Wednesday, October 21, 2009

Mahasiswa Tuntut Perbaikan Kesehatan

Wednesday, 21 October 2009
WATANSOPPENG(SI) – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Soppeng kembali mendatangi gedung DPRD.

Mereka menuntut perbaikan pelayanan kesehatan di daerah berjuluk Kota Kalong itu. Dalam orasinya, mereka membeberkan sejumlah kasus yang terjadi di daerah tersebut. Salah satunya keracunan makanan karena keteledoran Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) setempat dalam mengawasi peredaran makanan instan di pasaran.

“Bahkan, pengobatan gratis yang ada mengakibatkan pelayanan kesehatan yang tidak maksimal. Akibatnya, pengelola rumah sakit terkesan memberikan pelayanan apa adanya (tidak bersahabat),” ungkap korlap Ondienk el Whet dalam orasinya di depan Gedung DPRD Soppeng,kemarin. Mahasiswa juga menilai Pemkab Soppeng kurang serius dalam penanganan masalah kesehatan.

Terbukti,transfusi darah tidak ada, bahkan pengadaan bank darah juga belum maksimal. Lalu mahasiswa juga menggelar aksi jalan mundur saat sejumlah aparat keamanan yang mengawal aksi itu meminta segera menyampaikan aspirasinya dalam gedung Dewan.

“Aksi jalan mundur itu sebagai simbol banyaknya keluhan akan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang belum dapat diselesaikan,” kata Wahyuddin yang juga menjadi orator aksi,kemarin.Sekitar 20 kader PMII Cabang Soppeng kemudian diterima koordinator Tim Penerima Aspirasi Andi Kuneng SH bersama sejumlah anggota Dewan lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Soppeng dr Sofyan Syamsuddin pun sejak pagi menunggu para pengunjuk rasa di gedung wakil rakyat. Dia mengungkapkan, hingga saat ini belum pernah mendapat laporan terkait adanya korban keracunan. “Jadi, hingga kini tidak ada laporan korban keracunan, baik di puskesmas maupun di rumah sakit. Kalau ada, tolong mahasiswa tunjukkan di mana dan kapan kejadiannya,” ungkapnya di hadapan mahasiswa saat diterima di DPRD Soppeng.

Dia juga telah membentuk tim terpadu BPOM yang terdiri atas Dinas Kesehatan, Polisi,Kejaksaan, Satpol PP, Dinas Koperindag, dan penyidik PNS. Dia pun membantah, tidak pernah melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap makanan,minuman,dan obatobat terlarang.

“Sangat keliru kalau ada yang mengatakan BPOM tidak pernah melakukan sidak. Bahkan, selama 2009 ini, telah 10 kali turun langsung ke lapangan melakukan sidak. Cuma, kami merahasiakan jadwal dan sasaran karena dikhawatirkan kalau informasinya bocor, bisa saja tidak ditemukan obat terlarang dan makanan yang sudah kedaluwarsa,”tandasnya.

Sofyan mempersilakan mahasiswa datang ke kantornya jika membutuhkan jadwal dan hasil operasi tim terpadu BPOM.“Nanti kami berikan,” tandasnya saat ditantang menunjukkan lokasi dan waktu operasi.

Direktur RSUD Ajapange A Musdiawaty Hr Roe menyebutkan, sejak pelayanan kesehatan gratis dicanangkan pemerintah, kunjungan pasien meningkat 3-4 kali lipat. Dari 86 tempat tidur yang dimiliki, 34 di antaranya diperuntukkan pelayanan gratis.“Sesuai data rawat inap hingga Agustus 2009 mencapai 989 orang, 165 di antaranya pengguna Jamkesmas,”ungkapnya.

Terkait pengadaan bank darah yang juga dipersoalkan, Musdiawaty menyatakan, sejak 1998 sudah ada bank darah di Soppeng. Namun,bank darah hanya menyimpan tidak dibenarkan mengambil darah. “Yang belum ada di sini adalah unit transfusi darah, tapi juga sudah diprogramkan.

Gedungnya sudah siap 70%, bahkan petugasnya enam orang sudah ikut pelatihan, mudah-mudahan akhir tahun ini sudah bisa digunakan,” pungkasnya. (abdullah nicolha)

No comments: