Friday, 11 June 2010
WATANSOPPENG(SI) – Banjir yang melanda Kabupaten Bone,Soppeng,dan Wajo sejak Rabu (9/6) malam,menyisakan masalah besar.Di Soppeng, ratusan lahan persawahan milik warga rusak karena tergenang air.
Para petani terpaksa kehilangan bibit padi yang telah ditanam sejak dua pekan lalu. “Kami belum bisa pastikan berapa total yang rusak, tapi kami perkirakan ada ratusan lebih hektar sawah yang rusak,” ujar Kasi Kesiagaan Bencana Badan Kesbang dan Linmas Soppeng Muhdar kepada Seputar Indonesia (SI) di ruang kerjanya, kemarin.
Dia mengaku,hingga kemarin pihaknya masih terus melakukan pendataan di lapangan terkait apa saja yang rusak akibat banjir tersebut. “Jadi, selain menunggu laporan dari desa,kami juga tetap turun ke lapangan,”tuturnya. Pihaknya memastikan, akibat banjir tersebut yang paling merasakan dampaknya adalah para petani.
Apalagi,mereka yang belum sempat memanen padinya. Kasus yang paling parah, lanjut dia, terjadi di Desa Kebo dan Lompulle, Kecamatan Lilirilau. Pasalnya, para petani di dua desa itu baru saja melakukan penanaman benih padi.“Warga di dua desa itu baru dua pekan lalu menanam, dan sekarang masih tergenang air,”pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Kesbang Linmas dan Infokom Pemkab Soppeng telah mengaktifkan posko satuan pelaksana penanggulangan bencana (Satlak-PB) untuk mengantisipasi datangnya bencana banjir dan longsor susulan.
Posko tersebut tersebar di seluruh desa dan kelurahan di setiap kecamatan. Kepala Kesatuan Bangsa dan Perlindungan masyarakat (Kesbang- linmas) Soppeng Arif Dimas mengatakan, pembentukan posko tersebut bertujuan melaporkan segera kejadian bencana alam yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
“Apalagi, wilayah Soppeng yang terbagi delapan kecamatan, hanya satu di antaranya yang tidak tergolong rawan bencana banjir,”katanya.
Selain empat kecamatan yang kemarin dilanda banjir,yakni Kecamatan Marioriawa, Ganra, Lilirilau, dan Liliriaja, tiga kecamatan lainnya juga termasuk dalam kawasan rawan banjir yakni, Kecamatan Donri-Donri, Marioriwawo, dan Citta.
“Satu-satunya kecamatan yang tergolong bebas banjir hanya Lalabata. Namun, kecamatan ini rawan terjadinya bencana longsor, terutama di desa Umpungeng dan Mattabulu,”ujar Kabid Linmas Andi Surahmi.
Dia menambahkan, penyebab utama terjadinya banjir karena wilayah Soppeng memang dilalui dua sungai besar, yakni Sungai Walanae dan Sungai Tanru Tedong Sidrap.
Penyebab lain terutama di wilayah Kecamatan Marioriawa dan Donri-Donri akibat naiknya air Danau Tempe pada musim hujan yang menggenangi areal persawahan hingga permukiman penduduk.
Menurutnya, banjir paling parah sering terjadi di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Marioriawa yakni Batu-Batu,Kecamatan Donri- Donri dan Kecamatan Lilirilau, Kelurahan Cabenge. “Daerah tersebut sudah langganan banjir.
Sebab, berdekatan dengan Danau Tempe dan dilalui Sungai Walanae. Karena itu, bencana banjir di daerah lain juga perlu diwaspadai masyarakat setempat,” ujar Kepala Kesbang- Linmas Pemkab Soppeng Arif Dimas.
Di Kabupaten Bone,pascabanjir, Rabbi Megge, 65, warga Desa Mattiro Pilu, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, ditemukan tewas mengapung di sungai.
“Dari hasil pemeriksaan beberapa saksi dan visum, korban diduga tewas terjatuh saat akan menyeberangi sungai dan akhirnya terseret arus,” kata Kapolres Bone AKBP Zarialdi kemarin.
Rabbi Megge yang berprofesi sebagai petani, kata Zarialdi, dari hasil visum diketahui mengalami luka terbuka di bagian kepala. “Kami masih memeriksa beberapa saksi untuk memastikan apakah benar korban meninggal karena terseret arus air sungai,”ujarnya.
Sementaraitu,OdiDesrianto,11, bocah yang diduga hilang terbawa arus sungai di Desa Kading,Kecamatan Awangpone, sejak Kamis (10/6) hingga kemarin belum ditemukan. Korban hanyut saat tengah bermain di derasnya arus sungai.
Tim search and rescue (SAR) Bone Tarunan Siaga,Departemen Sosial, dan warga masih terus melakukan pencarian korban. “Memang terjadi kendala sedikit karena arus di Sungai Kading masih deras.Saya perkirakan korban sudah hanyut ke laut,tetapi anggota kami sudah disebar,” ungkap Kepala Bidang Bantuan Bencana dan Jaminan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Bone Nadsir Majid kemarin.
Sementara itu, menurut salah seorang tetangga korban, Darus, saat kejadian Odi memilih bermain dan melompat ke sungai dengan maksud berenang bersama teman-temannya.
Saat arus semakin kencang, beberapa temannya mulai menyelamatkan diri, sementara Odi yang merupakan putra Alwi dan Sriani itu,langsung hilang. (rahmi djafar/ abdullah nicolha)
No comments:
Post a Comment