Sunday, September 21, 2008

Sarana Bandara Bua Minim

Monday, 22 September 2008

LUWU (SINDO) – Bandara Bua yang terletak di Kecamatan Bua,Kabupaten Luwu,saat ini belum mampu menerima pesawat yang memiliki kapasitas lebih tinggi (komersial).

Pasalnya, infrastruktur yang ada di bandara tersebut belum memadai serta belum layak untuk pesawat yang lebih besar. ”Kalau kami ingin memasukkan pesawat yang berkapasitas lebih dari 45 orang atau komersial yang bisa keluar Sulawesi atau gonasional bahkan internasional, maka kami harus memperbaiki infrastruktur dulu,”kata Kepala Bandara Masamba Syamsul Banri kepada SINDO saat menggelar buka puasa bersama di Belopa,kemarin.

Pesawat komersial tidak mampu beroperasi di daerah ini karena selain infrastruktur, mereka memiliki target yang harus dipenuhi selama sepekan, yakni 100 jam penerbangan, sementara di Tana Luwu sangat sulit dicapai. ”Jadi,mereka tidak mau kalau tidak bisa mencapai target itu,”paparnya.

Ilustrasi angka pembiayaan pesawat Cassa, yaitu operasi cost-nya dalam satu kali penerbangan Rp12 juta untuk biaya operasional dan itu dapat dicapai apabila banyak masyarakat yang berminat naik pesawat.”Itu saja sudah sangat sulit dicapai apalagi ingin mengomersialkan bandara kami,”ungkapnya.

Informasi yang dihimpun SINDO menyebutkan, saat ini empat bandara yang ada di Luwu, yakni Bandara Bua, Masamba, Seko, dan Rampi mendapat kucuran dana dari pemerintah pusat sekitar Rp6 miliar untuk pengembangan bandara tersebut baik dari fasilitas maupun infrastruktur.

Ukuran standar bandara adalah memiliki panjang 1.800 meter, sedangkan ukuran yang ada di empat bandara tersebut baru mencapai 1200 meter. Karena itu, pesawat yang berukuran besar (komersial), seperti pesawat Boing 373 belum dapat mendarat secara aman.

Syamsul menuturkan, salah satu ukuran bandara bisa dikatakan nasional atau internasional, apabila ada pesawat dari daerah lain atau negara lain yang mendarat di bandara tersebut. Sebenarnya, ukuran itu sangat mudah yang jelas kami dapat menarik minat masyarakat dalam dan luar negeri,salah satunya budaya kami.

”Mudah-mudahan dengan hadirnya Kantor Merpati Airlines di Makassar dapat membantu mengembangkan bandara di Tana Luwu,”paparnya. Kepala Dinas Perhu-bungan Luwu Jamaluddin Nuhung menandaskan, Bandara Bua tersebut dibangun pada saat almarhum Kamrul Kasim menjabat sebagai Bupati Luwu untuk pengembangan ekonomi saat itu.

”Pembangunannya itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, jadi kami harus menjaganya guna memperbaiki ekonomi di daerah ini,”jelasnya. Sekaitan dengan buka puasa bersama dengan 120 lebih santri/santriwati dan anak yatim piatu yang dipusatkan di Warung Idaman Kota Belopa,Luwu,Kepala Bandara Luwu Symsul Banri bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Luwu Jamaluddin menyatakan bahwa kegiatan tersebut tidak memiliki tendensi apa-apa terhadap proses Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Luwu yang akan digelar 29 Oktober mendatang.

”Ini tidak ada tendensi apa-apa kecuali kebersamaan dan bersedekah kepada anak-anak yatim dan santri/ santriwati di daerah ini,” ungkap Jamaluddin. Senada dikatakan Syamsul Banri,kegiatan tersebut sudah menjadi rutinitas bagi keluarganya di mana pun dia bertugas.

”Alhamdulillah, tiap tahun kami bisa melakukannya dan ini merupakan berkah dari Allah SWT untuk memberikan motivasi kepada mereka dan nantinya bisa menjadi tolok ukur dalam hidupnya,”ujarnya. (abdullah nicolha).

No comments: