Tuesday, February 1, 2011

Tiba, Enam Jamaah Pinrang Terserang Demam

Tuesday, 23 November 2010
MAKASSAR(SINDO) – Sedikitnya enam jamaah asal Kabupaten Pinrang yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 4 langsung dibawa ke Poliklinik Mustasyfa karena terserang demam sesaat setelah tiba di Asrama Haji Sudiang,Makassar,kemarin.

Informasi yang dihimpun dari bidang kesehatan PPIH Embarkasi- Debarkasi Makassar bahwa mereka yang dibawa langsung ke poliklinik itu karena mengalami tensi badan (panas) yang tinggi sehingga harus segera mendapatkan perhatian medis.

“Mereka rata-rata panas demam mungkin disebabkan pengaruh cuaca di sana dan selama dalam perjalanan menuju TanahAir,”ungkap Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan PPIH Embarkasi-Debarkasi Makassar dr Irwan kepada SINDO di Asrama Haji Sudiang kemarin.

Selain demam,satu jamaah Pinrang lainnya juga langsung dilarikanke poliklinikkarenamengalami post stroke. Dia diketahui bernama Muhammad Tahirdanharusmendapatkan perawatan karena kondisi tubuhnya sangat lemah.“Jadi, ada satu orang yang post stroke,kondisinya lemah karena memang pernah menderita stroke,”ujarnya.

Dari pantauan, sesaat setelah turun dari bus yang mengangkut ratusan jamaah haji dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin ke Asrama Haji, empat orang langsung dibawa ke Poliklinik termasuk yang menderita post stroke, sementara tiga orang lainnya dievakuasi dari Aula Marhamah,tempat penerimaan jamaah ke poliklinik.

“Jadi jumlahnya 7 orang, 4 orang langsung dibawa dari bus,sementara 3 lainnya saat berada di gedung penerimaan,6 orang demam, 1 lainnya post stroke,”ungkap salah seorang petugas medis yang mendata tujuh jamaah tersebut.

Hingga saat ini jumlah jamaah yang menderita demam setelah tiba di Tanah Air sejak dari kloter 1–4, tercatat 21 orang yang terserang demam, di antaranya kloter 1 Makassar 1 orang,kloter 2 asal Bone 6 orang,kloter 3 asal Gowa 8 orang, dan kloter 4 asal Pinrang 6 orang.

Dr Irwan menyebutkan,kondisi rata-rata jamaah tersebut melebihi dari suhu normal,yakni mengalami panas demam. Kendati demikian, pihaknya mengkhawatirkan kondisi para jamaah sehingga harus mendapatkan pemantauan dari medis di daerah masing-masing.

“Jadi,kami khawatirkan kondisi mereka sehingga kesehatan harus selalu dipantau, yakni 14 kali pemantauan. Kami kirimkan nama- nama dan alamatnya serta kartu kesehatannya harus dilaporkan puskesmas atau rumah sakit setempat,” paparnya.

Dia juga menilai, demam yang dialami sebagian jamaah masih tergolong panas demam biasa,tapi harus tetap mendapat pemantauan kesehatan saat berada di daerah masing-masing. (abdullah nicolha)

No comments: