Monday, June 15, 2009

Pemda Evaluasi Hasil Buruk UN

Tuesday, 16 June 2009

MAKASSAR (SI) – Beberapa pemerintah daerah (pemda) langsung mengevaluasi hasil buruk kelulusan ujian nasional (UN) 2009 untuk sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat. Enam sekolah swasta di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang 100% siswanya tidak lulus UN kini menjadi perhatian serius dinas pendidikan setempat.

Dinas Pendidikan Nasional Sulsel menilai capaian tersebut hanya mencoreng prestasi pendidikan di Sulsel, terutama memupuskan target untuk bisa meraih posisi 10 besar hasil UN tingkat nasional. Keenam sekolah tersebut adalah SMA Irnas (22 siswa),SMA Perguruan Islam (15 siswa), SMA Sanur Moncongloe (20 siswa),SMA Harapan Bhakti (26 siswa), SMA DH Pepabri (28 siswa), dan SMA Buq’atun Mubarakah (2 siswa).

“Sementara itu, tiga sekolah swasta tingkat ketidaklulusannya 94% dan satu sekolah lagi 89%,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Nasional Sulsel Andi Patabai Pabokori kemarin. Padahal, hasil UN tahun ini diharapkan bisa membawa Sulsel menempati 10 besar tingkat nasional, bahkan ditargetkan peringkat 5 besar.

Andi Patabai menduga sekolah-sekolah swasta tersebut sebenarnya tidak layak menyelenggarakan UN. Indikasi lain, sekolah- sekolah itu hanya mengutamakan profit (keuntungan) daripada kualitas.Sejumlah sekolah juga diyakini memiliki lebih banyak guru dibanding siswanya.

“Angka ketidaklulusan siswa sekolah swasta tersebut sangat memengaruhi tingkat kelulusan siswa secara umum yang mencapai 4.000 orang. Makanya, tim evaluasi sudah diterjunkan untuk menyelidiki kelayakan sekolah-sekolah swasta tersebut,”ujar Andi Patabai kepada Seputar Indonesia(SI).

Menyikapi hal ini, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menegaskan, menurunnya angka kelulusan di wilayahnya tidak berkaitan dengan penerapan program pendidikan gratis.Alasannya, program tersebut hanya terbatas pada tingkat SD dan SMP.Penyebab utama tingginya angka ketidaklulusan adalah naiknya nilai standar lulus, yakni sebesar 5,5. Faktor lain bertambahnya jumlah peserta yang mencapai 3.000 orang.

“Siswa yang tidak lulus tersebut harus diarahkan untuk segera mengikuti Paket C, kecuali yang tidak mau. Ke depannya, Dinas Pendidikan Nasional harus lebih mempersiapkan agar angka kelulusan bisa diperbaiki,” tambahnya. Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf juga merasa prihatin atas banyaknya siswa SMA/MA/ SMK di wilayahnya yang tidak lulus UN.Dia meminta semua pihak melakukan evaluasi dan tak hanya menyalahkan guru serta murid.

“Banyak sebab mengapa banyak siswa di Jatim tak lulus. Di antaranya ya karena ada provokasi bocoran soal lewat SMS, fasilitas belajar yang kurang memadahi atau saat mau ujian siswa sakit,” ujar Saifullah Yusuf di Gedung DPRD Jatim, kemarin. Tahun ini jumlah siswa di Jatim yang tidak lulus UN sebanyak 15.078 orang. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu yang mencapai 10.004 siswa.

Sementara jumlah siswa yang tidak lulus UN tahun ini bertambah 5.078 orang dari total peserta sebanyak 314.062.“Jadi harus ada kerja keras semua pihak untuk dapat menurunkan jumlah siswa yang tak lulus tahun mendatang,” kata Gus Ipul,sapaan Saifullah Yusuf.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Suwanto mengatakan kenyataan ini harus diterima semua pihak dan tidak perlu mencari siapa yang salah dan siapa yang harus dipersalahkan. “Jangan menyalahkan nilai standar yang naik.Standarnya sudah disosialisasikan jauh-jauh hari agar semuanya siap,”ungkapnya.

Di sisi lain,pengumuman hasil UN di beberapa daerah mengalami keruwetan.Pengumuman hasil UN untuk SMK bermasalah karena belum keluarnya nilai ujian kejuruan di beberapa kabupaten/kota di Jatim.Jadwal pengumuman UN SMK yang seharusnya dilakukan kemarin pun tertunda. Beberapa kepala sekolah yang meminta data kelulusan di Dinas Pendidikan Jatim harus gigit jari. Bahkan, pengumuman UN SMK tidak bisa dilakukan secara serentak.

Hal sama terjadi di Sulawesi Barat (Sulbar).Mayoritas sekolah di lima kabupaten di provinsi termuda ini belum menyampaikan pengumuman UN SMA karena memang belum ada. Pengumuman hasil UN untuk SMA dan MA hanya dilakukan di Kabupaten Majene. Sementara untuk empat kabupaten lainnya, yakni Mamasa,Mamuju, Mamuju Utara, dan Polewali Mandar, serta SMK se-Majene belum ada kepastian waktunya.

Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulbar Muh Jamil Barambangi mengatakan pengumuman hasil UN untuk SMA sederajat di wilayahnya ditunda. Alasannya karena hingga kemarin nilai hasil ujian siswa untuk sejumlah mata pelajaran belum masuk dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sehingga nilai siswa masih kosong.

Sebelumnya diberitakan, BSNP mengumumkan kelulusan UN tingkat SMA tahun 2009 secara nasional mencapai 93,62%.Angka itu meningkat 2,3% dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 91,32%.

Rata-rata nilai UN mengalami peningkatan, yakni mencapai 7,24 dari tahun lalu 7,21. Kepala BSNP Mungin Eddy Wibowo menerangkan, siswa yang dinyatakan lulus dapat langsung mendaftar pada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Bagi yang tidak lulus UN,mereka dapat mengikuti ujian Paket C atau mengulang UN pada tahun depan. (andi amriani/abriandi/ aan haryono/soeprayitno/ abdullah nicolha)
*Berita Nasional*

No comments: