Tuesday, July 21, 2009

Banjir Bandang Kembali Ancam Warga Polewali Mandar

Sunday, 19 July 2009

POLEWALI (SI) – Sebagian besar wilayah di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) kembali diancam banjir. Penyebabnya, hujan deras terus mengguyur daerah tersebut sejak tiga hari lalu.

“Kalau keadaan terus seperti ini kami khawatir banjir akan kembali melanda daerah ini,artinya kami harus siap-siap mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena kami tidak ingin kejadian pada Januari lalu kembali terulang,”kata Muh Rauf, 29,warga Kelurahan Kandeapi, KecamatanTinambung kepada Harian Seputar Indonesia (SI), kemarin.

Berdasarkan pantaun SI, air di Sungai Tinambung mulai keruh dan telah menunjukkan luapan kendati belum menggenangi permukiman warga.Namun warga setempat telah waspada dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.

“Yang jelas kami berharap agar luapan air sungai tidak sampai ke pemukiman karena kalau sudah mencapai itu artinya daerah dataran tinggi sudah memprihatinkan karena air tersebut berasal dari sana,sehingga kalau disini (Tinambung) sudah parah di sana pasti lebih parah lagi,”tutur dia.

Ahmad Multazam, 30, warga Desa Lapeo,Kecamatan Campalagian menambahkan, berdasarkan pengalaman,jika hujan tak pernah berhenti dalam waktu tiga jam, pasti banyak rumah penduduk tergenang.“ Tiga jam saja hujan tidak pernah berhenti pasti rumah sudah tergenang,”tambah Multazam.

Banjir juga kembali mengancam warga Petoosan,Kecamatan Alu yang merupakan korban banjir awal Januari lalu. Curah hujan di daerah tersebut juga sangat tinggi, ditambah aliran sungai yang hingga saat ini belum maksimal bahkan mengikis permukiman warga.

Sementara itu, ratusan kepala keluarga (KK) korban banjir bandang di Desa Petoosang,Kecamatan Alu Kabupaten Polman yang kehilangan rumah mereka awal Januari lalu, hingga kini telantar dan tinggal di tenda-tenda darurat.Janji pemerintah untuk merelokasi ratusan korban banjir yang kehilangan rumah, harta benda, dan sanak keluarga ke tempat yang layak, hingga kini belum terealisasi.

Camat Alu Aksan Amrullah juga menyayangakan respon pemerintah pusat lamban sehingga korban banjir telantar dan masih tinggal di tenda pengungsian.Padahal, musibah itu telah berlalu lebih dari enam bulan. “Janji pemerintah pusat dalam hal ini Dinas Sosial untuk mengucurkan Rp15 juta untuk setiap korban banjir hingga kini belum dikucurkan.

Padahal, banyak warga tak mampu mendirikan rumah setelah harta benda mereka hancur diterjang banjir bandang,”kata Aksan. Wakil Bupati Polewali Mandar Nadjamuddin Ibrahim menegaskan, pihaknya juga tidak dapat berbuat banyak terkait masalah itu karena ditangani langsung pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Sosial (Depsos).

Pemerintah pusat telah melakukan verifikasi dan pendataan terkait jumlah rumah yang hancur dan kerugian diderita warga. Namun hingga kini belum terealisasi “Hingga saat ini, tidak ada sepeser pun bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebagaimana yang telah dijanjikan sebelumnya.

Bahkan, mereka (pusat) telah turun langsung meninjau lokasi banjir,kami sangat menyayangkan tindakan itu,”tegas Nadjamuddin.PemkabPolmantelah memberikan bantuan bagi korban banjir sebesar Rp2,5 juta per KK. (abdullah nicolha).

No comments: