Monday, July 5, 2010

5 Tim Beberkan Kecurangan Pilkada

Sunday, 04 July 2010
WATANSOPPENG (SI) – Lima tim pasangan calon bupati-wakil bupati (cabup-cawabup) membeberkan dugaan kecurangan yang dilakukan KPU Soppeng selama Pilkada Soppeng 2010 berlangsung.

Kelima tim pasangan calon tersebut, yakni tim paket Andi Kaswadi Razak (AKAR),Syamsu Niang-Andi Hendra Pabeangi (SAUDARATA), Andi Herdi Bunga-Basrah Gising (HIBAH), Andi Sarimin Saransi- Kyai Muda Sulaeman (ASSALAM), dan Andi Sulham Hasan- Supriansa (SULAPA). Mereka membeberkan dugaan kecurangan itu saat digelar pertemuan dengan jajaran KPU dan anggota DPRD Soppeng di Gedung Dewan, akhir pekan lalu.

Dari pantauan, dua dari tujuh pasangan tersebut tidak hadir,yakni paket ASmo- BERKHARISMA (Andi Soetomo- Aris Muhammadia) dan ATM-Suka (Andi Taufan Made Alie-Sukman Junuddin). Sementara dari pihak KPU,hanya dihadiri tiga orang anggotanya, yakni Sulhan (ketua), Amrayadi, dan Marwis masing-masing anggota.

Mereka membeberkan tentang dugaan kecurangan yang dilakukan penyelenggara saat pelaksanaan Pilkada Soppeng 2010,yakni ditemukannya kotak suara yang tidak tersegel, banyaknya surat suara yang tidak tercoblos tanpa adanya tanda apakah itu merupakan sisa surat suara atau bukan.

Perwakilan dari Tim ASSALAM, Andi Buana Raja, mengungkapkan bahwa definisi dari anarkis adalah tidak tertib. Melalui forum tersebut dia menegaskan untuk menyepakati bahwa hari itu (kejadian itu) yang terjadi adalah akibat.

“Kami ketemu hari ini bukan sebagai konsekuensi dari penyebab kerusuhan, kami sepakat dulu bahwa kerusuhan hari itu adalah akibat dari tidak tertibnya KPU menyelenggarakan Pilkada,” tegasnya.

Selanjutnya, lanjut alumnus Fakultas Hukum UMI Makassar ini, apa yang terjadi setelah tidak konsistennya KPU membuktikan bahwa ada orang yang menemukan kotak suara kosong, ada kotak suara yang tidak tersegel, ditemukan adanya surat suara yang tadinya sudah dimusnahkan sebelum pencoblosan, tetapi ternyata ditemukan surat suara yang tidak juga disilang.

“Mestinya kalau tidak dipakai ya disilang, setingkat di bawah dimusnahkan,ada surat suara yang kurang, ada juga yang jernih. Nah, sekarang ada apa ini, siapa yang tidak tertib sebenarnya, di situ persoalannya. Sekarang kalau ingin mengatakan berdasarkan aturan yang ada,apa yang Saudara Marwis katakan bahwa itu tidak diatur secara teknis,”ujarnya.

Dia juga mengaku sepakat bahwa tidak semua persoalan diatur secara teknis,tapi buktinya istilah standardisasi pada kotak suara saja tidak bisa dilakukan,itu namanya tidak tertib.

“KPU tidak tertib kalau sudah begini mari kita bawa persoalan ini ke dalam kode etik KPU dan saya berharap forum hari ini,khususnya Kaukus yang ada, tetap solid mengatakan bahwa ada data pelanggaran tentang kode etik,maka coba ini dipolakan direkomendasikan untuk disidik dan diperiksa, ada tim pencari fakta,” tegas mantan Ketua tim pemenangan paket BUDIMAN di Pilkada Wajo beberapa waktu lalu.

Sementara itu,perwakilan dari paket AKAR, Agus Setiawan PH Rauf,juga mengungkapkan bahwa terkait kerusuhan pekan lalu yang berujung pada pembakaran kantor KPU dan dua kantor Camat,dia mengatakan bahwa yang menjadi pemicunya adalah pihak KPU.

Salah seorang tim pasangan calon lain, Basdir, mengungkapkan, dia menghaturkan belasungkawa atas tidak konsistennya KPU atas segala hal yang dilakukan lakukan beberapa waktu lalu.Konsistensi sebagai KPU di Soppeng kelihatan sudah kabur.

“Sebelum tanggal 25 Juni lalu ada perwakilan Kaukus, dan Anda sepakat untuk melakukan penghitungan manual.Namun,setelah kejadian itu Saudara tidak bisa konsisten melakukan apa yang telah dijanjikan,”tandasnya.

Dia mengaku menginginkan suasana kondusif di daerah berjuluk Kota Kalong tetap terjaga.Keabsahan kotak suara yang dibawa ke PPS dan PPK katanya di seluruh kecamatan patut dipertanyakan. “Bagaimana Anda menjamin kalau isi kotak sama,”tegasnya.

Dia menyebutkan,seluruh kotak suara yang ada di kecamatan patut dipertanyakan,bukan hanya di Lalabata- Marioriwawo.Terbukti,pada saat kotak suara dibuka banyak yang tidak tersegel,bahkan ada ditemukan surat suara yang terbungkus kantong plastik.

Mantan anggota KPU Soppeng periode lalu yang juga tim paket HIBAH, Asnaedi, mengungkapkan, tahu betul kerja KPU yang dituntut agar jangan bergantung kepada pusat dalam menyelesaikan persoalan yang ada.

Sementara itu,Ketua KPU Soppeng Sulhan didampingi dua orang anggotanya,Marwis dan Amrayadi, mengaku menerima segala hal masukan terkait proses pilkada ini.

“Secara umum,seluruh logistik pilkada memiliki security printing, tapi kalau kami membandingkan dengan yang lain, kami memiliki kode khusus dan itu tidak bisa dibaca orang lain,”jelasnya.

Rekapitulasi itu direncanakan digelar selama tiga hari, yakni 5–7 Juli yang akan dipusatkan di Aula PKK,Jalan Pemuda Watansoppeng. Aula ini sekaligus berfungsi sebagai kantor sementara KPU Soppeng. (abdullah nicolha)

No comments: