Saturday, May 16, 2009

Pemkab Bangun 19 Pasar di 10 Kecamatan

Sunday, 17 May 2009
MAMUJU (SI) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju dalam waktu dekat ini akan membangun 19 pasar desa di 10 kecamatan. Setiap pasar mendapat alokasi dana Rp85 hingga Rp90 juta.

Besaran anggaran bervariasi disesuaikan dengan letak geografis setiap desa. Kepala Bagian Ekonomi Pemkab Mamuju Yusri Muis menyatakan, untuk daerah di sekitar Kecamatan Mamuju, seperti Tapalang, Simboro dan Kepulauan (Simkep), Kalukku,akan mendapatkan dana Rp85 juta.

Sementara untuk daerah yang jaraknya lebih jauh akan memperoleh dana Rp90 juta. “Yang menjadi pertimbangan adalah biaya transportasi menuju daerah tersebut. Biayanya pun akan ditambah,” ungkap dia di ruang kerjanya, belum lama ini. Total dana yang akan digunakan untuk proyek ini sekitar Rp2 miliar. Jumlah pasar yang akan dibangun itu juga berdasarkan kebutuhan masyarakat di setiap desa.

Dia menambahkan,pihaknya akan terus berupaya memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya untuk tempat-tempat publik, demi kesejahteraan masyarakat. “Kami akan terus mengusahakan agar ke depan banyak pasar yang akan dibangun. Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, keberadaan pasar juga bisa meningkatkan pendapatan asli daerah,” kata dia.

Hingga kini pembangunan baru mencapai tahap desain. Setelah tahap tersebut selesai,barulah akan ditenderkan kepada pihak rekanan. Pada tahap desain itu, pihaknya juga memerlukan status lahan yang akan menjadi lokasi proyek.

“Minimal tanah tersebut merupakan hibah dan harus ada buktinya. Jangan sampai nanti di tengah perjalanan atau bahkan saat pasar sudah berfungsi,muncul persoalan berkaitan dengan kepemilikan tanah,” tandas dia.

Terakit kondisi di beberapa pasar desa yang ada saat ini,Yusri menandaskan, pihaknya tetap akan melakukan pembenahan, khususnya pasar yang terletak di pinggir jalan poros,seperti di Desa Salleto. “Idealnya, jarak antara pasar dan jalan raya adalah 100 meter. Ini untuk mencegah kemacetan lalu lintas saat hari pasar,” papar dia.

Banyak warga desa yang harus mengeluarkan ongkos relatif besar untuk berbelanja ke pasar yang letaknya cukup jauh. “Kami harus menyesuaikan waktu yang ada dan memiliki uang belanja yang banyak, mengingat pasar cukup jauh dari tempat tinggal dan mengejar waktu yang ada.Yang kami takutkan, pasar sudah bubar sebelum tiba,” kata Nursiah, 29, seorang ibu rumah tangga di Simboro. (abdullah nicolha)

No comments: