Thursday, October 22, 2009

Layanan Publik di Gowa Terganggu

Thursday, 22 October 2009
SUNGGUMINASA(SI) – Pelayanan publik di Kabupaten Gowa terganggu akibat pemadaman listrik bergilir yang terjadi sekitar dua bulan terakhir. Setidaknya ini terjadi di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

“Pelayanan kepada masyarakat berupa pengurusan KTP),KK,serta akta lahir menurun antara 15 hingga 20%,” kata ujar Kepala Dinas (Kadis) Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gowa Suwandi Mahendra kepada Seputar Indonesia (SI) di ruang kerjanya,kemarin.

Saat ini pihaknya hanya mampu mencetak KTP,KK,dan akta lahir sebanyak 300 lembar tiap hari. Angka ini turun dibanding saat listrik masih normal karena tiap hari mampu mencetak hingga 500-an lembar. “Untuk KK selama Oktober tercetak 1.731 lembar dan September sebanyak 1.700 lembar.

Sementara akta lahir hanya tercetak 296 pada Oktober dan 274 lembar pada September,” ungkapnya. Untuk mengantisipasi penumpukan berkas pemohon,dia mengurangikegiatannya diluarkantordan mengoptimalkan waktu ketika listrik menyala. “Itu karena tanda tangan saya salah satu bagian terpenting dalam proses cetak KTP, KK,maupun akta lahir,”katanya.

Secara akumulatif, pihaknya menerbitkan KTP sebanyak 3.026 lembar pada Oktober. Jumlah ini lebih tinggi dibanding realisasi September lalu yang hanya 2.407 lembar. Pada September lalu, produksinya memang kurang karena banyaknya hari libur Ramadan.Sementara itu,peningkatan produksi pada Oktober dipicu dua hal,yakni memasuki musim pendaftaran CPNS dan Pilkada Gowa Juni 2010.

Dia menambahkan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gowa tertolong dengan adanya genset berkapasitas 6,5 KVA.Tanpa genset tersebut, pelayanan dipastikan anjlok antara 50–80%. “Tapi, 2010 nanti, kami sudah programkan pengadaan genset berkapasitas lebih memadai lagi untuk mengatasi kelambanan proses cetak kartu kependudukan itu,”ujarnya.

Dampak pemadaman listrik juga mengganggu pelayanan terhadap 14.000 pelanggan PDAM Tirta Jeneberang Gowa. Listrik yang padam hingga tiga kali sehari menyebabkan distribusi air otomatis terhenti.

Direktur PDAM Gowa Hasanuddin Kamal mengatakan, dari empat instalasi penjaringan air (IPA) yang ada di Gowa membutuhkan daya listrik besar. Misalnya saja IPA Tompobalang membutuhkan pasokan listrik 80 KVA, Pattalassang 53 KVA, dan Tinggimoncong 53 KVA.

Batas Pemadaman Tak Jelas

Dari Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, sejumlah kalangan pun mengeluhkan pemadaman listrik yang sudah berlangsung beberapa hari belakangan.Pasalnya, jadwal pemadaman belum jelas batas akhirnya,terutama saat jam kerja.

“Saya menyesalkan sikap manajemen PT PLN karena sampai saat ini belum mengumumkan kapan pemadaman berakhir,” ujar Ahmad, 31,warga Kelurahan Pakkola, Kecamatan Banggae,kemarin.

Dia meminta pihak PLN transparan, apalagi pemadaman berlangsung bukan hanya malam hari, tapi juga pada siang hari.Sejak pemadaman, banyak pekerjaan yang terbengkalai dan semakin menumpuk. Belum lagi pengeluaran biaya bertambah karena setiap hari harus menyiapkan lilin sebagai penerang. Salah seorang pemilik usaha fotokopi di pusat Kota Majene,Abd Hafid, 33, juga mengeluhkan pemadaman listrik karena menimbulkan kerugian.

“Sebelum pemadaman diberlakukan,untung yang kami peroleh mencapai ratusan ribu hingga Rp1 juta per hari. Kini untung yang kami dapat turun drastis sekitar 50%,”katanya.

Manajemen PLN belum berhasil dikonfirmasi terkait pemadaman listrik. Namun informasi yang diperoleh, PLN sedang mengupayakan agar masalah tersebut dapat segera diatasi. (herni amir/abdullah nicolha)

No comments: