Monday, May 10, 2010

Pemuda Hilang Ditelan Arus CikkeE


Monday, 10 May 2010
TUNJUK TANDA. Kapolsek Ganra Iptu Bakri saat menunjuk pohon yang dibawahnya terdapat lubang besar yang diduga kuat menjadi tempat korban berada. Di pohon itu juga tampak seorang warga sedang duduk diatasnya. (FOTO: Abdullah Nicolha).

WATANSOPPENG(SI) – Sirajuddin,26,pemuda Desa Saloganra,Kecamatan Ganra,Kabupaten Soppeng, hilang terbawa arus Sungai CikkeE,sekitar pukul 17.55 Wita,Minggu (9/5).

Warga sekitar menduga pemuda malang itu disembunyikan “penunggu” sungai. Dari informasi yang dihimpun harian Seputar Indonesia (SI) di lokasi kejadian kemarin, kejadian itu bermula saat korban bersama empat rekannya kembali dari aktivitas bertani di ladang sawah yang berada di seberang sungai,yakni lingkungan Pangaja.

Namun, hari sudah menjelang magrib, Lacambang––sapaan akrab korban––memilih mengambil jalan pintas, yakni menyeberang sungai yang saat itu mengalami ketinggian air mencapai dua meter dari permukaan.

“Karena dia (korban) taat beragama dan selalu mendirikan salat berjamaah di masjid, dia memilih menyeberangi sungai karena azan magrib juga mulai berkumandang, sementara tiga rekannya yang lain memilih lewat jembatan,” ungkap salah seorang tetangga korban, Supardi, 39, di pinggir sungai,kemarin.

Sebelumnya kejadian seperti yang sama juga pernah terjadi dan ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Dengan begitu, menguatkan dugaan warga bahwa korban dibawa penunggu sungai.

“Yang kami tunggu saat ini hanyalah keajaiban karena kami yakin jika sudah hilang berjam-jam harapan korban masih hidup kecil. Karena itu, 99% kami anggap meninggal karena sudah terjadi beberapa kali,”ungkapnya. Warga setempat menyebutkan, secara kasatmata,mereka tidak memercayai korban akan hilang dan tenggelam di dalam sungai.

Sungai tersebut sering dia lalui, bahkan korban diketahui pandai berenang. “Jadi, kalau masalah tenggelam, kami tidak percaya karena dia itu pintar berenang, bahkan sering lewat sungai itu,” ujarnya.

Dari informasi yang dihimpun, saat kejadian, cuaca di Kecamatan Ganra saat itu sedang turun hujan, tapi tidak deras. Namun, yang mengakibatkan air sungai meluap adalah hujan deras terjadi di hulu sungai sehingga debit air meningkat.

“Di sini tidak hujan deras malah hanya rintikrintik, tapi di bagian hulu sungai,” tandas Darwis,warga Ganra. Sirajuddin adalah anak bungsu enam bersaudara dari pasangan Lapadu (almarhum) dan Jami, 60, yang tinggal di sekitar masjid Ganra.

Dia juga dikenal sebagai pemuda yang santun dan patuh kepada orang tua. Selain bertani, pemuda yang masih lajang itu juga kadang mencari nafkah sebagai tukang ojek. “Anaknya sangat penurut kepada orang tua,” kata Supardi, yang juga kerabat korban ini.

Sementara itu, ibu korban Jami, 60,yang berusaha dikonfirmasi terkait anak bungsunya yang hilang di Sungai CikkeE,Kecamatan Ganra, tidak berhasil dihubungi. Pasalnya,masih sangat berduka, bahkan terlihat masih shock.

Kabar hilangnya Sirajuddin, 26,warga Ganra di Sungai CikkeE, Kecamatan Ganra, selepas Magrib, Minggu (9/5) lalu pun menyebar ke masyarakat setempat. Bahkan, mengundang aparat kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Soppeng terjun langsung ke lokasi kejadian perkara (TKP) untuk melakukan pencarian.

Pencarian yang dilakukan aparat kepolisian dan Satpol PP itu juga dibantu warga setempat yang menyisir sepanjang aliran sungai yang dimulai dari TKP hingga ke ujung sungai di Dusun Bakka berjarak sekitar empat kilometer dari TKP.

“Mendengar kejadian itu, kami bersama anggota langsung turun ke lokasi melakukan pencarian sekitar pukul 19.00 Wita malam. Kami mengerahkan anggota sekitar 30-an serta satu unit perahu karet,” ungkap Kasatpol PP Pemkab Soppeng Idris kepada SI, kemarin.

Menurut dia, pihaknya turun ke lapangan setelah mendengar kabar tersebut dan melakukan pencarian hingga pukul 03.00 Wita, Senin (10/5) dini hari dan melanjutkan pencarian pada pagi hari.

“Pencarian tadi malam kami akhiri pukul 03.00 Wita subuh dan kami lanjutkan pagi harinya sekitar pukul 07.30, tapi warga sudah melakukan pencarian lebih dulu sekitar pukul 06.00 pagi, kemudian kami merapat,”pungkasnya.

Dia menyebutkan, hingga kemarin sore, belum ada tanda-tanda keberadaan korban,tapi warga setempat menduga masih disembunyikan penunggu sungai yang disebut warga, “nene” (buaya). “Hingga saat ini (sore kemarin), belum mendapatkan tanda-tanda korban akan ditemukan, tapi kami akan terus melakukan pencarian,” tandasnya.

Kepala Kepolisian Sektor Ganra Inspektur Polisi Satu (Iptu) Bakri menegaskan, pihaknya langsung terjun ke lokasi kejadian bersama anggotanya untuk melakukan penyisiran sepanjang sungai bersama Satpol PP dan warga setempat.

“Tadi malam kami langsung terjun ke TKP mencari korban bersama semua pihak dan baru diakhiri sekitar pukul 03.00 Wita dini hari dan kembali dilanjutkan tadi pagi,” ujarnya kepada SI di sela pencarian korban di pinggir sungai,kemarin.

Menurut Kapolsek Ganra, pihaknya bersama Satpol PP dan warga akan terus melakukan pencarian hingga ada titik terang tentang korban. Bahkan, warga setempat menduga korban disembunyikan dalam air oleh penunggu sungai.

Pihaknya bersama warga juga menemukan adanya lubang besar di dalam sungai yang tepat berada di bawah pohon berukuran besar. “Kami bersama warga menduga kuat korban disembunyikan dalam lubang besar yang terdapat tepat di bawah pohon itu,” katanya sambil menunjuk pohon yang berada tepat di pinggir seberang sungai.

“Itu dugaan kami sementara karena ini sudah diyakini warga ada unsur mistis dalam kejadian ini. Meski begitu, kami tetap berupaya agar korban segera ditemukan,”ungkap Iptu Bakri.

Pencarian Korban Libatkan Dukun

Pencarian korban bukan hanya melibatkan polisi, Satpol PP, dan warga sekitar,tetapi pihak keluarga korban dalam pencarian itu juga melibatkan seorang dukun (pawang buaya) Lauddin, 37, yang sengaja didatangkan dari Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, karena meyakini ada unsur mistis dalam kejadian itu. “Kami sengaja datangkan dia (dukun).

Sebab, menurut keyakinan kami, ada yang lain dan bukan hal biasa dalam kejadian ini karena telah terjadi beberapa kali dan masih memercayai masalah- masalah seperti itu,” ungkap Syamsul, 40, kepada SI, saat mendampingi sang dukun di sekitar lokasi kejadian,kemarin.

Sementara itu, Lauddin yang dipercayai warga setempat sebagai dukun dan pawang buaya menyebutkan bahwa dia mengaku telah bermimpi didatangi kakak korban yang merupakan kembarannya.

Dalam mimpinya itu, sang dukun mengaku melihat korban ditarik,tapi dia melarang,bahkan memukulnya. “Dalam mimpi itu saya melihat korban ditarik paksa kakak korban dan ingin membawanya serta,”katanya kemarin.

Dia menyebutkan, sesuai pengalaman- pengalaman sebelumnya, jika terjadi hal seperti itu,artinya ada sesuatu yang diinginkannya berupa telur atau pisang. “Jadi, saya akan berdoa kepada Tuhan dan menanyakan kepada penunggu sungai apa yang dia inginkan karena dengan cara seperti itulah korban biasanya bisa dilepaskan,”ujarnya.

Dia juga mengisahkan bahwa hal tersebut juga pernah terjadi sebelumnya dan apa yang diminta dipenuhi sehingga korban yang disembunyikan akan dilepaskan. (abdullah nicolha)

No comments: