Sunday, February 8, 2009

Banjir Ancam 20 Daerah

Monday, 09 February 2009

MAKASSAR(SINDO) – Banjir besar masih mengancam Sulsel beberapa hari ke depan,bahkan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sulsel,menyebutkan 20 kab/kota rawan terhadap bencana tersebut.

PSDA mencatat ada beberapa kabupaten yang memiliki risiko tinggi terkena banjir besar, yakni Luwu Utara, Sidrap,Bone dan Wajo. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sub Dinas Sungai, Danau dan Waduk Dinas PSDA, Nasser Hasan, menjelaskan daerah tersebut termasuk kategori paling rawan karena banjir yang melanda termasuk banjir 20 tahunan. Dijelaskan, banjir 20 tahunan adalah banjir yang rutin melanda setiap tahun,dansudah terjadi dalam kurun 20 tahun terakhir.

Penyebab lainnya adalah masih tingginya curah hujan di daerah tersebut.”Sungai di empat daerah itu bisa sewaktu-waktu meluap, apalagi curah hujan masih tinggi. Hanya waktu banjir itu tidak bisa diperkirakan,” ujar Nasser,kemarin. Dia menyebutkan, daerah di Sulsel pada umumnya rawan banjir karena hampir seluruhnya dilalui sungai besar, seperti Sungai Jeneberang, Saddang, Tallo dan Walannae. Penyebab lain banjir terjadi adalah akibat kerusakan hutan di sepanjang aliran sungai.

Selain itu, beberapa daerah resapan air sudah menjadi kawasan permukiman penduduk. Sebagai langkah antisipasi, Dinas PSDA Sulsel sudah menyalurkan 20.000 unit bronjong ke seluruh daerah rawan banjir tersebut. Bronjong tersebut akan dipasang sebagai tanggul untuk mengantisipasi dampak buruk luapan air sungai. Berdasarkan informasi dari Badan Meterologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar, curah hujan di seluruh daerah di Sulsel masih diatas normal pada Februari ini.Hal tersebut dinilai berpotensi memicu terjadinya banjir.

Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BMG, Sujarwo, mengatakan tingginya curah hujan tersebut akibat masih hangatnya suhu di perairan Sulawesi. Suhu hangat tersebut menciptakan uap air dalam jumlah banyak sehingga berdampak pada intensitas hujan di atas normal. ”Februari ini curah hujan diprediksi masih di atas normal. Hampir seluruh daerah seperti itu, termasuk Makassar,” terang Sujarwo. BMG mencatat, intensitas hujan masih sama seperti pada Januari lalu.

Seperti diketahui, banjir melanda sejumlah daerah di Sulsel pada akhir Januari lalu, antara lain Sidrap,Wajo dan Luwu Utara. Banjir tersebut tidak hanya menelan kerugian materi namun juga merenggut korban jiwa. Anggota Komisi III DPRD Sulsel A Heru Suhari Attas mengatakan, anggaran yang tersedia dalam APBD dan APBN selama ini masih terbatas untuk menanggulangi banjir.

Banjir Rob Terjang Tiga Desa di Pinrang

Di Pinrang tiga desa dan dusun di Kecamatan Suppa diterjang banjir rob sejak empat hari terakhir.Tiga desa dan dusun tersebut adalah Ujung Lero, Ujung Labuang, dan Tanah Milie.Ketinggian banjir tersebut mencapai 1,5 meter.

Namun, daerah yang paling parah akibat terjangan banjir rob itu, adalah Desa Ujung Labuang. Kepala Dusun Tanah Milie, Arifuddin,53, menyebutkan banjir rob yang menerjang dusunnya, diakibatkan tidak adanya tanggul penahan ombak di tempat itu. Akibatnya ratusan rumah panggung di dusun Tanah Milie terendam banjir. Rendahnya rumah panggung di desa itu,mengakibatkan sekitar 30 sentimeter lagi banjir akan menenggelamkan lantai rumah kayu warga.

”Sudah empat hari ini air laut naik. Anak sekolah terpaksa diliburkan. Di sekitar desa ini memang tidak ada tanggul penahan ombak.Jadi begitu ombak di laut tinggi, air dengan bebas masuk ke pemukiman warga,” jelas Arifuddin. Sementara banjir rob di Desa Ujung Lero, diakibatkan rusaknya tanggul di sekitar tempat itu. Dekatnya pemukiman warga, serta kerasnya ombak mengakibatkan talud di Pantai Ujung Lero rusak di beberapa tempat. Selain merendam pemukiman warga, banjir juga menggenangi rumah ibadah dan sarana umum lainnya seperti sekolah.

Bahkan sejumlah warga mengakui, akibat banjir yang telah merendam rumah mereka sejak empat hari lalu, mereka diserang berbagai penyakit kulit. Sejauh ini,warga belum menerima bantuan apapun dari pemerintah ataupun dari perorangan. Bupati Pinrang A Nawir Pasinringi mengimbau warga yang terkena dampak banjir rob dan abrasi, untuk pindah ke lokasi yang lebih aman. Ajakan Bupati Pinrang itu terkait dengan terjadinya abrasi di pesisir pantai Pinrang, mulai dari Kec Suppa hingga Mattiro Sompe.

Akibat abrasi itu,puluhan rumah rusak diterjang ombak besar, karena rubuhnya tanggul penahan dan pemecah ombak.Ajakan tersebut disampaikan oleh Bupati Pinrang ketika mengunjungi korban abrasi pantai di Kec Mattiro Sompe beberapa waktu lalu.

Abrasi Ancam 100 KK di Majene

Sementara itu sedikitnya 100 kepala keluarga (KK) di Lingkungan Binanga Kelurahan Labuang, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene terancam dilanda abrasi. Karena, tanggul yang menjadi penahan ombak sepanjang 100 meter di daerah tersebut roboh. Selain tanggul,jalan aspal sepanjang 50 meter juga terkikis dan hampir putus dan pondasi jembatan yang digunakan warga setempat juga ikut terkikis.

Hal itu disebabkan tingginya gelombang air laut yang pasang pada sore hari. Robohnya tanggul tersebut juga mengakibatkan, air laut masuk ke rumah-rumah warga yang berada di pesisir pantai Binanga Majene. Hal itu dikhawatirkan warga setempat karena apabila dibiarkan terus akan merobohkan rumah mereka.

Sementara itu,Wakil Bupati Majene Andi Itol Syaiful Tonra berjanji akan selalu mengupayakan apabila ada keluhan masyarakat sekaitan dengan pelayanan pemerintah, apalagi kerusakan yang diakibatkan oleh alam. ”Yang jelas kita akan selalu mengupayakan untu memperbaiki yang rusak agar masyarakat merasa nyaman,” ungkapnya kepada SINDO, kemarin.

Angin Kencang Hantam 9 Rumah di Gowa

Di Kabupaten Gowa sedikitnya sembilan rumah di Dusun Pangngampusan, Desa Taring,Kec Biringbulu,rusak dihantam angin kencang Jumat (6/7) dinihari. Kesembilan atap rumah tersebut terbang terbawa angin hingga belasan meter. Beruntung tidak ada korban jiwa. Sebab saat kejadian warga spontan keluar berhamburan menyelamatkan diri karena takut tertimpa runtuhan rangka atap rumah mereka.

Camat Biringbulu, Kamsina mengatakan,pihaknya telah melakukan pendataan sementara terhadap segala kerusakan yang menimpa sembilan rumah warga tersebut. (bakti m munir/m syahlan/ abdullah nicolha/ herni amir)

No comments: