Wednesday, December 9, 2009

Per Kapita Soppeng Rp8,4 Juta

Wednesday, 09 December 2009
WATANSOPPENG (SI) – Pendapatan per kapita masyarakat Kabupaten Soppeng meningkat dari Rp5 juta menjadi Rp8,4 Juta.Hal itu seiring peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah berjuluk Kota Kalong (Kelelawar) dari 5,32% menjadi 7,76%.

Peningkatan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi tersebut dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Soppeng pada 2009, kemarin. Peningkatan tersebut diikuti naiknya indeks pembangunan manusia (IPM) dari 68,4% menjadi 70,26%.

“Kemajuan satu daerah tentunya dapat dianalisis dari kondisi sosial ekonomi. Di Soppeng, perbandingan data pada 2004 dan 2008 mengalami peningkatan karena adanya kontribusi terbesar dari sektor pertanian yang mengalami peningkatan dari Rp591,75 miliar menjadi Rp937,95 miliar pada akhir 2008,” ungkap Bupati Soppeng Andi Soetomo.

Data yang dihimpun Seputar Indonesia( SI),produk domestik regional bruto (PDRB) juga meningkat dari Rp1,13 triliun menjadi Rp1,19 triliun dari sektor pertanian. “Indikator makroekonomi tersebut semakin mengukuhkan eksistensi Soppeng sebagai daerah agraris penghasil beras, sekaligus penyangga stok pangan provinsi dengan peningkatan produksi padi,” jelas orang nomor satu di Bumi Latemmamala.

Data BPS Soppeng juga menyebutkan bahwa gabah kering panen (GKP) juga mengalami peningkatan dari 7,07 ton per hektare (ha) pada 2007 menjadi 7,31 ton per ha pada 2008. Bahkan pada Mei 2009,hasil tersebut telah mencapai angka 8,16 ton per ha.

Bupati menambahkan,dengan peningkatan produksi tersebut, harga GKP juga mengalami peningkatan dari Rp1.900 per kilogram pada 2007 meningkat menjadi 2,175 per kilogram pada 2008.

Sementara pada 2009 ini mencapai harga Rp2.400 per kilogram. “Dengan peningkatan tersebut, diharapkan pula dapat meningkatkan daya beli petani. Jadi, mereka mampu lebih merasakan peningkatan kesejahteraan, sekaligus menekan angka kemiskinan,” tandas Bupati ,kemarin.

Data yang dihimpun SI,mulai 2006 hingga 2008, terdapat penurunan penduduk miskin sekitar 1.697 jiwa atau 5,11%, dari 33.231 jiwa menjadi hanya 31,543 jiwa. Begitu juga jumlah rumah tangga miskin yang termasuk paling rendah di Sulsel, yakni hanya 19% dari rata-rata 28,94%.

Dinamika perjalanan pembangunan yang bergulir selama hampir lima tahun terakhir ini, kata Soetomo, apabila dipandang dengan kacamata objektif dari data BPS, kondisi sosial ekonomi Soppeng secara keseluruhan telah membuat garis yang menanjak.

“Ada sesuatu yang berubah untuk kemajuan daerah,” tandas Bupati Soppeng ini di hadapan warga Kecamatan Liliriaja,kemarin. (abdullah nicolha)

No comments: