Monday, February 8, 2010

Bank Bebaskan Administrasi

Monday, 08 February 2010
WATANSOPPENG (SI) – Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi Selatan (Sulsel) Cabang Soppeng membebaskan biaya administrasi kepada para petani yang ingin menabung.

Hal itu bertujuan meningkatkan minat para petani menabung di bank. Bupati Soppeng Andi Soetomo mengungkapkan, selaku pemegang saham,pernah meminta petani yang menabung di Bank Sulsel dibebaskan dari segala biaya administrasi.

Namun, mereka tetap diberikan imbal hasil (bunga) dari tabungan tersebut. ”Alhamdulillah, pimpinan PT Bank Sulsel Cabang Soppeng pun telah memperjuangkan permintaan tersebut dan telah disetujui Direksi Bank Sulsel,”ujarnya.

Hal itu diungkapkan di hadapan para petani, pejabat Pemkab Soppeng, pejabat Bank Sulsel, pada launching“ Gerakan Sayang Petani dengan Menabung di Bank”di Soppeng, kemarin.

Launching “Gerakan Sayang Petani dengan Menabung di Bank” merupakan tindak lanjut Surat Gubernur Sulawesi Selatan No 520- /381/Distan pada 20 Januari 2010, yang dicanangkan serentak di Sulawesi Selatan.

”Ini sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan petani,”tuturnya. Soetomo menjelaskan,petani tidak perlu khawatir tabungan di Bank Sulsel akan habis terkuras akibat adanya biaya administrasi.

”Petani yang tinggal jauh dari Kantor Bank Sulsel,saya telah meminta disediakan layanan antar jemput. Bahkan, jika memungkinkan dibuatkan kantor pelayanan yang lebih dekat dengan petani,”katanya.

Untuk perdagangan hasil-hasil pertanian antardaerah, antarpulau, bahkan antarnegara,Bank Sulsel telah mengembangkan sistem teknologi informasi untuk transaksi online atau real time. ”Untuk layanan ini, kiranya Bank Sulsel dapat lebih proaktif melakukan sosialisasi. Kalau perlu,bekerja sama dengan aparat di tingkat kecamatan, kelurahan,dan desa,”tuturnya.

Menabung merupakan tradisi turun-temurun yang telah ada dan merupakan warisan budaya leluhur kita.Andi Tomo, sapaan akrab Bupati Soppeng, juga menyampaikan pepatah “Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya” serta “Bersakit-sakit dahulu,bersenangsenang kemudian”.

”Orangtua kita memiliki pesan bijak. Janganlah menghabiskan hasil panenmu sekaligus dan sebisa mungkin hasil panen kali ini tidaklah habis sampai panen berikutnya. Pesan bijak tersebut menggambarkan bahwa betapa leluhur kita mengamanatkan menabung. Jadi, saat masa paceklik pun tidak merasa kesulitan,”tandasnya.

Dia menegaskan, uang yang ditabung bukan untuk pemerintah dan bukan untuk Bank Sulsel.Uang itu milik petani dan diharapkan dapat digunakan sewaktu-waktu,baik untuk pengembangan produksi maupun keperluan sehari-hari. (abdullah nicolha)

No comments: