambah daftar calhaj asal Kabupaten Wajo yang batal diberangkatkan ke Baitullah musim haji tahun ini menjadi empat orang.

Hatimah Gabung di Kloter 11

SEMENTARA itu, calhaj asal Kabupaten Bone, Hatimah binti Sattu, 41,yang mengalami penundaan pemberangkatan dalam kloter 2 embarkasi Makassar lalu diberangkatkan Senin (18/10) lalu dan tergabung dalam kloter 11.

“Dia dinyatakan sehat oleh dokter dan bisa diberangkatkan,” kata Kabid Kesehatan PPIH Embarkasi Makassar dr Irwan kepada SINDO di Asrama Haji Sudiang Makassar kemarin.

Kendati demikian, dia masih harus tetap mendapat perhatian lebih dari tim medis karena dikhawatirkan penyakit yang dideritanya kambuh sehingga dapat mengganggu jalannya ibadah haji. “Meski sudah dinyatakan sehat, masih harus selalu dikontrol tim medis,” ujarnya.

Berbeda dengan salah seorang calhaj asal Kabupaten Soppeng, warga Desa Labokong, Kecamatan Donri Donri, Masse binti Dafiside, 51, yang juga batal berangkat dalam
kelompok terbang (kloter) 5 karena menderita patah tulang di bagian kaki kirinya (fraktur tibia fibula) yang masih harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo Makassar.

“Masse,51,masih harus menjalani perawatan di RSUP Wahidin, kondisinya semakin membaik, tapi kakinya masih bengkak,” tutur dr Irwan kemarin. Kendati operasi
yang dilakukan dokter berhasil, tetap masih harus dirawat.

Dia juga belum bisa memastikan apakah nanti Masse, 51, bisa diberangkatkan pada musim haji tahun ini karena harus menunggu kakinya sembuh dan tidak bengkak lagi.

Keberangkatan Hatimah binti Sattu,41,sebelumnya tertunda karena kakinya tersiram air panas saat masih berada di kampung halamannya beberapa waktu lalu.

Sementara Masse binti Dafiside, 51, menderita patah tulang (fraktur tibia fibula) setelah terjatuh di sekitar rumahnya tiga hari sebelum jadwal pemberangkatan.

Masse bersama anaknya, Hj Salmah, yang ditemui di ruang perawatan Paviliun Palem Kamar 4 RSUP Wahidin, hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada Sang Khalik jika pada musim haji tahun ini belum bisa berangkat bersama dengan jamaah lain. (abdullah nicolha).

No comments: