Thursday, 15 October 2009
WATANSOPPENG(SI) – Aksi perampokan di Kabupaten Soppeng semakin berani.Bahkan rumah milik anggota polisi pun mereka satroni.
Buktinya rumah miliki Kepala Unit (Kanit) Pulbaket Kepolisian Sektor (Polsek) Marioriwawo Aiptu Hasse,pukul 03.30 Wita,kemarin,dirampok. Para perampok saat menyatroni rumah Aiptu Hasse di Kelurahan Takalala, Kecamatan Marioriwawo, tanpa menggunakan topeng (penutup wajah).
Mereka mengikat korban bersama istri dan anaknya dengan menggunakan sejumlah baju dan celana yang digantung dalam kamar.
“Kejadiannya begitu cepat,” ungkap Kanit Pulbaket yang pernah bertugas di Polda Irian Jaya (sekarang Papua Barat) didampingi istrinya, Rahmawati MG, kepada wartawan.“Saya tidak sempat berteriak, apalagi melawan. Sebab,begitu terjaga dari tidur, saya sudah diikat dan di bawah ancaman badik di leher,”kata Hasse yang memang tidak dibekali pistol.
Dia menambahkan, saat mendengar ada suara berisik di dalam rumahnya, langsung bertanya kepada anak tunggalnya, Fitri, yang tidur di kamar sebelah.“Saya langsung tanya,kamu Fitri, ternyata tiga kawanan perampok yang semula mungkin sudah siap-siap akan keluar, langsung masuk kamar dengan badik terhunus,”ujarnya.
Dia menyebutkan, kawanan perampok tersebut berjumlah tiga orang dan wajahnya terlihat sangat jelas karena saat beraksi, lampu menyala.“Dua bertubuh agak pendek dan satunya tinggi dengan rambut agak berombak dan berhidung mancung,”paparnya.
Selama melakukan aksinya,para pelaku selalu menggunakan bahasa Indonesia yang lancar.Para perampok menggasak seluruh isi kamar dan mengambil empat buah ponsel, emas seberat 25 gram, dan uang tunai sekitar Rp3 jutaan.
“Saya hanya katakan,silakan ambil semua, tetapi jangan bunuh saya, suami, dan anak,” ungkap Rahmawati yang tampak masih shock. Informasi yang dihimpun Seputar Indonesia (SI),kawanan perampok masuk setelah mencongkel pintu belakang.Sasarannya uang karena mereka tidak menyisakan uang.
“Biar pecahan Rpl.000 di kantong celana juga diambil,”tuturnya. Dia menyebutkan, salah seorang dari mereka yang bertubuh pendek selalu berucap “bunuh dia, bunuh dia”, tetapi yang tinggi dan berhidung mancung selalu mencegah dan bilang “jangan bunuh”. “Malah ketika akan meninggalkan rumah, mereka justru berterima kasih dan meminta kami bergerak nanti setelah 20 menit,”ujarnya.
Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Soppeng Kompol Syahruddin pun turun langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) bersama sejumlah perwira dan sejumlah anggota telah memasang police line dan olah TKP.Sementara kerugian atas perampokan itu belum diketahui, tapi ditaksir puluhan juta.
“Kasus ini sementara dalam penyelidikan,”ungkapnya. Sejumlah masyarakat setempat mengatakan,memprediksi kawanan perampok tersebut salah sasaran. “Mungkin sasarannya rumah H Bambonang yang dikenal sebagai seorang pengusaha,” tutur salah seorang warga yang meminta namanya tidak ditulis.
Toko Fitri milik korban Hasse yang menjual barang campuran diapit toko Aneka Indah dan rumah H Bambonang dan rumah salah seorang anggota DPRD Soppeng H Kusman Aras yang juga dikenal sebagai agen minyak tanah dan gas elpiji di daerah tersebut.
Beberapa hari sebelumnya, juga terjadi pencurian 10 lebih tabung gas elpiji isi 12 kg di bagian barat Pasar Sentral Takkalala. Sementara di depan SPBU setempat pencurian biji cokelat juga terjadi. (abdullah nicolha)
No comments:
Post a Comment