Monday, June 8, 2009

Balai Desa-Laboratorium Disulap Jadi Ruang Kelas

Fasilitas Pendidikan Mamuju Minim
Monday 08 June 2009

MAMUJU (SI) – Minimnya fasilitas ruang belajar di sejumlah sekolah di Kabupaten Mamuju menjadikan hal itu sebagai salah satu kendala terbesar yang dihadapi oleh Pemerintah setempat dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Hal itu memaksa pihak sekolah menyulap balai desa dan laboratorium menjadi ruang kelas.

“Tidak sedikit sekolah yang terpaksa menggunakan balai desa sebagai tempat belajar mengajar karena kelas sudah tidak mencukupi,” ungkap Kepala Bidang TK, SD, dan SDLB Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Mamuju Salman Ali kepada wartawan kemarin.

Dia menambahkan, sekolah terpaksa melakukannya karena belum ada tambahan kelas. Padahal sarana yang ada, seperti ruang belajar, perpustakaan, laboratorium, mobiler belum memadai. “Jika situasi ini terus dibiarkan, maka akan memengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di Mamuju,” katanya.

Data yang dihimpun Seputar Indonesia (SI), jumlah Taman Kanak-Kanak (TK) yang ada di Kabupaten Mamuju baru mencapai 92. Sementara untuk Sekolah Dasar (SD) sebanyak 121 unit, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 60 unit, Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat sebanyak 37 unit.

Khusus untuk ruang belajar yang terdapat di daerah terpencil, masih ada sekolah yang hanya memiliki tiga ruang belajar. Padahal jumlah murid yang belajar 100 hingga 150-an orang.

Kendati pada tahun ini pemerintah akan menyalurkan Dana Alokasai Khusus (DAK) fisik kepada 104 sekolah, hal itu belum bisa mencukupi seluruh kebutuhan di Mamuju. Harus diakui bahwa masih banyak sekolah yang belum mendapatkan dana tersebut. Hal ini juga dikarenakan keterbatasan dana yang tersedia.

“Sebenarnya, kami mengusulkan dana yang lebih besar, karena sekolah yang kekurangan ruang belajar masih cukup banyak. Tapi karena penetapan dari pusat seperti itu, akhirnya sekolah yang mendapatkan dana cuma jumlah itu saja,” jelasnya.

Kepala SMP Negeri 2 Mamuju Abdul Latif Settaring mengungkapkan, pihaknya juga masih mengalami kekurangan ruang belajar sehingga terpaksa menggunakan ruang laboratorium yang disulap menjadi ruang belajar.

Dia menyebutkan, SMP Negeri 2 Mamuju saat ini masih membutuhkan enam ruang belajar, karena jumlah siswa yang juga semakin meningkat. “Karena siswa terus bertambah makanya kami juga membutuhkan tambahan ruang kelas. Karena menggunakan laboratorium, kami juga harus membuat jadwal penggunaan laboratorium agar tidak bertabrakan dengan jadwal belajar kelas,” jelasnya.

Di SMP Negeri 2 Mamuju, untuk satu mata pelajaran bisa mencapai tiga kelas. Karena ruangan terbatas, tiap kelas terpaksa diisi banyak siswa. Tidak hanya ruang kelas, tetapi juga ruang perpustakaan yang masih sangat jarang terdapat di tiap sekolah, mulai dari SD hingga SMA.

Informasi yang dihimpun, untuk SD, pendirian perpustakaan dapat menggunakan DAK fisik, apabila seluruh kebutuhan kelas sudah tercukupi. Menurut sejumlah pihak, apabila di tiap sekolah tidak terdapat perpustakaan, siswa akan mengalami kesulitan untuk mencari bahan pelajaran dan literatur. (abdullah nicolha).

No comments: