Wednesday, December 17, 2008

Jalan Poros Rampi Terputus

Wednesday, 17 December 2008

MASAMBA(SINDO) – Jalan yang menghubungkan Kecamatan Rampi,Kabupaten Luwu Utara (Lutra),kembali dilanda bencana longsor yang mengakibatkan akses menuju daerah tersebut terputus.

Selain Rampi, ada dua kecamatan yang masih terisolir, yakni Kecamatan Seko dan Limbong, di dataran pegunungan dengan ketinggian 1.635 meter dari permukaan air laut.Kondisi tersebut saat ini semakin memprihatinkan akibat longsor badan jalan di beberapa titik sepanjang jalan poros Masamba-Rampi yang berjarak 86 kilometer dari ibu kota Luwu Utara,Masamba.

Terputusnya akses jalan menuju Rampi membuat masyarakat semakin resah.Pasalnya, kendaraan ojek sebagai kendaraan alternatif selain pesawat terbang yang hendak ke Masamba atau masyarakat lain yang menuju ke Rampi, terpaksa harus membawa bekal makanan selama 3–4 hari dijalan.

Alasannya, banyaknya ruas jalan yang longsor sehingga badan jalan semakin sempit dan berisiko tinggi. Kepala Humas dan Protokol Lutra Syahruddin yang belum lama ini melakukan kunjungan kerja di Rampi mengatakan, poros Masamba- Rampi saat ini jarang digunakan tukang ojek, mengingat banyaknya badan jalan yang terputus dan kondisi jalanan yang semakin memburuk.

Karena itu, para pengguna jalan lebih senang memilih jalur Badak-Sulawesi Tengah yang jalurnya jauh lebih bagus, ketimbang masyarakat harus melewati daerah Pincara, Masamba. ”Kondisi jalanan yang buruk dan berisiko tinggi membuat masyarakat lebih senang menempuh jalanan Badak” katanya kepada SINDO, kemarin.

Dia menambahkan, saat ini penerbangan pesawat menuju Rampi sudah lancar selama dua kali sepekan (Kamis- Sabtu),tapi sangat terbatas untuk mengakomodir masyarakat di enam desa di daerah tersebut. Bahkan, beberapa waktu lalu, Pemkab Lutra melalui Dinas Pekerjaan Umum telah membuka akses jalan sepanjang 10 kilometer dengan luas badan jalan 8 meter mulai dari jembatan gantung Desa Pincara hingga Dusun Saluseba,Desa Pincara.

”Namun, hingga saat ini pekerjaan yang dikerja secara swakelola Dinas PU Lutra itu berhenti terkait izin Dinas Hutbun Provinsi Sulawesi Selatan, untuk membuka jalan di sepanjang hutan lindung menuju Rampi. Kepala SMA Rampi Untung Parman menyebutkan, longsor tersebut merupakan kali kedua setelah longsor pertama pada April 2008 lalu.

”Longsor itu tidak begitu parah dibandingkan dengan April lalu. Hal itu sering terjadi, tetapi masih bisa dilewati kendaraan. Namun, sekarang susah karena jalan yang menghubungkan daerah lain terputus,”ungkapnya.

Ketua Divisi Otonomi Daerah KNPI Lutra Sudirman Salomba menuturkan, yang paling berperan di sini selain masyarakat untuk membenahi adalah empat unit kerja, di antaranya Dinas PU,Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun), Dinas Pertambangan, dan Dinas Sosial (Dinsos).

”Keempatnya saling berkaitan antara satu dan yang lainnya,”katanya. Dinas PU diharapkan berperan aktif membenahi longsor jalan setempat, paling tidak ojek bisa beroperasi lagi ke wilayah itu.

Begitu juga dengan Hutbun dan Pertambangan agar melakukan penghijauan secepat mungkin pascalongsor. ”Tentunya bagi Dinsos,diharapkan memberikan kontribusi bahan pokok, sebagai langkah awal agar segera diatasi,”ujarnya. (abdullah nicolha)

No comments: