Thursday, April 22, 2010

Panwaslu Belum Terima Pengaduan

Thursday, 22 April 2010
WATANSOPPENG(SI) – Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Soppeng belum menerima pengaduan resmi terkait perusakan baliho yang dialami dua calon bupati dan wakil bupati Soppeng

Ketua Panwaslu Kabupaten Soppeng Abd Rasyid menyayangkan tidak adanya laporan resmi terkait adanya perusakan baliho dua kandidat tersebut sehingga tidak akan bisa menyelidiki.

“Padahal,kami siap menindaklanjuti setiap laporan yang masuk sesuai prosedur. Setiap kejadian yang tidak disaksikan pihak panwas harus melalui laporan resmi. Lagi pula kami harus berhati-hati, jangan sampai terjebak pada masalah fitnah,”ujarnya kemarin.

Diberitakan sebelumnya, perusakan baliho menimpa dua calon bupati yang diprediksi memiliki peluang besar memenangkan Pilkada Soppeng. Perusakan baliho motifnya nyaris sama, yakni menghilangkan gambar kepala calon bupati. Perusakan baliho dialami paket Andi Sarimin Saransi-KM Sulaeman (AS-SALAM) di Kelurahan Cabbenge, Kecamatan Lilirilau.

Selain itu,paket Andi Kaswadi Razak-Andi Rizal Mappatunru (AKAR) di Lompo Ujung,Kelurahan Lemba,Kecamatan Lalabata. Saat ini aksi perusakan tersebut menjadi perbincangan hangat masyarakat Soppeng.Apalagi, yang dirusak hanya pada gambar bagian kepalanya tanpa merusak bagian lain dari atribut itu.

Hal itu menguatkan dugaan bahwa perhelatan pesta demokrasi di Soppeng bukan hanya melibatkan konsultan politik, juga konsultan spiritual. Sejumlah pihak pun berpendapat perusakan baliho tersebut merupakan instruksi “penata udara”atau dukun calon tertentu.

Seorang aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Kecamatan Lalabata, Buhari menilai, perusakan atribut pilkada milik kandidat tertentu melibatkan para ahli mistik atau yang dikenal dengan istilah “penata udara”.

Sebab,perusakan itu hanya menghilangkan kepala kandidat tanpa merusak bagian lain dan itu diduga demi melihat peruntungan seseorang dalam memenangkan perebutan kursi bupati.

“Sudah menjadi rahasia umum kalau setiap kandidat didampingi penata udara (dukun). Bahkan dari informasi yang berkembang, sejumlah kandidat ini mendatangkan konsultan spiritual dari luar Kabupaten Soppeng, seperti Kalimantan dan Palu,” ungkapnya kepada harian Seputar Indonesia (SI),kemarin.

Dia meyakini, dengan menghilangkan kepala sejumlah kandidat pada baliho adalah bagian instruksi sang dukun untuk menghalau pergerakan kandidat tertentu. “Mungkin saja itu bagian dari instruksi penata udara untuk mematikan secara mistik pergerakan kandidat saingan mereka,”tuturnya.

Hal senada diungkapkan Nur Alam, warga Kecamatan Donri- Donri. Dia menjelaskan,aksi perusakan itu merupakan bagian instruksi sang dukun. “Menghilangkan kepala pada atribut kandidat sama juga menghalau dan memotong pergerakan lawan,”katanya.

Dia menambahkan,dari pengalaman dan pantauannya selama ini bahkan sejak pilkada lalu,pelibatan penata udara (dukun) selalu memiliki peranan penting dalam pergerakan pemenangan setiap pertandingan.

“Jika tidak ada unsur mistis,kenapa harus gambar kepala yang dihilangkan.Kenapa tidak dirobek atau menghilangkan duaduanya saja,”tandasnya. (abdullah nicolha)

No comments: