Tuesday, June 7, 2011

Aburizal Bakrie Kritik Pemerintahan SBY

FHOTO: (Kiri-kanan) Ketua Kosgoro Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua PPK Kosgoro Agung Laksono, dan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tandjung pada pembukaan Muspimnas Kosgoro 1957 di Ballroom Hotel Clarion, Makassar, kemarin.

   

Tuesday, 07 June 2011
MAKASSAR – Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie mengkritik pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat membuka Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) Kosgoro 1957 di Makassar, tadi malam.

Menurut dia,berbagai permasalahan kebangsaan saat ini bermunculan seperti ancaman disharmoni sosial,sentimenprimordialhingga pengingkaran terhadap pluralisme bangsa.

“Hal itu tentu mengancam kesatuan bangsa yang bertentangan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dan ada juga gerakan yang ingin merongrong Pancasila,”katanya di Makassar,tadi malam.

Ical sapaan akrab Ketua Umum Golkar ini menegaskan, kesenjangan yang paling mendasar yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini adalah kesenjangan ideologi dan visi tentang Indonesia masa depan salah satunya di bidang politik.

“Disamping masih adanya masalah konstitusi yang ditandai adanya kerancuan dalam praktik ketatanegaraan dimana satu sisi, konstitusi mengisyaratkan sisitem pemerintahan presidensil tapi di sisi lain juga membuka ruang bagi sistem politik multipartai,”katanya. Selain itu, juga terjadi antara lembaga negara yang berpotensi memunculkan konflik kelembagaan check and balances.

Dia menilai, sistem Pemilu yang ada di Indonesia belum mencerminkan format yang ideal dan bahkan masih sangat jauh dari kehidupan demokrasi yang berkualitas. “Sebagai inplementasi dan hipokrasi yang subtansial, komunikasi politik kita masih diwarnai oleh intrik bukan perdebatan konseptual,” ungkapnya.

Sementara di bidang hukum, yakni masih terlihat proses pelaksanaan penegakan hukum yang terjadi selama ini disamping belum memberikan kepastian hukum juga belum mencerminkan rasa keadilan bagi masyarakat.

“Dan juga kita melihat masih adanya politisasi hukum yang terkesan masih teban pilih, mapia hukum dan permasalah internal lembaga lembaga hukum,yang membuat turunnya kepercayaan masyarakat dan lain sebagainya,” tegasnya.

Di bidang ekonomi, masih terlihat bahwa pembangunan belum merata, bahkan belum menyentuh sebagain besar lapisan masyarakat pedesaan dan belum banyaknya pelaku ekonomi nasional dan daerah yang terlibat dalam mendorong proses pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sehingga, masih terasa adanya ketimpangan dan kesenjangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang tentu saja hal ini sewaktu-waktu dapat memicu adanya konflik sosial di tengah masyarakat.

“Kita masih jauh dari negara kesejahteraan yang kita cita-citakan. Rakyat Indonesia banyak yang belum sejahtera kehidupannya.Ada kemajuan, masih banyak pula yang harus kita lakukan,masih banyak masyarakat yang belum terjamin kebutuhan pokoknya, belum mendapat akses pendidikan dan kesehatan yang layak dan lain sebagainya,” pungkasnya.

Dengan permasalahan itu, dia meminta agar kader Golkar termasuk Kosgoro tidak mengeluh tapi harus mencari jalan keluar untuk mengetahui permasalahan yang ada.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 HR Agung Laksono mengungkapkan, pihaknya akan tetap bersama Partai Golkar dan akan berdiri di depan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan masyarakat. “Eksistensi Kosgoro akan tetap berkomitmen dan apeliasai dan aspirasi, oleh karna itu kesinambungan akan terus ditopang dengan eksistensi Kosgoro,” ungkapnya,tadi malam.

Pelaksanaan Muspinas Kosgoro yang digelar di Makassar itu merupakan yang pertama kali digelar di luar Pulau Jawa. Kegiatan tersebut akan digelar selama tiga hari yakni dari tanggal 6-8 Juni mendatang.

SMS Gelap

Sementara itu,Aburizal Bakrie sempat menanggapi pertanyaan wartawan soal munculnya SMS gelap yang menyudutkan Presiden SBY. Belakangan, pengirim SMS itu ditengarai berinisial A.Ditanya soal inisial itu, Ical mengelak.Menurut dia, di Golkar ada banyak tokoh yang berinisial A, termasuk dirinya.

“Di Golkar itu banyak yang bernisial A. Bisa jadi Aburizal Bakrie,Agung Laksono,Akbar Tandjung,”katanya singkat. Hal senada diungkapkan juga Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham.

Menurut dia,sebaiknya Partai Demokrat menyebutkan nama yang dimaksud dengan SMS gelap tersebut.“ Kalau ada data dan fakta, sebut saja. Kalau disebut, itu pendidikan politik yang mencerahkan. Tapi kalau hanya menyebut inisial lalu kemudian mengarahkan ke partai lain,itu namanya pendidikan politik yang menyesatkan,”katanya.

Menurut Idrus,Partai Golkar merasa sedih jika cara-cara seperti itu masih digunakan. Sebab, intrik politik dengan penyebutaninisialakan menyebabkan disharmoni dan menimbulkan sikap saling curiga antarpartai maupun antarelemen bangsa.

“Kalau ada yang menyebut yang Mr A,itu persoalan internal,silakan diselesaikan.Tapi kami sedihbegitudikaitkandenganPartai Golkar.Jika cara-cara seperti itu masih dilanggengkan,kapan Indonesia maju?”ujarnya. abdullah nicolha/ant

No comments: