Sunday, March 29, 2009

TNI-Polri Jamin Keamanan Pemilu

Monday, 30 March 2009
MAMUJU(SI) – Menjelang pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) yang tersisa 10 hari lagi,Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memberikan jaminan keamanan pada pelaksanaan pemilu di Sulawesi Barat (Sulbar).

Komandan Resor Militer (Danrem) 142/Taroada Tarogau Kolonel Andi Sudarno mengungkapkan,secara teknis sudah mempersiapkan personel dan menyusun sistem keamanan penyelenggaraan Pemilu di Sulbar.

Sebagai bentuk riil, Denrem 142/Taroda Tarogau itu mengerahkan 460 personel TNI untuk membantu kepolisian menjaga stabilitas pelaksanaan pemilu, khususnya saat pemungutan suara hingga seluruh tahapan pemilu selesai. Meski demikian, ada beberapa hal yang tetap harus diwaspadai karena dinilai dapat menjadi pemicu timbulnya kekacauan dalam pelaksanaan pemilu,seperti masalah perbedaan ideologi,paham politik, dan faktor ekonomi.

“Semua itu patut kami waspadai sehingga tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak keamanan semata, tapi juga tanggung jawab seluruh stakeholder di daerah ini,”ungkapnya pada rapat koordinasi seluruh Muspida Sulbar terkait penyuksesan penyelenggaraan pemilu di Gedung PKK Sulbar, belum lama ini.

Ancaman lain, kata Danrem 142/Taroda Tarogau,bersumber dari pelaksanaan tahapan pemilu.Di antaranya sosialisasi contreng yang tidak tuntas, penggelembungan suara parpol,keterlambatan penyaluran logistik ke daerahdaerah terpencil,premanisme politik peserta pemilu, pemanfaatan dan provokasi golput, serta aksi pemboikotan pelaksanaan pemilu.

Hal senada diungkapkan Kepala Kepolisian Wilayah (Kapolwil) Parepare Komisaris Besar (Kombes) Nicholas Ruslan.Dia mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengamanan sejak awal pelaksanaan tahapan Pemilu 2009. Sementara untuk memperketat keamanan di lima kabupaten di Sulbar,dilakukan penambahan personel di setiap Polres.

Untuk sementara, telah dikerahkan tambahan 1 SSK personel Brimob, 149 personel dari Polwil Parepare, dan 238 personel Polda Sulselbar.“Semua personel tersebut akan ditugaskan di lima kabupaten untuk membantu personel yang ada di masing-masing Polres,” ungkapnya.

Kapolwil menilai,kondisi surat suara dan proses distribusi hingga pengiriman hasil perhitungan surat suara tetap menjadi ancaman utama. Karena itu, pihaknya menjaga ekstra ketat pendistribusian surat suara hingga tempat pemungutan suara (TPS). “Kami menyusun pola pelaksanaan pengamanan. Meski daerah ini masih dalam kondisi aman, kewaspadaan harus tetap dikedepankan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Intelijen (BIN) Sulbar Brigjen Haidir mengungkapkan, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan sejak beberapa bulan terakhir bahwa semua tahapan pelaksanaan pemilu di daerah ini (Sulbar) dinilai masih rawan menimbulkan masalah. Hal itu dilihat pada substansi pedoman pelaksanaan pemilu, khususnya pada Undang-Undang (UU) No 10/2008 tentang Pemilu Legislatif.

“Ini mulanya sangat rawan,tapi saya melihat KPU pusat juga sudah melakukan langkah antisipasi.Karena itu,kami mulai optimistis dan memiliki keyakinan bahwa Sulbar masih dalam kondisi aman,” ungkapnya.

Kendati demikian, pihaknya menyarankan semua pihak dapat lebih waspada,sebab secara umum semua pelaksanaan tahapan rawan memunculkan masalah.Termasuk adanya pemanfaatan dari kelompok tertentu yang melakukan provokasi agar jumlah golput semakin bertambah banyak. (abdullah nicolha)

No comments: