Sunday, January 18, 2009

Basarnas Tambah Waktu Pencarian Tiga Hari

Sunday, 18 January 2009

PAREPARE(SINDO) – Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) memutuskan melanjutkan pencarian korban tragedi KM Teratai Prima selama tiga hari kedepan.

Fokus pencarian akan dilakukan di daerah pesisir Selatan. Keputusan tersebut disampaikan oleh SAR Mission Coordinator (SMC) Kolonel Laut (P) Jaka Santosa tadi malam. ”Setelah melakukan koordinasi dengan Danlatamal VI Makassar,maka diputuskan untuk menambah tiga hari lagi. Hal itu berdasar pada permintaan keluarga korban. Mudah-mudahan dalam tiga hari ini,kita dapat bekerja maksimal dan menemukan korban,”jelas Jaka di hadapan keluarga korban di Kantor Adpel Parepare,tadi malam.

Keputusan tersebut bertolak belakang dengan telegram yang diterima posko penanganan korban KM Teratai Prima, yang dikirimkan oleh Basarnas.Jaka mengatakan,pada pukul 17.30 Wita kemarin, posko menerima telegram yang ditandatangani oleh Dir Opslat Basarnas Kolonel (PSK) Teddy Sutedjo. Dalam telegram tersebut, Tim SAR diperintahkan untuk menghentikan operasi tersebut karena hasil pencarian sangat minim.

Pencarian selanjutnya,kata Asisten Intel Lantamal VI Makassar itu,Tim SAR akan
digiatkan untuk melakukan pencarian di pesisir selatan. Lokasi yang dimaksud tersebut adalah Pinrang, Parepare, Barru, hingga Pangkep. Langkah tersebut diambil berdasarkan adanya sejumlah korban yang ditemukan di pesisir pantai itu dalam tiga hari terakhir. Jaka meminta partisipasi warga dan semua pihak, agar membantu Tim SAR melakukan pencarian korban KM Teratai Prima.

Satu tambahan armada akan dikerahkan, KRI Pulau Rupat yang mempunyai sound and detection ranging (sonar). Hingga tadi malam, kapal tersebut tengah merapat di dermaga Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. Kemarin, pencarian dilakukan dengan menurunkan 11 armada kapal dari TNI AL, Polri, Adpel, SAR Politani Pangkep.Pencarian juga dilakukan dari udara, namun hingga pencarian dihentikan, tidak ditemukan korban. Tim SAR Politani Pangkep hanya menemukan lima pelampung KM Teratai (3 tertulis KM Teratai Samarinda), air mineral, dan dua buah lifecraft di Perairan Pangkep.

Hingga hari ketujuh pasca tenggelamnya KM Teratai di Perairan Rorobatu,Kecamatan Sendana,Kabupaten Majene, Sulbar,Minggu (11/1) dini hari, total korban yang ditemukan sebanyak 44 orang.36 diantaranya ditemukan selamatsedangkandelapantewas. Di Majene, kemarin,TNI AL mengerahkan sedikitnya 11 perahu nelayan setempat untuk melakukan penyisiran di Perairan Teluk Mandar dan sekitarnya.

”Kami kerahkan beberapa tim untuk melakukan penyisiran di wilayah tersebut dengan menggunakan perahu nelayan, diantaranya dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut,Polres,pemerintah setempat,warga, dan beberapa kerabat korban yang masih menetap di Majene,” kata Lettu Laut Marlion di Majene,kemarin. Dalam upaya pencarian tersebut, Pemerintah Kabupaten Majene juga berpartisipasi dengan membiayai Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk perahu nelayan tersebut yakni sebanyak 30 liter solar untuk satu buah perahu.

”Jadi, dalam pencarian tersebut pihak pemerintah Kabupaten Majene memberikan bantuan berupa BBM jenis solar sebanyak 30 liter bagi setiap perahu,”kata Staf Syahbandar Majene Ilham Rachman.

Identifikasi

Terpisah, Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sulselbar, berhasil mengidentifikasi mayat perempuan dengan nomor register 00002, kemarin.Mayat tersebut diketahui bernama Saidah, 35, asal Makassar, yang ditemukan di Perairan Majene Sulbar pada Selasa 13 Januari lalu.

Anggota Tim DVI Mabes PolriAKBPAgung Wijaya menyebutkan, mayat tersebut berhasil diidentifikasi berdasarkan data primer, berupa susunan gigi yang dicocokkan dari keterangan keluarga korban. Selain itu, pakaian yang dikenakan korban berupa daster berwarna orange, juga dikenali oleh keluarga korban. Sebelumnya, satu mayat berhasil dikenali keluarga korban atas nama HM Tono.

Pengungkapan identitas Tono yang kini sudah diambil oleh keluarganya berdasarkan ciri-ciri fisik dan pakaian korban. Yang paling menguatkan adalah ditemukannya surat di kantung celana suami H Muna ini. Hingga kemarin,baru dua mayat yang berhasil diidentifikasi dari delapan korban meninggal. Selanjutnya, korban yang belum bisa diidentifikasi akan dikebumikan secara massal di Parepare. Pemkot Parepare telah menyiapkan kuburan massal di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bilalang,Kecamatan Bacukiki, Parepare.

Kepala Dinas Pengerjaan Umum (PU) Parepare Imran Ramli mengatakan, lubang kuburan itu telah digali sejak Kamis (15/01) lalu. Luas kuburan itu mencapai 10x2 meter. Hingga saat ini, Pemkot Parepare baru menggali satu lubang di TPU tersebut. ”Namun jika dibutuhkan, kami akan lakukan penggalian ulang.Pengadaan kuburan tersebut berdasarkan instruksi dari Wali Kota Parepare, yang memang diperintahkan Gubernur Sulsel untuk menyiapkankuburan,jikaada korban yang tidak dijemput keluarganya,”papar Imran.

Kadis PU Parepare ini menuturkan, model kuburan tersebut, dibuat sebagai kuburan massal. Namun belum diketahui berapa mayat yang akan ditempatkan dalam satu lubang. Berdasarkan pantauan SINDO,lubang yang dibuat memanjang itu, kemungkinan akan memuat hingga sepuluh mayat. Selain menyiapkan lahan perkuburan, pihak Pemkot Parepare juga menyediakan kain kafan untuk korban yang rencananya akan dimakamkan hari ini. (m syahlan/ abdullah nicolha).

No comments: