Monday, 06 April 2009
POLEWALI(SI) – Produksi padi Kabupaten Polewali Mandar (Polman) tahun ini mengalami penurunan yang sangat drastis.Penyebabnya, sebagian besar petani di daerah tersebut gagal panen.
Bahkan, informasi yang dihimpun, mereka tidak akan turun ke sawah pada musim tanam gaduh mendatang. Sementara enam kecamatan yang memiliki lahan terbesar didaerahtersebutsaatinimemasuki musim panen,tapi mereka mengaku panen kali ini gagal.
“Memang kami telah memasuki masapanen,tapi panen kali ini sangat memprihatinkan karena sebagian besar gagal panen. Bahkan, tidak sebandingdenganusahakamiselama ini,”tutur salah seorang petani diDesa Botto Kecamatan Luyo,Syamsuddin, 38,kepada SI kemarin.
Keenam kecamatan tersebut,yakni Kecamatan Polewali, Matakali, Wonomulyo, Mapilli,Luyo,dan Campalagian. Berdasarkandatayangdihimpun SI, hasil panen pada musim tanam rendengan ini, rata-rata hasil produksi gabah kering hanya mencapai 3-4 ton per hektare (ha).Bah-kan,ada beberapa areal pertanian yang hanya mampu menghasilkan 1-2 ton gabah per hektare sehingga produksi padi pada awal 2009 ini menurun.
Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Polman mengaku bahwa masa panen kali ini memangmengalamipenurunanyang sangat dirasakan masyarakat petani. “Kami memang mengakui penurunan produksi padi, tetapi Alhamdulillah masih dapat dipanen 1-2 ha,”kata Kepala Distanak Hasanuddin Kandatong kepada SI kemarin. Menurut dia,faktor utama kegagalan panen tersebut karena pascabencana banjir melanda Polman awal Januari lalu.
Akibatnya, bendungan Sekka-Sekka dan irigasi pengairan jebol dan merusak sebagian besar lahan petani yang menghambat pertumbuhan padi. Hasanuddin menyebutkan, sebelumbencanaitumelandaPolman, para petani di daerah dapat memanen padi hingga mencapai 6-7 ton per ha.
Namun,untuk musim panen saat ini hanya mampu memanen 1-2 ton per ha.Kendati demikian,pihaknya belum dapat menghitung keseluruhan total produksi gabah kering karena sebagian petani masih dalam masa panen.
Dia berharap,kondisi tersebut dapat segera diatasi dan dapat mengembalikan produksi padi petani yang ada di daerah seperti sebelum bencana banjir melanda.“Mudahmudahan ke depan kami dapat membenahi masalah tersebut, tentu dengan merampungkan segera irigasi dan bendungan Sekka-Sekka,”tandasnya.
Beralih ke Palawija
Akibat kegagalan panen padi yang dirasakan sebagian petani di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), para petani beralih menanam palawija dan menutupi kegagalan yang ada dan menunggu rampungnya perbaikan irigasi dan Bendungan Sekka-Sekka di Kecamatan Mapilli.
“Daripada kami menganggur karena menunggu perbaikan tersebut, lebih baik menanam palawija,”ungkap Syamsuddin, petani Kecamatan Luyo. Begitu juga yang terjadi di Kecamatan Campalagian.Pada musim tanam gaduh ini, sebagian besar petani di daerah itu juga akan beralih untuk menanam palawija. Sebab, saluran irigasi yang ada masih dalam tahap perbaikan.“Kami hanya ingin memanfaatkan waktu dan kondisi yang ada karena untuk tanam padi belum memungkinkan,”kata Muh Hasbi,32,kemarin.
Kasi perencanaan dan Verifikasi Distanak Polman Abdul Salam menyatakan, sesuai informasi yang diperoleh dari UPTD Pengairan Wonomulyo bahwa dari 2.324 ha luas areal persawahan di Mapilli,sebagian besar di daerah itu kemungkinan besar tidak akan ditanami padi.“Belum diketahui pasti berapa luas areal lahan yang tidak akan ditanami padi kali ini karena sebagian besar masih dalam masa panen,”katanya.
Hingga saat ini pihak Distanak juga belum mengetahui pasti jenis palawija yang cocok ditanam para petani. Hal itu baru akan dikoordinasikan kepada para petani apakah akan ikut menanam jagung seperti yang dilakukan sebagian petani atau yang lain.“Itu tergantung kesiapan mereka nanti.Jika memang mereka juga menginginkan menanam jagung,akan diupayakan mendapatkan bibit gratis,”jelasnya. (abdullah nicolha)
No comments:
Post a Comment