Monday, 30 March 2009
MAMUJU (SI) – Infrastruktur pertanian di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), dinilai belum maksimal. Sebab, jaringan irigasi yang terdapat di daerah tersebut belum mampu mengairi sawah yang sebagian besar adalah sawah tadah hujan.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Mamuju Bustamin Bausat mengatakan, keberhasilan sektor pertanian di suatu daerah salah satunya sangat tergantung dari ketersediaan sarana infrastruktur yang memadai di wilayah itu.
“Infrastruktur pertanian yang masih kurang memadai adalah jaringan irigasi dan jalan usaha tani. Jaringan irigasi yang terdapat di Mamuju saat ini belum mampu mengairi sawah yang sebagian besar adalah sawah tadah hujan. Jika sawah hanya mengandalkan air hujan, hasil produksinya pun akan minim,” paparnya di Mamuju, belum lama ini.
Dia juga mengakui bahwa jaringan irigasi yang pernah dibangun sudah banyak yang rusak akibat bencana yang pernah menimpa beberapa daerah dan belum dibenahi. Bahkan, belum lama ini rencana pembangunan infrastruktur baru dilakukan di Kecamatan Tommo dan bisa mengairi sawah seluas 11 hektare. Infrastruktur berupa jalan juga dinilai masih sangat minim dan dapat memengaruhi distribusi hasil produksi.
“Bisa kita lihat masih banyak daerah pertanian yang sulit dijangkau sehingga hasilnya pun sulit didistribusikan keluar. Kasihan juga kalau petani sudah memproduksi, tapi distribusinya sulit dijangkau,” tandasnya. Salah seorang petani Mamuju Hamsah, 40, menyatakan, dengan tidak maksimalnya saluran irigasi yang ada saat ini, pihaknya kesulitan mendapatkan hasil pertanian yang maksimal.
“Mudah-mudahan pemerintah daerah segera membenahi irigasi pertanian karena kami tidak akan mendapat hasil pertanian yang memadai apabila pengairan tidak maksimal.Makanya kami sangat mengharapkan masalah ini dapat segera diatasi,” ungkapnya kepada SI,kemarin.
Dengan adanya masalah tersebut pihak Distanak Kabupaten Mamuju pada tahun ini akan kembali membangun jaringan irigasi yang direncanakan tersebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Tapalang Barat, Karossa, dan Papalang, dengan panjang 4,7 kilometer. Sementara anggaran dana yang akan digunakan untuk program tersebut sekitar Rp684 juta.
“Meskipun dinilai belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan, minimalnya sawah tadah hujan sudah bisa berkurang,” ujarnya.Tahun ini, dengan adanya jaringan irigasi,sawah tadah hujan dapat berkurang menjadi tinggal 40%.
Selain irigasi, Distanak juga berencana membangun drainase atau saluran air sepanjang 14.350 meter yang tersebar sembilan daerah. Proyek ini akan menghabiskan biaya Rp1,792 miliar. Sementara jalan usaha tani akan dibangun di delapan daerah dengan dana Rp873 juta. (abdullah nicolha)
No comments:
Post a Comment