Thursday, August 5, 2010

Kerugian Banjir di Bone-Wajo Rp95 M

Thursday, 05 August 2010
WATAMPONE(SI) – Banjir yang terjadi dalam tiga bulan terakhir di Kabupaten Bone dan Wajo sudah menyebabkan kerugian materiil lebih dari Rp95 miliar.

Sampai sekarang empat kecamatan di Bone dan enam kecamatan di Wajo masih terendam banjir. Menurut Kepala Kesatuan Bangsa (Kesbang) Bone,Ali Syahbana,berdasarkan data terakhir kerugian akibat banjir yang merendam empat kecamatan di Bone sudah mencapai sekitar Rp32 miliar.

Kesbang mencatat kerugian akibat sawah rusak sudah mencapai sekitar Rp10 miliar. Sebesar Rp8 miliar karena bibit padi yang rusak pada lahan sawah yang terendam banjir dengan total luas 6.796 hektare (ha). Angka itu diperoleh dengan penghitungan setiap hektare bibit padi seharga Rp1,2 juta.

Sedangkan jalan yang terendam air mencapai 58 Km, rumah sebanyak 5.861 buah,sekolah 35 unit,bangunanmasjid20buah, danpasarsebanyak lima buah. Hingga saat ini, banjir masih merendam empat kecamatan, yakni Ajangale,Cenrana, Dua Boccoe,Tellu Siattinge.

“Kalau mengenai bantuan dari APBD Bone kami sudah mulai menyalurkan tadi (kemarin) berdasarkan instruksi bupati (H Andi Muhammad Idris Galigo). Selanjutnya akan dilaksanakan bertahap,” ungkap Ali Syahbana setelah meninjau lokasi banjir,kemarin.

Sementara itu, Bupati Bone HAM Idris Galigo beserta rombongannya kemarin juga turun meninjau lokasi banjir di Desa Uloe, Tawaroe,dan Solo; Kecamatan Dua Boccoe. “Menurut pengakuan mereka banjir ini masih akan berlangsung lama.Mereka perkirakan banjir baru surut akhir Agustus. Bisa juga September,”ungkap Idris.

Masih tingginya curah hujan di Kabupaten Bone menyebabkan ratusan warga korban banjir memilih untuk tetap mengungsi. Apalagi ketinggian air masih mencapai 1-2 meter.

Sebelumnya, Idris mengatakan banjir kali ini sudah termasuk dalam kategori kejadian luar biasa, karena berlangsung paling lama sepanjang beberapa tahun terakhir. Dari Wajo dikabarkan bahwa kerugian akibat banjir mencapai Rp63.808.557.200.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Kabupaten Wajo, kerugian tersebut berasal dari bidang pertanian sebesar Rp10.862.074.200, Pekerjaan Umum (PU) Rp20.770.000.000, bidang sosial Rp5.393.000.000, Irigasi serta saluran air Rp11,23 miliar, pendidian Rp2,69 miliar, dan ketahanan pangan Rp11,5 miliar.

Menurut Kepala BPPD Wajo Andi Sapada banjir di Kabupaten Wajo dalam tiga bulan terakhir telah merusak berbagai fasilitas umum di daerah berjuluk Kota Sutera itu,seperti masjid,sekolah, puskesmas, dan infrastruktur jalan.“Kerugian yang diakibatkan oleh banjir itu mencapai Rp63 miliar lebih,”tegasnya.

Dia menjelaskan, jumlah tersebut adalah akumulasi data dari enam kecamatan yang terendam banjir,yaitu Kecamatan Belawa,Tanasitolo, Tempe,Sabbangparu,Pammana dan Sabbangparu.Di wilayah itu,rata-rata perumahan,lahan pertanian masyarakat, fasilitas umum rusak karena terendam air.

Sejauh ini,Pemkab Wajo telah menyalurkan bantuan kepada para warga yang menjadi korban banjir. Bantuan yang disalurkan berupa bahan sembako dan bantuan materi lainnya.

Sekitar 100 ton beras dari Perum Bulog dan sekitar 45 ton gula pasir dari Ketua TPK Wajo Hj Andi Faikah Burhanuddin serta bantuan lainnya telah tersalur kepada setiap kepala keluarga (KK).

Data yang dihimpun, di enam kecamatan yang dilanda banjir tersebut rumah yang terendam mencapai 14.637 rumah dan persawahan mencapai 15.862 ha.

Di Kecamatan Tempe misalnya,ibukota kabupaten itu merupakan daerah terbanyak pemukiman warga yang terendam banjir sekitar 3.893 rumah. Kemudian di Sabbangparu terdapat 3.790 rumah, sawah 3.298 ha yang terendam banjir. (rahmi djafar/ abdullah nicolha)

No comments: