Monday, December 28, 2009

Inspektorat Panggil Kasek SDN 12

Monday, 28 December 2009
WATANSOPPENG(SI) – Kepala Inspektorat Kabupaten Soppeng Andi Pawelloi Mappejanci segera memanggil Kepala Sekolah (Kasek) SDN 12 Biccuing Hj Hadriati Haruna.

Pemanggilan itu terkait laporan dewan guru, komite, orangtua murid, dan warga di sekitar sekolah tentang adanya pemotongan dana bantuan siswa. “Kami segera memanggil kasek karena surat laporan warga telah masuk. Bahkan bupati telah mengetahui masalah tersebut,” ungkapnya kepada Seputar Indonesia( SI) di Watansoppeng,kemarin.

Dia menjelaskan,saat ini pihaknya sedang mengumpulkan beberapa bukti terkait masalah tersebut. Sementara pemanggilan paling lambat dilakukan awal Januari 2010. “Yang jelas,kami akan panggil kasek karena telah mendapat persetujuan Pak Bupati,” jelas mantan Kepala Dispenda Soppeng ini.

Selain memanggil kasek, Pawelloi juga akan memanggil sejumlah orangtua murid, dewan guru, dan komite sekolah untuk memberikan keterangan terkait masalah tersebut.“Tentunya,kami akan memanggil pihak-pihak terkait untuk memberikan keterangan tentang masalah yang terjadi di SDN 12 Biccuing,”tandasnya.

Kasek SDN 12 Biccuing Hj Hadriati Haruna yang dikonfirmasi di ruang kerjanya baru-baru ini, mengaku bersedia hadir jika dipanggil untuk memberikan klarifikasi terhadap masalah itu. “Yang jelas, jika dipanggil, saya bersedia datang. Sebab, apa yang dilaporkan mereka tidak benar,”ungkapnya.

Bahkan, dia mengaku telah menghadap ke Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Soppeng Andi Endang Supiati terkait masalah itu. Sebelumnya, dia telah mengaku memotong dana bantuan bagi siswa yang kurang mampu di sekolah itu sebanyak Rp60.000 dari 12 siswa yang menerima bantuan itu sehingga total Rp360.000 per siswa.

Namun, ibu paruh baya itu mengatakan, dana Rp60.000 per siswa tersebut diberikan orangtua murid secara ikhlas tanpa memintanya. Saat ini dana itu telah dikembalikan kepada masing- masing orangtua murid yang menerimanya.

“Sebenarnya tidak dipotong, orangtua yang memberi.Saya juga tidak meminta kepada mereka, tapi merekalah yang memberikannya dengan ikhlas sebagaitandaterimakasih atas dana tersebut,”ungkapnya.

Sebenarnya tidak ada masalah soal itu.Namun,ada pihak-pihak tertentu yang menginginkan pihaknya dipandang jelek oleh masyarakat hingga atasan sehingga masalah ini diangkat. “Keberatan orangtua murid juga karena desakan orangorang tertentu,”tuturnya.

Sementara itu, menurut Hatijah, 41,salah seorang orangtua murid warga Jalan Kesatria Kayangan Watansoppeng, pemberian uang Rp60.000 kepada kasek untuk pembayaran administrasi selama pengurusan bantuan tersebut, berupa meterai dan lain-lainnya.

“Dengan begitu,mau tidak mau kami harus memberikannya. Saya bilang sama Ibu Kasek, Kalau demikian adanya,kami berikan kalau memang ada biaya seperti itu karena dengan Rp300.000 kami merasa bersyukur,”ungkapnya .

Hadriati menambahkan,untuk dana yang diduga dibebankan kepada peserta ujian nasional (UN) beberapa waktu lalu juga tidak benar.Sebenarnya bukan dibebankan kepada murid, tapi pihak sekolah yang memberikan Rp5.000 per hari per siswa selama masa ujian,yakni satu pekan.

“Jadi,hal itu dari pihak sekolah yang diambil dari dana BOS. Memang telah kami programkan sebelumnya, yang jelas apa yang ditudingkan orang tersebut tidak benar,”tandasnya.

Dalam surat yang dilayangkan kepada Bupati, Kepala Inspektorat, Disdikpora Soppeng dan pihak terkait tersebut dikatakan bahwa hubungan antara guru-guru dan kepala sekolah kurang harmonis.

Terbukti dalam pengadaan komputer,kasek bertindak sendiri tanpa persetujuan rapat dewan guru dan orangtua murid, komite sekolah, dan warga sekitar yang mengeluhkan hal tersebut. (abdullah nicolha)

No comments: