Tuesday, July 20, 2010

Petani Keluhkan Harga Gabah Anjlok

Monday, 19 July 2010
WATANSOPPENG(SI) – Para petani di Kabupaten Soppeng mengeluhkan harga gabah kering giling (GKG) anjlok.Saat ini harga gabah Rp1.500 per kilogram (kg).Padahal,harga pembelian pemerintah (HPP) ditetapkan Rp2.640 per kg.

Salah seorang petani Soppeng,La Maming,35,mengungkapkan,anjloknya harga gabah membuat para petani di daerah berjuluk Kota Kalong itu resah. Sementara produksi gabah juga mengalami penurunan menyusul bencana banjir yang melanda daerah tersebut sebulan terakhir.

Menurut dia,hal itu dirasakan petani setiap tahun, terutama saat musim panen tiba. “Ini yang terkadang membuat petani merasa kurang mendapatkan perhatian pemerintah, dengan harga gabah hanya Rp1.500/kg, rasanya tidak sebanding dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan,” ungkapnya.

Dia menambahkan,rendahnya harga gabah membuat keuntungan yang diperolehnya sebagai seorang petani semakin minim. Bahkan dari hasil penjual gabah itu, terkadang hanya untuk menutupi biaya produksi. Apalagi harga pupuk saat ini semakin mahal.

Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Soppeng mempertanyakan kinerja Badan Ketahanan Pangan setempat, menyusul anjloknya harga gabah yang saat ini dikeluhkan para petani di Bumi Latemmamala tersebut.

“Yang perlu kami pertanyakan di sini adalah bagaimana sikap dinas terkait agar dapat mengatasi masalah ini karena akan sangat meresahkan masyarakat tani, apalagi mereka yang dilanda banjir,” ujar Ketua Komisi I DPRD Soppeng Andi Wadeng kepada Seputar Indonesia (SI) baru-baru ini.

Menurut legislator PDK dua periode ini bahwa hal itu merupakan tugas Badan Ketahanan Pangan untuk menjaga agar masalah tersebut tidak berlarut-larut, mengingat sebagian besar warga di Kabupaten Soppeng menggantungkan hidupnya pada bidang pertanian.

Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP3KP) Soppeng AM Syahrir tidak menyangkali hal itu. Menurut dia, anjloknya harga gabah petani tidak terlepas dari pengaruh alam yang tidak mendukung karena saat petani panen, musim hujan terjadi.

“Akibatnya, kadar air gabah hasil panen cukup tinggi hingga berkisar antara 30–40%, bahkan mungkin di atasnya lagi. Karena itu,pengumpul atau pedagang hanya sanggup membeli gabah petani tersebut dengan harga Rp1.500/kg,”ujarnya.

Bahkan, dari hasil pemantauan yang dilakukan di Kampung Lopille, Kecamatan Ganra, ditemukan harga gabah turun hingga Rp1.000/kg. Itu karena kadar air gabah petani tersebut tidak hanya tinggi, tapi juga sudah tumbuh akibat terkena air hujan.

Dia menambahkan, berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No 7/2009, harga pembelian pemerintah yang ditetapkan mencapai Rp 2.640/kg. Harga tersebut naik dibanding HPP 2008 yang hanya Rp 2.400 per kg.

“Namun, HPP itu hanya berlaku terhadap gabah yang memenuhi standar yang telah ditetapkan, yakni gabah mengandung air 25%, dengan kadar kotoran 10%.Tapi, hal itu tampaknya sulit dipenuhi petani.Apalagi kondisi cuaca pada musim hujan saat ini,”tuturnya.

Dia menjelaskan, HPP berdasarkan Inpres No 7/2009 disebutkan bahwa gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Rp2.640, GKP di penggilingan Rp2.685, GKG di penggilingan Rp3.330, GKG di gudang Bulog Rp3.345. Sementara HPP beras di gudang Bulog Rp5.060.

Dia juga mengungkapkan, untuk mengantisipasi keluhan masyarakat tersebut, pihaknya telah berencana melakukan pengadaan alat pengering gabah, tapi terbatasnya anggaran sehingga hal itu belum dilakukan. (abdullah nicolha)

No comments: