Monday, July 5, 2010

Jembatan Ambruk,Aktivitas di Empat Desa Terganggu


Sunday, 04 July 2010
SENGKANG (SI) – Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Wajo beberapa pekan terakhir mengakibatkan sejumlah desa di daerah tersebut terendam banjir.Bahkan, jembatan sepanjang 20 meter di Desa Lampulung, Kecamatan Pammana tersebut ambruk.

Akibatnya, aktivitas warga di empat desa di kecamatan itu terganggu karena jembatan tersebut merupakan satu-satunya fasilitas yang menghubungkan empat desa dengan desa lainnya.

Mengantisipasi hal itu, para warga setempat hanya menggunakan jembatan darurat untuk melintas. Bahkan, derasnya air banjir yang masih terjadi di Bumi Lamaddukkelleng itu mengakibatkan sebuah rumah warga nyaris hanyut terbawa arus. Kendati tidak ada korban jiwa, ambruknya jembatan mengakibatkan ribuan warga yang akan melewati jalur itu menjadi terganggu.

“Warga setempat mengatakan, jembatan itu tiba-tiba ambruk saat diterjang banjir karena derasnya hujan yang terus melanda daerah ini,” ungkap salah seorang warga,Nasir,30,kepada wartawan kemarin.

Informasi yang dihimpun Seputar Indonesia (SI), saat banjir melanda daerah itu hingga jembatan ambruk, sejumlah rumah warga bahkan nyaris terbawa arus karena material jembatan menghantam rumah yang berada di sisi jembatan. “Saat jembatan ambruk ada beberapa rumah yang hampir hanyut terbawa arus,”ujarnya.

Warga kemudian mengikat rumah mereka dengan tali agar arus banjir yang terus menghantam tidak membuat rumah mereka terbawa arus. Bahkan, sebagian warga sudah meninggalkan rumah mereka karena takut akan adanya banjir besar yang bisa menghanyutkan tempat tinggal mereka.

Ambruknya jembatan sepanjang 20 meter tersebut mengakibatkan aktivitas warga menjadi terganggu karena akses jalan yang menghubungkan empat desa menjadi terhambat. Keempat desa tersebut,yakni Desa Lampulung, Tosaro,Cellue dan Tosampa.

Untuk melintasi kawasan tersebut warga telah membuat jembatan darurat yang terbuat dari bambu, itu pun hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki dan kendaraan roda dua.Selain itu,kendaraan roda dua harus membayar biaya Rp5.000 untuk jasa warga yang telah membantu menyeberangkan kendaraannya.

Sementara untuk kendaraan roda empat (mobil), sudah tidak bisa lagi melewati jalur tersebut sehingga harus berbalik arah. “Panjangnya sekitar 27 meter,saat ditinggalkan sudah hampir roboh. Jadi, mobil harus berbalik arah,” kata Muhammad Yunus.

Kini warga telah membangun jembatan darurat yang terbuat dari bambu. Sementara itu, Pemkab Wajo saat ini telah menyalurkan bantuan kepada korban banjir di daerah itu. Bupati Wajo Andi Burhanuddin Unru turun langsung menyerahkan bantuan kepada korban banjir.

“Saat ini kami sementara berada di perahu untuk menyalurkan bantuan bagi korban banjir,” kata Kadis Kessostran Andi Tenri Leweng singkat kepada SI via ponselnya kemarin. (abdullah nicolha)

No comments: