Thursday, August 21, 2008

Sejumlah Politisi Sulsel Ramai-Ramai Loncat Partai

Thursday, 21 August 2008

MAKASSAR(SINDO) – Sejumlah politisi di Sulsel memilih loncat partai karena tidak terakomodasi menjadi calon anggota legislatif. Salah satunya, Ketua DPRD Luwu Ny Hj Hidayat Nurthalib yang juga Wakil Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Luwu.

Hidayat memilih menjadi caleg di Partai Demokrat. Selain Hidayat, mantan Wakil Ketua DPD II Partai Golkar Bantaeng Sugiati Mangun Karim juga melakukan langkah serupa. Bedanya, mantan calon wakil bupati Bantaeng ini menyeberang ke Partai Republikan, setelah ia dipecat dari kepengurusan Golkar.

Di Republikan,mantan politisi senior Partai Golkar ini ditempatkan di daerah pemilihan (dapil) III untuk DPRD Sulsel. Kepada SINDO kemarin, Hidayat Nurthalib secara gamblang menyatakan, dirinya memilih pindah ke Partai Demokrat karena namanya tak diakomodasi sebagai caleg di partai berlambang pohon beringin itu.

Hidayat mengaku tidak gentar dengan ancaman pergantian antarwaktu (PAW) terhadap posisinya di dewan saat ini. ”Tidak ada masalah. Asalkan partai berlaku adil. Jangan hanya saya yang dizalimi,” kata Hidayat. Ketika ditanya, apa alasan Golkar tidak mencantumkan namanya dalam daftar caleg,Hidayat menyatakan,hal itu disebabkan oleh kasus dugaan korupsi yang membelitnya.

Sekadar diketahui, dalam kasus dugaan korupsi APBD Luwu 2004, Hidayat sudah berstatus sebagai terdakwa, sebab kasusnya sudah bergulir di Pengadilan Negeri Makassar. Selain Hidayat, mantan Bupati Luwu Basmin Mattayang juga menyandang status yang sama.

Namun, Basmin tetap diloloskan untuk maju sebagai kandidat bupati Luwu yang diusung Partai Golkar. Menurut Hidayat, selain dirinya, masih ada 15 orang legislator aktif lainnya di Golkar yang akan maju sebagai caleg dan terbelit kasus ini,namun tidak diberikan sanksi. ”Maka saya heran kenapa hanya saya yang disanksi. Ini tidak adil,” ujarnya.

Sekretaris DPD Golkar Kabupaten Luwu Nasaruddin Bin A mengatakan, pihaknya tidak mengetahui secara pasti alasan DPP Partai Golkar tidak mengakomodasi Ketua DPRD Luwu itu.Padahal pihak DPD II sendiri telah merekomendasikannya pada nomor urut 2 tingkat provinsi.

”Yang menentukan diakomodir atau tidak caleg itu adalah DPP, setelah kami mengajukannya ke DPD I. Jadi, sampai sekarang kami tidak tahu apa alasannya karena sudah wewenang pusat,”kata Nasaruddin. Fenomena loncat partai ini bukan hanya terjadi di Golkar.

Data yang dihimpun SINDO dari KPU Luwu, dari 35 orang anggota DPRD Luwu, sembilan di antaranya mencalonkan diri lewat partai lain pada Pemilu 2009 mendatang. Mereka di antaranya,Andi Muh Yamin dari PPP ke PPI, Med Vet Sahid dari PBB ke PMB,Rahman Bahri dari PPP ke PPI, dan Hafidah Rauf BasyuridariPDKke PartaiGolkar. Malah,isu loncat partai ini santer terdengar di DPRD Luwu.

Salah satu legislator yang dikabarkan pindah partai, Andi Muh Yamin, saat dikonfirmasi enggan mengomentari hal tersebut.”Janganlah dulu diekspose karena semuanya belum permanen,”katanya. Anggota Fraksi Golkar Ambo Ala menyatakan,kasus perpindahan Hidayat Nurthalib ke Partai Demokrat akan segera diplenokan.

”Masalah ini mesti disikapi secepatnya, dan memang PAW harus dilakukan,”katanya. Wakil Ketua DPRD Luwu Husmaruddin mengatakan, pihaknya akan segera melakukan penelitian dan akan menyikapi banyaknya anggota DPRD yang pindah parpol.

”Kami akan sikapi ini dan kemudian menyerahkan sepenuhnya kepada partai bersangkutan, apabila pihak partai ingin melakukan pergantian, kita akan lakukan PAW, tergantung partai,”ujarnya.

Ketua KPU Luwu Zul Arrahman mengatakan, tahapan selanjutnya adalah KPU akan memverifikasi kelengkapan administrasi bakal calon, kemudian menyampaikan hasil verifikasi kepada parpol peserta Pemilu 2009 dan bakal calon yang bermasalah, dan akan memberikan kesempatan untuk memperbaiki syarat calon.

Menurut dia, pihaknya juga akan melakukan verifikasi hasil perbaikan kelengkapan syarat calon anggota DPR, DPRD provinsi,DPRD kabupaten/kota, penyusunan dan penetapan daftar calon sementara (DCS).

Verifikasi pengganti DCS itu lanjutnya, akan dilakukan oleh KPU,KPU provinsi,KPU kabupaten/kota, serta akan menyusun dan mengumumkan daftar calon tetap (DCT) anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD kabupaten/kota. ”Semua tahapan tersebut dilaksanakan mulai 20 Agustus hingga 31 Oktober mendatang,” kata Zul.

Dua Anggota Hanura DPC Sinjai Menarik Diri

Sementara itu, satu hari setelah penutupan pendaftaran partai politik (parpol) yang akan bertarung pada Pemilu 2009 di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sinjai,terjadi kisruh internal di tubuh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Sinjai .

DuaanggotaPartaiHanura memilih menarik diri dari partai serta keluar dari bakal calon legislatif Sinjai.Keduanya yakni Kepala Bidang Hukum dan HAM Andi Azis Maskur dan Ketua Bappilu DPC Hanura Sinjai Massalinri. Azis Maskur mengatakan, dirinya keluar bukan karena persoalan penentuan nomor urut tetapi mekanisme dalam penentuan nomor urut partai yang dianggap tidak jelas.

”Kami keluar sebelum ada penentuan nomor urut, dan saya telah menarik berkas bakal caleg saya dari partai,” ungkap Azis sambil memperlihatkan berkasnya,kemarin. Azis yang didampingi Massalinri itu menyatakan, mereka baru menyatakan pengundurannya secara lisan kepada Pimpinan DPC Hanura Sinjai dan mengenai pernyataan tertulis akan menyusul.

Azis mengindikasikan aturan yang ada di Hanura tentang suara terbanyak itu hanya sebagai topeng. Massalinri menambahkan, khusus untuk daerah pemilihan (dapil) I yakni,Sinjai Utara, Bulupoddo, Pulau Sembilan ada empat orang yang mengundurkan diri setelah rapat yang digelar 15 Agustus lalu, yakni dirinya, Azis Maskur,Andi Tamsil Nasrun, dan Jayadi.

Namun kata dia,Nasrun dan Jayadi hanya menarik diri dari bakal caleg bukan dari kepengurusan partai.”Persoalan yang lebih krusial adalah perbedaan prinsip,”kata Massalinri.

Seusai memberikan keterangan persnya, mereka kemudian mengadakan protes dengan mencabut beberapa baliho yang sudah terpasang beberapa waktu lalu yakni di Kelurahan Lappa,serta penurunan bendera partai di beberapa posko.

Ketua DPC Hanura Sinjai Andi Takbir saat dihubungi SINDO kemarin menyatakan dirinya sedang berada di Makassar, namun menanggapi adanya pengunduran diri tersebut, dirinya sangat menyayangkan.”

Kita sudah sama-sama membesarkan partai ini. Namun tiba-tiba ada yang keluar, memang sangat disayangkan. Saya berharap keduanya tetap di Hanura,”ujar Takbir. Mengenai penentuan nomor urut,Takdir menolak untuk mengomentari,dia menyatakan semua itu adalah persoalan internal partai.

Selain itu, dia menyatakan berdasarkan penentuan nomor urut kemarin malam Azis menempati nomor urut dua, sedangkan nomor satu ditempati Yusni Akbar. ”Mungkin Azis merasa ideal jika berada pada nomor urut satu,”ujarnya. (abdullah nicolha/ rahmi djafar)

No comments: